Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No.

1, Januari 2016 pISSN 2477-3441


eISSN 2477-345X

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN APN


DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM MENGGUNAKAN PARTOGRAF
PADA ASUHAN PERSALINAN DI KABUPATEN BANDUNG

Ratih Ruhayati
Sekolah Tinggi Kesehatan Indonesia (STKINDO) Wirautama Bandung

ABSTRAK

Partograf merupakan alat penting yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) yang mampu mengidentifikasi
resiko terjadinya komplikasi dan menentukan saat yang tepat melakukan rujukan ke fasilitas yang tepat untuk mendapatkan
penanganan, karena dengan kepatuhan menggunakan partograf dapat mengurangi persalinan lama, yang merupakan salah
satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir di negara berkembang. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung tahun 2013, Kabupaten Bandung merupakan wilayah dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi dan termasuk dalam 5 besar kabupaten dengan jumlah ibu hamil risiko tinggi
terbanyak di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan bidan dan riwayat
pelatihan APN dengan kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, meneliti lebih jauh bagaimana hubungan pengetahuan dan
riwayat pelatihan APN dengan kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf. Analisis data yang digunakan adalah uji chi
square. Populasi target dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di Wilayah Kabupaten Bandung, yang berjumlah 651
bidan. Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, didapatkan jumlah sampel 124 bidan desa, yang
diambil dengan teknik cluster, di 13 Puskesmas PONED yang ada di Wilayah Kabupaten Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan
bidan dalam menggunakan partograf ( = 0,001). Riwayat pelatihan APN tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf (= 0,369 ).
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf,
sehingga Dinas Kesehatan dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat bekerja sama membuat suatu kebijakan untuk
meningkatkan kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf pada asuhan persalinan, yang akhirnya diharapkan AKI dan
AKB, khususnya karena persalinan lama dapat menurun.

Kata kunci: Kepatuhan, patograf, riwayat pelatihan APN, pengetahuan.

CORELLATION BETWEEN MIDWIVES’ KNOWLEDGE AND APN TRAINING


RECORD WITH THE OBEDIENT OF PARTHOGRAPH USAGE
AT BANDUNG DISTRICT
Abstract

Partograph is a very important tool recommended by WHO which can identify the risk of complication and determine the
right time to do intervention and treatment in the right facility, since partograph can shorten the duration of labor which
become the main factor that cause the Maternal and Neonatal Mortality Rate in the develoving countries. Based on Bandung
Health Department data 2013, Bandung District is one of the area with highest maternal and Neonatal Mortality Rate also
the fifth biggest district with higher risk of pregnant woman in Indonesia. The aim of the research was to analyse the
corellation between knowledge and APN training record with miidwive’s obedient in parthograph usage.
This research used cross sectional design. Data analysis used Chi Square test. Population target in this research were 651
midwives practicing in the Bandung district area. The sample were determined with Slovin formula gained 87 sample of
rural midwives, taken by cluster technique in every Public Health Centre with PONED facilities available in Bandung
district area.
The result shown that statistically midwives’ knowledge had significant correlation with their obedient in using partograph
( = 0,001). The APN training record had no significant correlation with midwives’ obedient in partograph usage ( =
0,369).
This researh could give us a description about the corellation between knowledge and APN training record with midwive’s
obedient in parthograph usage, in order that Indonesian Midwife Association (IBI) and Local Government could make sucah
a policy to increase midwife obedience towards partograph usage in birth delivery process which in the end will decrease the
number of Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate caused by prolong labor.

