Konsep Dasar
A. Pengertian
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang
dapat disebabkan oleh berbagai mikroosganisme seperti virus, jamur dan bakteri
(Kemenkes, 2016).
Pneumonia dalam arti umum adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan
oleh mikoorganisme seperti bakteri, virus, jamur, parasit namun pneumonia juga dapat
disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau radiasi.
Peradangan parenkim paru disebabkan oleh selain mikroorganisme (fisik, kimiawi, alergi)
sering disebut sebagai pneumonistis (Djojodibroto, 2014)
B. Etiologi
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia
dan penyakit ini baru akan timbul apabila ada faktor- faktor prsesipitasi, namun pneumonia
juga sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena
etiologi di bawah ini :
1. Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Diplococus pneumonia,
Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus aureus, Haemophilus influenza, Basilus
friendlander (Klebsial pneumonia), Mycobacterium tuberculosis. Bakteri gram positif
yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia,
streptococcus aureus dan sneptococcus pyogenis
2. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan oleh
virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegcdovints
merupakan penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat menyebabkan
pneumonia adalah Respiratory syntical virus dan virus stinomegalik.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung. Jamur yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Citoplasma
Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis.
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
4. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada
penderita AIDS.
5. Faktor lain yang mempengaruhi
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi proiein (MEP), penyakit menahun
pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
C. Klasifikasi
1. Pneumonia Bakterial
- Community-Acquired Pneumonia (CAP)
Pneumonia yang sering diderita oleh anggota masyarakat umumnya
disebabkan oleh Streptococcus pneumonia (suatu pneumokokus) dan
biasanya menimbulkan pneumonia lobar. pneumonia yang disebabkan oleh
pneumokokus terjadi akut, sering disertai dengan gejala menggigil dan
diikuti demam yang tinggi.
- Hospital-Acquired Pneumonia
Penyakit ini sering disebut sebagai pneumonia nosokomial, yaitu pneumonia
yang kejadiannya bermula di rumah sakit. Penyakit ini merupakan penyebab
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik diberikan sesuai hasil
kultur.
A. Pengkajiaan
Identitas Klien, meliputi :
- Nama/Nama panggilan
- Tempat tgl lahir/usia
- Jenis kelamin
- Agama
- Pendidikan
- Alamat
- Tgl/jam masuk
- Tgl pengkajian
ANAMNESE
Keluhan Utama, merupakan keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan
klien dibawa ke Rumah Sakit. Riwayat Penyakit Sekarang, kronologis dari penyakit
yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS
Riwayat Penyakit Yang Lalu : Penyakit apa saja yang pernah dialami klien, baik yang
ada hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang atau tidak ada
hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang, riwayat operasi, dan
termasuk riwayat alergi.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama?, Penyebab kematian bila ada anggota keluarga yang meninggal?, Apakah ada
jenis penyakit herediter dalam keluarga?
POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi ; Mengkaji jenis, jumlah, dan waktu makan
selama di rumah dan di rumah sakit. Pantangan makanan?, Kesulitan menelan,
mengunyah, mual, anoreksia?, Usaha mengatasi kesulitan yang dialami klien?
Pola Eliminasi ; Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi,
Incontinentia,frekuensi, BAB dan BAK klien?, Upaya mengatasi masalah yang dialami
klien ?
Pola istirahat tidur : Mengkaji waktu mulai tidur, waktu bangun, penyulit tidur, yang
mempermudah tidur, gangguan tidur, pemakaian jenis obat tidur, hal yang
menyebakan klien mudah terbangun?
Pola kebersihan diri / Personal Hygiene : Mengkaji status kebersihan mulai rambut
hingga kaki, frekuensi mandi, gosok gigi, cuci rambut, potong kuku?
Aktivitas Lain : Olah raga yang dilakukan, hobby dsb?
