SEMUT
Nur Azizah
Program Pascasarjana Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang Gedung K3 Surabaya 60231, Indonesia
email: nurazizah260@yahoo.com
Widowati Budijastuti
Program Pascasarjana Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang Gedung K3 Surabaya 60231, Indonesia
email:
Abstrak
Semut ketika beraktivitas dalam mencari makanan dilakukan baik pada siang hari maupun malam hari, sehingga mereka
dihadapkan pada variasi intensitas cahaya terang maupun gelap. Semut yang tergolong ke dalam kelompok serangga
memiliki mata yang khas yang disebut mata majemuk atau ommatida. Dalam kondisi ada cahaya semut mengembangkan
mekanisme pupil dengan pigmen primer menyempitkan kristal sel kerucut sedangkan pada kondisi cahaya gelap, pupil
dengan pigmen primer akan membuka hingga lebar. Semut pada umumnya memiliki dua jenis fotoreseptor namun semut
Myrmecia vindex yang berhabitat di gurun memiliki tiga fotoreseptor yaitu biru, hijau, dan UV yang dikendalikan oleh
gen opsin Blue, Opsin Long Wave dan opsin UV.
Kata kunci: semut, mekanisme adaptasi cahaya, ommatida, sel kerucut, pigmen
PENDAHULUAN
Semut merupakan salah satu jenis serangga yang mengandalkan isyarat visual pada siang dan malam
paling dominan untuk mempelajari berbagai ceruk ekologi sehingga mengalami berbagai intensitas cahaya. Semut ini
dan temporal. Dalam ceruk yang berbeda ini mereka dapat memiliki mata majemuk aposisi dengan 596 ommatida
mengatasi variasi intensitas cahaya di sekitar. Intensitas yang dilengkapi dengan lensa besar dan rhabdoms yang
cahaya pada malam hari bisa lebih redup daripada siang lebar. Hal ini merupakan adaptasi khas untuk
hari dan semut dapat beradaptasi dalam mekanisme menyesuaikan kondisi cahaya rendah. Untuk melindungi
mata sensitif dalam kondisi cahaya terang semut P.
visualnya ketika semut melakukan aktivitas dalam
sokolova telah mengembangkan mekanisme pupil yang
mencari makanan atau ketika kembali ke sarang.
ekstrim dimana pigmen primer menyempitkan kristal sel
Mekanisme umum bagaimana semut beraktivitas mencari krucut untuk membentuk saluran sempit dengan lebar 0,5
makanan atau kembali pulang adalah dengan mengikuti µm dan panjang 16 µm. Pembentukan saluran sempit
jejak aroma, mengandalkan integrasi jalan, navigasi visual kristal sel kerucut akan menggandakan jarak antara kristal
dengan penggunaan isyarat kompas langit, angin dan bumi sel kerucut dan ujung distal dari rhabdom. Diameter
dan dengan panduan tengara semut (Schwarz dll, rhabdom distal pada mata yang beradaptasi pada cahaya
2011;Narendra dll, 2016; Schwarz, dll, 2016). Setiap adalah 5 µm, panjang fokus 64,32 µm, dan menghasilkan
spesies semut mungkin berbeda dalam relung visual dan sudut penerimaan 4,45 µm. Pigmen sel retinula dengan
adaptasi kondisi cahaya (Yllmaz dll, 2014). serat menutupi rhabdom pada mata yang beradaptasi
dengan cahaya.
Ulasan ini membahas mekanisme adaptasi visual Mata yang beradaptasi pada kondisi gelap, pupil
kondisi ada cahaya dan pada kondisi gelap pada serangga dengan pigmen primer akan membuka hingga lebar
jenis semut. apperture 4,8 µm, panjang fokus 40,53 µm dan
menghasilkan sudut penerimaan 8,48 µm. Pada mata
dengan kondisi gelap diamteter rhabdom meningkat
MEKANISME MELIHAT menjadi 6 µmdan pigmen retinula akan bermigrasi jauh
Semut memiliki mata majemuk aposisi yang khas. dari rhabdom. Mekanisme pupil ini melindungi
Pada mata majemuk aposisi, cahaya mencapai rhabdom fotoreseptor dari cahaya terang sehingga membuat mata
menyatu dengan semua sel fotoreseptor yang kurang sensitif pada siang hari (Narendra dll, 2016).
berkontribusi melalui lensa kornea. Jumlah, susunan, dan
dimensi dari ommatida menentukan visual di lapangan dan Berbeda dengan jenis semut Melophorus bagoti
resolusi (ketajaman) dari mata majemuk (Schwarz dll, yang tinggal di habitat gurun, semut ini mengandalkan
2011). keterampilan navigasi visual dan mengandalkan integrasi
Jenis semut Polyrhachis sokolova yang hidup di jalan dan dengan panduan landmark semut.
habitat dasar mangrove dalam mencari makanan dengan
1
PENUTUP
Simpulan