Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

GEL PEWARNA RAMBUT DARI BIJI PEPAYA

Disusun Oleh :

Hemas Regita Sulistyowati (121160041)

Dheanidya (121160069)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Oleh:

Nama penyusun : 1. Hemas Regita Sulistyowati 121160041


2. Dheanidya 121160069

Judul : Gel Pewarna Rambut dari Biji Pepaya

Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi
tugas Metodologi Penelitian.

Yogyakarta, November 2018

Disetujui

Dosen Pembimbing

Ir.Sri Wahyuni Santi R , MT


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Gel Pewarna Rambut dari Biji Pepaya” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
diharapkan. Proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
tugas Metodologi Penelitian yang harus ditempuh oleh mahasiswa Prodi Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Yogyakarta.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Dra. Sri Wahyuni Santi, MT. selaku dosen pembimbing


2. Teman satu bimbingan penelitian proposal yang telah berjuang bersama-sama dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal penelitian ini banyak terdapat


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar dapat
lebih baik lagi. Akhir kata, penulis dan segenap pihak yang ikut membantu dalm proses
penyelesaian proposal penelitian ini.

Yogyakarta, November 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................6
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah.........................................................................................6
1.4 Perumusan Masalah...........................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................8


2.1 Sejarah Pepaya..................................................................................................8
2.2 Jenis-Jenis Pepaya.............................................................................................9
2.3 Metode Maserasi .............................................................................................11
2.4 Etanol...............................................................................................................12
2.5 HPMC (HydroxyPropyl MethylCellulose)....................................................12

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................13


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................13
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................13
a. Alat..............................................................................................................13
b. Bahan...........................................................................................................13
3.3 Prosedur Penelitian..........................................................................................13
a. Persiapan Bahan............................................................................................13
b. Pembuatan Ekstrak ......................................................................................13
c. Pembuatan Sediaan Gel................................................................................13
d. Pembuatan Formulasi...................................................................................14
e. Pengujian Stabilitas Fisik.............................................................................14
f. Pengujian Efektivitas....................................................................................14
g. Pengujian Iritasi...........................................................................................14
3.4 Diagram Alir……………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pepaya Bangkok.................................................................................................9

Gambar 2. Pepaya Red Lady...............................................................................................9

Gambar 3. Pepaya Cibinong..............................................................................................10

Gambar 4. Pepaya Hawai...................................................................................................11

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah pepaya biasanya hanya dimanfaatkan buahnya saja untuk dikonsumsi. Biji
papaya seringkali terbuang begitu saja dan menumpuk menjadi limbah makanan yang
jarang dimanfaatkan. Sumber minyak nabati yang sering dimanfaatkan adalah yang
bersumber dari biji-bijian yang disumbang sebagian besar oleh minyak kedelai, sawit, rape
seed, dan biji bunga matahari. Salah satu sumber minyak nabati yang pemanfaatannya
belum maksimal adalah minyak nabati yang berasal dari buah-buahan, misalnya biji
papaya. Biji pepaya dalam berat kering mengandung minyak sekitar 30%. Hasil minyak
ektraksi sering digunakan dalam produk kosmetik. Salah satu jenis sediaan kosmetik yang
digemari ialah pewarna rambut. Pewarna rambut yang baik adalah menggunakan dari
bahan alami karena penggunaannya tidak merusak kulit kepala dibandingkan dengan
pewarna kimia lainnya. Biji pepaya mempunyai kandungan zat pewarna alami yaitu
glucoside saccarine dan alkaloid carpaine.

Agar penggunaan biji pepaya lebih memiliki nilai ekonomis yang tinggi maka
penelitian ini dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode ektraksi maserasi yaitu cara
ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam serbuk simplisia menggunakan
pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan. Dan hasilnya akan dibuat untuk gel pewarna
rambut.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan yang menjadi identifikasi masalah


dalam penelitian ini adalah pembuatan minyak dari biji pepaya sebagai gel pewarna rambut

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan yang dibatasi adalah pengaruh konsentrasi


terhadap warna yang dihasilkan

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diketahui, maka penelitian dapat diperoleh


rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah pengaruh konsentrasi terhadap warna yang
dihasilkan?
1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan


pewarna rambut alami dari biji pepaya menggunakan metode maserasi dan untuk
mengetahui konsentrasi ekstrak biji pepaya yang menghasilkan warna terbaik.

