Anda di halaman 1dari 10

Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

1. Jelaskan aktivitas dasar yang ada pada revenue cycle atau siklus pendapatan.
2. Jelaskan aktivitas dasar yang ada pada Expenditure cycle.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan audit objective dan jelaskan audit objective untuk revenue
cycle dan expenditure cycle.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prosedur audit. Buatlah prosedur audit untuk masing-
masing revenue cycle dan expenditure cycle. (1 Aja)
5. Apa yang dimaksud dengan analytical procedure. Jelaskan ..
6. Sebutkan dan jelaskan apa saja jenis pengujian atau tes pada subtantif tes.

Jawaban :

1. 4 aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam Revenue Cycle:


a. Entri Pesanan Penjualan
Siklus pendapatan dimulai dari para pelanggan. Departmene bagian pesanan
penjualan, melakukan proses memasukkan pesanan penjualan.
Dokumen yang dibuat dalam proses memasukkan pesanan penjualan (Sales
Order).
Proses memasukkan pesanan mencakup 4 tahap :
i. Mengambil pesanan pelanggan
ii. Memeriksan dan menyetujui kredit dari pelanggan
iii. Memeriksa ketersediaan persediaan
iv. Menjawab permintaan pelanggan
b. Pengiriman Barang
Pengambilan dan pengepakan pesanan kartu pengambilan barang yang dicetak
sesuai dengan entri pesanan penjualan akan memicu proses pengambilan dan
pengepakan.
Pengiriman pesanan Departemen Pengiriman membandingkan perhitungan fisik
persediaan dengan jumlah yang ditujukan dalam salinan pesanan penjualan yang
dikirim secara langsung ke bagian pengiriman dari entri pesanan penjualan.
Proses pengiriman barang meliputi :
i. Ambil dan mengepak pesanan
ii. Mengirimkan pesanan
c. Penagihan dan piutang usaha
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

Dokumen dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan yang
memberitahukan pelanggan mnegenai jumlah yang harus dibayar dan kemana
harus mengirimkan pembayaran.
Melakukan Pemeliharaan data piutang usaha, fungsi piutang usaha yaitu
menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit rekening tersebut
ketika pembayaran diterima.
Proses penagihan dan piutang usaha meliputi :
i. Penagihan
ii. Pemeliharaan data piutang usaha
iii. Pengeculiaan: Penyesuaian rekening dan penghapusan
d. Penagihan Kas
Langkah terakhir dari revenue cycle adalah menerima pembayaran atau cash
collection (pengumpulan kas). Yang melakukan aktivitas ini adalah kasir.
Merupakan proses lanjutan dari proses billing Accounts Receivable yaitu
bagimana cara produsen menangani dari hasil penjualan sebelumnya, bagaimana
cara mengatur uang akan sampai ke tangan produsen itu sendiri dan selanjutnya
diproses untuk disimpan ke bank ataupun akan dikekola lebih lanjut.
Proses penagihan kas meliputi :
i. Menangani kiriman uang pelanggan
ii. Menyimpannya ke bank

2. Expenditure cycle adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait
yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa

Tiga aktivitas dasar pada expenditure cycle

a. Mememsan barang, persediaan, dan jasa


Keputusan penting dibuat dalam langkah ini adalah mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa
banyak yang dibeli, dan dari pemasok mana barang akan di beli. Dokumen yang dibuat dalam
proses pemesanan barang adalh pemesanan pembelian
 Purchase Requisition : Identifikasi lokasi pengguna/pengiriman, tanggal dibutuhkan,
spesifikasi, jumlah, dan harga barang serta pemasok mana yang direkomendasikan
 Purchase Order : Keputusan operasional yang terp[enting dalam pemilihan pemasok
yaitu harga, kualitas barang, pengiriman tepat waktu.
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

b. Menerima dan menyimpan barang, persediaan, dan jasa


Bagian penerimaan bertanggung jawab untuk mengecek dan menerima kiriman dari para
pemasok. Dokumen dibuat dalam proses penerimaan barang barang adalah laporan penerimaan
barang (receiving report)
 Receiving goods, supplies and service : menerima barang, memverifikasi jumlah dan
kualitas barang yang diterima sesuai dengan purchase order. Nama dokumennya adalah
receiving report nota debit.
 Storing goods, supplies and service : bagian gudang bertanggung jawab atas
pentimpanan barang ( Jumlah, kondisi barang). Nama dokumennya adalah file inventory
c. Membayar unutk barang, persediaan dan jasa
Aktivitas ini menyetujui faktur penjualan dari vendor unutk pembayaran. Bagian utang usaha
menyetujui faktur penjualan untuk dibayar dan kasir bertanggung jawab untuk melakukan
pembayaran.
 Approve vendor invoice for payment : Mengesahkan pembayaran untuk memproses
faktur penjualan dari pemasok. Nama dokumennya adalah voucher payable.
- Voucher System
- Non-Voucher System
 Making the payment : Pembayaran dilakukan oleh kasir dengan memperhatikan
pemanfaatan diskon dari pemasok. Nama dokumennya adalah bundle voucher
3. Definisi Audit Objective:
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapatan atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit Objective atau Tujuan audit dapat diklasifikasan sebagai berikut:
a. Kelengkapan (Completeness)
Tujuan audit sebagai kelengkapan yaitu untuk meyakinkan seluruh peristiwa
transaksi telah tercatat atau telah dimasukkan dalam jurnal secara actual.
b. Ketepatan (Accuracy)
Tujuan audit sebagai ketepatan yaitu memastikan transaksi dan saldo perkiraan
sudah dicatat berdasarkan jumlah, perhitungan, dan pengklarifikasian yang tepat.\
c. Eksistensi (Existence)
Tujuan audit sebagai eksistensi yaitu memastikan bahwa semua asset dan
kewajiban yang dicatta mempunyai keterjadian pada waktu dan tanggal tertentu,
tidak fiktif.
d. Penilaian (Valuation)
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

