Anda di halaman 1dari 2

Mengidentifikasi enzim-enzim dan kelenjar yang berperan dalam proses pencernaan dalam tubuh

hewan

1. Rongga mulut
Kehadiran makanan dalam rongga mulut akan memicu refleks saraf yang menyebabkan
kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus (saluran) ke rongga mulut. Bahkan
sebelum makanan sesungguhnya berada dalam mulut, ludah bisa dihasilkan sebagai antisipasi
karena adanya hubungan yang telah diketahui antara makan dan waktu dalam satu hari,
aroma masakan, atau rangsangan lain.
Terlarut dalam ludah adalah glikoprotein licin (kompleks karbohidrat protein) yang disebut
musin yang melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat gesekan dan
melumasi makanan supaya mudah ditelan. Ludah mengandung buffer yang membantu
mencegah pembusukan geligi dengan cara menetralkan asam dalam mulut. Zat antibakteri
dalam ludah juga akan membunuh banyak bakteri yang memasuki mulut melalui makanan.
Ludah juga mengandung amilase ludah (salivary amylase), enzim pencernaan yang
menghidrolisis pati (polimer glukosa dari tumbuhan) dan glikogen (polimer glukosa dari
hewan). Produk utama dari pencernaan oleh enzim ini adalah polisakarida yang lebih kecil dan
disakarida maltosa.
2. Lambung
Epitelium yang melapisi ceruk-ceruk dalam (deep pits) pada dinding lambung mensekreksikan
getah pencernaan (gastric-juice), cairan pencernaan yang bercampur dengan makanan. Dalam
getah lambung terdapat pepsin, yaitu enzim yang memulai hidrolisis protein. Pepsin memecah
ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino tertentu, sehingga memotong-motong
protein menjadi polipeptida yang lebih kecil. Pepsin merupakan salah satu diantara sedikit
enzim yang bekerja paling baik dalam lingkungan yang sangat asam. pH getah lambung yang
rendah mendenaturasi protein dalam makanan yang meningkatkan pemaparan ikatan
peptidanya ke pepsin.
Sel-sel terspesialisasi (disebut sel chief) yang berlokasi di ceruk-ceruk lambung mensintesis
dan mensekresikan pepsin dalam bentuk inaktif yang disebut pepsinogen. Sel-sel yang
berbeda (sel parietal, juga diceruk) mensekresikan asam klorida, yang mengubah pepsinogen
menjadi pepsin aktif dengan cara mengeluarkan atau membuang sebagian kecil molekul
tersebut dan memaparkan sisi aktifnya. Aktivasi pepsinogen dalam lambung merupakan
contoh umpan-balik positif. Ketika sudah banyak pepsinogen yang diaktifkan oleh asam,
terjadi suatu rentetan reaksi kimia karena pepsin itu sendiri dapat mengaktifkan molekul
pepsinogen yang lain.
3. Usus Halus dan Pankreas
Usus halus adalah organ dimana sebagian besar hidrolisis enzimatik makromolekul dalam
makanan terjadi. Sedangkan pankreas menghasilkan beberapa enzim hidrolitik dan larutan
alkali yang kaya akan bikarbonat.
a. Pencernaan karbohidrat.
Pencernaan karbohidrat, yaitu pati dan glikogen dimulai dari amilase ludah dalam
rongga mulut yang terus berlanjut sampai usus halus. Amilase pankreas
menghidrolisis pati, glikogen, dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida
termasuk maltosa. Enzim maltase menyempurnakan dan menyelesaikan pencernaan
maltosa dan memecahnya menjadi dua molekul glukosa, suatu gula sederhana.
Maltase merupakan salah satu anggota keluarga disakaridase, dan masing-masing
enzim adalah spesifik untuk menghidrolisis disakarida yang berbeda. Sukrase,
menghidrolisis gula pasir (sukrosa), dan laktase mencerna gula susu (laktosa).
Disakaridase dibuat dan berada dalam membran dan matriks ekstraseluler yang
menutupi epitelium usus halus, yang juga merupakan tempat penyerapan gula.
Dengan demikian, tahapan akhir dalam pencernaan karbohidrat adalah tahapan yang
menghasilkan monomer yang kaya energi, terjadi dimana monomer-monomer ini
akan diserap ke dalam darah.
b. Pencernaan protein
Pencernaan protein dalam usus halus melibatkan penyelesaian pekerjaan yang
dimulai oleh pepsin dalam lambung. Enzim dalam duodenum membongkar
polipeptida menjadi komponen asam aminonya atau menjadi peptida kecil (fragmen
yang panjangnya hanya dua atau tiga asam amino). Tripsin dan kimotripsin bersifat
spesifik untuk ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino tertentu, dan
dengan demikian seperti pepsin, memutuskan polipeptida besar menjadi rantai-
rantai yang lebih pendek.
Karboksipeptidase akan memecah asam amino satu per satu, yang dimulai pada ujung
polipeptida yang memiliki gugus karboksil yang bebas. Aminopeptidase bekerja dalam
arah sebaliknya. Baik aminopeptidase atau karboksipeptidase sendiri dapat
menyempurnakan pencernaan protein. Akan tetapi, kerjasama diantara enzim-enzim
tersebut, serta tripsin dan kimotripsisn yang menyerang bagian dalam protein akan
sangat mempercepat hidrolisis protein. Enzim lainnya yang disebut dipeptidase yang
melekat pada dinding usus, selanjutnya akan mempercepat pencernaan dengan cara
memecah peptida-peptida kecil.
Banyak diantara enzim pencerna-protein, seperti aminopeptidase, disekresi oleh
epitelium usus halus. Sebaliknya, tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase
disekresikan dalam bentuk inaktif oleh pankreas. Enzim usus halus lainnya yang
disebut enteropeptidase secara langsung atau tidak langsung memicu aktivasi enzim-
enzim ini di dalam lumen usus halus.
c. Pencernaan Asam Nukleat
Pencernaan asam nukleat melibatkan serangan hidrolitik yang mirip dengan yang
terjadi pada protein. Sekelompok enzim yang disebut nuklease menghidrolisis DNA
dan RNA dalam makanan menjadi nukleotida komponennya. Enzim hidrolitik lainnya
kemudian akan merombak nukleotida menjadi nukleosida, basa nitrogen, gula, dan
fosfat.
d. Pencernaan lemak
Hampir semua lemak dalam suatu hidangan mencapai usus halus dalam kondisi
sepenuhnya belum tercerna. Hidrolisis lemak adalah permasalahan khusus, karena
molekul lemak tidak larut dalam air. Garam empedu dari kantung empedu yang
disekresikan ke dalam lapisan duodenum akan melapisi droplet-droplet lemak yang
sangat kecil dan mencegahnya agar tidak menyatu, suatu proses yang disebut
emulsifikasi. Karena droplet itu kecil, maka luas permukaan lemak yang besar menjadi
terpapar ke lipase, enzim yang menghidrolisis molekul lemak.
Dengan demikian, makromolekul dari makanan secara sempurna dihidrolisis menjadi
monomer komponen penyusunnya ketika peristalsis menggerakkan campuran kim
dan getah pencernaan di sepanjang usus halus. Sebagian besar pencernaan
diselesaikan lebih awal dalam perjalanan ini, sementara kim masih berada di dalam
duodenum.

Menganalisis pengontrolan sistem pencernaan dan keterkaitan dengan saraf

Anda mungkin juga menyukai