Anda di halaman 1dari 31

Mata Kuliah : Sistem Sensori Persepsi

Dosen Pembimbing : Nurhidayah, S.Kep. Ns., M.Kep

MAKALAH SISTEM SENSORI PERSEPSI


CARSINOMA LIDAH

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II / KELAS B1

ANDI NUR AWALIA NH0217011


ANDI SURISMA AL NH0217012
ANDI VIVI FEBRY ELFIRA NH0217013
ARDINAYANTI NH0217014
ARIYANTO NH0217015
ARNI H LATIF NH0217016
ASTUTI NH0217017
ASTUTI J NH0217018
AUDRI DARMARANI NH0217019
AYU ROMAWANTI NH0217020
BUSTANG ARIFIN NH0217021

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JALUR KONVERSI NERS B
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang

meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.Telah banyak orang

menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah menderita penyakit

perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri,

diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit Ca lidah ini,

diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal.

Penyakit Ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti

faktor luar, heriditer maupun non heriditer.Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi

kronis dan trauma krinis.Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar

ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan

suami istri, hepatitis) parasit, dan bakteri.Pada orang yang menderita penyakit Ca lidah

dapat disembuhkan apabila peradangannya belum meluas.Crania adalah dapat kita

lakukan dengan memberikan terapi seperti radioterapi.Selain itu, kita juga dapat

memberikan obat yang berguna untuk mengurangi peradangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi penyakit dari Ca lidah ?

2. Apa sajakah penyebab dari penyakit Ca lidah ?

3. Sebutkan gejala dari penyakit Ca lidah !

4. Jelaskan patofisiologi dari penyakit Ca lidah !

5. Jelaskan asuhan keperawatan dari Ca lidah !

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi penyakit Ca lidah.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi penyakit Ca lidah.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit Ca lidah.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pathofisiologi penyakit Ca lidah.

5. Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit Ca lidah.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang

meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah. Kanker lidah adalah

suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya

berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis) dan terjadi akibat

ransangan menahun, juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premalignant) seperti

syphilis dan plumer vision syndrome, leukoplasia, reytoplasia. Kanker ganas ini dapat

menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara

limfogen dan hematogen.

Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh menempel pada

lidah. Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara lain benjolan yang tumbuh di lidah

bagian atas dimana makin lama makin membesar, sehingga sulit untuk mencerna

makanan.

Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa, sedangkan

untuk jenis yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah meningkat sejalan dengan

peningkatan usia. Umumnya hal ini terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah

terjadi pergesaran usia lebih muda. Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh

pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan

genetikpun juga ternyata menjadi penyebabknya.

B. Etiologi

Kanker ini memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri

dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor.

Secara garis besar, etiologi kanker lidah:

1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari

restorasi, gigi-gigi karies atau akar gigi, gigi palsu

2. Faktor luar, karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau,

agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.

3. Faktor lain, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik.
C. Manifestasi Klinis

1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh.

Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang

megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.

2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses

menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi

jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil.

3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan

mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi

pembesaran nodus limfe servikal.

4. Gejala Dini Kanker Lidah

Sebagian besar dari kanker lidah, terjadi di bagian mukosa. Gejala dini kanker lidah

adalah ketidaknyamanan dilidah, nyeri, adanya lesi di lidah dengan ukuran 1-2cm.

Gejala kanker lidah dibagi 3, yaitu, sariawan, eksogen dan infiltrasi. Gejala eksogen

adalah seperti bisul berbentuk seperti kembang kol, disertai nyeri, dan nyeri di daerah

telinga dan temporal.Lesi juga berkomplikasi bila terinfeksi; mungkin pendarahan,

berbau busuk, keterbatasan penggunaan fungsi lidah, kesulitan makan, kesulitan

berbicara, airliur sulit di kontrol.

5. Gejala Kanker Lidah Lanjut

Pada stadium ini, kankernya sudah berkembang melampaui bagian tengah lidah, dan

sudah terjadinya penyebaran ke kelenjar getah bening.Biasanya rute penyebarannya

adalah ke kelenjar getah bening servikal, yang lalu diikuti ke kelenjar getah bening

submental dan sekelompok getah bening dalam lainnya.Tingkat penyebarannya

cukup cepat, jadi sebaiknya segera menjalani pengobatan sebelum parah. Ahli di

Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, bila sudah merasa ada gejala,

segera periksakan diri ke dokter supaya tidak menunda pengobatan.

