Anda di halaman 1dari 13

OPERA BATAK “NOMENSEN”

NARATOR :Negara kepulauan yang cukup terkenal di benua Eropa dan Amerika,

bangsa-bangsa di Amerika berlomba-lomba untuk datang dan

menjajah negeri ini karena mereka ingin menguasai kekayaannya

.Bersama dengan kedatangan mereka, mereka juga menyertakan

para penginjil-penginjil untuk melayani mereka dan untuk

memberitakan injil.Salah satu daerah yang cukup terkenal di dalam

catatan para penginjil Eropa itu adalah Tapanuli (Tano

Batak).Daerah Tapanuli yang masih barbar menjadi salah satu

daerah tujuan penginjilan yang paling diinginkan para penginjil-

penginjil (badan-badan penginjilan Eropa) karena masih steril dan

pengaruh agama-agama khususnya Islam yang sudah tersebar di

Sumatera Barat (Padang).

ADENGAN I : DISEBUAH SEKOLAH THEOLOGI DI AMERIKA

NARATOR : Jauh di Amerika tahun 1834, disebuah kantor Zending, tampak

beberapa meja kantor, namun di satu meja ada beberapa hama

Tuhan sedang berdiskusi.(disitu ada Samuel Munson dan teman-

temannya).

Henry Lyman:Samuell....Samuel...(memasuki panggung sambil membawa buku)

Samuel Munson:Iya...Henry, ada apa??

Henry : Coba kamu tebak, surat apa yang ada ditangan saya saat ini?

Samuel : Surat apa? Mana saya tau!! Tapi nampaknya kamu sangat

bersemangat, coba sini biar saya baca (berusaha untuk merebut

surat tersebut dari tangan Henry)

1
Henry : ooooopsss......Tunggu dulu, Ini surat dari pimpinan untuk

menugaskan kita untuk berangkat menginjili ke Tapanuli.

Samuuel : Ohh Yaa??? Kapan?

Henry : Dua Minggu lagi..!! Ada kapal Kompeni yang akan berangkat ke

Hindia, 2 minggu dari sekarang.

Samuel : Tapi kita kan belum mempunyai informasi yang cukup tentang

daerah itu

Henry : Tenang.....Ini ada buletin tentang perjalanan dan penginjilan dari

Pdt.Burton dan Pdt.Ward dari Sending Baptist Missionary Society-

Inggris tahun 1820 tentang Tapanuli di Sibolga.

Samuel : ooohh Yaaa?? Tentang orang-orang batak yang masih Primitive

itukann?? Coba sini aku lihat sebentar..

Jhon : Tapi kalian kan belum tahu Bahasa Batak!! Bagaimana kalian akan

berkomunikasi dengan mereka?

Henry : Bagaimana kalau kita membayar seorang penterjemah??

Samuel : Briiiillianntt.....Itu ide bagus!! Saya suka ide kamu Henry! (sambil

mengacungkan jempolnya ke Henry)

Henry : Tadinya sihh saya mau belajar Bahasa Batak dulu.

Jhon : Lalu apa masalahnya kawan?

Henry : Masalahnya...belum ada yang mengajarkannya, sementara kapal

yang menuju Hindia itu akan berangkat minggu depan! Jadi, tidak

ada cukup waktu untuk mempelajarinya.

Samuel : Santai aja Kawan..Kita akan coba mempelajarinya selama di

pelayaran..

2
Henry : Ide bagus kawan..(nampak wajah Samuel Munson dan Henry Lyman

berseri-seri).

Samuel : Kalau begitu kita harus mulai mempersiapkan segala peralatan kita!!

Mari....(Lalu masuk dan panggungpun menjadi sunyi)

NARATOR : Samuel Munson dan Henry Lyman pun mulai mempersiapkan segala

keperluan mereka, dan mereka pun berangkat ke Hindia (Indonesia

pada saat itu) dengan menumpang kapal Kompeni Belanda yang pada

zaman itu menguasai dan menjajah Indonesia.

Datu :Ada apa Raja Panggalamei.!!Kenapa kau memanggil ompung mu ini,

siang-siang begini? Inikan jam istirahatnya ompung mu ini..!!!

Raja :Begini Ompung....Rakyat sekarang sudah gusar.,katanya orang-orang

Belanda si Bontar Mata itu sudah menguasai Sibolga, dan katanya

akan segera masuk, menyerang dan menguasai daerah kita ini.

