Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, begitupula


filsafat , berfikir secara kritis tentang segala esensi yang kita alami selama ini bahkan ilmu
pengetahuan itu sendiri, ilmu pengetahuan bertujuan unutk menjadi acuan mencari
jawaban serta memunculkan pertanyaan baru. Ilmu pengetahuan sesungguhnya bertujuan
unutk mengkaji hubungan sebuah kasus antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.

Dengan demikian ilmu pengetahuan memiliki banyak tujuan dan salah satunya adalah
untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara fenomena fenomena alam maupun manusia
di dunia ini.

Tetapi banyak yang sering salah mengira bahwa tidak semua hal yang berjalan saling
susul menyusul memiliki hubungan sebab akibat, oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian
unutk melihat suatu fenomena tersebut memiliki hubungan sebab akibat atau tidak

b. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hukum sebab akibat itu, serta apa kaitannya dengan ilmu pengetahuan?
2. Apa saja sifat sifat hukum ilmiah?
3. Kaitan hukum, kebetuan, dan kontinuitas alam?
4. Apakah pengetahuan ilmiah kita mengalami evolusi?
5. Apakah pikiran dan alam memiliki hubungan?
6. Apakah hubungan dari teori dan hukum?

c. TUJUAN
1. Menjelaskan hubungan sebab akibat serta keterkaitannya dengan ilmu
pengetahuan
2. Menjelaskan macam sifat hukum ilmiah
3. Menjelaskan keterkaitan antara hukum, kebetulan, dan kontinuitas alam
4. Menjelaskan tentang perkembangan pengetahuan ilmiah
5. Menjelaskan hubungan antara alam dan pikiran
6. Menjelaskan hubungan dari teori dan hukum
BAB II

PEMBAHASAN

HUKUM DAN TEORI ILMIAH

Hukum : hubungan sebab akibat

Ilmu pengetahuan sesungguhnya bertujuan untuk mengnkaji hubungan khusus


antara peristiwa tertentu dengan peristiwa lainnya. Dengan kata lain , ilmu pengetahuan
berarti kegiatan ilmiah dengan menggunakan metodi ilmuah, bertujuan untuk menjelaskan
berbagai peristiwa atau fenomena alam. Pertama yang mau dijelaskan adalah apakah ada
kaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan fenomena yang lain, mungkin saja
peristiwa peristiwa tersebut seakan berdiri sendiri tanpa ada kaitannya, kedua apa
hubungan atau keterkatian yang ada pada dari 2 fenomena tersebut. Setelah beberapa
peristiwa diteliti , ternyata ditemukan ada hubungan khusus untuk peristiwa tertentu dan
hal tersebut terjadi dengan sendirinya, maksunya apabalia terjadi suatu peristiwa pasti
peristiwa lain akan mengikuti atau mendahului peristiwa tersebut. Hubungan ini kemudian
dinamakan hubungan sebab akibat, yakin suatu peristiwa terjadi akan suatu sebab dan
menghasilkan suatu akibat dan akibat tersebut menjadi sebab peristiwa lainnya.
Ilmu pengetahuan mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai peristiwa antara
peristiwa dalam alam dan dalam hidup manusia, hubungan ini dianggap sebagai suatu
hubungan yang bersifat pasti karena peristiwa terjad dengan sendirinya akan menyusul
atau pasti telah terjadi suatu peristiwa sebelumnyam inilah hubungan yang dalam ilmu
pengetahuan disebut hukum.
Dari uraian diatas sesungguhnya ilmu pengetahuan mengkaji hubungan diantara
berbagai peristiwa, mengkaji hubungan sebab akibat antara peristiwa satu dan peristiwa
lain, itu berarti ilmu pengetahuan mengkaji hukum ilmiah, ilmu pengetahuan berguna
untuk menemukan hukum ilmiah yang dapat digunakan unutk memecahakn sautu masalah,
dengan ini hukum ilmiah memiliki peran unik, disatu pihak hukum ilmiah dijadikan objek
material yang hendak dikaji oleh ilmu tetapi di pihak lain hukum juga merupakan hasil
akhir dari ilmu. Dengan posisi ini dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
menyingkapkan, membuat jelas atau eksplisit hukum yang memang sudah terjadi
sebagaimana adanya.
Yang menarik adalah hukum tersebut dapat digunakan sebagai agenda perubahan
rekayasa tertentu, hukum berguna sebagai problem solving. Ada masalah di kehidupan
manusia atau dalam dunia ini. Masalah tersebut ditemukan sebabnya dengan menemukan
sebab dapat dicari akibat atau hukum tadi. Diciptakannya kondisi tertentu yang menjadi
sebab agar keadaan yang diinginkan tadi dapat muncul dengan sendirinya, seperti untuk
menaikkan sebuah produk dapat memanfaatkan hukum penawaran dan permintaan.
Jadi, apa sesungguhnya hubungan sebab akibat atau hukum ilmiah itu?
Hubungan sebab akibat sering dipahami sebagai hubungan susul-menyusul di
antara dua peristiwa atau lebih yang terjadi dalam alam ini, tetapi tidak semua peristiwa
yang susul-menyusul dapat dikatakan sebab-akibat,yang di katakan sebab akibat adalah
ketika kedua peristiwa tersebut terjadi secara susul-menyusul memiliki katian tanpa
terkecuali. Tetapi tidak semua hal yang bersifat susul menyusul dapat dikatakan sebab
akibat seperti contoh kehidupan dan kematian, keduanya bersifat susul menyusul tetapi
kematian tidak disebabkan oleh kelahiran. Peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa
sebab dan akibat karena tidak punya kaitan langsung diantaranya. Untuk itu,perlu ada
pengujian untuk melihat apakaah peristiwa peristiwa itu mempunyai kaitan langsung atau
tidak

