Anda di halaman 1dari 6

 Nama Lengkap : Dr. Ir. H. SoekarnNama Lengkap : Dr. Ir. H.

Soekarno
Nama Kecil : Koesno Sosrodihardjo
 Namanggilan : Bung Karno, Soekarno, Pak Kar
Lahir : Surabaya, 6 Juni 1901
Wafat : Jakarta, 21 Juni 1970
Orang Tua : Soekemi Sosrodihardjo (Ayah), Ida Ayu
NyomanRai(Ibu),
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Kartini
Manopo, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar
Nama Lengkap : Kapitan Pattimura : Pattimura | Thomas
Matullesy Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Hualoy, Hualoy, Seram Selatan, Maluku
Tanggal Lahir : Minggu, 8 Juni 1783
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 dari ayah Frans Matulesi dengan Ibu Fransina
Silahoi. Munurut M. Sapidja ( penulis buku sejarah pemerintahan pertama) mengatakan
bahwa “pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina
(Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali
Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan
nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan"

Ia adalah pahlawan yang berjuang untuk Maluku melawan VOC Belanda. Sebelumnya
Pattimura adalah mantan sersan di militer Inggris. pada tahun 1816 Inggris bertekuk lutut
kepda belanda. Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat
tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan
hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit
mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.

Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama


pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengoordinir raja-raja dan patih dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan,
menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Dalam perjuangan
menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore,
raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan
politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda.

Di Saparua, dia dipilih oleh rakyat untuk memimpin perlawanan. Untuk itu, ia pun
dinobatkan bergelar Kapitan Pattimura. Pada tanggal 16 Mei 1817, suatu pertempuran yang
luar biasa terjadi. Rakyat Saparua di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura tersebut
berhasil merebut benteng Duurstede. Tentara Belanda yang ada dalam benteng itu
semuanya tewas, termasuk Residen Van den Berg.

Pasukan Belanda yang dikirim kemudian untuk merebut kembali benteng itu juga
dihancurkan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil, selama tiga bulan benteng tersebut
berhasil dikuasai pasukan Kapitan Patimura. Namun, Belanda tidak mau menyerahkan
begitu saja benteng itu. Belanda kemudian melakukan operasi besar-besaran dengan
mengerahkan pasukan yang lebih banyak dilengkapi dengan persenjataan yang lebih
modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpukul mundur.

Di sebuah rumah di Siri Sori, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda.
Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon. Di sana beberapa kali dia
dibujuk agar bersedia bekerjasama dengan pemerintah Belanda namun selalu ditolaknya.

Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang
gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Atas kegigihannya
memperjuangkan kemerdekaan, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “Pahlawan
Perjuangan Kemerdekaan” oleh pemerintah Republik Indonesia.
Nama : Sultan Hasanuddin
Nama Lain : I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangepe
Julukan Ayam Jantan Dari Timur
Lahir : Makassar, 12 Januari 1631
Wafat : Makassar, 12 Juni 1670
Orang Tua : Sultan Malikussaid (ayah), I Sabbe To’mo
Lakuntu (ibu)
Saudara : Patimang Daeng Nisaking Karaeng Bonto
Je’ne, Karaeng Bonto Majanang, Karaeng Tololo
Istri : I Bate Daeng Tommi, I Mami Daeng Sangnging,
I Daeng Talele dan I Hatijah I Lo’mo Tobo
Anak : Karaeng Galesong, Sultan Amir Hamzah,
Sultan Muhammad Ali.
Biografi Sultan Hasanuddin

Beliau lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan meninggal di


Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, adalah Raja Gowa
ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.

Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin


Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin
saja. Oleh Belanda ia di juluki sebagai Ayam Jantan Dari Timur atau dalam
bahasa Belanda disebut de Haav van de Oesten karena keberaniannya melawan
penjajah Belanda. Beliau diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa dalam usia
24 tahun (tahun 1655). Menggantikan ayahnya Sultan Malikussaid yang wafat.

Anda mungkin juga menyukai