Datu : Kalau begitu, kita akan memperketat penjagaan pintu masuk

daerah kita ini, setiap orang asing apalagi si Bontar Mata yang

masuk kedaerah kita ini harus kita tangkap, dan aku akan meminta

kepada roh-roh ompung kita untuk menjaga daerah kita ini.

Raja : Baik Ompung..!!

Pengawal...!!Kalian dengar apa kata Ompung Datu Na Bolon?Mulai

dari sekarang perketat penjagaan!! Tidak boleh ada si Bontar Mata

masuk ke Tano kita ini.

Pengawal : (Serentak menjawab) Siiiapp Raja Nami..!!

Raja : Beta ma Ompung....(Raja mengajak Ompung Datu keluar

meninggalkan panggung).

3
ADEGAN II : KAMPUNG BATAK “LOBU PINING”

Situasi : Sebuah perkampungan Batak yang nampaknya masih primitive,


orang-orang berpakaian ulos. Ada Raja, Datu (Dukunnya orang
Batak), pengawal-pengawal raja dan beberapa warga.

NARATOR : Hingga abad ke 17 orang-orang Batak yang tinggal di Tano Batak


(Tapanuli) masih hidup di dalam kegelapan, mereka masih belum
mengenal Tuhan Yesus Kristus, Orang Batak masih hidup dengan
menyembah roh-roh nenek moyang. Peran seorang raja dan Datu
(Dukun) masih sangat menentukan didalam menentukan segala hal
kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sementara
disaat yang sama Belanda sudah menguasai Sumatera Barat,
terdengar kabar akan segera memasuki Tapanuli, sehingga Raja-raja
Batak mulai gusar.

Panggung : (tampak di panggung, Raja dan beberapa pengawal. Raja sedang


mondar-mandir, raut wajahnya menunjukkan hatinya yang sedang
gusar).

Pengawal 1 : Raja nami.. berita tentang Orang-orang Belanda yang telah


menguasai Padang dan Sibolga sudah sampai ke telinga warga kita.

Pengawal 2 : Betul, Raja nami, warga sudah semakin gusar, karena katanya
belanda itu akan masuk dan menyerang tano kita ini.!

Raja : Apa kabar yang kalian dengar ini bisa dipercaya?

Pengawal 1 : Bisa, Raja nami.

Raja : Kalau begitu, kau panggil dulu Ompung Datu na Bolon kemari, aku
mau minta nasehat darinya. Cepat...!

Pengawal 2 : Baik, Raja nami,.. Permisi Raja nami..!

Raja : Permisi.... permisi... permisi... kau bilang lagi! Cepat sana pergi...!
(lalu Raja mondar-mandir seperti sedang memikirkan sesuatu).

Tidak lama kemudian, pengawal 2 masuk bersama dengan Ompung Datu na Bolon,
ditangan Ompung Datu ada tongkat, namanya Tunggal Panaluan)

Datu : (Dengan suara berat) Horas ma dihamu...

Raja : Horas ma Ompung...! (sambil menundukkan kepala tanda hormat


kepada Datu).

4
Datu :Ada apa Raja Panggalamei.!!Kenapa kau memanggil ompung mu ini,

siang-siang begini? Inikan jam istirahatnya ompung mu ini..!!!

Raja :Begini Ompung....Rakyat sekarang sudah gusar.,katanya orang-orang

Belanda si Bontar Mata itu sudah menguasai Sibolga, dan katanya

akan segera masuk, menyerang dan menguasai daerah kita ini.

Datu : Kalau begitu, kita akan memperketat penjagaan pintu masuk

daerah kita ini, setiap orang asing apalagi si Bontar Mata yang

masuk kedaerah kita ini harus kita tangkap, dan aku akan meminta

kepada roh-roh ompung kita untuk menjaga daerah kita ini.

Raja : Baik Ompung..!!

Pengawal...!!Kalian dengar apa kata Ompung Datu Na Bolon?Mulai

dari sekarang perketat penjagaan!! Tidak boleh ada si Bontar Mata

masuk ke Tano kita ini.

Pengawal : (Serentak menjawab) Siiiapp Raja Nami..!!

