Anda di halaman 1dari 26

A R

AS
D
NG
TU
J AN
U P
ID
H
AN
TU
AN
B
MARLINAH, S.Kep., Ns,
M.Kep.
PENDAHULUAN
Data WHO tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia
meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5
juta kematian di seluruh dunia, 7,4 juta di antaranya
disebabkan oleh PJK. Tahun 2030 WHO memperkirakan
terjadi 23,6 juta kematian karena penyakit kardiovaskuler

Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di


Indonesia menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK)
menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur
setelah stroke, yakni sebesar 12,9%.

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi


tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di Indonesia adalah
PJK, yakni sebesar 1,5%.

Prevalensi PJK tertinggi di NTT (4,4%), diikuti Sul-Teng


(3,8%), Sul-Sel (2,9%), dan Sul-Bar (2,6%) (Riskesdas, 2013).
TAHUN 2010 AMERICAN HEART ASSOCIATION (AHA) MENGELURKAN PEDOMAN BARU BHD DEWASA

1. Pengenalan segera kondisi henti jantung mendadak


berdasarkan penilaian respon pasien dan tidak adanya
nafas
2. Perintah “look, listen, & feel dihilangkan dr algoritme
BHD
3. Penekanan bantuan kompresi dada yg kontinu dlm
melakukan RJP oleh tenaga yg tdk terlatih
4. Perubahan urutan BHD dgn mendahulukan kompresi
sebelum melakukan pertolongan bantuan nafas (C-A-B )
5. RJP yg efektif dilakukan sampai didaptkan kembalinya
sirkulasi spontan atau penghentian upaya resusitasi
6. Peningkatan fokus metode meningkatkan kualitas RJP
yang baik
7. Penyederhananaan algoritme dasar
Tahun 2015 revisi pedoman BHD oleh AHA namun tdk
mengubah dasar-dasar panduan BHD sebelumnya
RANTAI KELANGSUNGAN HIDUP
(AHA, 2015)
SURVEI PRIMER
 Sebelum melakukan survei primer BHD,
kita hrs memastikan bahwa lingkungan
sekitar penderita aman untuk melakukan
pertolongan
 Memeriksa respons penderita (check
responsiveness)
 Meminta pertolongan untuk mengaktifkan
sistem gawat darurat (Call for help)
 Memeriksa nafas dan nadi (5 – 10 detik)
Setiap langkah yang akan dilakukan dimulai
dari pemeriksaan diikuti dengan tindakan :
 Periksa respon penderita untuk memastikan
penderita dalam keadaan sadar atau tidak
sadar
 Periksa denyut nadi sebelum melakukan
kompresi dada
 Pemeriksaan analisis irama jantung sebelum
melakukan tindakan defibrilasi
PEMERIKSAAN NADI KAROTIS
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada :
 Penderita dibaringkan di tempat yg datar & keras
 Tentukan lokasi kompresi dadat yaitu di setengan bagiian
bawah tulang sternum, letakkan tumit salah satu tangan di
titik kompresi. Tangan satunya di atas tangan dgn jari
ditautkan
 Posisi lengan lurus dengan siku terkunci, sehingga bahu ada
di atas sternum pasien. Lutut harus dekat dengan tubuh
pasien
 Menekan sternum dgn menggunakan berat badan dan
bukan kekuatan tangan
 Untuk dewasa kedalaman 5 – 6 cm. Pada anak & bayi 1/3
diameter dinding AP dada aatau 4 cm (1,5 inch) pd bayi dan
5 cm (2 inch) pd anak.
 Penolong melakukan kompresi 100-120x/menit tanpa
interupsi.kompresi dan ventilasi dgn perbandingan 30:2
(setiap 30 kali kompresi efektif, berikan 2 nafas bantuan)
 Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali
secara sempurna setelah setiap kompresi (complete chest
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
AIRWAY
 Head tilt chin lift (pd penderitra yg diketahui tdk
mengalami cedera leher)
Pastikan telapak tangan pd dahi ke belakang, pd waktu
yg bersamaan, ujung jari tngan yg lain mengangkat
dagu. Ibu jari & telunjuk harus bebas agar dpt digunakan
menutup hidung jika perlu memberikan napas buatan.
 Jaw thrust
Posisikan setiap tangan pada sisi kanan & kiri kepala
korban, dengan siku bersandar pd permukaan tempat
korban terlentang, dan pegang sudut rahang bawah &
angkat dengan keduan tangan akan mendorong rahang
bawah ke depan
AIRWAY
Head tilt-chin lift Jaw thrust
BREATHING
 Pernafasan buatan mulut–ke-mulut (mouth to
mouth)
• Pertahankan head-tilt chin-lift
• Jepit hidung dgn ibu jari & telunjuk serta tanagn yg lain
mempertahankan posisi kepala mendongak
• Buka sedikit mulut korban
• Pd saat akan mebuang nafas, tempelkan rapat bibir
penolong melingkari mulut pasien, kemudian tipkan
lambat, setiap tiupan selam 1 detik & apstikan dada
terangkat
• Tetap pertahankan posisi kepala, lepaskan mulut
penolong dr mulut korban, lihat apakah dada korban
turun waktu ekshalasi
Mouth to mouth
BREATHING
 Pernafasan buatan mulut–ke-
hidung (mouth to nose)
• Nafas buatan ini dilakukan bila
pernafasan mulut-ke-mulut sulit mis.
Kejang rahang
• Caranya dengan mengkatupkan
mulut korban disertai mengangkat
dagu,kemudian tiupkan udara seperti
pernafasan mulut-ke-mulut
• Buka mulut korban waktu ekhalasi
BREATHING
 Pernafasan buatan mulut–ke-sungkup
Penolong meniupkan udara melalui sungkup yg
diletakkan di atas & melingkupi mulut & hidung pasien
(sungkup ini terbuat dr plastik transfaran shg muntaha
& warna bibir pasien dpt terlihat
• Letakkan korban pd posisi terlentang
• Letakkan sungkup pd muka korban dgn kedua ibu jari
• Lakukan head tilt-chin lift, tekan sungkup ke muka
korban agar rapat kemudian tiup melalui lubang
sungkup
• sampai dada terangkat
• Hentikan tiupan & amati turunnya dada
BREATHING

