Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak sebelum Indonesia merdeka, telah sangat diketahui bahwa Indonesia adalah negara
yang memiliki banyak suku, budaya, agama, ras, dan adat istiadat. Indonesia adalah tempat
yang dibentuk bagi mereka yang bersedia dan ingin tinggal tanpa diskriminasi. Hal ini berarti
siapapun yang ada di dalam lingkup Indonesia harus mengakui dan bahkan menghargai
perbedaan-perbedaan yang ada. Keragaman suku, budaya, agama, ras, maupun adat istiadat
sudah mejadi ciri bangsa Indonesia yang tidak akan mampu lagi dihapuskan.

Namun, dewasa ini mulai muncul warga negara atau beberapa kelompok orang yang justru
berusaha mengingkari keberagaman yang melekat pada diri Bangsa Indonesia. Hal ini
meresahkan karena dapat menjadi ancaman munculnya disintegrasi bangsa. Contoh yang
belum lama ini terjadi adalah pengeboman di beberapa gereja di Kota Surabaya yang
mengakibatkan banyak korban jiwa dan berbagai kerusakan moril lainnya.

Sesungguhnya sikap toleransi Bangsa Indonesia mengenai perbedaan baik dalam hal suku,
budaya, agama, ras, ataupun adat istiadat telah terbentuk sejak lama. Hal ini dibuktikan
dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun saat ini Bangsa
Indonesia sedang diuji jiwa saling merhargai yang dimiliki dengan munculnya berbagai kasus
mengenai intoleransi. Pemersatu yang utama untuk meghindari disintegrasi karena sifat-sifat
intoleran sekelompok orang yaitu dengan merawat dan mengembangkan rasa kebhinekaan
yang sudah sejak awal Bangsa Indonesia miliki.

Kebhinekaan berasal adari kata bhineka yang artinya bermacam-macam atau beragam.
Dengan adanya rasa kebhinekaan Bangsa Indonesia beberapa sikap secara otomatis dapat
terwujud, yaitu rasa toleransi dan kesatuan. Toleransi inilah yang dapat mencairkan
perbedaan menjadi persatuan sehingga tidak ada perpecahan atau konflik. Kesatuan
merupakan hal yang harus dilakukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dari
berbagai macam ras, suku, dan agama. Tentu ada faktor-faktor dan hambatan-hambatan
dalam merawat dan mengembangkan kebhinekaan. Faktor-faktor dan hambatan-hambatan
tersebut dibahas oleh tim penulis pada makalah ini.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis berdasarkan hasil diskusi kelompok kami tentang merawat kebhinekaan
bangsa Indonesia. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami cara merawat kebhinekaan bangsa Indonesia


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempenharuhi kebhinekaan bangsa Indonesia
3. Untuk mengetahui hambatan dalam menjaga kebhinekaan di Indonesia

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka

Pengertian Bhineka Tunggal Ika

Secara etimologi atau asal-usul bahasa, Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno
yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika =
itu. Secara harfiah jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya bisa dikatakan bahwa
beraneka ragam tetapi masih satu jua. Semboyan ini diambil dari kitab atau kakawin
Sutasoma karangan Empu Tantular yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad
ke-14 M.

Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia dengan
keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah,
ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia menjadi terpecah-belah.
Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi
satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Sebelumnya semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang
yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika
dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana.
Perumusan semboyan Bhineka Tunggl Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab
Sutasoma. Perumuan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha

2
mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan
usaha bina Negara kerajaan Majapahit saat itu.

Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem
pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan
semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indoesia. Dalam kitab
Sutosoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan dalam hal
kepercayaan dan keaneragaman agama yang ada di kalangan masyarakat Majapahit.

Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia, konsep Bhineka Tunggal
Ika bukan hanya perbedaan agama dan kepercayaan tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku,
bangsa, budaya (adat-istiadat), beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan yang
menuju persatuan dan kesatuan Negara.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

1. Common Denominator

Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini
menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat
agama-agama tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari
Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari
common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari sebuah persamaan
dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia dapat hidup di dalam
keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.

Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia,
seperti adat dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya
itu tetap diakui konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala
macam perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik
Indonesia.