Raja : Beta ma Ompung....(Raja mengajak Ompung Datu keluar

meninggalkan panggung)

NARATOR : Di Sibolga Pdt Henry Lyman & Pdt Samuel Munson telah tiba,
mereka berkonsultasi dengan Belanda dan mendapat ijin dari
pemerintah Hindia Belanda untuk masuk ke daerah tapanuli untuk
memberitakan Injil. Mereka menyewa beberapa pengantar dan
penterjemah karena mereka sendiri tidak bisa berbahasa batak.
Mereka juga membawa senapang untuk jaga-jaga. Mari kita
dengarkan babak selanjutnya.

Panggung : Menunjukkan suatu tempat terbuka layaknya sebuah pasar. Ada


beberapa orang pengawal yang sedang berjaga di dekat pintu masuk
sementara di sudut yang lainnya ada beberapa orang batak yang
sedang mengadakan aktivitas dagang (jual beli).

Pengawal 3 : hei lae…pernah ya kau melihat orang Belanda si Bontar Mata itu?

5
Pengawal 4 : Belum lae…. Tapi pasti matanya beda dengan kita….kan siBontar
Mata berarti Matanya pasti putih.

Pengawal 3 : Ya ia lah..namanya pun Si Bontar Mata. hei…..coba lihat orang itu,


coba kau perhatikan matanya! Itu pasti si Bontar Mata itu!

Pengawal 4 : Ia, betul lae, matanya putih . itu pasti si bontar mata yang disebut-
sebut itu, mereka pasti mata-mata belanda…

Pengawal 3 : Cepat….cepat kau pergi … beritahukan kepada Raja dan para


pengawal lainnya.

Pengawal 4 : Baik…., baik,…. lae (Pengawal 4 lalu berlari menemui raja dan
pengawal lainnya..semantara Pdt Henry Lyman & Pdt Samuel Munson
masuk bersama dengan para pengawalnya).

NARATOR : Dari sisi yang lain Raja & Pengawalnya datang (para pengawal
datang lengkap dengan senjatanya – Tombak). …..

Pengawal 1 : Berhenti…(rombongan Penginjil itupun berhenti, akan tetapi


melihat para pengawal raja yang datang dengan membawa tombak,
pengawal dan penterjemah para penginjil itupun lari ketakutan
meninggalkan Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman)

Samuel : Hei….wait ! don’t go…..(Samuel memanggil para pengawal an


pennterjemahnya yang melarikan diri meningglkan mereka berdua).

Pengawal 2 : Hei….Bontar Mata, kau pasti orang belanda, penjajah itu kan…

Pengawal 3 : Raja….Lihat dia membawa senjata, dia pasti datang mau menjajah
kita…bunuh aja…

Henry : What do you say………… we not understand, we are


missionaries….Yesus…you know…Yesus ?

Raja : Tangkap mereka……. (Pengawal menangkap mereka, mengambil


senjatanya dan pengawal lainnya mengikat tanggan para misionaris
itu).

Samuel : What do you do!.....hei…wait…wait…what do you do, you know Jesus,


Jesus….?

Raja : Bawa mereka ke pasar, cepat….Dan kau….! (menunjuk ke salah


seorang pengawal), Pergi ke rumah Ompung Datu na Bolon, kita mau
minta nasehatnya…cepat!

6
Pengawal 4 : Siap…Raja..! (lalu para pengawal membawa para missionaries yang
terikat itu ke salah satu sudut panggung). (Pengawal 4 datang
bersama dengan datu).

Datu : Horas ma di hamu……..

Semua : Horas ma Ompung Datu Na Bolon……..

Raja : Ompung…..ini ada Si Bontar Mata, mereka adalah mata-mata


Bolanda yang akan masuk dan menyerang negeri kita ini, apa yang
harus kita lakukan…ompung?

Datu : (bertanya kepada para missionaries), Betul ?…kalian mata-mata


belanda?

Samuel : Jesus….Jesus….Jesus is Lord, He is the Saviour, we are his


missionaries..

Datu : Apa yang dibilang orang ini?

Pengawal 1 : Mereka orang Belanda Ompung.., Lihat mereka bawa senjata……..!

Datu : Kalau begitu kita harus mempersembahkan mereka kepada begu


roh-rohnya ompung-ompung kita! Bagaimana raja nami!

