Rangkuman PKN Kelas X Semester 1
Rangkuman PKN Kelas X Semester 1
I. Lembaga-Lembaga Negara
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengalaman belajar cooperative dan discovery learning peserta didik dapat
: Menghormati pemimpin negara sebagai orang yang direstui Allah dalam Tugasnya.
Mendukung bentuk pemerintahan yang demokratis sesuai dengan asas demokrasi
Pancasila. Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara, dan mengkomunikasikan hasil analisis terkait dengan pengambilan
keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan negara.
B. Materi Pembelajaran
3. Tugas Menteri
1. Menyelenggarakan perumusan, menetapkan dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya.
2. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan kementrian.
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya.
4. Jenis menteri
1. Urusan pemerintah yang nomenklatur (disebut secara tegas dalam UUD 1945): Urusan
luar negeri, dalam negeri dan pertahanan.
2. Urusan pemerintah yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945 : agama,
hukum, keuangan, HAM, Pendidikan, kebudayaan, kesehatan, Tenagakerjaan, industry,
perdagangan, pertambangann energy, perhubungan, pertanian, kelauatan, Desa, agrarian
dan tata ruang,
Kementrian Koordinator
Lembaga non- Kementrian :BNN, BIN, BKKBN, BMKG, Basarnas, Bulog, Lemhanas, dll
LAMPIRAN
Pertanyaan kuize :
Tugas 1. Struktur Kekuasaan Negara Republik Indonesia setelah amandemen UUD 1945
Horisontal : lembaga-lembaga yang kedudukannya sama dan sejajar. Berlaku garis koordinasi, pengawasan
dan konsultatif (1,2,3, 4 lalu 6, 8, 9)
Vertikal : Lembaga-lemabga negara yang berlaku garis komando, tanggung jawab, pemberi tugas dan yang
menjalankan, mengangkat atau memberhentikan. ( 3,5,6,7)
Indonesia adalah negara kepulauan (Pasal 25A UUD Negara tahun 1945)
Nusantara berarti kesatuan negara Indonesia terdiri dari perairan dan gugusan pulau-pulau (Archipelagic
state) Kesatuan itu meliputi : 1) Kesatuan politik; 2) Kesatuan hukum, 3) kesatuan sosial; 4) kesatuan
pertahanan dan keamanan. Ini ditetapkan dalam deklasi Juanda dan diakui secara internasional tahun
1982 dalam United Nation Convention on the Law of the Sea – UNCLOS) sehingga kita mendapat
tambahan luas wilayah lautan 2 juta km².
Di dalam Zona Ekonomi Eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah
permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas
2. Asas kewarganegaraan.
a. Ius Soli (hukum kelahiran) : kewarganegaraan berdasarkan daerah atau negara tempt di
mana dia dilahirkan. Misalnya, orang tua Indonesia, anak lahir di Amerika. Maka anak memiliki
kewarganegeraan Amerika. Negara yang menganutnya : Amerika, Inggris dan Mesir.
b. Ius Sanguinis : Kewarganegaraan diberikan kepada anak mengikuti kewarganegaraan
orang tuanya. Misalnya, seorang anak lahir dari pasangan keluarga warga negara Indonesia
di China. Anak tersebut adalah warga negara Indonesia. Negara penganut : china.
Karena dua asas ini ada orang yang apatride dan bipatride.
3. Dua prinsip memperoleh kewargaan :
a. Stelsel Aktif : orang yang akan mendapat kewargaan harus melakukan tindakan hukum
tertentu secara aktif. Jadi dia sendiri yang memilih secara aktif.
b. Stelsel pasif : dengan sendirinya orang yang berada dalam suatu wilayah negara menjadi
warga negara, kecuali bila dia memilih untuk menolak kewargaan (repudiasi)
4. Pokok-pokok Kewarganegaraan.
Status Warga Negara berdasarkan UU:
1. 18 Agustus 1945 (UUD 1945 pasal 26
Yang menjadi WNI adalah orang asli Indonesia atau orang-orang lain yang disahkan UU
menjadi WNI.
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Misalnya dengan cara-cara berikut :
Sistem politik:
a. David Easton, menyatakan bahwa sistem politik merupakan seperangkat interaksi yang
diabstraksi dari seluruh perilaku sosial, melalui nilai-nilai yang dialokasikan secara otoritatif
kepada masyarakat.
b. Robert A. Dahl menyimpulkan bahwa sistem politik mencakup dua hal yaitu pola yang tetap
dari hubungan antarmanusia, kemudian melibatkan seseuatu yang luas tentang kekuasaan,
aturan dan kewenangan.
c. Rusadi Kantaprawira, berpendapat bahwa sistem politik merupakan berbagai macam
kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit dan kesatuan
yang berupa negara atau masyarakat
Empat ciri khas dari sistem politik yang membedakan dengan sistem sosial yang lain.