Keywords: Obedient, patograph, APN training record, knowledge

54
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

PENDAHULUAN Asuhan Persalinan Normal (APN). Salah satu


kompetensi yang dinilai pada pelatihan APN
Partograf adalah sebuah grafik yang ini adalah kompetensi dalam penulisan
dapat memberikan gambaran setiap tahapan partograf, dari 11 orang bidan yang mengikuti
dalam proses persalinan, bertujuan untuk pelatihan APN periode 7-16 Januari 2013,
mengingatkan bidan dan tenaga kesehatan lain pada test awal kompetensi penulisan partograf,
tentang penyimpangan yang terjadi serta tidak ada satu pun yang kompeten. (Laporan
memantau kesejahteraan ibu dan bayi. P2KS Jabar, 2013)
Partograf merupakan alat penting yang mampu Berdasarkan beberapa penelitian,
mengidentifikasi komplikasi bagi pemberi terdapat 36,4% Bidan Praktek Swasta (BPS)
pelayanan dan melakukan rujukan pada waktu anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ranting
dan fasilitas yang tepat untuk mendapatkan Surabaya Utara yang patuh dalam pengisian
penanganan. Dengan rujukan yang tepat waktu lembar depan dan belakang partograf untuk
akan mengurangi jumlah kejadian persalinan pasien yang bersalin. Selain itu di Kabupaten
dengan seksio sesaria yang menimbulkan Purworejo Propinsi Jawa Tengah, terdapat
keadaan darurat. (Orhue, 2012; The 39,4% bidan delima yang melakukan
Partograph, 2002; Kim YM, 2012; pencatatan secara konsisten dan benar pada
Wiknjosastro, 2008). lembar partograf. Berdasarkan kedua hasil
Salah satu kompetensi yang harus penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dimiliki oleh bidan adalah pemantauan kepatuhan bidan dalam menggunakan
persalinan dengan partograf. Kompetensi partograf masih rendah. (Kasiati, 2010 ;
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh Widiarti, 2009)
tanggung jawab yang dimiliki seseorang Kepatuhan bidan merupakan sikap
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh patuh atau taat terhadap peraturan yang telah
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas disepakati.Banyak faktor yang mempengaruhi
dibidang pekerjaan tertentu. Walaupun kepatuhan seorang bidan, yaitu pengetahuan,
demikian pengetahuan dan kepatuhan sikap, umur, beban kerja, lama kerja, tingkat
penggunaan partograf secara konsisten pada pendidikan, sarana dan fasilitas yang tersedia.
semua ibu bersalin oleh bidan masih kurang. (Indrawati, 2009 ; Sutaip, 2012 ; Notoatmodjo,
(Standar kompetensi bidan Indonesia, 2011 ; 2007)
Kasiati, 2010 ; Mobiliu, 2012 ; Essential Pengetahuan merupakan faktor yang
competencies for basic midwifery practice, sangat penting untuk terbentuknya perilaku
2011). seseorang, dalam hal ini adalah Kepatuhan
World Health Organization (WHO) Bidan dalam Penggunaan Partograf.
merekomendasikan partograf untuk digunakan Terbentuknya suatu perilaku, salah satunya
oleh bidan yang bekerja sebagai pemberi kepatuhan, terutama pada orang dewasa,
asuhan kebidanan di rumah bersalin. Dengan dimulai dari domain kognitif (pengetahuan),
kepatuhan menggunakan partograf dapat artinya seseorang tahu terlebih dahulu terdapat
meningkatkan jumlah rujukan, mengurangi stimulus yang berupa materi sehingga
jumlah pemeriksaan vagina, mengurangi menimbulkan pengetahuan baru, rangsangan
penggunaan obat oksitosin dan mengurangi yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya
persalinan lama. Persalinan lama adalah tersebut akan menimbulkan respons lebih jauh
penyebab utama kematian di kalangan ibu dan lagi yaitu berupa perilaku sehubungan dengan
bayi baru lahir di negara berkembang. (Kim stimulus tadi. (Oladapo, 2006 ; Hartono,
YM, 2012; Wiknjosastro, 2008 ; Fahdhy, 2008).
2005). Kabupaten Bandung merupakan salah
Pusat Pelatihan Klinik Sekunder satu daerah di Propinsi Jawa Barat yang
(P2KS) Provinsi Jawa Barat, merupakan mendapatkan program “Expanding Maternal
lembaga resmi penyelenggara pelatihan and Neonatal Survival (EMAS) dari Badan
55
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Pembangunan Internasional Amerika Mandiri (BPM), yang berjumlah 651 bidan.