D. Patofisiologi

Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan

menjadibeberapa faktor.Yaitu, Faktor luar, dalam dan faktor lainya. Faktor-faktor

tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma
pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut

tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker

lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit

berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada

posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase kecolli/leher.Ketika kanker

mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah

yang tidak bisa dihilangkan.Kemudian bisa terbentuk ulkus yangmudah berdarah.Kanker

pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan

submandibular.Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi

leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

E. Pemeriksaan diagnostic

1. Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa sepervisial.

2. Scan CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih

dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat

metastase atau tidak.

3. Penggunaan lingkup (tabung serat optik yang tipis dengan kamera keci)l digunakan

untuk memeriksa pangkal lidah.

4. Lidah biopsi (pengangkatan sampel jaringan lidah) digunakan untuk menguji sel-sel

kanker.

5. X-Ray dada dipakai untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.

6. Radiasi eksterna dan interna

Dilihat dari segi teknik, pemberian radiasi dibagi dalam eksterna, interna atau

kombinasi keduanya. Pada radiasi eksterna sumber radiasi berada diluar tubuh

penderita sedangkan pada radiasi interna sumber radiasi dimasukkan dalam tubuh

penderita. Entah dipasang, ditnam, atau diminumkan. Salah satu sifat sumber radio

aktif adalah tingginya dosis radiasi dipermukaan sumber tersebut dan menurunnya

tidak secara linier, tetapi mengikuti hukum jarak kuadran terbalik. Jadi, dengan

perbedaan jarak sedikit saja akan didapat penurunan dosis yang nyata. Sifat ini

dimanfaatkan pada radiasi interna yakni memberikan dosis radiasi setinggi mungkin

pada jaringan kanker dan seminimal mungkin pada jaringan sehat sekelilingnya. Hal
itu antara lain bisa dicapai dengan menancapkan sumber radio aktif (jarum-jarum)

pada jaringan kanker tadi. Pada penderita kanker lidah diberikan kalau penderita

dalam keadaan terbius total.

F. Komplikasi

1. Komplikasi akut yang dapat terjadi :

a. Muskositis oral

Merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa eritema dan adanya ulser.

b. Kandidiasis oral

Disebabkan oleh jamur candida albicansdan ditemukan pada pasien yang

menerima radioterapi

c. Dysgeusia

Merupakan respon awal hilangnya rasa pengecapan, dimana salah satunya dapat

disebabkan oleh terapi radiasi.

d. Xerostomia atau mulut kering

Ditemukan pada pasien yang menerima radio terapi tergantung pada dosis yang

diterima kelenjar salifa dan volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.

2. Komplikasi kronis yang dapat terjadi:

a. karies gigi atau radiasi

disebabkan paparan radiasi dimana mempunyai onset dan progresi yang cepat

sampai mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi.

b. Osteordionekrosis atau ORN

Merupakan nekroseiskemik tulang yang disebabkan oleh radiasi yang

menyebabkan rasa sakit karna kehilangan banyak struktur tulang.

c. nekrose pada jaringan lunak

merupaka ulser yang terdapat pada jaringan yang teradiasi, tanpa adanya proses

keganasan. Timbulnya nekrose pada jaringan lunak ini berhubungan dengan

dosis, waktu, dan volume kelenjar yang teradiasi.


G. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter, dan pilihan

pasien:

1. Lesi kecil (T1, T2) terapi utama adalah pembedahan dan radioterapi.

Radioterapi mungkin dapat memberiikan hasil kuratif pada lesi T1 dan T2 dengan

preservasi struktur anatomi dan fungsi yang normal. Namun radioterapi sering

menimbulkan kompllikasi berupa edema lidah yang memerlukan trakeostomi,

xerostomia, disgeusia dan osteoradionekrosis, hal ini mengakibatkan tindakan kurang

diminati

2. Terapi pembedahan pada kanker lidah adalah eksisi luas dengan batas sayatan bebas

tumor (konfirmasi potong beku).