Tujuan audit sebagai penilaian yaitu memastikan penerapan prinsip-prinsip yang


berlaku secara umum.
e. Klasifikasi (Classification)
Tujuan audit sebagai klasifikasi yaitu memastikan seluruh transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal dan dikelompokkan dengan tepatr berdasarkan
golongan akun yang tepat juga.
f. Pisah batas (Cut Off)
Tujuan audit sebagai pisah batas yaiut untuk memastikan bahwa transaksi yang
dekat dengan tanggal neraca tercatat dalam periode yang tepat. Terkadanga yang
sesekali salah dalam pencatatan yaitu transaksi yang mendekati akhir periode
akuntansi.
g. Pengungkapan (Disclousure)
Tujuan audit sebagai pengungkapan yaituf memastikan bahwa saldo akun dan
seluruh persyaratan pengungkapan yang berkaitan sudah disajikan dan dijelaskan
dengan wajar dalam laporan keuangan da nisi catatan kaki (footnotes) laporan
tersebut.

Tujuan audit untuk revenue cycle :


Berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap arsesi
laporan keuangan yang signifikan yang menyangkut saldo dan transaksi revenue cycle.
Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai
bagian dari perencanaa audit dan metodologi pengujian audit, disamping itu aplikasi
metodologi ini untuk siklus pendapatan juga diarahkan pada tujuan audit spesifikasi yang
telah diberi nomor urut (C1,…EO2,…EO1,…V4,…dan seterusnya).
Kategori Asersi Kelompok Tujuan Audit Spesifikasi
Transaksi/Saldo
Eksistensi Transaksi  Catatan transaksi penjualan
(Existence) menggambarkan barang-
barang yang dikirimkan atau
jasa-jasa yang diberikan
selama periode berjalan
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

(EO1).
 Catatan transaksi penerimaan
menggambarkan kas yang
diterima selama periode
berjalan (EC2).
 Catatan penyesuian
penjualan selama periode
berjalan menggambarkan
diskon yang telah diorientasi,
retur dan penguragan harga,
serta piutang tak tertagih
(EO3).
 Piutang usaha
menggambarkan jumlah
tagihan kepada pelanggan
Saldo yang ada pada tanggal neraca
(EO4).

 Seluruh penjualan (C1),


Penerimaan (C2), dan
penyesuaian penjualan (C3),
yang dilakukan selama
periode berjalan telah dicatat.

 Piutang usaha, termasuk


seluruh kalim kepada
pelanggan pada tanggal
neraca (C4).
Kelengkapan Transaksi  Perusahaan mempunyai ha
(Completeness) katas piutang (RO1) dan kas
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

(RO2) yang dihasilkan dari


Saldo siklus pendapatan yang
dicatat.
 Piutang usaha pada tanggal
neraca menggambarkan
klaim resmi perusahaan
kepada pelanggan untuk
membayar (RO3).
Hak dan kewajiban Transaksi  Seluruh penjualan (VA1) dan
penerimaan kas (VA2) serta
penyesuaian penjualan
(VA3) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan
dijurnal, serta diposting
secara tepat.

Saldo  Piutang usaha


menggambarkan klaikm
kantor perusahaan kepada
pelanggan pada tanggal
neraca dan sesuai dengan
jumlah pada buku pembantu
piutang usaha. (VA4)
Penilaian Transaksi  Penyisihan piutang tak
(Valuation) tertagih menggambarkan
estimasi yang layak atas
perbedaan antara piutang
kotor dan nilai bersih yang
direalisasikan (VA5)
 Perincian penjualan (PD1),
penerimaan kas (PD2), dan
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

Penjualan (PD3), mendukung


penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk
klasifikasi serta
pengungkapan yang terkait.
Saldo
 Piutang usaha (PD4) telah
diidentifikasikan dan
diklasifikan dengan benar
dalam laporan keuangan.
 Pengungkapan yang tepat
telah dibuat atas piutang
usaha yang telah disetujui
atau digadaikan (PD5)