2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif

Makna yang terkandung didalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya
adalah yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-

3
pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah
Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak suatu
konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan
kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah
saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah
kelompok minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama
lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku
semu dan kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini
dliandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman
bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka
ragaman yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari
satu titik temu yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini
bisa dicapai bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.

Implementasi Bhinneka Tunggal Ika

Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen
mematuhi prinsip-prinsip yang sudah disebutkankan di atas. Yakni :

1. Perilaku Inklusif

Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang
luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan
kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau
kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan
senang. Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

4
2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik

Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila
Indonesia adalah bangsa dengan tingkat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang
membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan
dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.

Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah
yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling
menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya
terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.

3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah
dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk
mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-
Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan
pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik
temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen haruslah benar-
benar dinyatakan didalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.

4. Musyawarah untuk Mufakat

Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan
diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu
kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di
dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan
diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar
pribadi atau kelompok.

5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya,
rasa rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban
ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi.
Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan.

5
2.2 Faktor-Faktor

Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat Indonesia
yang majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah ber-Bhinneka Tunggal
Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya, melainkan
keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat
majemuk, seperti Indonesia dilihat memiliki suatu kebudayaan yang berlaku secara umum
dalam masyarakat.

Masyarakat plural merupakan “belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai rahmat dan
sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk memerima
perbedaan. Menerima perbedaan bukan hanya dengan kompetensi keterampilan, melainkan
lebih banyak terkait dengan persepsi dan sikap sesuai dengan realitas kehidupan yang
menyeluruh. Dengan demikian, kita perlu memahami dan mengetahui faktor-faktor
pembentuk integrasi nasional, baik faktor pembentuk maupun faktor penghambat integrasi
nasional. Berikut ini faktor-faktor tersebut.

a. Faktor pembentuk integrasi nasional

 Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
 Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu
Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
 Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme
di kalangan bangsa Indonesia.
 Penggunaan bahasa Indonesia.
b. Faktor penghambat integrasi nasional

 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.


 Kurangnya toleransi antargolongan.
 Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari
luar.
 Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-
hasil pembangunan.
Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Keberagaman masyarakat merupakan sesuatu yang lumrah terjadi di berbagai negara. Di


indoensia sendiri keberagaman dianggap indah oleh masyarakat karena ibarat kebun bunga,
akan lebih indah jika terdapat beragam jenis dan warna bunga yang menghiasi kebun

6
tersebut. Namun sebagian orang juga menganggap keberagaman merupakan sebuah ancaman
yang dapat memecah belah negara Indonesia. Dengan keragaman dan banyaknya suku bangsa
dapat menjadi ancaman jika terjadi kesalahpahaman atau terjadi hasutan dari pihak luar.
Seperti halnya sewakti perang sampit yang melibatkan melibatkan suku dayak dan madura.

Menurut saya sendiri, keberagaman masyarakat yang terjadi di indonesia merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi karena tidak dapat dipungkiri bahwa negara indonesia
merupakan negara kepulauan yang terbentuk dari banyak suku bangsa yang berbeda beda.
Salah satu cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan hidup rukun dalam
keberagaman dan saling menghormati antar suku bangsa maupun umat beragama. Jika
tantangan tersebut dapat dilalui maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi
negara maju yang damai dan penuh tolenranasi.

Keberagaman masyarakat indonesia sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Berikut
adalah faktor yang menyebabkan keberagaman masyarakat di Indonesia.

Indonesia Adalah Negara Kepulauan


Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, Negara indonesia merupakan sebuah negara
kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang terpisah. Dengan keadaan ini tentunya akan
menimbulkan kesenjangan komunikasi antar penduduk pulau satu dan lainnya. Setiap
penduduk pulau tertentu akan menganut kebudayaan, agama, dan bahasa yang berada di
pulau tersebut. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya keberagaman masyarakat di
indonesia.

Letak yang Strategis


Indonesia terletak di antara dua samudera yakni samudera samudera pasifik dan samudera
hindia, disamping itu indonesia juga diapit oleh dua benua yakni asia dan australia. Indonesia
jjuga dikatakan memiliki letak geografis yang strategis karena dilintasi oleh jalur
perdanganan internasional, Ini sangat mempengaruhi kebudayaan dan keberagaman
masyarakat karena perdagangan tidak hanya memberikan komoditas dagang saja melainkan
juga memberikan pengaruh agama dan kebudayaan lar kepada masyarakat Indonesia.
Disamping itu tidak sedikit pula imigran yang berbeda ras, agama, budaya dan bangsa tinggal
dan menetap di Indonesia yang menyebabkan terjadinya keberagaman masyarakat.