1.6 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan melakukan penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam hal
pengolahan biji pepaya sebagai zat pewarna alami sehingga bermanfaat untuk industri yang
membutuhkannya dan juga memberi ilmu pengetahuan bahwa biji pepaya dapat digunakan
untuk pewarna alami pada rambut.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Pepaya

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal
dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Costa Rica.
Tanaman ini disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia oleh para pedagang Spanyol. Di
Indonesia sendiri, tanaman pepaya (Carica pepaya) baru dikenal secara umum sekitar
tahun 1930-an, khususnya di kawasan pulau Jawa. Tanaman buah menahun ini tumbuh
pada tanah lembab yang subur dan tidak tergenang air, dapat ditemukan di dataran rendah
sampai ketinggian 1000 m di bawah permukaan laut. Tanaman pepaya banyak ditanam
orang, baik di daerah tropis maupun subtropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di
daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Saat ini pepaya telah menjadi
tanaman yang merata didaerah beriklim tropis, bahkan daerah sub tropispun banyak
ditanami pohon Pepeya. Hampir disetiap rumah banyak ditemukan pohon Pepaya, jadi
cukup sulit untuk menentukan berapa banyak hasil Pepaya ini. Walau demikian ada catatan
yang dapat dipergunakan untuk menentukan daerah mana yang banyak menghasilkan
Pepaya baik untuk dalam maupun luar negeri. Di indonesia sendiri Jawa Barat adalah
penghasil Pepaya terbesar. sedangkan diluar negeri diantaranya : Florida, Hawai, Afrika
Timur, Afrika Selatan dan disusul Ceylon dan India.

Klasifikasi tumbuhan pepaya (Carica pepaya L.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
2.2 Jenis-Jenis Pepaya

a. Pepaya Bangkok (Jingga)

Gambar 1. Pepaya Jingga

Sesuai dengan namanya, pepaya bangkok merupakan pepaya yang berasal dari
Bangkok, Thailand. Pepaya bangkok masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Pada saat
itulah pepaya bangkok masuk ke Indonesia lalu dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Kemudian pepaya tersebut dikenal sebagai Pepaya Jingga.

Pepaya bangkok atau jingga dikenal dengan pepaya yang unggul. Karena pepaya
bangkok memilikin ukuran buah yang sangat besar. Bobot buah nya saja bisa mencapai
3,4 kg. Dibandingkan dengan pepaya lainnya, pepaya bangkok inilah yang pling besar.
Selain itu, pepaya bangkok juga memiliki rasa yang manis serta daging buahnya yang
tebal dan memiliki biji yang banyak.

b. Pepaya Red Lady

Gambar 2. Pepaya Red Lady

Pepaya red lady dikenal dengan pepaya yang memiliki tingkat kemanisan yang
tinggi. Untuk satu buah pepaya saja tingkat kemanisannya bisa mencapai lebih kurang
13%. Dibandingkan dengan pepaya lainnya, pepaya red lady lah yang memiliki tingkat
kemanisan yang tinggi.

9
Ciri-ciri dari pepaya red lady adalah memiliki kulit buah yang berwarna jingga
pada pepaya yang telah matang. Sedangkan warna buah bagian dalamnya adalah jingga
bercampur merah. Pepaya red lady memiliki bentuk yang memanjang. Ada juga pepaya
red lady yang berbentuk lonjong serta bulat. Dan masih banyak jenis pepaya lain seperti
pepaya california yang merupakan tanaman buah pepaya unggulan para petani,selain
memiliki buah rasa manis,juga banyak memiliki manfaat dan khasiat bagi tubuh dan
kesehatan