Serikat/United States Agency for International Sedangkan populasi terjangkaunya adalah
Development (USAID) selama lima tahun bidan desa yang bekerja di Wilayah Kabupaten
(2012-2016). Program ini bertujuan untuk Bandung.
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Besarnya sampel ditentukan dengan
Angka Kematian Bayi (AKB) yang saat ini menggunakan Rumus Slovin, didapatkan
masih tinggi, hingga 25% secara nasional. jumlah sampel minimal adalah 87 bidan.
(Saving lives of mothers and Newborns, 2012) Teknik pengambilan sampel yang digunakan
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah Teknik Cluster, yaitu pengambilan
dalam program EMAS ini adalah sampel dilakukan terhadap unit sampel,
meningkatkan kualitas pelayanan emergensi dimana sampel unitnya terdiri dari satu
obstetri dan neonatal melalui penerapan tata kelompok (cluster). Dalam penelitian ini
kelola yang baik terkait kelangsungan hidup sampel unitnya adalah Puskesmas. Tiap
ibu dan bayi baru lahir, yang dilaksanakan individu (bidan desa) di dalam kelompok yang
dengan cara peningkatan kompetensi bidan terpilih akan diambil sebagai sampel. Jadi
melalui program pelatihan yang terdiri dari setiap bidan desa yang bekerja di wilayah
asuhan kehamilan, asuhan persalinan normal Puskesmas terpilih akan diambil sebagai
(APN), partograf, eklamsia, atonia, retensio sampel. Pemilihan Puskesmas yang dijadikan
plasenta, syok dan resusitasi. (Saving lives of sebagai unit sampel dilakukan berdasarkan
mothers and Newborns, 2012). kriteria Puskesmas yang memiliki tempat
Berdasarkan hasil penilaian yang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
dilakukan terhadap 651 bidan Puskesmas dan (PONED). Terdapat 13 Puskesmas PONED di
bidan desa di Kabupaten Bandung pada bulan Wilayah Kabupaten Bandung yang dijadikan
maret dan april 2013 oleh Dinas Kesehatan sebagai unit sampel, dengan 124 Bidan Desa
Kabupaten Bandung, untuk kompetensi asuhan yang dijadikan sebagai sampel.
kehamilan, asuhan persalinan normal (APN), Alat pengumpulan data yang digunakan
eklamsia, atonia, retensio plasenta, syok dan untuk variabel pengetahuan bidan dibuat
resusitasi, lebih dari 75% mendapatkan hasil dalam bentuk soal pilihan ganda, sebanyak 25
yang baik. Sedangkan untuk kompetensi soal dengan tingkat pengetahuan (K1),
partograf, sebanyak 184 bidan (28,27%) pemahaman (K2), aplikasi (K3) dan analisis
mendapatkan hasil kompeten, dan sisanya 467 (K4). Pengetahuan bidan dibagi menjadi
bidan (71,73%) mendapatkan hasil tidak kategori dua kategori, yaitu dikatakan baik jika
kompeten. nilai lebih dari nilai mean/median, dan
Berdasarkan latar belakang di atas maka dikatakan kurang jika nilai kurang dari nilai
peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mean/median.
tentang hubungan pengetahuan dan pelatihan Alat pengumpulan data untuk variabel
APN dengan kepatuhan bidan dalam riwayat pelatihan, pengukurannya dilakukan
menggunakan partograf pada asuhan dengan menggunakan lembar karakteristik
persalinan di Kabupaten Bandung. responden, dengan dua kategori pernah
pelatihan jika dapat memperlihatkan sertifikat
BAHAN DAN METODE pelatihan APN dalam 5 tahun terakhir, dan
dikategorikan tidak pernah jika responden
Penelitian ini merupakan suatu tidak dapat memperlihatkan sertifikat pelatihan
penelitian analitik cross sectional, yaitu APN dalam 5 tahun terakhir.
peneliti melakukan penilaian pengetahuan, Alat pengumpulan data untuk variabel
riwayat pelatihan APN terhadap kepatuhan kepatuhan bidan, digunakan 1 kuesioner dan 2
bidan dalam menggunakan partograf secara lembar pengamatan. Yang pertama adalah
simultan atau pada saat yang sama. kuesioner yang diberikan kepada responden
Populasi target dalam penelitian ini langsung, kedua lembar pengamatan yang
adalah bidan yang bekerja di Wilayah diberikan kepada bidan/ teman sejawat yang
Kabupaten Bandung, yang terdiri dari bidan bertugas bersama-sama dengan responden, dan
puskesmas, bidan desa, dan Bidan Praktek yang ketiga lembar pengamatan yang
56
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