Raja : Bagus Ompung……….kita harus menyingkirkan mereka, sebelum


mereka melaporkan kepada Belanda tentang negri kita ini, bunuh
saja mereka…. Pengawal…….., kasih kau dulu pisau yang tajam itu
kepada Ompung Datu…! (Pengawal memberi pisau kepada Datu, lalu
datu mulai berkomat-kamit)

Datu : (sambil memainkan-mainkan pisaunya dan melihat ke atas dan


sesebentar menari sambil mengucapkan). “Ompung Mula Jadi Na
Bolon, pencipta dunia dan isinya, kami akan memberikan si Bontar
Mata ini menjadi persembahan kami kepadamu, jauhkanlah bencana
dari negeri kami, Ompung penguasa roh-roh yang ada dibumi,
lindungi lah kami, Ompung leluhur kami, terimalah persembahan kami
ini………uaghhhhhh (Datu menusukkan pisaunya kepada para
missionaries).

Samuel&Henry : aghhhhh …… (seketika itu juga kedua missionaries itu rubuh)

Datu : hahahahaha…..huaghahahaha,…..(Datu tertawa dengan sangat puas)

Semua : Hhahahahaha…………………….

7
Datu : Raja nami……Sekarang, kau makanlah tubuh si Bontar Mata ini, lalu
kau bagikan kepada seluruh rakyat, setelah itu buang lah bangkainya
ke jurang yang dalam itu…..

Raja : Baik …..ompung Datu….. Pengawal!….. kerjakan………! Kau potong-


potong lah tubuh si Bontar Mata ini, kalian makan juga dan bagikan
kepada rakyat ini.

Raja : Ayo ………….ompung…. (Raja dan Datu keluar dari panggung, diikuti
oleh Para pengawal sambil membawa mayat kedua missionaries itu).

NARATOR : Maka kedua missionaries itupun mati terbunuh di Lobu Pining, satu
kampung yang menjadi pintu masuk dari Sibolga ke Tarutung dimana
Raja Panggalamei Lumbantobing menjadi Raja di daerah itu. Pada
hari itu 6 Pebruari 1834 adalah hari paling kelabu berita penginjilan
di Tano Batak. Akan tetapi jauh di Benua Eropa tepatnya di di
sebuah pulau Kecil Marsch Nortdstrand di Jerman – pada hari itu
juga, lahir kedunia seorang bayi yang kemudian diberi nama Inger
Ludwid Nomensen. Ia kemudian akan menjadi misiionaries yang
hebat dan paling terkenal bahkan dijuluk sebagaii rasulnya orang
batak.

ADEGAN III : Pdt. INGUER LUDWIQ NOMENSEN DATANG KE TANO BATAK

NARATOR : Berita tentang kematian kedua missionaries ini, beberapa


tahun kemudian menjadi satu berita yang hangat di Eropa, kematian
mereka disebut-sebut karena dimakan orang Batak, (Orang batak
yang disebut sebagai kanibal ) menjadi salah satu motivasi yang kuat
untuk Nomensen segera datang menginjil ke tana batak. Tahun
1862 dibawah bendera badan Penginjilan Misi Zending Gereja
Protestan (Evangelissche kirche) dulunya RMG, yang berkantor
Pusat di Barmen, Jerman. Setelah berlabuh di padang Nomensen
berangkat ke Sipirok. Di Sipirok, Nomensen mulai mempelajari
budaya dan bahasa Batak lebih mendalam. Sehingga akhirnya ia siap
Berangkat masuk ke hutan Sumatra,. Bersama dengan beberapa
teman dan pembantunya ia menelusuri hutan Sumatra.

8
Panggung : Panggung mengambarkan sebuah Pasar, tampak beberapa pengawal,
juga masyarakat biasa yang sedang berjualan… (Nomensen dan
temannya masuk dan menemuai masyarakay yang sedang asyik
berjualan).

Nomensen : Horas ma di hamu…….

Ibu-ibu 1 : Horas juga untumu, bah…orang mananya kau ito? Beda kulihat
matamu dan warna kuliatmu

Ibu-ibu 2 : Orang belanda si Bontar Mata itu ya kau ito kan? Penjajah itu?

Nomensen : Bukan ibu…bukan… aku bukan penjajah.. aku penginjil dari Jerman..

Ibu-ibu 1 : Kalau kau bukan penjajah, untuk apa kau datang kesini?

Nomensen : Aku datang mau memberitakan kabar tentang keselamatan


manusia? Tentang kehidupan setelah kematian?

Ibu-ibu 2 : Tentang apa pula itu?

Nomensen : Tentang Yesus, Tuhan Juruslamat dunia. Kalau ibu nanti meninggal,
apa ibu tahu ibu jadi apa, dan pergi kemana.

