Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi seperti pada saat ini, telah banyak
terobosan baru dimunculkan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil dari
suatu produk dalam industri. Salah satu terobosan yang dimunculkan yaitu material
komposit dengan penguat serat (fiber). Material komposit adalah material yang
terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level
makroskopik yang membentuk komponen tunggal [Jones, 1999]. Bahan komposit
terdiri dari mateial pengikat (matriks) dan material penguat (filler). Material pengikat
umumnya menggunakan bahan utama plastik (polyester) dengan material penguat
menggunakan serat dari bahan yang kuat, kaku dan getas.

Komposit berpenguat serat alam dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang,


seperti bidang elektronik,kedokteran/medis, transportasi, biologi dan sebagainya.
Pemakaian komposit berpenguat serat alam sangat menguntungkan karena memiliki
harga yang murah, ringan, tahan korosi dan biodegradable. Penggunaan serat alam
dipicu oleh adanya regulasi tentang habis pakai (end of life) produk komponen
otomotif bagi negara Uni Eropa dan sebagian Asia. Bahkan sejak tahun 2006 negara-
negara Uni Eropa telah mendaur ulang 80% komponen otomotif. Di Asia, khususnya
di Jepang telah mendaur ulang 88% komponen otomotif. Hal ini tentu akan mampu
meningkatkan pemberdayaan sumber alam lokal yang dapat di perbaharui
[Jamasri,2008].

Serat alam dikelompokkan menjadi tiga yakni serat benih, serat kulit pohon dan
serat daun tergantung sumbernya [Saheb, 1999]. Beberapa contoh serat alam yang
umum digunakan adalah kapas, jerami, daun nenas, batang pisang, pandan dan
sebagainya. Serat panjang sangat umum digunakan sebagai penguat komposit karena

1
2

memiliki kekakuan dan kekuatan dibandingkan bahan yang sama dalam bentuk serat
pendek [Jones, 1999]. Salah satu serat panjang yang dapat dimanfaatkan sebagai
penguat adalah serat daun nenas.

Propinsi Riau merupakan salah satu daerah penghasil nenas terbanyak.


Berdasarkan hasil survei BPS (Badan Pusat Statistik) daerah Riau 2015
mempublikasikan nenas yang dihasilkan sebesar 74.388 ton. Jumlah daun nenas yang
didapat dari batang nenas adalah dua kali berat nenas yang dihasilkan. Dengan
banyaknya jumlah limbah daun nenas yang dihasilkan, diperlukan pemanfaatan lebih
lanjut untuk mengelola limbah daun nenas sehingga menghasilkan produk yang
bernilai jual seperti pemanfaatan limbah daun nenas sebagai penguat komposit.

1.2 Perumusan Masaalah

Studi tentang pembuatan komposit yang menggunakan serat nanas sebagai


penguat (filler) telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Delni S. & Astuti
(2014) telah melakukan penelitian tentang pembuatan komposit berbahan resin
polyester, serat daun nanas dan katalis MEKPO. Pada penelitian ini variabel tetap
adalah penambahan 1% katalis MEKPO terhadap resin, dengan variabel berubah
fraksi massa serat 0, 0,2, 0,4, dan 0,6 gram untuk kuat tekan dan fraksi massa serat
0, 0,5, 1, dan 1,5 gram untuk kuat tarik dengan orientasi massa serat searah dan acak.
Dari penelitian ini didapat kuat tekan maksimum 1768,13 N/cm2 pada penambahan
serat 0,2 gram dengan orientasi serat searah dan kuat tarik maksimum didapat 723,36
N/cm3 pada fraksi massa serat 1,5 gram dengan orientasi serat searah.

Astika, dkk. (2013) telah melakukan penelitian pembuatan komposit berbahan


resin poliester, serat kelapa dan katalis MEKPO. Pada penelitian ini variabel tetap
adalah penambahan 1% katalis MEKPO terhadap resin, dengan variabel berubah 5,
10, dan 15 cm untuk panjang serat dan variasi fraksi volume serat adalah 20, 25 dan
30% terhadap sifat mekanik komposit. Hasil penelitian ini didapat Uji Tarik
maksimum sebesar 4,3 GPa pada panjang serat 15 cm dan fraksi volume serat 30%,
3

Uji Lentur maksimum sebesar 8800 MPa pada panjang serat 15 cm dan fraksi volume
30% dan Uji Tekan maksimum 0,051 Nm/mm2 pada panjang serat 15 cm dengan
fraksi volume 30%.

Lesiana Yanuari Ningrum (2017) juga melakukan penelitian pembuatan


komposit dengan memanfaatkan daun nanas. Variasi yang dilakukan adalah fraksi
volume yaitu 25/75, 35/65, 45/55 dan variasi kadar air yaitu 5%, 8% dan 10%.
Komposit ini dibuat dengan menggunakan resin polyesther. Hasil tertinggi pada
pengujian kekuatan tarik adalah pada fraksi volume 75% dengan kadar air 10% yaitu
58,2990 Mpa sedangkan hasil kekuatan bending tertinggi juga terdapat pada fraksi
colume 75% dan kadar air 10% yaitu sebesar 149,5854 Mpa

1.3 Tujuan Penelitian

1. Sintesis komposit dengan filler serat alam daun nenas


2. Menentukan pengaruh variasi tebal komposit terhadap kuat tarik dan kut lentur
komposit yang dihasilkan
3. Menetukan pengaruh variasi persen berat serat terhadap kuat tarik dan kuat
lentur komposit yang dihasilkan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan nilai tambah daun nanas sebagai bahan alternatif untuk produksi
komposit.
2. Data-data yang dihasilkan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya dalam bidang yang sama.
1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat laboratory research. Data-data yang diperoleh


kemudian diteliti dalam skala laboratorium. Hasil yang di peroleh akan di sajikan
secara deskriptif yang disertai dengan analisa kualitatif dan kuantitatif sehingga
4

menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih
lanjut

1.6 Sistematika Penulisan


Proposal penelitian ini terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tujuan teori mengenai komposit, serat daun nenas,
matriks poliester, katalis MEKPO, standar uji tarik ASTM D 638-02, standar
uji bending ASTM D 790-02,dan perpatahan
Bab III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang langkah – langkah penelitian yang di lakukan
meliputi tempat dan Waktu penelitian, bahan dan alat yang digunakan,
variabel penelitian, jumlah spesimen penelitian, dan prosedur penelitian.

Anda mungkin juga menyukai