diberikan kepada bidan koordinator Puskesmas Pelatihan APN


PONED yang dijadikan unit sampel. Pernah 63 50,8
Sebelum digunakan, alat pengumpulan Tidak Pernah 61 49,2
data terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan Ketersediaan Partograf
uji reliabilitas, yang dilakukan pada 35 orang Tersedia 124 100,0
Tidak Tersedia 0 0
bidan desa di Wilayah Kabupaten Bandung
Pengetahuan
Barat. Baik 75 60,5
Analisis data pada penelitian ini Kurang 49 39,5
mempergunakan tabel silang untuk Sumber : hasil penelitian
mengetahui kecenderungan hubungan antara 2 Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
(dua) variabel. Dikarenakan skala variabel bahwa dari 124 orang bidan sebagian besar
bebas dan variabel terikat berbentuk kategorik (54,0%) berumur di bawah < 30 tahun. Pada
(nominal dan ordinal), maka analisis yang variabel pelatihan APN sebagian besar bidan
digunakan adalah Uji Chi Square. (50,8%) menyatakan pernah mengikut
pelatihan APN pada 3 tahun terakhir. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN variabel pengetahuan, sebagian besar (60,5%)
berpengetahuan baik.
Penelitian hubungan pengetahuan dan
riwayat pelatihan APN dengan kepatuhan Tabel 2. Kepatuhan Bidan Desa
bidan dalam menggunakan partograf di Jumlah
Kabupaten Bandung, telah dilakukan terhadap Kepatuhan Bidan
(n=124) %
124 responden yang terdiri dari bidan desa 1. Patuh 62 50,0
yang bekerja di wilayah Puskesmas Kabupaten 2. Tidak Patuh 62 50,0
Bandung. Hasil analisis deskripsi statistik Total 124 100,0
tentang kepatuhan bidan dalam menggunakan Sumber : hasil penelitian
partograf pada asuhan persalinan yang bekerja Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan
di wilayah Puskesmas Kabupaten Bandung bahwa dari 124 orang bidan setengahnya
adalah sebagai berikut: patuh, dan setengahnya lagi tidak patuh dalam
menggunakan partograf pada asuhan
Tabel 1. Karakteristik Bidan Desa
Jumlah
persalinan.
Karakteristik Hubungan pengetahuan dan pelatihan
(n=124) %
Umur APN dengan kepatuhan dalam menggunakan
< 30 tahun. 67 54,0 partograf pada asuhan persalinan di Kabupaten
30-40 tahun. 43 34,7 Bandung dapat dilihat pada tabel berikut:
>40 tahun. 14 11,3

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dan Pelatihan APN dengan Kepatuhan Bidan


Kepatuhan Bidan
Tidak Patuh Patuh Jumlah POR
Variabel ρ
n= n= (IK95%)
% n= 62 % %
62 124
Pengetahuan Bidan
1. Baik 22 29,3 53 70,7 75 100 0,001
2. Kurang 40 81,6 9 18,4 49 100 2,78
(1,91-4,05)

Riwayat Pelatihan
APN
1. Pernah 28 45,9 33 54,0 60 100 0,369 1,18
2. Tidak 34 54,0 29 46,0 64 100 (0,82-1,68)