Pernafasan buatan dgn kantung nafas buatan (bag-
mask device)
•Jika pemberi nafas hanya 1 org, dgn ibu jari & jari telunjuk
melingkari pinggir sungkup & jari2 lainnya mangangkat
rahang bawah (E-C clamp), tangan yg lain memompa
kantung nafas sembari melihat dada terangkat
•Bila 2 penolong, 1 penolong pd posisi di atas kepala
pasien menggunakan ibu jari & telunjuk tangan kiri &
kanan utk mencegah agar tdk terjadi kebocoran di sekitar
sungkup & mulut, jari-jari yg lain mengangkat rahang
bawah dgn mendongakkan kepala sembari melihat
pergerakan dada. Penolong kedua secara berlahan (1
detik) memompa kantung sampai dada terangkat
Penggunaan bag valve mask dgn 1
penolong
RJP DGN 2 PENOLONG
Beberapa hal yg perlu diperhatikan
 Jika penolong pertama sedang memberikan
nafas buatan, penolong kedua yg baru
datang mengambil poisisi kompresi dada yg
benar. Penolong ini mengambil alih kompresi
dada setelah penolong pertama selesai
memberi 2 nafas buatan. Posisi kedua
penolong bersebrangan
 Penolong kompresi dada melakukan hitungan
30X dgn suara keras. Penolong pemberi
nafas menghitung banyak siklus yg dilakukan
dgn suara keras
 Jika penolong ingin berganti tempat,
penolong kompresi memberi aba-aba.
Komplikasi RJP :
1. Aspirasi (makanan/muntahan masuk ke
sal.nafas
2. Paru tertusuk tulang iga, perdarahan pd paru
3. Tulang iga patah/retak
DEFIBRILASI
Pelaks. Defibrilasi bisa dilakukan menggunakan defibrilator manual
atau menggunakan Automated External Defibrillator (AED)
Protokol Penggunaan AED :
 Menyalakan AED
 Tempelkan lembaran elektroda
• Lembaran ke-1 diletakkan di bawah tulang belikat kanan
• Lembaran ke-2 diletakkan di dada kiri samping bagian bawah
 Jangan sentuh korban & analisa irama jantung
 Tekan tombol shock bila diinstruksikan
 Jika instruksi “no shock” (tdk perlu shock), tetapi tdk ada tanda
sirkulasi pd pasien, lakukan RJP
 Jika instruksi “no shock” (tdk perlu shock), tetapi ada tanda
sirkulasi, maka nilai pernafasan. Jika korban tdk bernafas normal
berikan bantuan nafas dgn kecepatan 10-12 x/menit, jika korban
bernafas secara normal letakkan korban pd posisi mantap. Alat
AED hrs tetap tertempel hingga pertolongan berikutnya tiba
Protokol penggunaan alat manual defibrilator
 Tekan tombol power ON atau putar ke arah gambar EKG
 Tempelkan kancing elektroda atau gunakan pedal
defibrilator utk melakukan analisis secara cepat
 Lihat irama monitor. Bila akan melakukan kejut listrik,
berikan gel di pedal defibrilator atau dada penderita utk
mencegah luka bakar yg berat serta memperbaiki hantaran
listrik dr pedal ke tubuh penderita
 Bila irama di monitor VF/VT tanpa nadi, maka lakukan
pemberian kejut listrik dgn energi 360 J pd alat defib.
Monofasik atau 200 J pd alat bifasik. Lakukan pengisian
sampai ke energi yg diinginkan (bunyi alarm). 1 pedal
diletakkan di apeks jtg & yg lainnya di sternum dgn tekanan
12,5 kg. Listrik dialirkan dgn menekan tombol DISCHARGE
(gmbar listrik) yg berada di kedua gagang
 Lanjutkan RJP selam 2 menit atau 5 siklus.
KEMUNGKINAN HIDUP AKAN
BERKURANG 7-10% SETIAP
MENIT

Anda mungkin juga menyukai