1. Mikroskop cahaya
2. CCTV
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Mikropipet
6. Pipet tetes
7. Papan dan alat seksi
8. Gelas piala
9. Larutan garam fisiologis untuk mencit (NaCl 0,9%)
10. Aquadest
11. Berbagai larutan garam dapur dengan konsentrasi 3%, 2%, 1%, 0%, 0,9%, 0,7%,
0,5%, 0,3%, 0,1%
12. Antikoagulan (heparin atau campuran kalium oksalat dengan amonium oksalat),
13. Syringe 1 mL
14. Pipa mikrohematokrit
15. Mencit.
Prsedur Kerja
Bila sudah terlihat jantung, menusuk sedikit dengan menggunakan syringe, apabila
darah terlihat sudah memasuki syringe, menarik secara perlahan hingga darah tersedot.
Membgagi darah dalam dua tabung 1,5 mL (tabung satunya untuk pengamatan
hemolisis dan krenasi).
Menampung darah dari mencit (yang telah dikoleksi dari retro orbital, vena lateral, atau
jantung) dalam tube 1,5 mL
Menyiapkan kaca benda, teteskan larutan NaCl 0,9% pada kaca benda kemudian
kepada tetesan NaCl tersebut larutkan sedikit darah mencit. Amati di bawah mikroskop
dengan hati-hati kapan telah nampak terjadi hemolisis,mencatat waktunya (dalam
detik).
Melakukan seperti cara kerja nomor 3 untuk larutan 0,5% NaCl, 0,3% NaCl, 0,1%
NaCl dan aquadest. Mencatat hasilnya dan membuat kesimpulannya.
Untuk mengetahui kecepatan terjadinya krenasi, lakukan seperti cara kerja nomor 3
dengan menggunakan larutan NaCl yang lebih pekat daripada 0,7%. Mencatat hasilnya
dan membuat kesimpulan.
Mencit didislokasi leher, kemudian dibedah sehingga nampak jantung dan pembuluh
darah besar.Tusuk salah satu pembuluh darah besar dengan menggunakan syringe,
sehingga darahnya keluar.
Menampung ± 2-5 ml sampel darah dalam tube 1,5 mL yang telah diberi anti koagulan.
Menyiapkan 10 tabung reaksi dan masing-masing diisi dengan 0,1 ml sampel darah,
beri nomor/label pada tabung reaksi.
Menambahkan kepada darah sampel pada tabung reaksi tersebut dengan larutan NaCl:
tabung 1 dengan 2 ml 0,7% NaCl, tabung 2 dengan 2 ml 0,5% NaCl, tabung 3 dengan 2
ml 0,3% NaCl, tabung 4 dengan 2 ml 0,1% NaCl dan tabung 5 dengan 2 ml aquadest.
Mendiamkan darah dalam tabung reaksi sekitar 10 menit, setelah itu pusingkan selama
5 menit dengan kecepatan 3.000 rpm .
Mengamati warna dan volume supernatan, serta endapan eritrosit. Supernatan yang
berwarna bening (tanpa warna merah) dengan endapan eritrosit paling banyak berarti
pada larutan NaCl tersebut tidak terjadi hemolisis sama sekali.
Apabila supernatan sudah ada yang berwarna merah, dan endapan eritrosit sudah
berkurang, berarti pada larutan NaCl ini sudah mulai terjadi hemolisis, maka ini
merupakan batas bawah toleransi osmotis membran eritrosit.
Apabila supernatan berwarna merah, tanpa endapan eritrosit sama sekali, berarti pada
larutan NaCl ini terjadi hemolisis sempurna, maka ini merupakan batas atas toleransi
osmotis membran eritrosit.
Hasil pengamatan
1. Komponen darah
Gambar Komponen
b. Krenasi
No. Perlakuan Watu hemolisis
1. Darah + 0,9 % NaCl 3 menit 25 detik
2. Darah + 1 % NaCl Tidak mengalami krenasi
3. Darah + 2 % NaCl 4 menit 16 detik
4. Darah + 3 % NaCl 3 menit
3. Persentase hemolisis
No. Warna supernatan Jumlah endapan
1. Darah + 0,9 % NaCl Merah fanta Merah +
2. Darah + 0,7 % NaCl Merah terang Merah ++++
3. Darah + 0,5 % NaCl Merah terang Merah gelap
4. Darah + 0,3 % NaCl - -
5. Darah + 0,1 % NaCl - -
6. Darah + Aquades Merah terang Merah +++
B. Hubungan antara kepekatan larutan NaCl dengan kecepatan terjadi hemolisis atau
krenasi