SIFAT-SIFAT HUKUM ILMIAH

Hukum ilmiah sesungguhnya adalah perkembangan lebih lanjut dari hipotesis.


Hukum ilmiah yang mengungkapkan hubungan sebab akibat antara peristiwa yang satu
dengan yang lainnya, sesungguhnya tidak lain adalah anjutan dari hipotesis yang telah
mendapat status yang lebih pasti sifatnya yaitu karena terbukti benar dengan didukung oleh
fakta dan data yang tidak terbantahkan.

Maka dapat dikatakan bahwa semakin pasti sebuah hipotesis, hipotesis itu akan
berubah menjadi sebuah hukum ilmiah. Ini terutama terjadi kalau apa yang dinyatakan
dalam hipotesis ternyata terbukti benar, dan bahwa ada hubungannya langsung tanpa
kecuali antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.

Dengan demikian, status hukum ilmiah jauh lebih pasti karena telah terbukti benar
dengan didukung oleh fakta dan data yang tidak terbantahkan. Hanya saja perlu diingat
setiap hukum ilmiah bagaimanapun juga tetap mengandung unsur hipotesis. Dengan
demikian, walaupun bersifat lebih pasti, selalu saja ada kemungkinan, kendati sangat kecil
sekali, bahwa hukum tersebut dapat dipakai untuk tujuan jahat tertentu, yaitu bahwa
hukum tersebut dapat dipakai untuk melancarkan aksi jahat tertentu. Caranya, dengan
mengkondisikan hal tertentu sebagai sebab, dan dengan demikian akan terjadi akibat
tertentu sebagaimana diingankan, seakan terjadi secara alamiah. Contoh yang merupakan
praktek yang sering digunakan adalah praktek oligopoli dengan cara memanipulasi pasar
selama kurun waktu tertentu. Maka, sesuai dengan hukum pasar berupa penawaran dan
permintaan , akan segera terjadi kelangkaan dalam pasar. Dengan adanya kelangkaan
dalam pasar, segera saja sesuai dengan hukum pasar, akan terjadi lonjakan harga produk
tadi. Jadi, rekayasa kenaikan harga ini dilakukan dengan memanipulasi hukum penawaran
dan permintaan dan naik turunnya harga di pihak lain.