Perbedaan keadaan alam


Kondisi dan keadaan alam tiap daerah dan tiap pulau di Indonesua berbeda-beda. Seperti
masyarakat pesisir pantai, dataran tinggi, pegunungan, dan lembah akan memiliki perbedaan
dalam kehidupan mereka karena masyarakat tersebut menyesuaikan kondisi alam yang terjadi
disekitar mereka. Perbedaan ini mencakup berbagai aspek mulai dari ekonomi, mata
pencaharian, budaya, dan lain sebagainya.

Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasaranan yang dimaksut disini adalah transportasi yang ada disetiap pulau.
Transportasi merupakan suatu hal yang penting karena dapat menunjang komunikasi antar

7
daerah dan antar pulau. Umumnya transportasi setiap daerah akan berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Transportasi sendiri dapat menggambarkan tingkat kemajuan suatu daerah.
Faktor inilah yang nantinya dapat menjadi penyebab keberagaman masyarakat di indonesia.

Perubahan dan Kemajuan


Perubahan dan kemajuan merupakan parameter suatu negara dapat dikatakan maju atau
berkembang. Umumnya tingkat perubahan dan kemajuan di setiap daerah akan berbeda-beda
tergantung pada masyarakat disetiap daerah tersebut apakah dapat menerima perubahan yang
baru tersebut atau tidak. Sikap dan tanggapan masyarakat inilah yang dapat menyebabkan
keberagaman yang terjadi di indonesia.

Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia bukanlah suatu hal untuk ditakuti
namun ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Pada dasarnya perbedaan atau
keragaman inilah yang dapat menjadi senjata kita untuk melawan gempuran ancaman dari
luar asalkan masyarakat itu sendiri dapat hidup rukun saling menghormati dan bertoleransi.

Cara merawat kebhinekaan

1. Pendekatan struktual yaitu upaya penanaman nilain-nilai bhineka tunggal ika dalam
rangka memperkuat integrasi nasional yang dapat di lakukan oleh pemerintah atau
negara.
2. Pendekatan kultural yaitu upaya penanaman nilai-nilai ke bhinekaan terhadap masyarakat

Berikut adalah contoh cara merawat Ke Bhinnekaan bangsa Indonesia :

1. Menghormati perbedaan

Dalam kehidupan sosial berbangsa perbedaan adalah lumrah, tetapi perbedaan bukanlah
halangan untuk terus bersatu, dan bukan pula alasan pembenar untuk berpisah. Semua warga
negara yang mendiami Indonesia sudah seharusnya menyadari perbedaan itu, baik berbeda
suku, ras, agama, dan golongan. Kita tidak harus memaksakan untuk menjadi sama, karena
kita sama-sama memahami bahwa negara Indonesia lahir diatas perbedaan. Tidak ada lagi
yang merasa sukunya paling hebat, dan tidak ada lagi ceritanya memaksakan kebenaran atas
dalil kebenaranya sendiri.

Coba kita tengok kebelakang seperti peristiwa Ambon, Poso, Madura, dan yang paling anyar
kerusuhan Tolikora. Semua peristiwa itu seharusnya tak perlu terjadi jika kita sama-sama
meghormati perbedaan. Sudah tak terhitung lagi, berapa ratus jiwa yang harus gugur sia-sia
atas nama perbedaan di negara yang katanya ‘Berbeda tetap satu’ ini. Oleh karena itu,
sekarang saatnya berangkulan, dan kita sebagai warga negara sama-sama menjunjung
toleransi antar sesama dan menghormati perbedaan.

2. Memelihara Hak dan Kewajiban Umat Beragama

Sudah banyak sekali kekarasan berdalih agama, kekerasan ini sebenarnya berangkat dari
ruang keegoisan yang menganggap golongannya sendiri paling benar. Indonesia sendiri
secara terbuka mengakui 5 agama sebagai agama resmi masyarakatnya, oleh sebab itu, antar

8
sesama umat beragama sudah sepantasnya saling menghormati dengan sama-sama
memberikan ruang untuk menjalankan hak dan kewajiban sebagai pemeluk agama yang taat
dan mematuhi berbagai macam macam norma.