Tujuan audit untuk expenditure cycle :


Manajemen akan menetapkan asersi implist atau eksplisit tentang transaksi dan saldo
siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan
tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus
pendapatan mencakup tujuan-tujuan tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas
semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spefisik tersebut, auditor
menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.
a. Eksistensi (Existence)
 Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima
dari pemasok selama periode yang diaudit, transaksi pengeluaran kas
mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selama periode
yang diaudit.
 Utang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada
pada tanggal neraca, aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

dimanfaatkan pada tanggal neraca, aktiva tidak berwujud mencerminkan


aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
b. Kelengkapan (Completeness)

c. Hak dan kewajiban (Rights and Obligation)


 Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada
tanggal neraca, aktiva tetap dinyatakan pada cost dikurangi dengan
accumulated depreciation, aktiva tidak berwujud dinyatakan dengan cost atau
cost dikurangi dengan accumulation amortization, biaya yang berkaitan
dengan aktiva btetap tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi
umum.

d. Penyajian dan pengungkapan (Disclousure)


 Rincian transaksi pembelian dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun
yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun
pengungkapannya.
 Utang usaha, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan semestinya dalam neraca, pengungkapan memadai telah
dibuat berkaitan dengan utang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.

4. Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan auditor
tentang prosedur audit dipengaruhi oleh factor darimana data diperoleh, dikirimkan, diproses,
dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan computer juga mempengaruhi
pemilihan prosedur audit. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit
top-down atau bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini
akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit sehingga
dapat diterapkan dalam melakukan suatu pengauditan. (spi.uin-
alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/prosedur-audit-pemeriksaan/)
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

a. Prosedur Analitis
b. Inspeksi
c. Konfirmasi
d. Permintaan Keterangan
e. Perhitungan
f. Penelusuran
g. Pemeriksaan bukti pendukung
h. Pengamatan
i. Pelaksanaan ulang
j. Teknik Audit berbantuan Komputer
i. Prosedur audit Revenue Cycle atas piutang usaha
(ratnanovita114.blogspot.co.id/2011/09/audit-atas-siklus-
pendapatan.html?m=1)
1. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan
piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.
2. Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan
mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio
piutang dan penjualan serta menganalisisnya.
3. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan
transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah
batas.
4. Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.
5. Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (Penyisihan Piutang)
6. Prosedur yang dibutuhkan penyajian dan pengungkapan yaitu
mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan
dengan SAK.
ii. Prosedur audit Expenditure Cycle (www.penaarwintu.id/2017/01/makalah-
audit-pengeluaran.html?m=1)
1. Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan atas
permintaan pembelian, order pembelian, penerimaan barang,
pembuatam bukti kas keluar.
2. Mengambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar
dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. Auditor
mengambil sample bukti kas keluar yang belum dibayar dari arsip
dokumen tersebut yang diselenggaarakan oleh fungsi utang dan bukti
keluar yang telah dibayar dari arsip dokumen tersebut yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi biaya.
3. Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
Raynaldi Putera – 2001553421 – LB53

4. Mengambil sampel bukti kas keluar yang disetujui dan melakukan


pengusutan ke dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang
bersangkutan.
5. Memeriksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku
pembantu dan jurnal.

5. Analytical procedure (prosedur analitis) adalah evaluasi informasi keuangan yang dibuat
dengan mempelajari hubungan yang logis antara data keuangan maupun non keuangan.,
meliputi pembandingan jumlah-jumlah yang tercatat atas harapan yang dikembangkan
oleh auditor. Definisi tersebut menitikberatkan pada harapan yang dikembangkan oleh
auditor dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang logis yang secara
pantas diharapkan terjadi berdasarkan pemahaman auditor. Misalnya, auditor
mempelajari hubungan antara biaya komisi dan total penjualan kemudian dibandingkan
dengan tarif komisi penjualan yang berlaku, untuk menguji kewajaran biaya komisi tahun
tersebut.

Prosedur akan dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan ; Meningkatkan


pemahaman usaha klien dan identifikasi hubungan yang tidak umum (luar biasa) dan
fluktuasi yang tidak di harapkan yang dapat memberikan indikasi adanya kesalahan saji
yang material. Prosedur analitis digunakan dalam setiap fase auditing dengan tujuan
sebagai berikut :

 Pada fase perencanaan, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu,
lingkup, dan prosedur audit. Penggunaan prosedur audit dalam fase perencanaan yang
efektif meliputi penyelesaisan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat,
2. Menentukan hasil yang akan diharapkan dengan menentukan pembanding,
3. Melakukan perhitungan/perbandingan,
4. Analisis data dan mengidentifikasi perbedaan yang penting,
5. Investigasi perbedaan yang tidak diharapkan (perbedaan yang luar biasa),
6. Menentukan pengaruhnya terhadap rencana audit.

 Pada fase pengujian, untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis-jenis transaksi.

Anda mungkin juga menyukai