Ibu-ibu 1 : Ya menjadi tanahlah, roh ku jadi begu……

Nomensen : Sesungguhnya tidak begitu ibu, setelah kita mati masih ada fase
kehidupan yang kedua….(belum selesai ia berbicara, ia dikejutkan
dengan suara para pengawal Raja).

Pengawal 1 : Hei……….kau Sibontar Mata…..apa yang kau ajarkan kepada orang-


orang ini, kau datang mau memata matai untuk belanda ya. Kau pasti
orang belanda!

Lae…(Menunjuk pengawal 2) kau pergi sekarang, beritahukan


kepada Raja ada sibontar mata yang tertangkap masuk ke negeri
kita ini…..cepat.

Pengawal 2 : baik, lae. (lalu pengawal 2 berlari dan pergi keluar panggung, tidak
lama ia datang kembali bersama dengan Raja, Raja sudah nampak
lebih tua).

Semua : Horas Raja nami…………….

Raja : Horas ma di hamu, aku dengar ada siBontar Mata masuk ke


kampung kita………..

9
Pengawal 1 : Betul, Raja nami…. Ini orangnya…. Katanya dia bukan mata-mata
belanda, katanya dia seorang penginjil……..

Nomensen : Saya bukan penjajah…, saya bukan orang belanda….saya seorang


penginjil dari Jerman

Raja : Apa itu penginjil……….kau pasti mata-mata Belanda……tangkap


dia….ikat di kayu borotan……

Pengawal……….kau panggil dulu Ompung Datu Na Bolon….sekarang,


cepat…….!

(pengawal 1 & 2 mengikat Nomensen dan temannya lalu membawa


dia ke sebuah sudut panggung dan mengikatnya ke sebuah tiang
borotan, sementara pengawal 3 berlari keluar panggung dan masuk
kembali bersama dengan Ompung Datu).

Datu : Horas ma di hamu…….

Semua : Horas ma Ompung……..

Datu : Ada apa ini Raja Panggalamei, kenapa pengawalmu ini memanggil
saya seperti orang sedang kesetanan, ada apa itu? siapa Si Bontar
Mata ini?

Raja : Begini ompung, ada si Bontar Mata masuk ke kampong kita


ini….katanya dia bukan orang Belanda,, katanya Dia seorang Penginjil
dari Jerman….tapi aku curiga…dia pasti mata-mata belanda….

Datu : kalau begitu, kita bunuh saja dia….kita persembahkan saja


darahnya kepada roh-roh ompung kita…..

Semua : betul….betul………….bunuh saja dia…

Datu : Raja nami, tolong dulu kau sediakan pisau yang tajam…..

Raja : pengawal !!!!..kalian dengar kata ompung Datu, berikan pisau yang
tajam itu kepada Ompung…

10
Nomensen : Tunggu dulu……….tunggu….sebelum kalian membeunuh aku…aku mau
katakana kepada kalian…bahwa Tuhan akan melihat perbuatan kalian
ini sebagai dosa besar….Tuhan akan sedih kepada perbuatan
kalian….kalian akan mati karena dosa-dosa ini….Tuhan mengutus aku
ke negri ini supaya kalian hidup…supaya kalian selamat bukan untuk
mati….Saudaraku dengarkanlah aku….aku hamba Tuhan Yesus….aku
penginjil keselamatan…

Datu : Ahhh…diam……… Kau orang belanda, kau mata-mata belanda. Dan


kau harus mati.

(Datu mulai mempersiapkan dirinya untuk mempersembahkan


Nomensen kepada roh-roh nenek moyang – Di depannya nampak
sebuah tampi berisi, jeruk purut dan bakaran kemenyan dan daun
sirih).

(Gondang (dibunyikan).

Datu : Ompung mulajadi, Ompung Penguasa bumi dan langit, Kami akan
mempersembahkan darah Bolanda ini kepadamu, lindungilah kami
(lalu mengambil sikap hendak menusukkan pisaunya)
heakkk………………..

(tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar dan semua orang :


Datu, Raja, Para pengawal dan warga jatuh tersungkur dan
terpelanting, hanya Nomensen dan temannya saja yang tetap berdiri
teguh, sementara tali yang mengikat tanggannya tiba-tiba lepas).

(Lalu terdengarlah alunan musik yang lembut yang penuh dengan


kedamaian. (BE) ).