RIWAYAT PSIKOLOGIS
1. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana
yang membahagiakan klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
2. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah pola komunikasinya spontan
atau lambat, apakah klien menolak untuk diajak komunikasi, Apakah komunikasi
klien jelas, apakah klien menggunakan bahasa isyarat.
3. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien, apakah
klien aktif atau pasif dalam berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka atau
tertutup.
4. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi masalahnya
5. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
1. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Palpasi :
- Gerakan pernapasan
- Raba apakah dinding dada panas
- Kaji vocal premitus
- Penurunan ekspansi dada
Auskultasi :
Perkusi :
PEMERIKSAAN JANTUNG
1. Inspeksi
B. Diagnosa Kepeawatan
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
C. Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum, ditandai dengan:
- Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.
- Bunyi nafas tak normal.
- Dispnea, sianosis
- Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum
Kriteria hasil :
- Batuk teratasi
- Nafas normal
- Bunyi nafas bersih
- Tidak terjadi Sianosis
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi/kedalaman 1. Takipnea, pernafasan dangkal
pernafasan dan gerakan dada dan gerakan dada tak simetris
2. Auskultasi area paru, catat area sering terjadi karena
penurunan 1 kali ada aliran udara ketidaknyamanan.
dan bunyi nafas. 2. Penurunan aliran darah terjadi
3. Ajarkan teknik batuk efektif pada area konsolidasi dengan
4. Penghisapan sesuai indikasi. cairan.
5. Berikan cairan sesuai kebetuhan. 3. Batuk adalah mekanisme
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pembersihan jalan nafas alami
pemberian obat sesuai indikasi: untuk mempertahankan jalan
mukolitik nafas paten
4. Merangsang batuk atau
pembersihan jalan nafas suara
mekanik pada faktor yang tidak
mampu melakukan karena
batuk efektif atau penurunan
tingkat kesadaran
5. Cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan
secret
6. Alat untuk menurunkan spasme
bronkus dengan mobilisasi
sekret, analgetik diberikan
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi/kedalaman dan 1. Manifestasi distress
kemudahan bernafas pernafasan tergantung pada
2. Observasi warna kulit, membran indikasi derajat keterlibatan
mukosa dan kuku. Catat adanya paru dan status kesehatan
sianosis perifer (kuku) atau sianosis umum.
sentral. 2. Sianosis kuku menunjukkan
3. Kaji status mental. vasokontriksi respon tubuh
4. Tinggikan kepala dan dorong sering terhadap demam/menggigil
mengubah posisi, nafas dalam dan namun sianosis pada daun
batuk efektif. telinga, membran mukosa dan
5. Kolaborasi Berikan terapi oksigen kulit sekitar mulut
dengan benar misal dengan nasal menunjukkan hipoksemia
plong master, master venturi. sistemik.
3. Gelisah mudah terangsang,
bingung dan somnolen dapat
menunjukkan hipoksia atau
penurunan oksigen serebral.
4. Tindakan ini meningkat
inspirasi maksimal, meningkat
pengeluaran secret untuk
memperbaiki ventilasi tak
efektif.
5. Mempertahankan PaO2 di
atas 60 mmHg. O2 diberikan
dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat
dalam toleransi pernapasan.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital dengan ketat 1. Selama awal periode ini,
khususnya selama awal terapi potensial untuk fatal dapat
2. Tunjukkan teknik mencuci tangan terjadi.
yang baik 2. Efektif berarti menurun
3. Batasi pengunjung sesuai indikasi. penyebaran/perubahan
4. Potong keseimbangan istirahat infeksi.
adekuat dengan aktivitas sedang. 3. Menurunkan penularan
Tingkatkan masukan nutrisi terhadap patogen infeksi lain
adekuat. 4. Memudahkan proses
5. Berikan antimikrobial sesuai penyembuhan dan
indikasi dengan hasil kultur meningkatkan tekanan
sputum/darah misal penicillin, alamiah
eritromisin, tetrasiklin, amikalin, 5. Obat digunakan untuk
sepalosporin, amantadin. membunuh kebanyakan
microbial pulmonia.