c. Pepaya Cibinong

Gambar 3. Pepaya Cibinong

Pepaya cibinong merupakan salah satu jenis pepaya yang tumbuh di Indonesia.
Ciri-ciri dari pepaya cibinong adalah memiliki bentuk yang panjang serta pada ujungnya
terlihat lancip. Pada bagian pangkal buahnya kecil. Namun, semakin kebagian tengah
buah pepaya akan terlihat semakin membesar. Pepaya cibinong memiliki warna kulit
bagian luarnya hijau. Pada bagian ujung buah akan terlihat warna kuning yang berbeda
dengan warna kulit bagian lainnya. Warna kulit buah tersebut merupakan warna kulit
buah ketika pepaya cibinong sudah matang. Namun ada juga pepaya cibinong yang sudah
matang warna kulitnya kuning keseluruhan. Yang membedakan antara pepaya cibinong
dengan pepaya lainnya adalah warna buah bagian dalamnya merah kekuningan. Rasa
buah pepaya cibinong ini manis serta rasanya segar ketika dimakan. Untuk satu buah
pepaya cibinong memiliki berat sekitar 2,4 kg. Kulit bagian luarnya terasa kasar sehingga
mampu bertahan lama ketika diangkut.
d. Pepaya Hawai

Gambar 4. Pepaya Hawai

Pepaya hawai merupakan pepaya yang memiliki ukuran yang kecil serta beratnya
yang hanya mencapai 0,6 kg. Karena ukurannya yang kecil membuat pepaya hawai hanya
bisa dimakan oleh satu orang saja. Saat ini pepaya hawai lebih dikenal dengan sebutan
pepaya solo. Sebutan tersebut diberikan kepada pepaya hawai karena pepaya hawai hanya
bisa dimakan oleh satu orang saja. Ciri-ciri dari pepaya hawai adalah yang pasti memiliki
ukuran yang kecil. Kulit buah yang telah matang akan berwarna kuning. Rasa daging
buah pepaya hawai ini sangat manis dan rasanya segar ketika dimakan. Saking manisnya
buah pepaya hawai ini membuat rasanya tidak hilang hingga 2 jam setelah memakannya.
Daging buah pepaya hawai bisa dikatakan tebal sehingga dapat memuaskan penikmatnya
ketika memakan pepaya hawai ini.

Dari berbagai macam jenis buah pepaya yang telah disebutkan diatas, penelitian ini
hanya menggunakan biji dari buah pepaya Jingga. Biji dari buah pepaya Jingga dipilih
karena buah pepaya Jingga memiliki biji yang cukup banyak dan ukuran bijinya juga
cukup besar.

2.3 Metode Maserasi

Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan
atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang
dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,
2014). Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan

11
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (Afifah,2012). Jadi, Maserasi
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam serbuk simplisia
menggunakan pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan. Pelarut yang digunakan salah
satunya adalah etanol.

2.4 Etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol banyak
digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan
kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-
obatan dan salah satunya kosmetik. Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air
dan pelarut organik lainnya.

2.5 HPMC ( HydroxyPropyl MethylCellulose )

Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) merupakan gelling agent yang umum
dipakai dalam pembuatan gel. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) adalah salah satu
polimer semi sintetis. HPMC termasuk derivat dari selulosa yang merupakan eter
propilen glikol dari metilselulosa (Depkes RI, 1997). Jika dibandingkan dengan
metilselulosa, HPMC menghasilkan produk yang lebih jernih. Selain digunakan secara
luas sebagai bahan pembawa dalam formulasi farmasetik oral dan topikal, senyawa ini
juga digunakan secara luasdalam produk kosmetik dan makanan. HPMC secara umum
dikenal sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi, meskipun konsumsi yang
berlebih secara oral mungkin dapat memberikan efek laksatif (Harwood, 2006).
Walaupun konsentrasi HPMC yang cocok untuk sediaan gel berkisar antara 0,1-0,6%,
namun hasil orientasi konsentrasi HPMC yang lebih kecil dari 3% menghasilkan sediaan
yang sangat encer sehingga digunakan konsentrasi HPMC di atas 3% (Dede Astuti, 2012
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini akan direncanakan di Laboratorium Teknik Kimia UPN “Veteran”
Yogyakarta.

3.2 Alat dan bahan


a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, stemper dan mortir,
timbangan digital, rotary evaporator, erlenmeyer, gelas bekker, labu ukur.

