DISUSUN OLEH
A. Definisi
Ashma adalah peradangan di saluran nafas yang mengakibatkan peningkatan
responsive saluran nafas terhadap berbagaii stimulus yang dapat menyebabkan
penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan gejala sesak nafas yangg reversible.
Ashma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya variasi yang luas
selama periode waktu yang pendek dalam hal resistensi terhadap aliran udara dalam
saluran napas intrapulmonat (John Ress, Petunjuk Penting Asma : 1998).
B. Etiologi
Penyempitan saluran pernapasan (bronkus dan broniolus) diikuti pembengkakan
saluran bertambah banyaknya sekret paru-paru. Hal ini menyumbat saluran udara ke paru-
partu. Perubahan ini disebabkan oleh :
- Alergen, seperti serbuk bunga, debu, jamur, dan beberapa makanan.
- Infeksi paru seperti bronkitis
- pencemaranL iritasi udara seperti: asap rokok dan bau-bauan
- latihan dan olahraga: renang
Graffith, Winter, 1994:156 dan Ress Jhon, 1998:14)
C. Patofisiologi
Faktor penyebab
Autodigesti nyeri
Enzim masuk ke abdomen nekrosis jar pankreas kalsium masuk ke jar pankreas
D. Manifestasi Klinis
1. Dada sesak dan susah bernapas
2. Terdengar suara (ronki) sewaktu mengeluarkan napas.
3. Batuk terutama pada malam hari.
4. Napas pendek dan sering lebih nyaman jika duduk.
5. Kesukaran bernapas, otot pada leher menegang.
6. Dada membesar
- Kulit kebiru-biruan
- Kelelahan
- Napas berbunyi
- Tidak dapat berbicara
- Perubahan kejiwaan, termasuk gelisah dan kebingungan
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah leukosit meningkat pada infeksi
2. Analisa gas darah (kasus berat): pada awalnya pH meningkat, P-CO 2 dan PaO2 turun
(alkalosis respirateri ringan akibat hiper ventilasi), kemudian terjadi penurunan PaO 2,
peningkatan PaCO2 (asidosis respiratoris)
3. Eosinofil meningkat dalam darah, sputum
4. Poto thorax meningkatkan infeksi
5. Epifungsi paru, volume tidal menurun, kapasitas vital menurun.
F. Penatalaksanaan
Terapi awal yaitu :
1. Oksigen 4 – 6 liter/menit
2. Agonis B2 (saibotamol 5 mg, atau peneteral 2,5 mg atau berbutalin 10 mg) inhalasi
regulasi dan pemberiannya dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam pemberian
antagonis B2 dapat secara dubkutan atau IV dengan dosisi salbutamol 0,25 mg atau
ferbutalin 0,25 mg dalam larutan 0,5% dan diberikan perlahan.
3. Aminofilin dalu 10 5-6 mg/kg. Jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam
sebelumnya maka cukup diberikan dalam setengah dosis.
4. Kortiko steroid hidrokortison 100 – 200 mg IV jika tidak ada respon segera atau
pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan dosis
Respon terhadap terapi awal baik, jika didapatkan keadaan berikut :
1. Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan.
2. Pemeriksaan fisik normal
3. Arus puncak expirasi (APE) > 70%, jika respon tidak ada atau tidak baik terhadap
terapi awal maka pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit.
Terapi asma kronik adalah sebagai berikut :
1. Asma ringan : agonis B2 inhalasi nila perlu atau agonis B2 oral sebelum exercise atau
terpapar alergen.
2. Asma sedang: Anti inflamasi setiap hari dan agonis B2 inhalasi bila perlu
3. Asma berat : Steroid inhalasi setiap hari teofilin slow release atau agonis B 2 long
acting steroid oral selang sehari atau dosis tunggal harian dan ogonis B2 inhalasi
sesuai kebutuhan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Inefektifnya kebersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Gangguan pemenuhan O2 berhubungan dengan obstruksi jalan napas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan kebutuhan tubuh
4. Resiko fungsi infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronik
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kondisi
dan tindakan.
Intervensi Rasionalisasi
- Kaji status nutrisi klien, - Diharapkan dapat menetapkan derajat
turgor kulit, integritas mukosa oral, masalah untuk menentukan tindakan yang
kemampuan menelan akan dilakukan
- Beri makanan kesukaan klien - Diharapkan dapat mempertahankan
( sesuai indikasi ) asupan gizi
- Pantau intake dan output - Berguna dalam mengukur keefektifan
nmakanan dan timbang BB secara asupan gizi dan cairan
periodik
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan
efektif paru, atelektasis
Tujuan : gangguan pertukaran gas tidak terjadi
Kriteria hasil : - klien tidak menunjukan gejala distress pernafasan
- menunjukan perbaikan ventilasidan kadar O² jaringan adekuat
dengan gas darah
Intervensi Rasionalisasi
- Kaji dispnea, takipnea, bunyi - Diharapkan berguna dalam evaluasi
nafas, peningkatan upaya derajat distress pernafasan atau kronisnya
penafasan proses penyakit
- Tingkatkan tirah baring dan - Menurunkan konsumsi O2 selama
batasi aktivitas penurunan pernafasan dan menurunkan
- Beri O2 sesuai kebutuhan beratnya gejala
- Dapat mencegah buruknya hipoksemia
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penyakitnya dan
tindakan yang akan dilakukan
Tujuan : klien memahami tentang penyakitnya dan tindakan yang akan
dilakukan
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan
Intervensi Rasionalisasi
- Jelaskan proses penyakit - Menurunkan ansietas dan dapat
klien, dorong klien atau orang menimbulkan perbaikan partisipasi pada
terdekat untuk menanyakan rencana pengobatan
pertanyaan - Dapat menunjukan pengaktifan ulang
- Ajarkan klien untuk proses penyakit dan efek obat
mengidentifikasi gejala atau tanda
penykitnya - Meningkatkan partisipasi klien dalam
- Jelaskan tentang dosis obat, proses pengobatan
frekuensi pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ke-3 Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapilis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “D”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ASMA BRONCIALE
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT TK II AK GANI
PALEMBANG
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny “D”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sumatra
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kapten Robani Kadir Palembang
Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Tgl. MRS : 18-12-2012 jam 23.30 WIB
Tgl. Pengkajian : 19-12-2012 jam 11.00 WIB
No. Med. Rec : 10 72 82
2 Eliminasi
- BAB 1 x sehari dengan konsistensi Belum BAB (1 hari di RS)
padat
5 Personal hygiene
- Mandi - 2 x/hari - Klien hanya dilap
- Gosok gigi - 2 x/hari saja
- Tidak pernah
- Ganti pakaian - 2 x/hari hanya kumur-kumut saja
- 1 x/hari
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 98 x/menit
Suhu : 360 C
RR : 30 x/menit
b. Keadaan Khusus
1. Kepala
Bentuk : Simetris
Warna rambut : Hitam
Kebersihan : Cukup
2. Mata
Bentuk : Simetris
Konjungtiva : Anemis
Pupil : Isokor
Sklera : Anikterik
Penglihatan : Baik, tanpa alat bantu
3. Hidung
Bentuk : Simetris
Penciuman : Dapat membedakan bau
Penyumbatan : Tidak ada
4. Mulut
Bibir : Kering
Gigi : Tidak ada caries
Lidah : Tidak kotor
5. Dada
Bentuk : Simetris
Frekuensi pernafasan : 21 x/menit
Sesak nafas : Ada
Nyeri dada : Ada
Suara nafas : Wheezing
Batuk : Ada
Sputum : Ada
6. Abdomen
Bentuk : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada
Bising usus : 12 x/menit
Hati : Tidak teraba
7. Ekstremitas
Atas : Terbatas karena terpasang infus
Bawah : Pergerakan normal
5. Data Penunjang
Laboratorium
SGOT : 8,7 u/l
SGPT : 2 u/l
Hb : 12 gr%
Ureum : 49 mg%
Creatinin : 1,8 mg%
6. Therapy
- IVFD RL G++ 20 x/menit
- Aminophilion 1 amp
- Nefedrin
- Amoxilin 3 x 500 mg
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Data subjektif Bronkos spasme Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Klien mengatakan susah
PeT sekresi mukus
bernapas
Data objektif Obstruksi jalan napas
- Sesak napas (+) Ketidakefektifan bersihan
- RR 30 x/menit jalan nafas
- Wheezing (+)
- Ronchil basah
- O2 terpasang
Bronkus spasme
2 Data subjektif Gangguan
- Klien mengatakan PeT sekresi mukos
pemenuhan nutrisi
tidak nafsu makan Obstruksi jalan napas
Data objektif
Sesak napas
- KU Lemah
- Klien tamapk Mual, muntah
tidak nafsu makan
Anoreksia
- Porsi makanan
tidak dihabiskan Gangguan pemenuhan
nutrisi
Resti gangguan
3 Bronkos spasme
Data subjektif pertukaran gas
- Klien mengeluh PeT sekresi mukus
banyak berkeringat Obstruksi jalan napas
Data objektif
Resti gangguan pertukaran
- K/U pat lemah gas
- RR 30 x/menit
- Wheezing
- O2 Terpasang
Kurangnya pengetahuan
4 Data subjektif : Ansietas
klien tentang penyakitnya
- klien mengatakan cemas
Kurang informasi
dengan penyakitnya
- Klien mengatakan sering Gelisah
gugup
Ansietas
Data objektif :
-klien tampak cemas
-klien tampak gugup
-klien tampak sering
bertanya-tanya
Prioritas Masalah
1. Inefektif bersihan jalan nafas
2. Gangguan pemenuhan nutrisi
3. Resti gangguan pertukaran gas
4. Ansietas
Diagnosa Keperawatan
1. Inefektif bersihan jalan nafas
2. Gangguan pemenuhan nutrisi
3. Resti gangguan pertukaran gas
4. Ansietas
ASUHAN KEPERAWATAN
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Ketidakefektifan Tujuan jangka Kaji fungsi Diharapkan dapat 20-12-12 21-12-12
bersihan jalan nafas panjang: pernafasan mengetahui jika Jam 09.00 Jam 09.00
berhubungan dengan - Bersiha ( bunyi, irama, terjadi atelektasis, S : Klien
sekresi mukus yang n jalan nafas kecepatan, penurunan bunyi mengkaji fungsi mengatakan
kental kembali efektif kedalaman dll ) nafas pernafasan sesak nafas
Data subjektif: ( bunyi, irama, berkurang
- Klien Tujuan jangka Kaji kemampuan Dapat mengetahui kecepatan, O : RR 20 x/menit
mengatakan susah pendek: mengeluarkan jika terdapat darah kedalaman dll ) Wheezing
bernapas - Klien sekret dalam sekret berarti berkurang
- Klien dapat melakukan terjadi kerusakan mengkaji A : Masalah
mengatakan capek batuk efektif paru kemampuan teratasi
Data objektif - Respiras mengeluarkan sebagian
- Sesak (+) i klien normal Atur posisi klien Diharapkan dapat sekret P : Intervensi
- Gelisah tanpa meningkatkan dilanjutkan
- KU lemah menggunakan ekspasi paru dan mengatur posisi
- RR 24 otot bantu menurunkan upaya klien
x/menit pernafasan nafas
- Wheezing - Bunyi mempertahankan
(+) nafas normal Pertahankan Diharapkan dapat asupan cairan
- O2 terpasang asupan cairan mengencerkan kurang lebih
- Ronchi kurang lebih dahak/sekret dan 2500ml/hari
basah 2500ml/hari melancarkan jalan
- Penggunaan nafas membersihkan
otot bantu pernafasan sekret di mulut
dan trakea, bila
Bersihkan sekret Diharapkan dapat perlu lakukan
di mulut dan mencegah obstruksi suction
trakea, bila perlu dan aspirasi
lakukan suction memberi
bronkodilator
Beri Diharapkan dapat
bronkodilator meningkatkan
diameter
trakeabronkhial
2 Gangguan pemenuhan Tujuan jangka Kaji status Diharapkan dapat 20-12-12 21-12-12
nutrisi b/d keletihan, panjang: nutrisi klien, menetapkan derajat Jam 10.00 Jam 10.00
anoreksia - Intake turgor kulit, masalah untuk
Data subjektif: nutrisi klien integritas menentukan mengkaji status S : Klien
- Klien terpenuhi mukosa oral dan tindakan yang akan nutrisi klien, mengatakan