Sumber : Hasil penelitian


Keterangan: Uji Chi Square, dengan nilai kemaknaan ρ ≤ 0,05

57
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Informasi akan memberikan


hubungan variabel pengetahuan dengan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang.
kepatuhan menunjukkan nilai ρ 0,001 < 0,05 Jika seseorang mendapat informasi yang baik
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan dari berbagai media, baik media cetak maupun
dengan kepatuhan bidan menunjukkan elektronik akan dapat meningkatkan
hubungan yang signifikan. Hubungan antara pengetahuan. Selain itu pengalaman
variabel pelatihan APN dengan kepatuhan merupakan sumber pengetahuan, atau
menunjukkan nilai ρ 0,369 > 0,05 sehingga pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh
dapat dikatakan bahwa riwayat pelatihan APN kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu
dengan kepatuhan menunjukkan hubungan pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai
yang tidak signifikan. upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara mengulang kembali
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman yang diperolehnya dalam
(60.5%) dari bidan desa memiliki pengetahuan memecahkan permasalahan yang dihadapi
yang baik mengenai partograf, dan sisaya pada masa lalu. (Sutaip, 2012 ; Fathoni, 2006)
(39.5%) memiliki pengetahuan yang kurang Berdasarkan pada hasil penelitian yang
tentang partograf. Responden yang memiliki telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk
pengetahuan kurang, sebagian besar (81.6%) variabel pelatihan APN sebagian besar
tidak patuh dalam menggunakan partograf, dan (51,6%) bidan desa menyatakan belum pernah
sisanya (18.4%) patuh dalam menggunakan mengikuti pelatihan APN, dan hampir
partograf. Sedangkan bagi responden yang setengahnya (48,4%) bidan desa pernah
memiliki pengetahuan baik, sebagian besar mengikuti pelatihan APN. Baik bidan desa
(70,7%) patuh dalam menggunakan partograf, yang mengikuti pelatihan APN maupun yang
dan sisana (29,3%) tidak patuh dalam tidak mengikuti pelatihan APN menunjukkan
menggunakan partograf. sebagian besar (51,7% dan 54,7%) tidak patuh
Berdasarkan hasil uji kolmogorov dalam menggunakan partograf pada asuhan
smirnov data yang didapatkan berdistribusi persalinan. Sedangkan berdasarkan pada hasil
normal, sehingga nilai yang digunakan sebagai uji chi square didapatkan nilai  sebesar
acuan pengetahuan adalah nilai mean/rata-rata 0,736, ini berarti tidak ada hubungan antara
yaitu 46,2. Pengetahuan yang masih kurang keikutsertaan dalam pelatihan APN dengan
diketahui adalah tentang kondisi janin yang kepatuhan bidan dalam menggunakan
harus dipantau setiap 30 menit dan pencatatan partograf pada asuhan persalinan. Hal ini tidak
pemantauan penurunan bagian terbawah janin. sesuai dengan penelitian Widiarti yang
Pemantauan kondisi janin seharusnya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
dilakukan adalah setiap 30 menit sekali pada pelatihan APN dengan kepatuhan penggunaan
kasus normal, dan lebih sering (15 menit) pada partograf oleh bidan delima. (Widiarti, 2009)
kondisi tertentu seperti ketuban dengan Hasil penelitian Zazri menyatakan
mekonium dan ketuban pecah dini. terdapat hubungan antara pelatihan APN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keterampilan bidan dalam mengisi
terhadap bidan yang melakukan observasi partograf dan terdapat hubungan pelatihan
kepada bidan desa menyatakan bahwa APN dengan kepatuhan bidan dalam mengisi
pemantauan kondisi janin dilakukan partograf, serta terdapat hubungan pelatihan
bersamaan dengan melakukan pemeriksaan APN dengan pengetahuan bidan tentang
dalam, yaitu setiap 4 jam sekali. Pengetahuan partograf sebagai alat pengambilan keputusan
merupakan hasil dari tahu, yang merupakan klinik. Pelatihan adalah suatu usaha yang
domain yang sangat penting dalam membentuk bertujuan meningkatkan kemampuan dan
tindakan seseorang. Meningkatnya perubahan sikap serta perilaku yang
pengetahuan dapat menimbulkan perubahan memungkinkan pengembangan peningkatan
persepsi, kebiasaan dan bentuk kepercayaan prestasi kerja. Jika dilihat dari data hasil
seseorang. Selain itu, pengetahuan juga penelitian, jangka waktu pelatihan APN yang
merubah sikap seseorang terhadap hal tertentu. diikuti oleh bidan berbeda-beda mulai sejak
(Rahayu, 2011 ; Notoatmodjo, 2012). tahun 2007 hingga tahun 2012, jangka waktu
58
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