Nomensen : Saudara-saudaraku…….bangkitlah………(Nomensen Berjalan menemui


mereka yang terbaring tersungkur di lantai satu persatu,
mengangkat mereka sambil berkata-kata).. Tuhan tidak
menginginkan kalian melakukan kesalahan yang sama untuk kedua
kalinya……Tuhan mengasihi kalian…Tuhan Yesus telah mati di Kayu
salib supaya kita semua orang-orang yang berdosa ini tidak mati
akan tetapi bisa menerima keselamatan dan kehidupan yang kekal.

Raja : tapi kami telah mempuyai Tuhan yaitu Mulajadi Na Bolon.

11
Nomensen : Tapi kalian belum mengenal Mulajadi Na Bolon itu, Mulajadi Na bolon
itu, dialah Tuhan yang menciptakan seluruh dunia ini dan isinya, juga
manusia, Namanya adalah Tuhan Allah yang Tritunggal, Dialah Tuhan
Yesus, Dialah Bapa kita dan Dialah Roh yang berkuasa diatas roh-
roh yang diatas semua roh dan kekuatan dunia ini. Dialah yang
dengan kasihnya telah mengutus aku untuk menjadi penginjil
ketengah bangsa ini. Dia mengasihi kalian dan dia ingin kalian
selamat?

Datu : Lalu apa yang harus kami lakukan supaya kami selamat?

Nomensen : Percayalah kepada Tuhan Yesus, Kepada Allah kita, apakah kalian
mau percaya?

Semua : Ya, kami percaya…………..

(musik yang penuh dengan kemenangan terdengar membuat suasana


menjadi harubiru, Nomensen lalu menumpangkan tangannya disetiap
kepada orang yang ada disitu, dan mulai mengajar bangsa itu).

Nomensen : (kemudian Nomensen Berlutut, berdoa serta berikrar kepada


Tuhan)

Ya Tuhan Yesus, begitu besar kasihmu kepadaku……Engkau telah


menyelamatkan aku, Engkau telah memelihara hidupku. Inilah aku
hambaMu. Aku berikrar dibawah kaki langitmu.Di tempat ini, Aku
berjanji, Hidup dan Matiku akan kepersembahakan kepadamu untuk
memberitakan Injil keselamatanMu.Di tengah-tengah bangsa inilah
aku akan Hidup dan mati untuk memberitakan InjilMu. Amin.

Semua : Semua pemain tampil ke panggung bersama-sama menyanyikan


sebuah lagu yang gembira.

Prolog : Akhirnya Nomensen bisa memenangkan hati Raja-Raja di Tanah


Batak, dia dengan kuasa Tuhan mulai mengajar orang-orang Batak
akan Firman Tuhan, bersama dengan penginjil-penginjil lainnya, ia
terus mengajar dan menginjili sampai kepelosok-pelosok kampong
sehingga semakin banyak orang batak yang diselamatkan.

12
Pemeran Tokoh:

1. Pdt. Henry Lyman : Mengenakan pakaian putih krem lengan panjang atau
pakaian layaknya pendeta dari Amereka.

2. Pdt. Samuel Munson : Mengenakan pakaian layaknya pakaian seorang petinggi


kompeni, dengan topi bundarnya dan safari krem.

3. Pdt. Inguer Ludwiq Nomensen, : Mengenakan pakaian hitam ddengan bet putih
(layakanya pendeta jerman.

4. Raja : mengenakan kaus hitam yang ketat dan bersendangkan ulos yang
berkilauan. Juga memakai ulos yang diikatkan dipinggang, juga
memakai ulos di kepala sebagai ikat kepala.

5. Datu :Tidak memakai kaus, namun memakai ulos sampai sebatas pinggang,
memakai kalung dan gelang datu (dukun), ulos di kepala dan
memegang tongkat (Tunggal Panaluan)

6. Pengawal : 4 orang. Tidak memakai baju, memakai ulos yang sampai ke


pinggang, memagang tombak sebagai senjata.

7. Ibu-ibu (warga) : 2 – 4 Orang , memakai kaus hitam yang ketat. Memakai ulos
sampai menutupi dada, rambutnya disanggul.

8. Para Pengawal Pdt. Samuel & Pdt Henry : ada 2

9. Penterjemah : 1 orang

10. Teman Nomensen : 1 orang

13

Anda mungkin juga menyukai