Sifat umum atau universal dari hukum ilmiah ini berkaitan dengan sifat hukum
yang lebih pati di atas. Karena hukum lebih pasti sifatnya, dengan sendirinya akan lebih
umum atau universal pula keberlakuannya.

Hukum bersifat umum karena, pertama, hukum mengungkapkan hubungan yang


bersifat universal atas dua peristiwa. Kedua, dengan demikian, sejauh merupakan hukum
ilmiah, siapa pun akan sepakat dan menyetujui bahwa memang benar ada hubungan sebab
akibat antara peristiwa sejenis yang satu dengan peristiwa sejenis lainnya. Hubungan
tersebut akan diakui sebab diakui benar oleh siapa saja

Kedua sifat atau syarat diatas, belum cukup untk menentukan dengan jelas dimana
letak batas antara hipotesis dan hukum. Hal yang paling membedakan hukum dari hipotesis
adalah bahwa hukum mempunyai daya terang yang jauh lebih jelas. Dengan hukum ilmiah,
ilmuwan ingin mendapatkan penjelasan ilmiah (scientific explanation) yang
memperlihatkan secara gamblang hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya,
antara satu unsur dengan unsur lainnya. Dengan hukum yang memberi penjelasan
mengenai hubungan antara peristiwa yang dikaji, peristiwa-peristiwa tersebut menjadi bisa
dimengerti dan masuk akal.

Dengan demikian, hukum sebab akibat yang bersifat pasti dan deterministik ini
bukannya meniadakan kebebasan manusia. Bukannya mengesampingkan kebebasan
manusia. Dengan kata lain, penjelasan yang diberikan hukum ilmiah jauh lebih
memuaskan dengan penjelasan iyu manusia tahu bahwa ada hubungan terkait yang erat
sekali antara peristiwa yang satu dengan yang lain

Dalam hal ini, hukum mampu menjelaskan pengalaman hidup manusia sehari-hari
secara masuk akal karena hukum menata pengalaman dan peristiwa sehari-hari itu dengan
mengaitkan persitiwa khusus itu dengan asas umum bahwa karbonat (yang terkandung
dalam gas) selalu bereaksi terhadap belerang. Penjelasan ini akan semakin memuaskan
kalau hukumannya semakin berlaku umum. Dengan demikian akan semakin banyak
contoh kasus yang terkait dengan hal itu dan mampu dijelaskan dengan hukum ilmiah
tersebut

3. Hukum, Kebetulan, dan Kontinuitas Alam

Pada dasarnya, bahwa alam dapat dikatakan sebagai objek ilmu pengetahuan yang
memiliki ruang lingkup perkembangan berdasar regularitas dan hukum. Keberadaan
hukum menjadi dasar ilmuwan alam untuk tunduk seperti pada regularitas dan uniformitas.
Selain itu, hukum juga memiliki sifat terbuka bagi pikiran manusia.

Ruang lingkup keberadaan hukum sendiri berkembang dari sebuah kebetulan.


Artinya, bahwa terdapat variasi kebetulan yang bertahap tunduk pada hukum dan pada
gilirannya akan menjadi mantap dalam pola- pola yang regular dan karena itu dapat
dipahami. Variasi kebetulan yang bertahap tersebut berkembang secara kontinu, dalam arti
bahwa sifat kontinuitas tersebut dapat membentuk peristiwa dan benda semakin lama
semakin mencapai status hukum. Keberadaan hukum juga dapat ditunjukkan dengan
bagaimana ia dapat berkembang dari sebuah irregularitas atau kebetulan.

Terkait dengan adanya hukum alam, dapat terbentuk dengan memperlihatkan


langkah- langkah metode ilmiah, seperti misalnya pada tahap penemuan dan perumusan
hipotesis. Pada tahap ini, terdapat dua argumentasi terkait tendensi kebetulan- kebetulan
yang terjadi. Pertama, karena alam selalu berkembang dan kedua, karena alam sendiri
mengalami diversitas, yang mana diversitas itu sendiri juga berhubungan dengan suatu
kebetulan. Maka dapat dikatakan dalam hal ini bahwa kebetulan merupakan kenyataan
yang absolut. Kebetulan absolut juga memiliki hubungannya dengan adanya gagasan
regularitas dan evolusi. Karena pada dasarnya, baik itu sebuah kebetulan atau hukum,
tentunya akan bergantung pada perkembangan, yaitu evolusi itu sendiri.