Tindakan ini memerlukan partial glosectomy dan umumnya pasca operasi fungsi

baik. Lokal kontrol untuk 5 tahun pada T1 adalah 85% dan T2 adalah 80%.Pada T3

dan T4 terapi utama adalah pembedahan. Hasil kuratif hanya bisa dicapai dangan

reseksi en bloc yang komplet daris emua tumor dan jaringan sekitar dengan sayatan

secara mikroskopis bebas tumor. RND (Radical Neck Dissection) harus dilakukan

pada klinis N positif, RND adalah pengangkatan kelenjar getah bening leher level I

sampai V, musculus sternokleidomastoid, vena jugularis interna, dan nervus assesoris

(en bloc). Batas diseksi, superior adalah musculus trapezius, anterior adalah tepi

lateral musculus sternohiod dan batas bagian dalam adalah fasia servikal yang

menutupi musculus levator scapulae dan scalenus. SND(selective neck

dissection) level 1-3 dilakukan pada N0 SND harus dilakukan oleh tingginya insiden

occult metastasis kelenjar getah bening leher. SND adalah pengangkatan kelenjar

getah bening pada level tertentu yang mempunyai risiko tinggi metastasis dengan

mempertahankan nervus assesorius, vena jugularis interna dan musculus

sternokleidomastoid. Pembedahan memberikan kuratifitas yang lebih baik

dibandigkan radioterapi dan memungkinkan untuk evaluasi patologi dari faktor

prognositik. Terkadang dibutuhkan rekonstruksi langsung (myocutaneous flap atau

vacular free flap) untuk mempertahankan fungsi dan kosmetik.

Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial,

hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan
buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan

pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar

submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker

mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi

pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena berhubungan dengan masalah

yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan

yang membawa perubahan tampilan diri serta harga diri. (Charlene J. Reeves, 2001).

3. Kemoterapi

Pemberian kemoterapi pada kanker nasofaring diindikasikan pada kasus penyebaran

ke kelenjar getah bening leher, metastasis jauh dan kasus-kasus residif. Kemoterapi

dapat diberikan sebelum (neoadjuvan), selama (concurrent) atau setelah (adjuvan)

pemberian kemoterapi. Regimen keomterapi aktif antara lain: cisplatin, 5-fluorouracil

(5-FU), doxorubicin, epirubicin, bleomycin, mitoxantron, methotrexate dan alkaloid

vinca.

Dasar pemberian kemoterapi neoadjuvan/ induksi kemoterapi dengan radioterapi ada

2. Pertama: reduksi sitotoksik tumor primer dan kelenjar dapat meningkatkan kontrol

lokoregional. Kedua: eradikasi mirometastase sistemik pada stadium dini dapat

mengurangi relaps metastasis jauh. Pemberian kemoterapi saat siklus radioterapi

(concominant) menawarkan potensi sensitivitas tumor terhadap radiasi dan juga

kemungkinan eradikasi mikrometastase. Akan tetapi juga menawarkan peningkatan

resiko toksisitas. Tujuan kemoterapi adjuvan yang diberikan setelah radioterapi

adalah untuk mengurangi tingginya tingkat kegagalan terhadap metastase jauh.

Sampai sekarang regimen dengan dasar platinum merupakan standart kemoterapi

pada pasien kanker nasofaring dengan metastase, terapi lini pertama yang paling

banyak digunakan adalah kombinasi cisplatin dan 5-FU, yang mencapai rasio respon

66%-76%. Kombinasi platinum dengan bahan baru seperti gemcitabine atau

paclitaxel telah menunjuukan respon yang baik. Adapun efek samping dari

kemoterapi antara lain : efek toksix pada sumsum tulang dan dapat mengakibatkan

neutropenia, trombositopenia, anemia, infeksi telinga tengah, sinusitis, faringitis,

diare, perdarahan ulkus gastrointestinal(melena, hematemesis), stomatitis, mual

muntah, alopesia, sterilitas(kemandulan sementara atau permanen).


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas

Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya factor-faktor yang

mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.

2. Eliminasi

Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, perubahan

bising usus, distensi abdomen.

3. Makanan / cairan

Kebiasaan diri buruk (rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual-muntah,

mulut rasa kering, intoleransi makanan, perubahan berat badan, perubahan

kelembapan turgor kulit.

4. Neurosensori

Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.

5. Nyeri / kenyamanan

Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku di daerah

leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.

6. Pernapasan

Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok).

7. Keamanan

Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama berlebihan,

demam, ruam kulit.

8. Seksualitas

Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.

9. Interaksi Sosial

Ketidakadekuatan atau kelemahan system pendukung.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri (akut) b.dulkus pada lidah akibat kanker.

2. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan neurologi dan kemampuan menelan.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesukaran menelan


C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Nyeri (akut) Tujuan : 1. Berikan tindakan kenyamanan 1. Meningkatkan relaksasi dan
b.dulkus pada lidah Rasa nyeri teratasi atau (misal: gosok punggung) dan membantu menfokuskan
akibat kanker. terkontrol kativitas hiburan (misal: musik, kembali perhatian.
televisi).
Kriteria Hasil: 2. Dorong penggunaan keterampilan
1. Mendemonstrasikan manajemen nyeri (misal: teknik 2. Memungkinkan pasien untuk
penggunaan ketrampilan relaksasi, visualisasi berpartisipasi secara aktif dan
relaksasi nyeri 3. Kolaborasi dengan dokter dalam meningkatkan rasa kontrol.
2. Melaporkan penghilangan terapi analgesik (morfin, metadon)
nyeri maksimal/kontrol. 3. Nyeri adalah komplikasi
sering dari kanker, meskipun
respon individu berbeda.
2 Kerusakan Tujuan : 1. Kaji kemampuan komunikasi klien. 1. Mengetahui kemampuan
komunikasi verbal Tidak terjadi kerusakan 2. Sediakan alat komunikasi yang lain komunikasi klien
b.d penurunan komunikasi verbal. seperti papan tulis atau buku jika 2. Sediakan alat komunikasi
neurologi dan klien. yang lain seperti papan tulis
kemampuan Kriteria Hasil : 3. Responsif terhadap bel panggilan atau buku jika klien tidak
menelan. 1. Komunikasi lancar. dari klien. dapat berkomunikasi verbal
3. Menjaga kepercayaan dari
pasien.
3 Perubahan nutrisi Tujuan : 1. Sesuaikan diet sebelum dan 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi
kurang dari Kebutuhan nutrisi dapat sesudah pemberian obat sesuai pasien.
kebutuhan tubuh terpenuhi dengan kesukaan dan toleransi
b.d kesukaran pasien.
menelan. Kriteria Hasil : 2. Anjurkan pasien untuk mematuhi
1. Berat badan meningkat. diet yang telah diprogramkan.
2. Nafsu makan meningkat. 2. Kepatuhan terhadap diet
3. Berikan oral hygiene dapat mencegah komplikasi
terjadinya
4. Dorong pasien untuk makan diet hipoglikemia/hiperglikemia.
tinggi kalori, kaya nutrien dengan 3. Meningkatkan nafsu makan.
masukan cairan adekuat. 4. Jenis makanan ini akan
5. Kolaborasi dengan spesialis THT meningkatkan pemenuhan
untuk pemasangan nasogastrik nutrisi tanpa meningkatkan
tube. stimulus pada pencernaan.
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi.
D. TINJAUAN KASUS

Dari Tn. R mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga serta

nyeri yang menyebabkan sulit menelan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pada lidah klien terdapat

warna merah, dan ada pembengkakan pada area leher. Pada saat berbicara, suara Tn. R terdengar

agak kurang jelas. Dan pada lidah Tn. R juga mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah

5 bulan tidak sembuh. Ada kemerahan pada lidah klien. Klien tampak gelisah, meringis

kesakitan. Dan klien juga tampak malu pada saat berkomunikasi pada perawat.

Tanda-tanda vital klien :

N : 85 x/menit

S : 37,5 C

TD : 130/90 mmhg

RR : 26 x/menit

Klien juga mengatakan, tidak nafsu makan. Hal ini disebabkan klien susah makan karena ada

luka dilidah klien, sehingga pada saat makan klien sakit untuk menelan makanan.

Berat badan klien sebelum sakit : 67 kg

Berat badan kien saak sakit : 59 kg

1) Pengkajian keperawatan

Meliputi penegkajian 11 pola gordon

1. Identitas klien

Nama : Tn. R

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : islam
Bangsa / Suku : melayu

Pendidikan : sma

Pekerjaan : swasta

Status Perkawinan : sudah menikah

Alamat : jalan panglima A’im no. 45

2. Riwayat kesehatan klien

a. Kesehatan masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit ca lidah, hanya

mengalami sariawan yang cukup lama.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan ada luka yang seperti sariawan dan

sudah 5 bulan tidak sembuh. nyeri pada bagian lidah dan merambat kelehar,

rahang dan telinga serta nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan kakeknya pernah mengalami penyakit yang sama 6 tahun yang

lalu. Dan kakeknya yang menderita penyakit tersebut sudah meninggal.