3. NKRI lebih utama dari apapun

Semua golongan, ras, agama dan suku tentulah memiliki kepentingan, akan tetapi
kepentingan Negara harus selalu diprioritaskan, karena adanya Indonesia bukanlah warisan
dari nenek moyang sebelah pihak semata, bukan warisan dari suku A maupun suku B, akan
tetapi Indonesia lahir dari rahim perjuangan berdarah, yang darinya (founding father) mereka
rela melepas jubah dan bendera golongannya masing-masing demi tegak dan kokohnya
Indonesia. Jadi, sekarang sudah waktunya mengesampingkan kepentingan golongan, karena
kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia inilah yang paling utama dari kepentingan
apapun.

4. Daya Paksa Pemerintah

Sebagai otoritas tertinggi dari negara, peran turut serta pemerintah untuk merawat
kemajemukan juga sangat dibutuhkan. pemerintah di tuntut untuk menciptakan suatu
kebijakan yang jelas, bersifat mengikat, yang mampu menjadi daya paksa masyarakat.
Sehingga antara kebijakan pemerintah dan kesadaran masyakat menjadi satu pondasi yang
kokoh untuk membentengi terjadinya konflik dan penyebab terjadinya tindakan
penyalahgunaan kewenangan. Pemerintah harus tegas dan jelas, dengan menutup celah yang
bisa digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kekerasan berdalih
penyelamatan suku maupun agama.

5. Kesadaran Masyarakat

Manakala terjadi konflik horisontal sebenarnya musuh yang akan di hadapi sejatinya adalah
saudara-saudara kita setanah dan air yang sama, maka kepedulian masyarakat teramat penting
untuk sama-sama memberikan kesadaran, sehingga tercipta satu tatanan kehidupan sosial
yang aman raharja, tanpa harus dibayang-bayangi ketakutan konflik saudara.

Itu bisa diterapkan seandainya tumbuh kesadaran penuh dari masyarakat tentang pentingnya
menanamkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Serta merawat dan menggenggam
kebhinnekaan dalam bingkai Indonesia dan menghindaripenyebab lunturnya bhinneka
tunggal ika.

6. Hilangkan Semangat Sekterian

Semangat sekterian harus dihilangkan karena itu hanya akan memunculkan ambisi sesaat dan
berkutat di kebenaran relatif, justru yang harus digenggam adalah semangat ke-Indonesia-an
dengan merawat kemajemukan menjadi kekayaan bangsa.

Itulah tujuh cara merawat kemajemukan. Diatasa tanah dan air yang kita sepakati bernama
Indonesia inilah harusnya kita patut bersyukur diberikan modal luar biasa beruapa
keberagaman dan perbedaan dengan terbentang beraneka macam suku, agama, ras, budaya,
bahasa, dan etnis yang semuanya bisa menjadi kekayaan luar biasa, jika disikapi dengan arif
dan bijaksana.

9
Upaya merawat kebinekaan bagi mahasiswa

Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan agar nilai kebhinekaan dan multikulturalisme di
Indonesia tidak memburuk yaitu : pertama, perlunya literasi media khususnya bagaimana
menggunakan media sosial secara bijaksana. Bagaimanapun juga, media sosial yang
berkembang pesat menjadikan apapun dapat tersebar masuk langsung ke privat masyarakat,
jika tanpa ada filter, kroscek dan literasi Medsos yang berkesinambungan ke masyarakat,
maka yang terjadi adalah saling klaim kebenaran ataupun kesalahan.

Kedua, saat ini pentingnya mengembalikan pendidikan moral baik dalam informal dan
formal, karena keberagamaan, toleransi dan saling menghormati dapat tumbuh diawali dari
pendidikan terbawah informal yaitu keluarga.

Ketiga, mahasiswa sebagai agen perubahan harus ikut memikirkan kondisi nasional, jika
tidak maka bersiaplah menjadi mahasiswa korban industrial pendidikan yang tidak mampu
mengimplementasikan dharma pendidikan, padahal pendidikan adalah membebaskan bukan
sekedar mencerdaskan. Faktor kunci membebaskan itulah yang dapat membuat nilai
kebhinekaan dan multikulturalisme kita semakin dinamis dan elastis.
Ancaman bagi kebhinekaan

1. Isu SARA ( Suku, Ras, dan Agama)


Dewasa ini banyak sekali isu SARA di Indonesia apalagi menjelang
perhelatan Pemilu Presiden.Contohnya mengenai Agama, banyak oknum-oknum
politik yang saling membenturkan Agama satu sama lain. Padahal agama di Indonesia
sangat sensitif sekali jika tergesek sedikit saja langsung menimbulkan api. Dari hal itu
yang kemudian Kebhinekaan dapat terpcah belah dan menjadi berkubu-kubu bukan
lagi Bhinneka Tunggal Ika.

2. Ideologi

Dewasa ini isu mengenai ideologi sedang diperbincangkan lagi yaitu isu
kebangkitan PKI. PKI di Indonesia dianggap sangat berbahaya dan dapat memecah
belah Kebhinekaan dikarenakan, kita dapat meninjau peristiwa masa lalu. Sejarah PKI
di Indonesia sangat kelam, mereka membantai dan membunuh orang yang tidak
sepaham dengan pendapat ideologinya, sedangkan ideologi Indonesia adalah
Pancasila maka dari itu PKI sangat berbahaya bagi Indonesia.

2.2 Hambatan dalam merawat Kebhinekaan

Bhinneka tunggal ika adalah simbol sakral yang agung milik bangsa indonesia yang
didalamnya mengandung makna keberagaman, keunikan dan kebersamaan didalam
perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah suku, agama, budaya, bahasa, seni dan lain lain
yang diharapkan dapat berjalan beriringan saling rukun, saling menghormati, saling
menghargai, saling menyayangi dan tidak merasa diri paling benar serta sama

10
sama menyadari bahwa kita hidup dalam satu negara, dalan satu bahasa dan dalam satu
ideologi yaitu pancasila.

Berikut adalah beberapa yang menjadi hambatan dalam merawat kebhinekaan:

1. Karena merasa paling benar

Merasa diri paling benar adalah salah satu sifat yang dapat memecah belah persatuan
dan terus menerus akan menjadi pemicu lahirnya konflik baru didalam negeri, karena sifat
egois tersebut cenderung memandang pendapat atau perbedaan yang ada pada orang lain
tidak lebih baik darinya dan melupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Padahal
pada hakekatnya apapun budaya, bahasa, agama dan suku seseorang adalah baik dan benilai
seni tinggi masing masing. Hanya saja cara berfikir mausianya yang masih primitif karena
belum menyadari bahwa semua manusia itu tidak ada yang sempurna.

2. Adanya budaya asing yang terselubung

Datang dan masuknya budaya asing beserta macam macam ideologi ideologinya tidak
disadari oleh rakyat indonesia yang awalnya rakyat indonesia begitu bangganya dengaan
budaya itu lalu mereka mudah menilai budaya asing adalah buadaya modern yang sangat
memukau daaripada seni yaang ada pada negar sendiri. Budaya asing yang terselubung yang
bisa hadir lewat internet, acara televisi, atau seringnya mondar mandir mengunjungi negara
tertentu sedikit banyak bisa mempengaruhi kecintaan kita terhadap seni budaya yang
sebenarnya sangat membanggakan dinegara orang lain.

Ingatlah, Sebenarnya bangsa asing menyukai dan mengagumi seni budaya indonesia
hingga banyak diantara mereka menetap di Indonesia hanya karena ingin pandai menari
jawa, menari tarian bali, pandai memainkan gamelan jawa, pandai memainkan alat musik
angklung dan lain lain. Tetapi mengapa rakyat indonesia cenderung tidak bisa menolak
kemegahan budaya asing yang jelas jelas membawa sebuah ideologi yang sangat
bersebrangan dengan ideologi pancasila dan kebhinnekaan tunggal ika sehingga tidak
banyak yang memiliki cara melestarikan budaya di Indonesia.

3. Karena sumber daya manusia yang tidak tepat sasaran

Indonesia boleh berbangga karean memiliki sumber daya manusia yaang komplek
dengan berbagai macam keterampilan dan kekreatifitasan. Tetapi sayangnya sumber daya
manusia yang ada digunakan dan dikelola berdasarkan tradisi, agama, suku, bahasa atau
budaya daerah mereka saja. Mereka menganggap sumber daya manusia diwilayah lain tidak
lebih baik dan tidak mereka hargai, padahal jika seluruh warga negara Indonesia bersatu
memanfaatkan sumber daya manusia untuk modal kemajuan negara makan perbedaan
sosial, politik ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan didalam negeri akan sangat kuat.
Dan makna bhinneka tunggal ika akan terasa telah kita jalani sesuai dengan falsafah
Pancasila.

4. Rasa patriotisme yang menurun

11
Rasa patriotisme atau rasa kecintaan pada negara sendiri masih belum terlihat maksimal
di Indonesia bahaakan napak semakin menurun. Kondisi ini bisa kita lihat dari beberapa
konflik yang sebenarnya tidak perlu diperpanjang dan diperdebatkan sehingga hanya
melahirkan rasa saling menyalahkan yang menjadi penyebab terjadinya tindakan
penyalahgunaan kewenangan. misalnya adanya demo rakyat yang menghujat atau
menyudutkan agama, suku dan perbedaan budaya orang lain atau merusak sarana
masyarakat umum tanpa mereka sadari sifat tersebut adalah sifat yang tidak bermatabat dan
hanya membuat malu pada bangsa lain yang telah lama menghapus sifat sifat tersebut.

5. Rasa kedisiplinan masyrakat yang masih minim

Hal yang mudah ternyata masih terasa berat bagi rakyat indonesia seperti buang
sampah padaa tempatnya, tidak mencoret coret tempat umum atau membuang rokok
sembarangan dan sebagainya. Tindakaan tindakan tersebut sekilas memang tak ada
artinya bagi sebagian orang tetapi jika terus menerus tidak disiplin maka sama artinya kita
tidak mencintai negara sendiri dan tidak mampu menghargai orang lain. sifat sifat inilah
yang nantinya bukan tidak mungkin sanggup melunturkan rasa kebhinnekaan tunggal ika.

6. Cara musyawarah untuk mencapai mufakat telah lama ditinggalkan

Perbedaan yang ada diwilayah indonesia akan selalu terasa bersatu dan terjalin kata
mukafat jika dilakukan dengan cara berfikir sama dan hati yang dingin, yaitu dengan cara
diadakan musyawarah bersama. Dengan adanya musyawarah diharapkan tidak ada lagi rasa
saling menyalahkan dan mampu menghargai pendapat yang berbeda dari orang lain untuk
sama sama mengambil jalan tengahnya agar tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Tetapi
jalan musyawarah saat ini sudah jarang dilakukan karena mereka hanya mau melakukan
sesuatu hanya berdasarkan satu agama yang sama, satu bahasa propinsi yang sama, satu
suku yang sama atau berdasarkan adat istiadat yang sama. Jika terus menerus kondisi ini
dipertahankan maka tak ada manfaatnya lagi Indonesia memakai falsafah Bhinneka tunggal
ika “berbeda beda tetapi tetap satu jua”.

7. Pendidikan moral pancasila yang tidak maksimal

Diberbagai lembaga pendidikan selalu diajarkan tentang pendidikan moral pancasila


tetapi sayangnya hanya sekedar belajar dan mengetahuinya saja, tanpa dijalankan dalam
kehidupan bermasyrakat. Inilah yang menyebabkan rasa kebhinekaan tunggal ika yang
tidak terasa pada generasi muda. Pendidikan apapun hendaknya dilandasi dengan
keseriusan dalam mempraktekannya dalam kehidupan sehari hari dan bukan hanya sekedar
teori saja.

Cara menjaga kekokohan Bhinneka Tunggal Ika

Mari kita kuatkan dan kokohkan kembali makna Bhinneka Tunggal Ika agar bangsa
bangsa dibelahan bumi lain menyadari jika negara kesatuan republik indonesia tidak mudah
digoyahkan oleh berbagai macam bentuk ideologi dari bangsa lain kecuali berdasarkan
ideologi pancasila serta menghindari pengaruh globalisasi yang dapat merusak kekokohan
bhinneka tunggal ika.

12
Negara akan kuat dan tidak akan mudah digoyahkan oleh ideologi bangsa lain
bagaimanapun bentuknya jika makna bhinneka tunggal ika dijalankan oleh segenap rakyat
Indonesia, Ibarat sapu lidi yang ratusan lidinya bersatu dalam satu ikatan dan sudah bisa
dipastikan mampu membersihkan kotoran dilantai atau dipermukaan tanah dalam satu sapuan
saja.

Indonesia bisa menjadi panutan dan kebanggaan di mata bangsa lain jika mampu
bersatu dalam perbedaan yang begitu jamaknya. Bangsa manapun tahu benar bahwa suatu
negara tidak akan mudah dipengaruhi dan di serang dengan cara apapun jika warga
negaranya mampu melupakan perbedaan suku, agama, bahasa wilayah dan budaya dan
mengutamakan ingin selalu bersatu didalam perbedaan itu tetapi dengan tujuan yang sama
yaitu mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara sampai titik darah penghabisan.

Rakyat Indonesia sangat jamak dengan ribuan kekayaan seni budaya, bahasa, tradisi ,
suku dan perbedaan agama, walaupun kita berbeda beda tetapi sama sama memiliki rasa
tidak rela jika tanah air yang menjadi tempat berteduh kita ini diobrak abrik oleh ideologi dan
budaya bangsa barat atau bangsa lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Indonesia memiliki beragam bahasa daerah, suku, adat, makanan tradisional, dan lain-lain
yang berbeda satu dengan lainnya. Meskipun beraneka ragam, tetapi masih satu jua. Itu
adalah Bhineka Tunggal Ika. Terdapat beberapa prinsip yang memperkuat Bhineka Tunggal
Ika dan faktor-faktornya. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus dapat
mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam Bhineka Tunggal Ika. Apalagi posisi kita
adalah seorang mahasiswa, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan agar
Indonesia tetap satu dan tidak terpecah belah. Selain prinsip dan faktor-faktornya, terdapat
juga hambatan dan ancaman bagi kebhinekaan itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar.
Hal ini membuat kita berpikir bahwa menjaga persatuan bangsa itu memang tidak mudah,
tetapi jika kita hanya diam melihat Indonesia terpecah belah,artinya kita belum pantas
menjadi warga negara Indonesia yang menomorsatukan persatuan. Maka dari itu, kita harus
ikut menjaga persatuan Indonesia untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

3.2 Saran

Menurut kami, di Indonesia sendiri kebhinekaannya belum terawat secara menyeluruh karena
belum adanya kesadaran dari warganya dalam merawat kebhinekaan bangsa Indonesia dan
harus sesegera mungkin diperbaiki.

Caranya yaitu dengan selalu mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 di kehidupan
sehari-hari dan juga menyadari bahwa pentingnya merawat kebhinekaan bangsa Indonesia

13
agar bangsa Indonesia tidak mudah terpecah-belah serta adanya kerjasama antar warga
Indonesia agar kebhinekaan bangsa Indonesia selalu terawat. Dengan mengamalkan hal-hal
tersebut, kami meyakini bahwa kedepannya kebhinekaan bangsa Indonesia pasti akan selalu
terawat sehingga dapat menciptakan Negara Indonesia yang baik kedepannya sesuai dengan
harapan dsan cita-cita bangsa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/bhineka-tunggal-ika-pengertian-fungsi-dan-
makna-serta-sejarahnya/ Oleh Bitar diposting pada 01/11/2018

Bilal.Ivo(2017, 12 Januari). 5 Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia. Diakses


dari : http://materi4belajar.blogspot.com/2017/01/5-faktor-penyebab-keberagaman.html

Sari,Maya.(2018, 8 Januari). 7 Cara Merawat Kemajemukan Bangsa Indonesia. Diakses dari


https://guruppkn.com/cara-merawat-kemajemukan-bangsa-indonesia ( 17 November 2018)

Baderi,Firdaus.(2017, 16 Januari). Nilai-Nilai Kebhinekaan dalam Multikulturalisme dan


Ancaman. Diakses dari http://www.neraca.co.id/article/79815/nilai-nilai-kebhinekaan-
dalam-multikulturalisme-dan-ancaman ( 17 November 2018)

Sari, Maya.(2016, 5 Januari). 7 Penyebab Lunturnya Bhinneka Tunggal Ika. Diakses dari
https://googleweblight.com/i?u=https://guruppkn.com/penyebab-lunturnya-bhinneka-tunggal-
ika&hl=id-ID (18 November 2018)

15

Anda mungkin juga menyukai