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pepaya, etanol 96 %,
HPMC (hydroxypropyl methylcellulose)

3.3 Prosedur Penelitian


a. Persiapan Bahan
Biji pepaya dikeringkan (dioven) selama 6 jam dengan suhu 80°C yang bertujuan
untuk mengurangi kadar air dalam biji pepaya. Selanjutnya biji pepaya digerus
dengan stemper & mortir. Biji pepaya yang telah berbentuk serbuk atau bubuk
kemudian disaring dengan screen ukuran 40 mesh.
b. Pembuatan ekstrak
Biji pepaya dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut Etanol 96% selama 3 x
24 jam, hasil ekstraksi diuapkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak
yang kental. Untuk mengetahui senyawa yang terdapat pada biji pepaya tersebut,
maka dilakukan uji skrining fitokimia meliputi pemerikasaan senyawa alkaloid,
flavonoid, tannin, saponin, steroid dan terpenoid.
c. Pembuatan Sediaan Gel
Dalam pembuatan gel, gelling agent harus dilarutkan dahulu pada pelarut
etanol.Agar serbuk atau HPMC tersebar dan untuk mencegah penggumpalan, maka
temperatur pelarut awal harus dapat digunakan untuk membatasi penggumpalan dan
disolusi yang tidak baik, yaitu digunakan air panas dan diaduk dengan shear secara
cepat sehingga partikel-partikel terdispersi sebelum lapisan permukaannya
mengembang dan melekat (lengket). Kemudian ditambahkan air dingin supaya
pengembangan gel sempurna.
Setelah itu dilakukan optimasi bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-
bahan formulasi pada pembuatan sediaan gel dapat dibuat dan untuk mengetahui

13
formulasi basis gel mana yang cocok dibuat dengan variasi konsentrasi basis
HPMC yaitu 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5% dan 4% tanpa penambahan ekstrak.
d. Pembuatan formulasi
Hasil ekstraksi biji pepaya dengan variasi konsentrasi yaitu 3%, 5%, 8% dicampur
dengan formulasi gel. Untuk mengetahui berapa % konsentarasi yang menghasilkan
warna terbaik pada rambut.
e. Pengujian stabilitas fisik sediaan dilakukan dengan pengamatan organoleptis,
pengukuran pH dan viskositas selama 28 hari penyimpanan ,suhu penyimpanan
25oC.
f. Pengujian efektivitas pewarna sediaan gel dilakukan terhadap sediaan gel pewarna
rambut dengan konsentrasi terkecil dan terbesar. Untuk mengetahui apakah sediaan
gel pewarna rambut memberikan perubahan atau efek pewarnaan pada rambut.
g. Pengujian iritasi sediaan gel pewarna rambut dengan menggunakan tekhnik uji
tempel terbuka dengan konsentrasi zat warna terbesar dan diamati apakah
menimbulkan rasa gatal dan timbulnya warna karena terjadi iritasi pada kulit atau
tidak.
3.4 Diagram Alir

Mengeringkan biji pepaya dengan oven selama 6 jam dengan suhu 80°C.

Menggerus biji pepayadengan stemper & mortir hingga menjadi serbuk lalu
disaring dengan screen ukuran 40 mesh.

Melakukan uji skrining fitokimia

Melarutkan gelling agent pada pelarut etanol dan menambahkan air dingin agar
pengembangan gel sempurna

Melakukan optimasi dengan variasi konsentrasi basis HPMC yaitu 1,5%, 2%, 2,5%,
3%, 3,5% dan 4% tanpa penambahan ekstrak.

Mencampur hasil ekstraksi biji pepaya dengan variasi konsentrasi yaitu 3%, 5%,
8% dengan formulasi gel.

Melakukan pengamatan organoleptis, pengukuran pH dan viskositas selama 28 hari


penyimpanan , suhu penyimpanan 25oC.

Melakukan uji efektivitas

Melakukan uji iritasi


15
DAFTAR PUSTAKA

Fury Indah Meliani. 2016. Pemanfaatan Biji Pepaya dan Pati Bengkuang (Pachyrhizus
Erosus) sebagai Lulur Tradisional untuk Kulit. Unnes Press : Universitas Negeri Semarang

Ira Adiyati Rum, dkk. 2018. Formulasi Pewarna Rambut dari Biji Pepaya ( Carica papaya
L.) Dalam Bentuk Sediaan Gel. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Jurnal Mitra Kesehatan
Vol 1 No.2

Jesica Putri. 2013. Pengertian dan Prinsip Maserasi. UPI : Bandung. Artikel Ilmiah

Retno Harindhi. 2017. Ekstraksi Minyak Biji Pepaya dengan Variasi Rasio Pelarut
terhadap Bahan dan Waktu Ekstraksi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai