Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP NYERI PERSALINAN

KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN RSUD Dr. M.M DUNDA


LIMBOTO

Dwi Nur Oktaviani Katili1, Ratna Dunggio2, Emah Susilawati3


1),2) Staf
Dosen Program Studi D-VI Bidan Pendidik Fakultas Kesehatan Universiitas
Muhammadiyah Gorontalo
3)Sarjana Terapan Kebidanan Program Studi D-VI Bidan Pendidik Fakultas Kesehatan

Universiitas Muhammadiyah Gorontalo

Email : dwioctavianikatili@umgo.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study is the knowledge of the influence of deep back massage on
labor pain during the first phase active in the maternity hospital. M.M Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo. The research design uses Quasi Exsperiment with non-
equivalent pre test and post test control group design. The samples were all active
mothers during the active phase phase of 32 respondents using accidental sampling
technique divided into 2 groups, 16 intervention group respondents and 16 control
group respondents. The analysis of this study used chi square test. The results of this
study indicate that there is influence of deep back massage on labor pain kala I phase
active with p value 0.047 <0.05.

Keywords: Deep Back Massage, Labor Pain

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu diketahuinya pengaruh deep back massage terhadap nyeri
persalinan kala I fase aktif di ruang bersalin RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian menggunakan Quasi Exsperiment dengan
rancangan non-equivalent pre test and post test control group. Sampel yaitu semua
ibu bersalin kala I fase aktif yang berjumlah 32 responden dengan menggunakan
teknik accidental sampling yang terbagi menjadi 2 kelompok, 16 responden
kelompok intervensi dan 16 responden kelompok kontrol. Analisi penelitian ini
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh
desep back massage terhadap nyeri pesalinan kala I fase aktif dengan p value 0.047
< 0.05.

Kata kunci : Deep Back Massage, Nyeri Persalinan


PENDAHULUAN Penyebab kematian ibu termasuk
Persalinan merupakan proses perdarahan post partum,eklampsia, partus
membuka dan menipisnya serviks dan lama dan sepsis. Penyebab kematian ibu
janin turun kedalam jalan lahir kemudian yaitu partus lama dengan jumlah rata-rata
berakhir dengan pengeluaran bayi yang di dunia sebesar 8% dan di Indonesia
cukup bulan atau hampir cukup bulan atau sebesar 9%.Dari hasil survey diketahui
dapat hidup diluar kandungan disusul bahwa partus lama merupakan komplikasi
dengan pengeluaran placenta dan selaput penyebab kematian ibu yang terbanyak
janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, atau nomor 5 di Indonesia Amirudin 2013 dalam
jalan lahir dengan bantuan, atau tanpa (Wahyuni & Wahyuningsi 2015).
bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan Berdasarkan data dari Dinas
dianggap normal jika prosesnya terjadi Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2017,
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) pada
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit tahun 2016 sebanyak 301,7 per 100.000
(Marmi, 2012). kelahiran hidup atau 61 jiwa. Adapun
World Health Organization (WHO) penyebab kematian yaitu karena
memperkirakan 800 perempuanmeninggal Perdarahan 19,7% kasus, Hypertensi
setiap harinya akibatkomplikasi kehamilan dalam kehamilan 16,4% kasus, Infeksi
dan proseskelahiran, sekitar 99% dari 1,7% kasus, Partus Lama 1,7% kasus, lain
seluruh kematian ibu terjadi di negara – lain 59,1% kasus. Dari data awal yang
berkembang, sekitar 80% kematian diperoleh pada tanggal 22 November 2017
maternal merupakan akibat meningkatnya di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Pada
komplikasi selama kehamilan, persalinan tahun 2015 jumlah ibu bersalin yaitu 1.743
dan setelah persalinan. Menurut WHO orang yang terdiri dari 51,6% ibu bersalin
pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu normal, 7,5% ibu bersalin dengan Extrasi
(AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa Vacum, 40,9% ibu bersalin dengan Sectio
dimana dibagi atas beberapa Negara Caesaria dimana indikasi non medis
antara lain Amerika Serikat mencapai berjumlah 22% atau 157 ibu. Sedangkan
9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 dan Asia pada tahun 2016, jumlah ibu bersalin
Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian 2.178 orang, terdiri dari ibu bersalin normal
Ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara 47,1%, ibu yang bersalin dengan extrasi
yaitu Indonesia 241 per 100.000 kelahiran vacum 4,3% dan Sectio Caesaria 48,6%
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran dimana terdapat 26,5% atau 280 ibu atas
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran indikasi non medis. Dilihat dari data diatas
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran maka terjadi peningkatan jumlah kejadian
hidup, Brunai 60 per 100.000 kelahiran Sectio Caesaria atas indikasi non medis.
hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran Nyeri persalinan mulai timbul pada
hidup (WHO, 2014). tahap kala I yang berasal dari kontraksi
Berdasarkan Profil Kesehatan uterus dan dilatasi serviks. Dengan makin
Indonesia Tahun 2015 Indonesia, angka bertambahnya baik lama maupun
kematian ibu di Indonesia sebesar frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang
305/100.000 kelahiran hidup.Angka ini dirasakan akan bertambah kuat (Lestari,
masih di bawah dari negara-negara yang dkk. 2012). Association for the study of
ada di ASEAN (Depkes RI, 2015). Terkait pain dalam Judha 2012, menyatakan nyeri
target dari program SDGs (Sustainable merupakan pengalaman emosional dan
Development Goals) RPJMN dan sensori yang tidak menyanangkan yang
RENSTRA di Tahun 2019 untuk muncul dari kerusakan jaringan secara
menurunkan angka kematian ibu sebesar aktual atau potensial atau menunjukkan
306 per 100.000 kelahiran hidup dan pada adanya kerusakan (Judha dkk, 2012).
tahun 2030 sebesar 70/100.000 kelahiran Salah satu teori nyeri yang paling
hidup (Anung, 2015). dapat diterima dan dipercaya adalah Gate

2

control theory. Para pakar di bidang persalinan. Ada yang cukup kuat
kebidanan juga menganut gate control menghadapinya, ada juga yang tidak kuat
theory ini untuk menjelaskan nyeri dalam menghadapinya. Bagi pasien atau ibu
persalinan. Dasar pemikiran pertama gate yang merasakan nyeri tidak tertahankan
control theory adalah bahwa keberadaan lagi dan justru bisa mengganggu proses
dan intensitas pengalaman nyeri persalinan. Metode farmakologi lebih
tergantung pada transmisi tertentu pada mahal, juga berpotensi mempunyai efek
impuls-impuls saraf. Kedua, mekanisme yang kurang baik sedangkan metode
gate sepanjang sistem saraf mengontrol nonfarmakologi lebih murah, simpel,
atau mengendalikan transmisi nyeri efektif, tanpa efek yang merugikan dan
akhirnya. Jika gate terbuka, impuls yang dapat meningkatkan kepuasaan selam
menyebabkan sensari nyeri dapat persalinan karena ibu dapat mengontrol
mencapai tingkat kesadaran.Jika gate perasaannya dan kekuatannya
tertutup, impuls tidak mencapai tingkat (Maryunani, 2010).
kesadaran dan sensasi nyeri tidak Pengelolaan nyeri persalinan
dialami.Indikator adanya intensitas nyeri secara non farmakologi mempunyai
yang paling adalah laporan ibu tentang beberapa keuntungan melebihi
nyeri itu sendiri. Namun demikian pengelolaan nyeri secara farmakologis,
intensitas nyeri juga dapat ditentukan apabila tindakan pengontrolan nyeri
dengan berbagai macam cara salah diberikan memadai. Beberapa teknik non
satuya adalah dengan menanyakan pada farmakologi yang dapat meningkatkan
ibu untuk menggambarkan nyeri atau rasa kenyamanan dalam menghadapi proses
tidak nyamannya (Maryunani, 2010). persalinan yakni relaksasi, tehnik
Nyeri persalinan dapat pernapasan, pergerakan dan perubahan
menimbulkan kecemasan serta ketakutan posisi, massase, hidroterapi, music,
pada pasien sehingga kebutuhan oksigen hypnobriting, water birth (Maryunani,
meningkat, otot menjadi tegang serta 2010).
tekanan darah meningkat, keadaan ini Salah satu metode yang efektif
akan merangsang katekolamin yang dapat dalam mengurangi nyeri persalinan secara
menyebabkan terjadinya pada kekuatan non farmakologi adalah dengan metode
kontraksi sehingga mengakibatkan partus massase. Massase adalah melakukan
lama (Anggraeni, 2015). Penanganan dan tekanan tangan pada jaringan lunak,
pengawasan nyeri persalinan terutama biasanya otot, atau ligamentum, tanpa
pada kala I fase aktif sangat penting, menyebabkan garakan atau perubahan
karena ini sebagai titik penentu apakah posisi sendi untuk meredakan nyeri,
seorang ibu bersalin dapat menjalani menghasilkan relaksasi dan atau
persalinan normal atau diakhiri suatu memperbaiki sirkulasi. Metode massase
tindakan dikarenakan adanya penyulit terdiri dari beberapa metode meliputi
yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat. metode effleurage, metode
Mengingat dampak nyeri cukup signifikan counterpressure, metode deep back
bagi ibu dan bayi, maka harus ada upaya massage, metode abdominal lifting. Tetapi
untuk menurunkan nyeri tersebut (Maita, kadang kala metode massase yang
2016). dilakukan tidak pada tempatnya sehingga
Berbagai upaya dilakukan untuk hasilnya tidak effesien. Salah satu
mengatasi nyeri persalinan. Biasanya, contohnya pada pelaksanaan tehnik deep
cara untuk mengatasi nyeri persalinan back massage dimana seharusnya
dibagi menjadi cara farmakologi dan non pelaksanaan dilakukan tepat pada daerah
farmakologi. Rasa nyeri yang dialami tiap sacrum dengan telapak tangan dan posisi
individu berbeda-beda dan akan datang ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi
secara perlahan dan akan mencapai kadang kala penatalaksanaan tidak sesuai
puncaknya pada saat detik-detik terakhir sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien

3

tidak berkurang. Hal ini mungkin Dan tidak ada seorang perempuan pun
diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam mengandung dan tidak (pula) melahirkan
keadaan berbaring miring, atau melainkan dengan sepengetahuan-Nya.
penekananya tidak tepat pada daerah Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur
sacrum. seorang yang berumur panjang dan tidak
Berdasarkan hasil penelitian Maita pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
2016, didapatkan sebagian besar ibu yang ditetapkan) dalam Kitab (Lauh
mengalami nyeri dengan skor 6-10 Mahfuzh).Sesungguhnya yang demikian
sebanyak 13 orang atau 61% yang itu bagi Allah adalah mudah” (Fatir ayat
mengalami penurunan nyeri ringan yaitu 11).
dengan skor 0-4 sebanyak 4 orang atau Dan ayat yang berhubungan
19%. Hasil analisis didapatkan nilai dengan nyeri pada persalinan yakni “Maka
signifikan nilai p value 0.004< 0,05 yang rasa sakit akan melahirkan anak memaksa
berarti dapat disimpulkan bahwa ada ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma,
pengaruh deep back massage terhadap dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya
penurunan nyeri persalinan. aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
Studi pendahuluan yang dilakukan barang yang tidak berarti, lagi dilupakan"
di RSUD Dr. MM Dunda Limboto pada (Maryam ayat 23).
tanggal 25 November 2017, didapatkan Berdasarkan uraian latar belakang
jumlah ibu bersalin dengan kejadian kala I diatas dan melihat adanya ibu inpartu yang
fase aktif memanjang pada bulan belum mengetahui tentang manajemen
September sebanyak 33,8% dari 89 jumlah pengurangan rasa nyeri, maka peneliti
ibu bersalin normal sedangkan pada bulan tertarik untuk melakukan penelitian
Oktober 2017 sebanyak 38,1% dari jumlah dengan judul “Pengaruh Deep Back
105 ibu bersalin normal. Berdasarkan hasil Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala
wawancara dengan 8 orang ibu bersalin I Fase Aktif Di Ruang Bersalin di RSUD Dr.
mengatakan belum mengetahui tentang M.M Dunda Limboto”.
teknik deep back massage untuk
mengurangi nyeri persalinan. Dari METODE PENELITIAN
pengalaman 8 orang ibu bersalin tersebut, Penelitian ini menggunakan jenis
mengatakan bahwa selama kontraksi penelitian Quasi exsperiment merupakan
bidan menganjurkan ibu untuk mencari suatu prosedur penelitian yang dengan
posisi yang nyaman dan menarik nafas memberikan perlakuan tertentu pada
selama kontraksi. subjek penelitian, dengan tujuan untuk
Adapun ayat Al-Quran yang menilai pengaruh suatu perlakuan sebagai
berbicara tentang kehamilan dan variabel bebas terhadap variabel terikat.
melahirkan “Dan Allah menciptakan kamu Penelitian ini menggunakan rancangan
dari tanah kemudian dari air mani, non-equivalent pre test and post test
kemudian Dia menjadikan kamu control group.
berpasangan (laki-laki dan perempuan).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur
Intervensi Kontrol Jumlah
Variabel Katagori
F % f % N %
Umur <20 tahun 6 37.5 3 18.75 9 28.1
20-35 tahun 8 50.0 11 68.75 19 59.4
>35 tahun 2 12.5 2 12.5 4 12.5
Total 16 100.0 16 100.0 32 100
Sumber : Data Primer 2018

4

Dari Tabel 1 di atas diperoleh hasil responden yang terdiri dari 8 responden
sebagian besar responden berumur 20 pada kelompok intervensi dan 11
sampai 35 tahun dengan jumlah 19 responden pada kelompok kontrol.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan


Intervensi Kontrol Jumlah
Variabel Katagori
F % f % n %
Pendidikan SD 3 18.8 3 18.8 6 18.7
SMP 5 31.2 5 31.2 10 31.2
SMA 7 43.8 6 37.5 13 40.6
Perguruan Tinggi 1 6.2 2 12.5 3 9.5
Total 16 100.0 16 100.0 32 100
Sumber : Data Primer 2018
Dari tabel 2 di atas diperoleh hasil terdiri dari 7 responden pada kelompok
sebagian besar responden berpendidikan intervensi dan 6 responden pada
SMA dengan jumlah 13 responden yang kelompok kontrol.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas


Intervensi Kontrol Jumlah
Variabel Katagori
f % f % n %
Paritas Primigravida 9 56.25 8 50 17 53.1
Multigravida 5 31.25 4 25.0 9 28.2
Grandemultigravida 2 12.5 4 25.0 6 18.7
Total 16 100.0 16 100.0 32 100
Sumber : Data Primer 2018
Dari tabel 3 di atas menunjukkan terdiri dari 9 responden pada kelompok
distribusi responden berdasarkan paritas intervensi dan 8 responden pada
sebagian besar responden dengan paritas kelompok kontrol.
primigravida berjumlah 17 responden yang

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembukaan Serviks


Intervensi Kontrol Jumlah
Variabel Katagori
f % f % n %
Pembukan Pembukaan 4 7 43.75 7 43.75 14 43.75
Serviks Pembukaan 5 4 25.0 4 25.0 8 25
Pembukaan 6 3 18.75 3 18.75 6 18.75
Pembukaan 7 2 12.5 2 12.5 4 12.5
Total 16 100 16 100 32 100
Sumber : Data Primer 2018
Dari tabel 4 di atas menunjukkan serviks 4 cm berjumlah 14 responden yang
distribusi responden berdasarkan terdiri dari 7 responden pada kelompok
pembukaan serviks sebagian besar intervensi dan 7 responden pada
responden masuk dengan pembukaan kelompok kontrol.

Tabel 5. Tingkat Nyeri pada Kelompok intervensi dan kelompok kontrol


Intervensi Kontrol
Katagori
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
f % f % f % f %
Nyeri ringan 0 0 8 50.0 0 0 2 12.5
Nyeri sedang 8 50.0 6 37.5 6 37.5 8 50.0

5

Nyeri berat 8 50.0 2 12.5 10 62.5 6 37.5
Total 16 100.0 16 100.0 16 100.0 16 100.0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui merasakan nyeri ringan, 6 responden nyeri
bahwa seluruh responden yang berjumlah sedang dan 2 responden nyeri berat.
32 responden yang terdiri dari 16 Sedangkan pada kelompok kontrol
responden kelompok intervensi dan 16 sebelum yang mengalami nyeri sedang 6
responden kelompok kontrol didapatkan responden dan nyeri berat 10 responden,
yang mengalami nyeri sedang dan berat pada kelompok sesudah didapati nyeri
sebelum dilakukan deep back massage ringan 2 responden, 8 responden
yaitu 8 responden dan setelah dilakukan mengalami nyeri sedang dan 6 responden
deep back massage didapati 8 responden nyeri berat.

Tabel 6.Hasil Analisis Pengaruh Deep Back Massage terhadap perbedaan NyeriSebelum
Perlakuan Pada Kelompok Intervensi dan kelompok kontrol.
Intervensi Kontrol
Tingkat nyeri X2hitung X2tabel P.value
F % F %
Nyeri sedang 8 50.0 6 37.5
1,067 3,841 0.302
Nyeri berat 8 50.0 10 62.5
Total 16 100.0 16 100.0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui berat sebanyak 8 responden (50%).
bahwa seluruh responden yang terdiri dari Sedangkan pada kelompok kontrol
16 responden kelompok intervensi dan sebelum perlakuan didapatkan sebanyak 6
kelompok kontrol, didapatkan sebelum responden (37.5%) mengalami nyeri
dilakukan perlakuan pada kelompok sedang dan sebanyak 10 responden
intervensi yang mengalami nyeri sedang (72.5%) mengalami nyeri berat.
sebanyak 8 responden (50%) dan nyeri

Tabel 7. Hasil Analisis Pengaruh Deep Back Massage terhadap perbedaan NyeriSesudah
Perlakuan pada Kelompok Intervensi dan KelompokKontrol.
intervensi Kontrol
Tingkat nyeri X2hitung X2tabel P.value
f % F %
Nyeri ringan 8 50.0 2 12.5
Nyeri sedang 6 37.5 8 50.0 9,630 9,488 0.047
Nyeri berat 2 12.5 6 37.5
Total 16 100.0 16 100.0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui sebanyak 2 responden (12.5%).
bahwa seluruh responden yang terdiri dari Sedangkan pada kelompok kontrol,
16 responden kelompok intervensi dan sebanyak 2 responden (12.5%) nyeri
kelompok kontrol didapati tingkat nyeri ringan, 8 responden (50%) nyeri sedang
sesudah perlakuan pada kelompok dan sebanyak 6 responden (37.5%)
intervensi yang mengalami nyeri ringan 8 mengalami nyeri berat.
responden (50%), nyeri sedang sebanyak
6 responden (37.5%) dan nyeri berat
Hasil penelitian tersebut dilihat dari
Pembahasan rata-rata usia responden menunjukkan
Umur kelompok usia yang relatif aman untuk

6

melahirkan (Kumalasari, 2012) semakin mudah untuk menerima informasi
menjelaskan usia secara fisik sangat ideal baru (Lydwina, 2011).
untuk menikah dan hamil karena diusia ini Pendidikan berkaitan dengan
fungsi organ reproduksi masih optimal. pemahaman seseorang dan memiliki arti
Kematangan mental dan emosional diusia masing-masing. Pendidikan pada
ini juga jauh lebih siap. umumnya berguna dalam merubah pola
Pada persalinan usia kurang dari 20 pikir, pola bertingkah laku dan pola
tahun dan usia diatas 35 tahun banyak pengambilan keputusan.Tingkat
beresiko terhadap kesehatan ibu dan pendidikan juga mempengaruhi kesadaran
janinnya. Kehamilan dan persalinan pada dan pemahaman terhadap
ibu dengan usia 20-35 tahun merupakan stimulus.Respon terhadap nyeri persalinan
kelompok umur kesehatan reproduksi setiap orang berbeda karena adaptasi
yang optimal. Persalinan dipengaruh oleh yang digunakan individu berbeda sesuai
usia karena usia merupakan penyebab dengan tingkat pendidikan.Individu
timbulnya nyeri karena semakin dengan tingkat pendidikan rendah
bertambahnya usia seseorang akan menggunakan adaptasi yang mal adaptif
berubah dan berbeda sesuai dengan usia sedangkan individu dengan tingkat
(Wiknjosastro, 2010). Sesuai teori usia pendidikan tinggi menggunakan adaptasi
reproduksi sehat adalah usia yang baik yang adaptif. Dengan demikian pendidikan
untuk hamil, bersalin, nifas dan sehat yang rendah akan berdampak pada
secara fisik, mental, dan kesejahteraan pemahaman terhadap terjadinya nyeri
sosial secara utuh pada semua hal yang maupun penatalaksanaan nyeri (Lydwina,
berhubungan dengan sistem dan fungsi 2011).
serta proses reproduksi dan bukan hanya Penelitian yang dilakukan oleh
kondisi yang bebas dari penyakit atau Lydwina 2011, dengan judul presepsi nyeri
kecacatan (Kumalasari, 2012). pada persalinan normal didapatkan hasil
Berikut beberapa faktor yang dari 155 ibu bersalin menunjukkan
mempengaruhi presepsi nyeri diantaranya pendidikan lebih tinggi berhubungan rasa
adalah umur.Umur ibu yang lebih muda nyeri lebih rendah pada fase aktif.
memiliki sensori nyeri yang lebih intens
dibandingkan dengan ibu yang memiliki Paritas
umur yang lebih.Umur muda cenderung Menurut peneliti primigravida
dikaitkan dengan kondisi psikologis yang membutuhkan adaptasi terhadap nyeri
masih labil yang memicu terjadinya yang cukup lama, karena belum pernah
kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan merasakan sebelumnya sedangkan
semakin lebih kuat (Lydwina, 2011). multigravida dan grande multigravida lebih
mengangap nyeri adalah hal yang alamiah
Pendidikan karena telah mengalami sebelumnya.
Tingkat pendidikan secara umum Seperti yang disampaikan Batbual 2010
mempengaruhi kemampuan seseorang seorang yang pernah berhasil mengatasi
dalam menerima dan memahami informasi nyeri dimasa lampau dan saat ini nyeri
kondisi dan lingkungan sekitarnya, timbul akan lebih mudah dalam mengatasi
sehingga mempengaruhi cara pandang nyerinya. Pada paritas ibu yang primipara
dan pemilihan copping dalam intensitas kontraksi uterus lebih kuat
menyelesaikan masalah. Pendidikan dibandingkan pada ibu yang multipara dan
merupakan salah satu faktor yang grande multigravida.
berpengaruh terhadap pengetahuan.
Pendidikan responden mempengaruhi Pembukaan Serviks
pengetahuan responden, karena semakin Sesuai teori pembukaan serviks
tinggi pendidikan responden maka disebabkan oleh adanya kontraksi uterus
dimana kala I fase aktif frekuensi dan lama

7

kontraksi uterus akan meningkat secara dkk (2012) yang berjdul “pengaruh deep
bertahap dimana terjadi tiga kali atau lebih back massage terhadap penurunan nyeri
dalam waktu 10 menit dan berlangsung persalinan kala I fase aktif dan kecepatan
selama 40 detik atau lebih, pembukaan pembukaan pada ibu bersalin primigravida
serviks pada ibu primigravida 1 sentimeter di Wilayah Kerja BPS Puskesmas Delangu
atau lebih sedangakan pada ibu Kabupaten Mojokerto” Dalam
multigravida dan grande multigravida rata- penelitiannya peneliti mengemukakan
rata pembukaan serviks 1-2 sentimeter tingkat nyeri sebelum pada kelompok
perjamnya (Tando, 2013). intervensi dan kelompok kontrol
didapatkan 16 responden mengalami nyeri
Tingkat Nyeri berat dan 14 responden pada kelompok
Nyeri adalah pengalaman sensasi kontrol mengalami nyeri berat atau dapat
dan emosi yang tidak menyenangkan, diasumsikan bahwa kondisi awal saat pre
keadaan yang memperlihatkan test kedua kelompok adalah sama, hal ini
ketidaknyamanan secara subjektif atau dibuktikan dari hasil perbedaan
individual, menyakitkan tubuh, dan pengukuran nyeri pretest pada kelompok
kapanpun individu mengatakannya adalah intervensi dan kelompok kontrol dengan
nyata (Solehati, Kosasih, 2015). Menurut menggunakan uji statistik didapatkan hasil
(Duffet & Smith, 1992 dalam Solehati, p value = 0.473 yang berarti tidak ada
Kosasih, 2015), besar kecilnya nyeri yang perbedaan nyeri pada kondisi awal kedua
dirasakan oleh seseorang akan berbeda kelompok.
antara satu orang dan yang lainnya, begitu Nyeri merupakan bagian penting
juga persalinan yang satu dan persalinan dalam proses persalinan yang merupakan
lainnya. Jadi nyeri memiliki sifat yang suatu kerja fisiologis dan psikologis
subjektif bagi setiap individu yang termasuk neuro anatomi. Dengan
merasakannya. berlangsungnya pembukaan dan
Rasa nyeri pada persalinan adalah penipisan serviks maka setiapa ibu
manifestasi dari adanya kontraksi bersalin pasti mengalami nyeri yang
(pemendekan) otot rahim.Kontraksi inilah semakin meningkat. Dari hasil penelitian
yang menimbulkan rasa sakit pada baik pada kelompok intervensi dan
pinggang, daerah perut menjalar ke arah kelompok kontrol pengukuran nyeri pre
paha.Kontraksi ini menyebabkan adanya test menunjukkan sebagian besar
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan mengalami nyeri berat (Lestari dkk, 2012).
adanya pembukaan serviks ini maka akan Nyeri pada persalinan disebabkan
terjadi persalinan (Judha dkk, 2012). oleh berbagai hal antara lain penekanan
pada ujung saraf antara serabut otot dari
Hasil Analisis Pengaruh Deep Back corpus fundus uterus. Spasme otot
Massage terhadap Nyeri Sebelum disebabkan karena tergangsangnya
Intervensi pada kelompok Intervensi dan reseptor nyeri yang bersifat
Kelompok Kontrol. mekanoreseptor, ataupun oleh penekanan
Dari uji statistik Chi Square pembulu darah dan menyebabkan
diperoleh nilai P value (0.302) dimana lebih iskemia.Spasme juga meningkatkan
besar dari 0.05.Dan nilai X2 hitung yang kecepatan metabolisme sehingga
lebih kecil dari X2 tabel (1,067 < 3,841) memperberat kondisi iskemia yang
yang berarti Ha ditolak dan Ho di merupakan kondisi yang ideal untuk
terima.Hal tersebut menandakan tidak pelepasan bahan kimiawi pemicu
adanya perbedaan antara tingkat nyeri timbulnya rasa nyeri.Adanya iskemia
sebelum pada kelompok intervensi dan miometrium dan serviks karena
kelompok kontrol. kontraksi.Bila aliran darah yang menuju
Hal ini memperkuat penelitian jaringan terhambat maka jaringan menjadi
sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari terasa nyeri. Diduga salah satu penyebab

8

nyeri pada keadaan iskemia adalah terpenting untuk transmisi rangsang nyeri
terkumpulnya sejumlah asam laktat yang adalah jaras spinothalamikus. Jarasini
akan merangsang ujung saraf serabut terdiri dari sel lamina 5, yang sebagian
nyeri. Selain itu adanya proses berkaitan dengan serat visceral afferent
peradangan pada otot uterus. Kontraksi dan dapat menjadi dasar pada nyeri alih
pada serviks dan segmen bawah rahim pada persalinan.
menyebabkan rasa takut yang memacu
aktivitas berlebih dari sistem saraf Hasil Analisis Pengaruh Deep Back
simpatis.Adanya dilatasi seviks dan Massage terhadap Perbedaan Nyeri
segmen bawah rahim, banyak data yang Setelah Intervensi pada Kelompok
mendukung hipotesis nyeri persalinan kala Intervensi dan Kelompok Kontrol.
I terutama disebabkan karena dilatasi Dari uji statistik Chi Square
serviks dan segmen bawah rahim oleh diperoleh nilai P value (0.047) dimana lebih
karena adanya dilatasi, peregangan dan kecil dari 0.05 dan nilai X2 hitung yang
kemungkinan robekan jaringan selama lebih besar dari X2 tabel (9,630 > 9.488)
kontraksi.Ketegangan dan meregangya yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak
jaringan ikat pendukung rahim dan sendi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada
panggul selama kontraksi dan turunnya pengaruh deep back massage terhadap
bayi.Tekanan pada saluran kemih, perbedaan tingkat nyeri sesudah pada
kandung kemih dan anus. Ketakutan dan kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
kecemasan yang dapat dikelurkannya Pada hasil post test yang dilakukan
hormon stress dalam jumlah besar kembali pada 16 responden pada
(epineprin, norepineprin) yang kelompok intervensi, terdapat 2 responden
mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang tidak menunjukkan adanya
yang lama dan berat (Lestari dkk, 2012). perubahan tingkat nyeri, kedua responden
Stimulus nyeri pertama kali akan masih menunjukkan rasa nyeri yang sama
diterima oleh nosiseptor mekanis dengan sebelum dilakukannya deep back
kemudian stimulus akan diubah menjadi massage. Berdasarkan hasil penelitian
aktivitas listrik yang akan dihantarkan oleh ada beberapa faktor yang menyebabkan
serabut syaraf A delta dan serabut saraf C tidak menurunnya nyeri meskipun sudah
melalui syaraf aferen menuju kesistem dilakukan perlakuan deep back massage
syaraf pusat (SSP). SSP yang menerima hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
impuls nyeri adalah cornusdorsalis yang yaitu salah satunya adalah kuranganya
berada pada medulla spinalis, cornus dukungan keluarga, ibu pertama kali
dorsalis dianggap juga sebagai gerbang melahirkan, dan setiap ibu merespon nyeri
nyeri karena didalam cornus dorsalis dengan respon yang berbeda bergantung
terdapat jaras asenden, apabila jaras pada stimulus yang dirasakan. Nyeri yang
asenden aktif atau terbuka maka impuls dirasakan sesesorang bersifat personal
nyeri akan diterima serta ambang nyeri dan unik, dimana setiapa individu berbeda
akan mengalami penurunan sehingga dan tidak dapat disamakan meskipun
seorang dapat merasakan nyeri dan dapat mempunyai kondisi yang sama.
menimbulkan respon nyeri (Judha, ddk Sedangkan pada kelompok kontrol hasil
2012). post test yang dilakukan kembali pada 16
Menurut hasil penelitian (Albe- responden tanpa pemberian intervensi
Fessard 1974 dalam Lestari dkk, 2012), sebanyak 2 responden menunjukkan
bahwa jaras nyeri asenden merupakan adanya perubahan tingkat nyeri meski
dasar nyeri alih pada proses persalinan. tidak dilakukan deep back massage. Hal
Informasi dari tubuh ditransmisikan ke otak tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
melalui tiga jaras nyeri utama yaitu faktor seperti ibu pernah memiliki
spinothalamikus, spinoretikularis, dan pengalaman melahirkan dan adanya
spinoservikalis.Jaras medulla spinalis dukungan keluarga yang baik sehingga

9

nyeri yang dirasakan dapat teralihkan dan sentuhan dan nyeri dirangsang bersama,
lingkungan sekitar yang dapat menarik sensasi sentuhan berjalan ke otak
perhatian ibu sehinggan ibu dapat menutup pintu gerbang dalam otak,
melupakan nyeri yang dirasakan. Sesuai dengan adanya pijatan yang mempunyai
teori yang menyatakan bahwa hanya efek distraksi juga dapat meningkatkan
seorang yang mengalami nyeri yang paling pembentukan endorphine dalam membuat
mengerti dan memahami tentang nyeri relaksasi otot (Farida dkk, 2016).
yang dirasakan. Respon nyeri pada setiap Penurunan nyeri persalinan dipengaruhi
individu dapat dipengaruhi oleh usia, oleh perlakuan deep back massage yang
kebudayaan, makna nyeri, perhatian, dilakukan dengan memberikan penekanan
ansietas, pengalam terdahulu, gaya pada daerah sacrum. Pada dasarnya
koping, dukungan keluarga dan dukungan dengan penekanan menstimulasi
sosial (Andarmoyo dan Suharti, 2013). kutaneus sehingga dapat menghambat
Teori Gate Control menyatakan impuls nyeri yang tidak sampe ke
bahwa selama proses persalinan impuls hypothalamus hal ini sesuai dengan teori
nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat- gate control (Lestari dkk, 2012).
serat saraf besar kearah uterus ke Sejalan dengan penelitian yang
substansia gelatinosa di dalam spinal dilakukan oleh Maita (2016), yang berjudul
kolumna, sel-sel transmisi memproyeksi “pengaruh deep back massage terhadap
pesan nyeri ke otak. Adanya pemberian penurunan nyeri persalinan di BPM
deep back massage mengakibatkan pesan Khairani, hasil penelitian didapatkan
yang berlawanan yang lebih kuat, cepat sebagian besar ibu yang mengalami nyeri
dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. 6-10 sebanyak 13 orang (61,9%) yang
Pesan yang berlawanan ini menutup gate mengalami penurunan nyeri ringan 0-4
substansi gelatinosa lalu memblokir pesan sebanyak 4 orang. Data bivariat diperoleh
nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan ada pengaruh yang signifikan antara deep
nyeri tersebut (Judha dkk, 2012). back massage terhadap penurunan nyeri
Deep back massage sangat baik persalinan dengan nilai p value 0.004.
dan merupakan cara lembut untuk Sebagian besar ibu inpartu pada
membantu ibu bersalin merasa lebih segar kelompok kontrol menggunakan teknik
selama persalinan. Sentuhan dan pernapasan dan pendampingan suami.
kelembutan massage membuat ibu Sesuai dengan teori yang dikemukakan
bersalin menjadi lebih rileks. Suatu oleh Andriana (2011), bahwa teknik
penelitian menunjukkan bahwa wanita pernapasan untuk proses persalinan
yang mendapatkan massage selama 20 didasarkan pada konsentrasi yang
menit setiap jam selama fase persalinan dibutuhkan ibu hamil untuk mengatur
aktif merasa lebih tenang dan lebih napasnya. Saat berkontraksi, secara
terbebas dari nyeri. Hal ini terjadi karena otomatis otak mengirim respon ke sekujur
massage dapat merangsang tubuh tubuh untuk menahan nyeri.Kita dilatih
melepaskan senyawa endorphine yang oleh respon nyeri ini untuk
merupakan pereda sakit alami. mengendalikannya lewat napas yang
Endorphine ini dapat menciptakan teratur dan tidak tertahankan.
perasaan nyaman dan enak.Saat memijat, Selaras dengan penelitian yag
pemijat harus memperhatikan respon ibu dilakukan oleh Gaidaka, A, B (2012), yang
apakah tekanan yang diberikan sudah berjudul “pengaruh deep back massage
tepat. Gate control theory dapat diukur terhadap nyeri persalinan kala 1 fase aktif
untuk efektifitas cara ini. Ilustri gate control ibu inpartu primigravida di BPS Endang
theory bahwa serabut nyeri membawa Adji, Amd. Keb”, mengemukakan
stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan kehadiran suami disisi isterinya bukan
perjalanan sensasinya lebih lambat dari hanya menemani sang isteri tetapi juga
pada serabut sentuhan yang luas. Ketika membuktikan rasa sayang kepada sang

