PERLAKUAN PANAS
2.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tujuan dari Heat Treatment
2. Menjelaskan jenis-jenis Heat Treatmentent
3. Mengetahui prosedur dari proses Heat Treatment
4. Mampu melakukan dengan baik proses Heat Treatment
5. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan
6. Mengetahui perbedaan dari masing-masing pendinginan
Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan,
tetapi juga tergantung pada struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi
kimia yang sama dapat memiliki struktur mikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya
akan berbeda. Struktur mikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami,
terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan.
Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan
dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam
keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses
laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan
sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat,
baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Secara umum perlakukan panas (heat treatment) diklasifikasikan dalam 2
jenis :
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)
Tujuan dari perlakuan panas near equilibrium adalah untuk :
a. Melunakkan struktur kristal
b. Menghaluskan butir
6
BAB II PERLAKUAN PANAS Kelompok 5
Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada proses pendinginan
perubahan – perubahan pada struktur kristal dan struktur mikro sangat bergantung
pada komposisi kimia. Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur
mikro dinamakan Sementit Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling kanan).
Sifat cementitte : sangat keras dan sangat getas. Pada sisi kiri diagram dimana pada
kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu kamar terbentuk struktur mikro
ferit. Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah
Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid. Pada baja
dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid, struktur mikro
yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit. Pada baja dengan
kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur mikro yang terbentuk
adalah campuran antara perlit dan sementit. Pada saat pendinginan dari suhu leleh
baja dengan kadar karbon rendah, akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu
menjadi struktur mikro Austenit. Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi,
suhu leleh turun dengan naiknya kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh
menjadi Austenit. Penekanan terletak pada struktur mikro, garis-garis dan
Kandungan Carbon.
Kandungan Carbon
0,008%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature
kamar
0,025%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723
Derajat Celcius
1. 0,83%C = Titik Eutectoid
2. 2%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada temperature 1130
Derajat Celcius
3. 4,3%C = Titik Eutectic
4. 0,1%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493
Derajat Celcius
Garis-garis
1. Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan
(pembekuan).
2. Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan).
3. Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat dengan fasa
padat atau solid solution dengan solid solution.
4. Garis Acm = Garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite)
5. Garis A3 = Garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi
autenite (Gamma) pada pemanasan.
6. Garis A1 = Garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite
menjadi Ferrit pada pendinginan.
7. Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada
cementid.
8. Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada
Ferrite.
Struktur Mikro
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur
kristalnya BCC ( Body Center Cubic ) dan pada temperature kamar
mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
2. Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur
kristalnya FCC (Face Center Cubic).
3. Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya
Orthohombic.
4. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang
dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon
4,3%C.
5. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang
dibentuk pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon
0,83%C.
Secara umum heat treatment dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat
disebut dengan annealing.
Annealing
Annealing ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)
sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama
beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu
mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat.
Jenis Annealing itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda
kerja, temperature pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan
(cooling rate), dll.
2. Normalizing
Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus,
pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari hasil
anneal. Secara teknis prosesnya hampir sama dengan annealing, yakni biasanya
dilakukan dengan memanaskan logam sampai keatas temperature kritis (untuk baja
hypoeutectoid , 50 Derajat Celcius diatas garis A3 sedang untuk baja
hypereutectoid 50 Derajat Celcius diatas garis Acm). Kemudian dilanjutkan dengan
pendinginan pada udara. Pendinginan ini lebih cepat daripada pendinginan pada
annealing.
3. Spheroidizing
Merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan struktur carbida
berbentuk bulat (spheroid) pada matriks ferrite. Pada proses Spheroidizing ini akan
memperbaiki machinibility pada baja paduan kadar karbon tinggi. Secara sederhana
dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa baja hypereutectoid yang dianneal itu
mempunyai struktur yang terdiri dari pearlite yang “terbungkus” oleh jaringan
cemented. Adanya jaringan cemented (cemented network) ini meyebabkan baja
(hypereutectoid) ini mempunyai machinibility rendah. Untuk memperbaikinya
maka cemented network tersebut harus dihancurkan dengan proses spheroidizing.
Spheroidizing ini dilaksanakan dengan melakukan pemanasan sampai disekitar
temperature kritis A1 bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada
temperature tersebut dalam waktu yang lama (sekitar 24 jam) baru kemudian
didinginkan. Karena berada pada temperature yang tinggi dalam waktu yang lama
maka cemented yang tadinya berbentuk plat atau lempengan itu akan hancur
menjadi bola-bola kecil (sphere) yang disebut dengan spheroidite yang tersebar
dalam matriks ferrite.
4. Stress relief Annealing
Merupakan proses perlakuan panas untuk menghilangkan tegangan sisa
akibat proses sebelumnya. Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan karbon
dibawah 0,3% C itu tidak bisa dikeraskan dengan membuat struktur mikronya
berupa martensite. Nah, bagaimana caranya agar kekerasannya meningkat tetapi
struktur mikronya tidak martensite? Ya, dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin
(cold working) tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold working ini akan timbul
yang namanya tegangan dalam atau tegangan sisa dan untuk menghilangkan
tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing.
dengan pendinginan udara terbuka (seperti garis-b diagram diatas). Butiran yang
dihasilkan umumnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan penggilingan
kondisi panas (rolling).
3. Quenching : system pendinginan produk baja secara cepat dengan cara
penyemprotan air pada pencelupan serta perendaman produk yang masih panas
kedalam media air atau oli. Sistem pendinginan ini seperti garis-c diagram diatas.
Selain dari ketiga sistem heat treatment diatas ada juga heat treatment tahap
kedua pada rentang suhu dibawah austenit yang dinamakan Tempering. Pemanasan
ulang produk baja ini biasa dilakukan untuk produk yang sebelumnya di quenching.
Setelah di temper, maka diharapkan produk tersebut akan lebih ulet dan liat.
Pengamplasan
Kesimpulan
2.4.2 Bahan
1. Air : Secukupnya
2. Oli : Secukupnya
3. Baja AISI 1045 : 4 buah
4. Amplas 400 mesh : Secukupnya
Jenis
%C % Mn % Si % Mo %P %S
Material
Baja
0,40- 0,60- 0,10- 0,04 0,05
AISI 0,025
0,45 0,90 0,30 max max
1045
(c) quenching
1. Annealing (A)
2P 2x250
D1= =
πD ( D-√D2 -d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,45²
500
= 3,373
= 148,23 HB
2P 2x250
D2= =
πD ( D-√D2-d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,30²
= 185,20 HB
2P 2x250
D3= =
πD ( D-√D2-d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,10²
= 259,97 HB
2. Normalizing (N)
2P 2x250
D1= =
πD ( D-√D2 -d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,0²
= 217,92 BHN
2P 2x250
D2= =
πD ( D-√D2-d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,35²
= 171,49 BHN
2P 2x250
D3= =
πD ( D-√D2-d² 3,14 . 5 ( 5-√52 -1,0²
= 217,92 BHN
3. Quenching Oli
T1 = 39
( 8,570 x 39 ) + 27,6
= 361,83 HB
T2 = 35
( 8,570 x 35 ) + 27,6
= 327,55 HB
T3 = 52,5
= 348,97 HB
4. Quenching Air
T1 = 54,5 HRC
= 553,56 HB
T2 = 53,5
= 536,05 HB
T3 = 52,5
= 518,53 HB
= 197,8 BHN
= 202,44 BHN
= 346,11 BHN
= 536,04 BHN
300
250
200
BHN 150
259.97
100 185.2
148.23
50
0
1 2 3
Percobaan
250
200
BHN 150
100 217.49 217.92
171.49
50
0
1 2 3
Percobaan
370
360
350
340
BHN 361.83
330 348.97
320 327.55
310
1 2 3
Percobaan
560
550
540
530
BHN 553.56
520
536.05
510 518.53
500
1 2 3
Percobaan
600
500
400
BHN 300
536.04
200
346.11
100 197.8 202.44
0
1 2 3 4
Keterangan
1. Annealing
2. Normalizing
3. Quenching Oli
4. Quenching Air
unsur paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time dari berbagai jenis
baja:
1. Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah Yang mengandung
karbida yang mudah larut, diperlukan holding time yang singkat, 5 - 15 menit
setelah mencapai temperatur pemanasannya dianggap sudah memadai.
2. Baja Konstruksi dari Baja Paduan Menengah Dianjurkan menggunakan holding
time 15 -25 menit, tidak tergantung ukuran benda kerja.
3. Low Alloy Tool Steel memerlukan holding time yang tepat, agar kekerasan yang
diinginkan dapat tercapai. Dianjurkan menggunakan 0,5 menit per milimeter tebal
benda, atau 10 sampai 30 menit.
4. High Alloy Chrome Steel membutuhkan holding time yang paling panjang di
antara semua baja perkakas, juga tergantung pada temperatur pemanasannya. Juga
diperlukan kombinasi temperatur dan holding time yang tepat. Biasanya dianjurkan
menggunakan 0,5 menit permilimeter tebal benda dengan minimum 10 menit,
maksimum 1 jam.
5. Hot-Work Tool Steel mengandung karbida yang sulit larut, baru akan larut pada
10000 C. Pada temperatur ini kemungkinan terjadinya pertumbuhan butir sangat
besar, karena itu holding time harus dibatasi, 15-30 menit. High Speed Steel
memerlukan temperatur pemanasan yang sangat tinggi, 1200-13000C.Untuk
mencegah terjadinya pertumbuhan butir holding time diambil hanya beberapa menit
saja.Misalkan kita ambil waktu holding adalah selama 15 menit pada suhu 8500.
Setelah itu, baja dilakukan pendinginan cepat yaitu quenching oli dan
quenching air, juga dilakukan pendinginan lambat dengan annealing dan
normalizing.
Annealing adalah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Tahapan dari proses Annealing ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)
sampai temperature tertentu, menahan pada temperatur tertentu tadi selama
beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu
mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat.
Jenis annealing itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja,
2.7 Kesimpulan
1. Proses perlakuan panas diantaranya annealing, normalizing, dan
quenching.
2. Media quenching akan mempengaruhi nilai kekerasan dari suatu baja yang
dilakukan pemanasan.
3. Holding time bertujuan untuk menyeragamkan temperatur pada permukaan
baja.
4. Didapatkan nilai kekerasan secara berurut dari annealing, normalizing,
quenching air dan oli adalah 197,8 BHN ; 202,44 BHN ; 346,11 BHN ;
536,04 BHN.
5. Prinsip dari perlakuan panas adalah proses pemanasan dengan laju
pemanasan tertentu hingga mencapai temperatur tertentu lalu dilakukan
holding time selama beberapa waktu dan dilakukan pendinginan dengan
laju pendingin tertentu pula.