4. Data biologis

1. Pola nutrisi

a. BB klien sebelum sakit : 67 kg

BB klien saat sakit : 59 kg

TB klien : 180 cm

b. Hemoglobin : 15,8 mg/dL

Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.

c. Rambut klien bersih tampak hitam dan bersih, mukosa bibir klien tampak

kering, kulit klien bewarna putih dan tidak kering.klien terlihat sedikit kurus.

d. Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, sarapan pagi, makan siang dan

makan malam dengan 1-2 piring sedang dalam sekali makan. klien makan

nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan. Dan Pada saat sakit klien

Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran sedang saja. Pada

saat sakit klien Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran

sedang saja.

2. Pola minum

a. Sebelum sakit :

sebelum sakit klien minum 6 gelas sedang dalam sehari dengan ukurang gelas

sedang (sekitar 1 liter/hari).

b. Saat sakit

Dan Pada saat sakit klien minum 4 gelas sehari dengan ukuarn sedang (sekitar

0,8 liter/hari).

3. Pola eliminasi

a. Buang air besar

1) Sebelum sakit

sebelum sakit klien BAB sebanyak satu kali dali sehari dan BAB klien

sebelum sakit bewarna kuning kecoklatan dan bentuknya padat.

2) saat sakit klien bab sebanyak satu kali dan kadang tidak ada dalam satu

hari dan BAB bewarna kuning kecoklatan dan bentuknya padat.


b. Buang air kecil

1) Sebelum sakit

Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 – 5 x sehari dengan warna

urin klien putih kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat

sakit

2) Saat sakit

Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 – 5 x sehari dengan warna

urin klien putih kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat

sakit

4. Pola istirahat dan tidur

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit, klien beristirahat dengan baik, satu sari klien istirahat sebanyak

8 jam. Tidur malam 6 jam, dan tidur siang 2 jam

b. Saat sakit

Pada saat sakit klien tidak bekerja sehingga sehari-hari klien hanya

beristirahat dan tidur saja

5. Pola kebersihan

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit Klien mandi 2 x sehari dan setiap mandi klien memakai sabun,

shampo dan menyikat giginya.

b. Saat sakit
Saat sakit klien mandi 2 x sehari dan setiap mandi klien memakai sabun, dan

shampo, tetapi terkadang klien tidak menyikat giginya karena lidah klien yang

nyeri.

6. Pola aktifitas dan istirahat

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit klien mampu bekerja sebagai buruh jasa di perusahaan swasta

dan klien istirahat sebanyak 6-8 jam dalam sehari.

b. Saat sakit

Saat sakit klien tidak bekerja karena malu berinteraksi kapada orang lain, dan

waktu untuk bekerja digunakan klien untuk istirahat.

5. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Klien datang kerumah sakit dengan keadaan lelah, letih. Dan klien tampak gelisah

b. Kesadaran umum

Kesadaran umum klien kompos mentis

c. Tanda-tanda vital

N : 85 x/menit

S : 37,5 C

TD : 130/90 mmhg

RR : 26 x/menit

d. Berat badan dan tinggi badan klien

Berat badan klien : 59 kg

Tinggi klien : 180 cm


e. Kepala, leher dan aksila

Inspeksi : pada area kepala, leher dan aksila tidak terlihat lesi, tidak ada

bentuk abnormal. Tetapi ada pembengkakan pada area leher klien.

Palpasi : tidak teraba adanya pembengkakan pada area kepala dan aksila. Tetapi

pada area leher teraba adanya pembegkakan.

f. Mata

Inspeksi : sklera klien bewarna putih, konjungtiva bewarna putih, respons

pupil normal, pada saat terkena cahaya, pupilnya mengecil.

g. Telinga

Inspeksi : telinga kanan dan kiri klien simetris, serumen pada telinga klien

tidak terlalu banyak.

Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.

h. Hidung

Inspeksi : bentuk hidung klien simetris. Tidak adanya folip, tidak adanya

colulen.

Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.

i. Mulut dan lidah

Inspeksi : ada luka seperti sariawan. Ada kemerahan pada bagian lidah klien

Palpasi : klien merasa nyeri pada saat dipalpasi

j. Dada

a) Rongga thorax

Inspeksi : bentuknya simetris, naik turunnya dadakiri dan kanan sama


Palpasi : pengembangan dada kiri dan kanan sama, dan ictus cordis

teraba di ic 3

Perkusi : terdengar bunyi resonan pada thorak klien, dan pada area jantung

redup

Auskultasi : pada bagian jantung, bunyinya normal. Pada bagian paru-paru,

bagian trakea terdengar bunyi trokealis, pada bagian percabangan bronkus

terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung paru-paru terdengar

bunyi vesikuler.

b) Payudara

Inspeksi : payudara kiri dan kanan simetris. Tidak terdapat lesi.

Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.

c) Abdomen

Inspeksi : tidak ada bentuk abnormal seperti lesi dan benjolan.

Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada saat di palpasi pada 4

kuadran klien

Perkusi : pada perkusi abdomen klien terdengar bunyi timpani.

Auskultasi : bising usus klien 10 x/menit

d) Punggung

Inspeksi : tidak adanya betuk abnormal, seperti kifosis, lordosis dan lain-

lain

e) Genetalia dan Rektum

Inspeksi : tidak terdapat lesi dan bentuk abnormal


k. Ekstremitas

a) Atas

Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri

klien, dan tidak terdapat lesi maupun edema pada kulit klien.selain itu

pergerakan ekstremitas atas klien baik.

Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun

kiri.

b) Bawah

Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas bawah kanan maupun kiri

klien, dan tidak terdapat lesi maupun edema pada kulit klien.selain itu

pergerakan ekstremitas bawah klien baik.

Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun

kiri.

6. Data psikologis

a. Status Emosi

Emosi klien dapat terkontrol dimana klien tidak emosi kepada orang sering

mencemooh klien.

b. Konsep Diri

Klien seseorang yang sabar dan agak pemalu.

c. Gaya Komunikasi

Klien menggunakan bahasa melayu karena klien kurang lancar berbahsa

indonesia

d. Pola Interaksi
Klien mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi karena klien menderita

penyakit ca lidah, klien sudah tidak pernah berinteraksi kepada orang lain selain

dengan keluarga.

e. Pola Koping

Klien menyelesaikan masalahnya dengan hanya merenung dan melamun saja.

7. Data sosial

a. Pendidikan dan pekerjaan

Pendidikan terakhir klien adalah sekolah menegah atas (SMA). Pekerjaan klien

sebagai buruh jasa disalah satu perusahaan swasta di pontianak.

b. Hubungan sosial

Hubungan sosial klien sangat baik dan klien mengaku sering kerja bakti bersama

warga dalam satu RT klien.

c. Gaya hidup

Gaya hidup klien biasa-biasa saja, klien tidak hidup bermewah-mewahan, klien

tidak suka pegi ke diskotik dan tempat-tempat lain yang sejenis. Klien hanya kuat

dalam merokok, dalam satu hari klien beisa menghabiskan 1 bungkus rokok.

8. Data spiritual

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit klien sholat lima waktu dan sering mengaji.

b. Saat sakit

Saat sakit kklien hanya sholat saja, klien mengaku jarang sekali klien mengaji lagi

paling-paling 2 x dalam seminggu.


9. Data penunjang

sel darah merah : 5,7 juta sel/mikroliter

sel darah putih : 6.000 sel/mikroliter.

Hemoglobin : 15,8 mg/Dl

Hematokrit : 45,7%

trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.

10. Pengobatan

Pengobatan yang digunkan adalah menggunakan obat Typhonium Plus.

2) ANALISA DATA
No Tanggal Data senjang Etiologi Masalah
dan waktu
1. 23 Ds : Proses Nyeri akut
november - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan penyakit
2011 merambat keleher, rahang dan telinga.
09.00 WIB - Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan
dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
P : nyeri karena ada luka di lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 5
T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do :
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV :
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
2. 23 Ds : ketidakmam Ketidakseimba
november - Klien mengatakan tidak ada nafsu makan puan ngan nutrisi
2011 Do : menelan kurang dari
09.30 WIB - Terdapat pembengkakan pada area leher. makanan kebutuhan
- klien tampak pucat tubuh
- klien tampak lemah
BB klien sebelum sakit 67 kg
BB kien saat sakit : 59 kg
3. 23 Ds : penyakit Risiko infeksi
november - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan kronis
2011 merambat keleher, rahang dan telinga serta
10.00 WIB nyeri yang menyebabkan sulit menelan.
Do :
- Terdapat warna merah pada lidah klien
- Terdapat ulkus pada lidah klien

3) Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa perioritas 1
Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga.
- Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
2. Diagnosa perioritas 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
Do :
- klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg
3. Diagnosa perioritas 3
Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
telinga serta nyeri yang menyebabkan sulit menelan.
Do :
- Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien
4) Perencanaan keperawatan
No. Diagnosa keperawatan Tujuan da KH Intervensi Rasional
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan riwayat nyeri, 1. Memberikan data dasar
proses penyakit yang ditandai dengan :
keperawatan 1x24 jam nyeri misalnya lokasi nyeri, untuk mengevaluasi
Ds : pada klien hilang ataupun frekuensi, durasi, dan keluhan dari klien.
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah
berkurang ditandai dengan intensitas (skala 0-10),
dan merambat keleher, rahang dan telinga.
kriteria hasil : dan tindakan
- Klien mengaku terdapat luka seperti1. Klien mengatakan tidak penghilangan yang
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh. ada nyeri atau nyerinya dilakukan.
- P : nyeri karena ada luka di lidah berkurangdari skala 5 2. Dorong penggunaan 2. Memungkinkan pasien
- Q : nyeri seperti terbakar menjadi 3,2,1 dan 0. keterampilan manajemen untuk berpartisipasi
- R : di lidah 2. Klien tampak rileks nyari (misalnya teknik secara aktif dan
- S : skala 5 3. TTV klien dalm batas relaksasi, visualisasi, meningkatkan rasa
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang normal bimbingan imajinasi), kontrol dalam
Do : dan mendengarkan music menghilangkan rasa
- Klien tampak meringis kesakitan untuk pengalihan nyeri. nyeri yang dirasa.
- Klien tampak gelisah 3. Ajarkan klien teknik
- TTV relaksasi, 3. Pada saat klien nyeri dan
N : 85 x/menit visualisasi,bimbingan tidak ada perawat atau
S : 37,5 C imajinasi. petugas lainnya, klien
TD : 130/90 mmhg bisa melakukan tindakan
RR : 26 x/menit untuk mengurangi rasa
nyeri yang diderita klien
4. Berikan analgesic sesuai 4. Untuk menghilangkan
indikasi. rasa sakit yang diderita
klien
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau masukan makanan 1.Mengidentifikasi
kebutuhan tubuh berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam setiap hari. kekuatan atau defisiensi
ketidakmampuan menelan makanan yang klien status nutrisi yang nutrisi.
ditandai dengan : adekuat yang ditandai 2. Ukur tinggi dan berat 2. Membantu dalam
Ds : Dengan criteria hasil : badan klien. mengidentifikasi
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan. 1. Nafsu makan klien malnutrisi protein-kalori.
Do : bertambah 3. Kebutuhan jaringan
- -klien tampak pucat 2. Klien tidak tampak pucat 3. Anjurkan dan jelaskan metabolik ditingkatkan
- klien tampak lemah 3. Berat badan klien normal pasien untuk makan diet begitu juga cairan (untuk
-Terdapat pembengkakan pada area leher. atau klembali keberat tinggi kalori kaya nutrien, menghilangkan produk
- BB klien sebelum sakit 67 kg badan yang semula dengan masukan cairan sisa)
-BB kien saak sakit : 59 kg adekuat. 4. Mempengaruhi dalam
4. Berikan obat sesui penambahan nafsu
indikasi makan klien

3. Risiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pada lidah klien 1. Pengenalan dini dan
penyakit kronis yang ditandai dengan : keperawatan selama 1 x 24 terhadap tanda dan gejala intervensi segera dapat
Ds : jam tidak terdapat tanda dan infeksi secara kontinu. mencegah progesi pada
- Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah gejala infeksi yang ditandai situasi yang lebih serius.
dan merambat keleher, rahang dan telinga Dengan criteria hasil : 2. Tekankan pentingnya 2. Terjadi stomatitis
serta nyeri yang menyebabkan sulit- Klien mengatakan tidak ada hygiene oral yang baik meningkatkan risiko
menelan. nyeri atau nyerinya 3. Ajarkan cara terhadap infeksi
Do : berkurangdari skala 5 membrsihkan lidah 3. Supaya infeksi tidak
- Terdapat ulkus pada lidah klien menjadi 3,2,1 dan 0. 4. Berikan antibiotic sesuai meluas
- Ada kemerahan pada lidah klien - Ulkus atau luka pada lidah indikasi 4. Digunakan untuk
klien menghilang mengidetifikasi infeksi
- Kemerahan pada lidah klien atau diberikan secara
sudah tidak ada. profilaktik pada pasien
imunosupresi.
5) Implementasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Implementasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011 R : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
Rabu telinga.
09.00 – 09.45 - Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
H : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
2. 09.45 – 10.00 R : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
H : - klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg
3. 10.00 – 10.15 R : Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
telinga serta nyeri yang menyebabkan sulit menelan.
H : - Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien

1. 10.15 – 10.30 Menegajarkan teknik imajinasi


R : - klien mengatakan nyeri pada lidah sudah agak berkurang.
- Renpons nyeri :
P : nyeri karena ada luka di lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 3
T : waktu datangnya sakit kadang-kadang.
H : - Klien tampak rileks
- TTV klien
N : 75 x/menit
S : 37 C
TD : 120/80 mmhg
RR : 17 x/menit
2. 10.30 – 10.45 Memberikan klien makan dan cairan yang cukup.
R : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah lagi
- Nafsu makan kien bertambah
H : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali keberat badan yang semula
3. 10.45 – 11.00 Memberi klien obat anti biotik
R : - klien mengatakan nyeri klien sudah berkurang
H : - luka klien sudah berkurang
- Kemerahan pada lidah klien berkurang
6) Evaluasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Evaluasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011
S: - klien mengatakan nyeri pada lidah klien berkurang dari 5 menjadi 3.
Rabu - P : nyeri karena ada luka di lidah
09.00 – 11.00 - Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 3
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang

O : - Klien tampak rileks.


- TTV klien dalam batas normal
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit

A : masalah nyeri teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji respons nyeri
2) Berikan teknik imajinasi
3) Ajarkan klien teknik relaksasi, visualisasi,bimbingan imajinasi.
4) Kolaborasi dengan dokter berupa pemberian obat

2. 23 november 2011
S : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah lagi
Rabu - Nafsu makan kien bertambah
09.00 – 11.00 O : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali keberat badan yang semula
A : masalah nutri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
2) Ukur tinggi dan berat badan klien.
3) Anjurkan dan jelaskan pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien,
dengan masukan cairan adekuat.
4) Berikan obat sesui indikasi
3. 23 november 2011
S : - klien mengatakan nyeri klien sudah berkurang
Rabu O : - luka klien sudah berkurang sedikit
09.00 – 11.00 - Kemerahan pada lidah klien berkurang sedikit
A : masalah infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji pada lidah klien terhadap tanda dan gejala infeksi secara kontinu.
2) Tekankan pentingnya hygiene oral yang baik
3) Ajarkan cara membrsihkan lidah
4) Berikan antibiotic sesuai indikasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Carsinoma lidah adalah penyakit yang mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi

dan mempunyai prognosa yang jelek, terutama apabila mengenai sepertiga bagian

posterior lidah dan telah bermetastase ke servical dan leher, kesubmaksilaris,

sub mandibularis. Hal-hal yang berhubungan dengan penyakit-penyakit tertentu

(premalignant) perlu diawasi oleh dokter gigi di dalam menentukan gejala awal dari suatu

tumor yang ada pada lidah.

Adapun hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kebersihan dari mulut yang harus

dijaga terutama gigi berlubang dengan karang gigi yang banyak dan pemasangan

prothesa yang tidak cocok, serta penggunaan tembakau yang berlebihan

(merokok/menyirih) dan peminum berat (alkoholisme).

B. Saran

Sebaiknya kita menghindari kemungkinan-kemungkinan atau hal-halyang dapat

menyebabkan kanker lidah, candidiasis oral, kelainan bentuk lidahseperti minum-

minman beralkohol, menjaga kebersihan mulut,dan tidak merokok.


DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Ibnu. 2011. Buku Lengkap Kesehatan Harian, Jogjakarta; FlashBook

http://pisangkipas.wordpress.com/2009/05/18/candidiasis-oral/,

http://rsyarifario.wordpress.com/2009/02/10/apakah-anda-tahu-kanker-lidah/,

Anda mungkin juga menyukai