ini akan memengaruhi hasil penelitian. 1) Perlunya peningkatan kesadaran dan


(Fathoni, 2006 ; Hariadja, 2007 ; Sarita, 2008) komitmen dari bidan untuk
Di Wilayah Kabupaten Bandung, meningkatkan kepatuhannya dalam
pelatihan APN belum dilaksanakan secara menggunakan partograf dalam setiap
rutin dan berkala. Pelatihan dilaksanakan jika asuhan persalinan, yang dapat diawali
memang pihak dinas kesehatan atau IBI dengan peningkatan pengetahuan, yang
mendapatkan anggaran dana baik dari pihak dapat diperoleh melalui pelatihan APN
pemerintah pusat ataupun dari pihak swasta. maupun pelatihan lain, yang dilakukan
Atau atas kesadaran bidannya sendiri. secara berkesinambungan.
(Peluncuran program “EMAS”, 2012) Menurut 2) Perlu dibuat suatu kebijakan baik dari
keputusan Menteri Kesehatan Republik pihak dinas kesehatan setempat maupun
Indonesia dinyatakan bahwa seorang penolong Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk
persalinan harus mendapatkan kualifikasi selalu menjaga mutu pelayanan
sebagai tenaga pelaksana pertolongan kebidanan, khususnya oleh bidan. Hal
persalinan melalui serangkaian pelatihan, ini dapat dilakukan dengan pengawasan
bimbingan langsung dan kesempatan untuk atau supervisi secara berkala oleh pihak
mempraktikkan keterampilan pada praktik yang berwenang, atau adanya sistem
yang sesungguhnya. Melalui pelatihan APN pelaporan atau sistem rujukan yang
diharapkan kepatuhan bidan akan meningkat. mengharuskan bidan menggunakan
(Erni, 2012) Peran organisasi profesi (IBI) partograf untuk pemantauan dalam
juga tidak kalah pentingnya dalam mendorong melaksanakan asuhan persalinan,
dan mengarahkan para bidan untuk senantiasa dengan demikian kepatuhan bidan akan
meningkatkan kemampuannnya dalam lebih baik.
memberikan pelayanan kebidanan dengan 3) Perlu dibuat persyaratan atau peraturan
mengikuti pelatihan. Pelatihan merupakan pada saat melaksanaan perpanjangan
bagian dari proses pendidikan yang bertujuan Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan dan
untuk meningkatkan kemampuan atau Surat Izin Praktek Bidan (SIPB), yang
keterampilan, serta untuk meningkatkan harus dilengkapi dengan pencapaian
efisiensi dan efektivitas kerja dalam mencapai Satuan Kredit Partisipasi (SKP) dari
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan seminar atau pelatihan yang
pelatihan diharapkan seseorang dapat lebih berhubungan dengan peningkatan
mudah melaksanakan tugasnya. (Fathoni, 2006 kompetensi bidan yang telah diikuti.
; Hariadja, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Orhue AAE, Aziken ME, Osemwenkha AP.
Berdasarkan hasil penelitian dan Partograf as a Tool for Team Work
pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh Management of Spontaneous Labor. Nigerian
sebagai berikut: Journal of Clinical Practice. [Review Article].
1) Terdapat hubungan antara pengetahuan 2012 Jan-Mar;15(1):1-8.
dengan kepatuhan bidan dalam
menggunakan partograf. The Partograph: An Essential Tool for
2) Tidak terdapat hubungan antara riwayat Decision Making during Labor. 2002.
pelatihan APN dengan kepatuhan bidan
dalam menggunakan partograf. Kim YM, Tappis H, Zainullah P, Ansari N,
Evans C, Bartlett L, et al. Quality of Caesarean
SARAN Delivery Services and Documentation in First
Line Referral Facilities in Afghanistan.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, [Research Article]. 15 March 2012.
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:

59
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Wiknjosastro G. Asuhan Persalinan Normal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Jakarta; Jaringan Nasional Pelatihan Klinik- Indonesia; 2007.
Kesehatan Reproduksi; 2008, hlm: 55-74
Oladapo OT, Daniel OJ, Olatunji AO.
Fahdhy M, Chongsuvivatwong V. Evaluation Knowledge and Use of Partograph Among
of World Health Organization Partograph Healthcare Personal at The Peripheral
Implementation by Midwives for Maternity Maternity Centres in Nigeria. Jurnal of
Home Birth in Medan, Indonesia. Epud. Obstetries and Gynaecology. 2006;26(6):538-
2005;4(10):301. 41.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia. 2011:25. Hartono R, Jumain, Namangdjabar OL.


Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan
Kasiati K, Aras S, Ayunani RF. Gambaran dengan Penerapan Partograf Pada Ibu
Kepatuhan Bidan dalam Penerapan Melahirkan di Kamar Bersalin Rumah Sakit
Penggunaan Partograf di BPS Anggota IBI Umum Daerah Kalabahi Propinsi Nusa
Ranting Surabaya Utara. Penelitian Kesehatan Tenggara Timur. 2008:73-84.
Suara Forikes. Oktober 2010;1(4):301-5.
Rahayu S. Faktor Psikologi dan Organisasi
Mobiliu S. Hubungan Pengetahuan Bidan yang Mempengaruhi Kepatuhan Bidan Desa
dengan Penerapan Penggunaan Partograf di terhadap Standar Operasional 7T pada
Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Pelayanan Antenatal di Kabupaten Semarang
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Health & 2011.
Sport. Agustus 2012;5(3):656-65.
Saving Lives of Mothers and Newborns
Essential Competencies for Basic Midwifery www.emasindonesia.org. 2012
Practice. 2011.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu
Laporan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta; 2012 hlm 86-
(P2KS) Provinsi Jawa Barat. 2013. 103
Fathoni A. Manajemen Sumberdaya Manusia.
Widiarti E. Evaluasi Penggunaan Partograf Jakarta: Rineka Cipta; 2006, hlm 53-60
oleh Bidan Delima di Kabupaten Purworejo
Propinsi Jawa Tengah. 2007. Hariadja M. Manajemen Sumber Daya
Manusia : Pengadaan, Pengembangan,
Indrawati T. Pengaruh Umur, Tingkat Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta:
Pengetahuan, dan Sikap Bidan Praktik Swasta PT Grasindo; 2007, hlm 34-76
(BPS) pada Penggunaan Partograf Acuan
Maternal Neonatal Dalam Pertolongan Opiah MM, Ofi AB, Essien EJ, Monjok E.
Persalinan Normal Di Wilayah Dinas Knowledge and Utilization of the Partograph
Kesehatan Kota Semarang. Jurnal Promosi among Midwives in the Niger delta Region of
Kesehatan Indonesia. Agustus 2009;4(2):122- Nigeria. African Journal of Reproductive
6. Health 2012;16(1):125-32.

Sutaip, Mawarni A, Dharmawan Y. Faktor- Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten


Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bandung. 2013.
Pelaporan Data Pelayanan KIA oleh Bidan
Praktek Swasta di Kota Semarang. Kesehatan Wiknjosastro G. Asuhan Persalinan Normal.
Masyarakat. 2012;1(2):206-17. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
Kesehatan Reproduksi; 2008.
Notoatmodjo S. Konsep Pendidikan (Promosi)
Kesehatan, Teori dan Aplikasi Jakarta: Sarita S. Analisis Faktor yang Berpengaruh
terhadap Ketepatan dan Kelengkapan
60
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2, No. 1, Januari 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Pengisian Partograf oleh Bidan di Rumah Sakit Semarang: Universitas Diponegoro; 2012.
Umum Daerah Provinsi Sulawesi tenggara.

61

Anda mungkin juga menyukai