10

isteri sehingga isteri akan merasa lebih farmakologi untuk mengurangi dampak
tenang. Banyak hal yang dapat dilakukan yang merugikan terhadap ibu, janin dan
suami antara lain memberi dorongan, kemajuan persalinan.
semangat serta mengusap punggung 3. Bagi institusi Pendidikan
isteri. Perasaan tenang membuat tubuh Diharapkan penelitian ini dapat
mengeluarkan hormon endorphine yaitu berguna sebagai bahan bacaan dan
pereda sakit alami, sehingga rasa nyeri referensi belajar khususnya tentang
inpartu akan berkurang. cara menurunkan tingkat nyeri dengan
Berdasarkan hasil tersebut menggunakan teknik deep back
kelompok kontrol juga menunjukkan massage sehingga dapat membantu
penurunan nyeri tanpa pemberian deep meningkatkan mutu dalam
back massage namun penurunan yang pembelajaran untuk menghasilkan
terjadi tidak sebanyak pada kelompok tenaga kesehatan yang lebih
intervensi yang diberikan perlakuan deep professional, inovatif, terampil dan
back massage. Sehingga dalam penelitian bermutu.
ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
teknik deep back massage sangat efektif Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dalam menurunkan nyeri persalinan. dapat mengembangkan penelitian ini,
seperti untuk mengetahui apakah ada
KESIMPULAN DAN SARAN pengaruh deep back massage
Kesimpulan terhadap kecepatan pembukaan
1. Tidak ada pengaruh deep back serviks
massage terhadap perbedaan nyeri
sebelum perlakuan pada kelompok DAFTAR PUSTAKA
intervensi dan kelompok kontrol Andarmoyo, Suharti, 2013. Persalinan
dengan hasil statistik p value 0.302 Tanpa Nyeri Berlebihan, Ar-Ruzz
>0.05 Media. Yogyakarta
2. Ada pengaruh deep back massage Andriana. 2011. Melahirkan Tanpa Rasa
terhadap perbedaan nyeri sesudah Sakit. PT. Bhuana. Jakarta
perlakuan pada kelompok intervensi Anggraeni, M. 2015. Gambaran Massage
dan kelompok kontrol dengan hasil terhadap Pengurangan Rasa Nyeri
statistik p value 0.047 < 0.05. Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM
3. Ada pengaruh deep back massage NY. Yenie Ika Sugiarti, S. ST.
terhadap nyeri persalinan kala I fase Bakalan Gondang Mojokerto.
aktif di ruangan Bersalin RSUD Dr. M.M Skripsi
Dunda Limboto. Anung, 2015.Kesehatan Dalam Kerangka
Saran Sustainable Development Goals
1. Bagi Perawat dan Bidan (SDGs).Jakarta : Dirjen Bina Gizi
Diharapkan perawat dan bidan dapat KIA. Hal : 23-24
selalu meningkatkan kwalitas Batbual, 2010.Hypnotis Hypnobriting.
pelayanan kesehatan khususnya dalam Yogyakarta: Gosyen Publising
upaya penanganan nyeri persalinan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo,
secara non farmakologi agar 2017. Profil Dinas Kesehatan
memperkecil dampak negatif yang bisa Provinsi Gorontalo. Gorontalo :
terjadi pada ibu, janin maupun Dikes Provinsi Gorontalo.
kemajuan persalinan. Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan
2. Bagi Responden Farida, dkk. 2016. Metode Massase
Diharapkan dengan penelitian ini, dapat Abdominal Lefting Sebagai Upaya
membantu ibu inpartu menerima untuk Mengurangi Nyeri Persalinan
perlakuan bidan dalam mengatasi nyeri Kala I.
persalinan dengan metode non

11

Gaidaka, A, B. 2012.Pengaruh Deep Back Marmi, 2012, Intranatal Care Asuhan
Massage Terhadap Nyeri Kebidanan Pada Persalinan,
Persalinan Kala 1 Fase Aktif Ibu Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Inpartu Primigravida Di BPS Endang Maryunani, 2010.Nyeri Dalam Persalinan.
Adji, Amd.Keb Trans Info Media, Jakarta
Judha, Sudarti, Fauziah, 2012, Teori Solehati, Kosasih, 2015, Konsep Dan
Pengukuran Nyeri dan Nyeri Aplikasi Relaksasi Dalam
Persalinan, Nuha Medika Keperawatan Maternitas, Refika
Yogyakarta Aditama, Bandung
Kumalasari, I. 2012. Kesehatan Tando, 2013, Asuhan Kebidanan
Reproduksi. Salemba Medika. Persalinan dan Bayi Baru lahir, In
jakarta Media, Jakarta
Lestari dkk, 2012.Pengaruh Deep Back Wahyuni, Wahyuningsih, 2015, Pengaruh
Massage Terhadap Penurunan Massage Effleurage Terhadap
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase
Dan Kecepatan Pembukaan Pada Aktif Pada Ibu Bersalin Di RSU PKU
Ibu BersalinPrimigravida di Wilayah Muhammadiyah Delanggu Klaten
Kerja BPS Puskesmas Dlanggu 2015.
Kabupaten Mjokerto. The Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah
Indonesion Journal of Pulblik Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Health, Vol.9 No.1.hal 37-50. Sawono Prawiroharjo. Jakarta.
Lydwina, 2011.Persepsi Nyeri Pada World Health Organization (WHO). 2014.
Persalinan Normal. WHO, UNICEF UNFPA, The World
Maita, 2016.Pengaruh Deep Back Bank. Trends in maternal mortality.
Massage Terhadap Penurunan
Nyeri Persalinan di BPM Khairani
Asnita.Jurnal ilmu kesehatan. Vol.9,
No. 2, Hal 186-190.

12

Anda mungkin juga menyukai