Suprastruktur :
Suprastruktur adalah lembaga resmi atau formal suatu negara. Isinya adalah
pemerintahan. Maka Suprastruktur bisa dilukiskan sebagai suasana politik dalam
pemerintahan. Suprastruktur inilah yang menjadi Super-nya politik. Ini yang menjadi
rebutan dan hal yang mesti dipertahankan dalam politik.
4. Presiden/Wakil Presiden
a. UUD 2945 Pasal 10 : Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan
AU Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1).
b. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
c. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal
14 Ayat 1)
5. Mahkamah Agung
a. Menangani pengadilan di tingkat kasasi (naik banding)
b. Meneguhkan, membatalkan atau meninjau kembali keputusan yang telah berkekuatan
hokum.
6. Mahkamah Konstitusi
a. Menangani peradilan tingkat pertama dan terakhir perkara menyangkut UU/ UUD.
b. Menangani sengketa wewenang antara lembaga negara.
c. Menangani sengketa yang berhubungan dengan hasil pemilu
7. Komisi Yudisial
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung.
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
8. Lembaga eksaminatif : Bank sentral : Menjaga stabilitas mata uang rupiah.
9. Badan Pemeriksa Kekuangan : Mengawasi penggunaan keuangan negara
Infrasturuktur :
a. Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok Warga Negara
Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan
umum. Pendirian partai politik biasanya didorong adanya persamaan kepentingan,
persamaan cita-cita politik, dan persamaan keyakinan keagamaan.
c. Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang dengan cara tertentu berusaha
menekan atau memaksa pemerintah agar keputusan / kebijakan pemerintah / UU sesuai
dengan kehendak mereka. Misalnya : Demonstran, kelompok militan, yang melakukan aksi
mogok, konfoi, longmarch.
a. Media komunikasi politik, yaitu sarana atau alat komunikasi politik dalam proses
penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap
pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Misalnya : Koran, majalah, buletin, brosur,
tabloid dan sebagainya, sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, internet dan
sebagainya.
a. C. J. Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan- urusan daerah dan menyesuaikan
peraturan-peraturan yang sudah dibuat dengannya.
b. J. Wajong, otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan memajukan kepentingan khusus
daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri.
c. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 : otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi Daerah disebut juga Desentralisasi : yakni pemberian wewenang kepada daerah untuk
mengurus rumah tanggangya sendiri.
Dekonsentras : pemberian wewenang kepada kepala Daerah untuk mengatur dan mengurus daerah
pemerintahannya.
Devolusi : pemberian wewenang kepada lembaga / badan dalam masyarakat untuk mengurusi
hal tertentu dalam pembangunan daerahanya.
2. Tujuan pemberian otonomi : meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah
di daerah, terutama dalam aspek pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk
meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
3. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab: : pembangunan daerah harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Prinsip Kesatuan : Otonomi daerah adalah untuk menjamin persatuan dan kesatuan, bukan untuk
menciptakan disintergrasi /perpecahan.
5. Prinsip Keserasian : Semua daerah harus tetap mengikuti panduan dasar kebijakan dari
pemerintah pusat, harus tetap serasi dengan Pancasila dan UUD.
Maka gubernur atau Bupati, walau dipilih oleh rakyat haurs tunduk pada kebijakan Presiden yang
diwakili oleh Menteri Dalam Negeri.
6. Prinsip Penyebaran : Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi. Caranya
dengan memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif dalam membangun daerahnya.
1. Struktur pemerintahan makin luas dan besar (kompleks) sehingga koordinasi makin lemah.
2. Banyak aturan daerah yang tidak terkordinasi dengan baik dengan pusat, sehingga ada yang tidak
sesuai dengan aturan pusat atau UU
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah dapat lebih mudah
terganggu.
4. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan, artinya timbulnya paham
primodialisme – menonjolkan kedaerahanya sendiri.
5. Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh keseragaman dan
kesederhanaan. (jika pemimpinnya baik daerah itu bisa maju, jika buruk daerah itu bisa mundur).
Tugas Pemerintah Daerah
Keuangan Daerah
1. Tiap daerah berhak menyusun APBD, Anggaran Pembelanjaan Pemerintah Daerah, lalu diberikan
dana oleh pemerintah pusat mengikuti Undang-Undang yang mengatur Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
2. Kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta hak untuk mendapatkan
bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya.
3. Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber- sumber pendapatan lain yang sah serta
sumber-sumber pembiayaan.
1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD), yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
2. Dana Perimbangan yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
3. Pendapatan daerah lain yang sah : Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari
penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat setelah
memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan
modal pada suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan milik swasta. Pemerintah daerah
dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Cara Pertama, disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekonsentrasi (Dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari pemerintah pusat kepada Kepala
Pemerintah Daerah sebagai perwakilan pemerintah pusat.) Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi,
yakni segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah
daerah.