mengatakan tidak kemampuan dilakukan turgor kulit, mau makan
nafsu makan Tujuan jangka menelan integritas mukosa walaupun porsi
Data objektif pendek oral dan makanan tidak
- KU lemah - Klien Beri makanan Diharapkan dapat kemampuan dihabiskan
- Klien dapat kesukaan klien mempertahankan menelan O : klien tampak
tampak tidak nafsu mempertahankan ( sesuai asupan gizi makan dan
makan status gizinya indikasi ) memberi kan menghabiskan
- Porsi makan - Pernyat Berguna dalam makanan setengah dari
tidak dihabiskan aan memotivasi Pantau intake mengukur kesukaan klien porsi yang
klien untuk dan output keefektifan asupan ( sesuai indikasi ) diberikan
memenuhi nmakanan dan gizi dan cairan A : Masalah
keebutuhan timbang BB memantau intake teratasi
nutrisinya secara periodik dan output sebagian
Menurunkan iritasi nmakanan dan P : Intervensi
Beri makanan cairan lambung timbang BB dilanjutkan
dalam porsi kecil secara periodik
tapi sering
memberi
Dirahapkan dapat makanan dalam
Kolaborasi merencanakan diet porsi kecil tapi
dengan tim gizi dengan gizi yang sering
tepat
melakukan
kolaborasi dengan
tim gizi
21-12-12
3 - Diharapkan dapat 20-12-12 Jam 12.00
- kaji dispnea, menetapkan derajat Jam 12.00
Resiko tinggi gangguan takipnea, bunyi masalah untuk -mengkaji S :
Klien
petukaran gas b/d Tujuan jangka nafas, menentukan dispnea, takipnea,
mengatakan
penurunan jaringan panjang : peningkatan tindakan yang akan bunyi nafas,
sesak nafas
efektif paru Gangguan upaya pernafasan dilakukan peningkatan berkurang
Data subjektif : pertukaran gas upaya pernafasan O :
klien tampak
- klien mangeluh susah tidak terjadi - Diharapkan tenang,
bernafas - Tingkatkan dapat wheezing
Data objektif : Tujuan jangka tirah baring dan mempertahankan - meningkatkan hilang
- sesak nafas pendek : batasi aktivitas asupan gizi tirah baring dan A : Masalah
- RR : 30 x menit - klien menunjukan batasi aktivitas teratasi
- wheezing tidak ada gejala - Beri O2 sesuai - Berguna sebagian
- O2 terpasang distress pernafasan kebutuhan dalam mengukur - memberikan O2 P : Intervensi
- klien menunjukan keefektifan asupan sesuai kebutuhan dilanjutkan
perbaikan ventilasi gizi dan cairan
Dan kadar O2
jaringan adekuat
dengan gas gas 21-12-12
4 darah 20-12-12 Jam 12.00
- Jelaskan - Menurunkan Jam 13.00
Ansietas b/d kurangnya proses ansietas dan dapat S : Klien
pengetahuan tentang Tujuan jangka penyakit klien, menimbulkan - menjelask mengatakan
penyakitnya panjang : dorong klien perbaikan an proses sudah paham
Data subjektif : Klien memahami atau orang partisipasi pada penyakit klien, dengan
- Klien mengatakan tentang terdekat untuk rencana dorong klien penyakitnya
cemas denga penyakitnaya dan menanyakan pengobatan atau orang dan tindakan
penyakitnya memahami pertanyaan terdekat untuk yang akan
- Klien mengatakan tindakan yang akan - Dapat menanyakan dilakukan
sering gugup dilakukan - Ajarkan menunjukan pertanyaan O: klien tampak
Data objektif : Tujuan jangka klien untuk pengaktifan ulang tenang dan
-klien tampak cemas pendek : mengidentifika proses penyakit - mengajark dapat
-klien tampak gugup -menyatakan si gejala atau dan efek obat an klien untuk melakukan
-klien tampak sering pemahaman tanda mengidentifikas teknik nafas
bertanya-tanya kondisi / proses penykitnya i gejala atau dalam
penyakit dan - Meningkatkan tanda A : Masalah
tindakan - Jelaskan partisipasi klien penykitnya teratasi
tentang dosis dalam proses P : Intervensi
obat, frekuensi pengobatan - menjelask dihentikan
pemberian obat an tentang dosis
obat, frekuensi
pemberian obat