Selain kebetulan, pemunculan regularitas atau hukum alam dapat pula dipahami
dalam ruang lingkup kontinuitas, yang merupakan sebuah kenyataan dasar dari setiap
benda. Terdapat sebuah tahap yang disebut oleh Pierce sebagai the formation of the habits
pada benda- benda, dimana terdapat kontinuitas dari situasi baru, spontanitas, dan
orisinalitas arkhe kepada kebiasaan. Seperti pada ilmu fisika, dijelaskan bahwa pada
permulaan benda- benda secara kontinu membentuk diri dengan segala kemungkinan. Baru
dengan adanya unsur kebetulan, potensionalitas tersebut timbul dalam bentuk- bentuk yang
lebih spesifik.

Sehingga, keberadaan kontunitas sebagai unsur penting dalam perkembangan alam


atau benda- benda tertentu, yakni kontinuitas dari chaos kepada formation of habits, dari
kebetulan kepada hukum. Tidak hanya itu, kontinuitas juga bernilai bagi ilmuwan dalam
permasalahan hukum dan generalitas. Karena kontinuitas selalu terjadi, maka hal ini
membawa implikasi bagi pengetahuan ilmiah kita di masa depan untuk mempelajari
kebenaran. Itulah implikasi yang akan dimungkinkan bagi pengetahuan ilmiah kita untuk
memperoleh hasil- hasil yang lebih dari ilmuwan dahulu di masa depan kita.

SITUASI MASALAH

Masalah adalah unsur paling pokok dalam cara kerja induksi karena situasi masalah
adalah titik pangkal, titik mulai dari cara kerja induksi. Masalah ini tidak bisa dijelaskan
dan dimengerti dengan menggunakan hukum ilmiah atau teori yang ada. Dengan kata lain
masalah adalah kenyataan atau situasi yang tidak ada (hukum atau teori ilmiah). Jadi,
situasi masalah adalah situasi dimana pengetahuan yang ada tidak mampu memberi
penjelasan tentang kenyataan yang dihadapi.
Peneliti harus mampu memilih mana masalah yang pantas untuk diteliti. Tentu saja
ini sangan ditentukan oleh pengalaman yang terus berulang, yang lama kelamaan akan
melahirkan semacam kepekaan ilmiah pada ilmuwan tersebut untuk menangkap dan
melihat mana masalah yang layak dan pantas diteliti dan mana yang tidak. Kepekaan ini
juga dipengaruhi oleh jarak antara ilmuwan dan persoalan di sekitarnya. Semakin jauh
jarak entah fisik atau intelektual seorang ilmuwan denan persoalan nyata, semakin
ilmuwan tersebut sulit menangkap apa masalah yang ada di sekitarnya yang layak untuk
diteliti.

Secara umum dapat disebutkan bebrapa ciri dari masalah yang pantas diteliti, baik
dari segi isi maupun faktor-faktor penunjangnya. Maksudnya maslah tersebut mempunyai
arti penting untuk diteliti baik bagi kepentingan ilmiah maupun bagi kehidupan manusia.
Jadi, penelitian atas masalah tersebut diduga akan mempunyai sumbangan berarti bagi
kepentingan tertentu, baik sekarang maupun bagi kehidupan manusia. Jadi, penelitian atas
masalah tersebut diduga akan mempunyai sumbangan berarti bagi kehidupan tertentu, baik
sekarang maupun di masa yang akan datang. Masalah tersebut harus bisa diteliti atau dikaji
dengan berbagai perangkat penelitian yang ada. Tetap lebih dari itu, masalah tersebut harus
dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara empiris. Artinya, masalahnya
harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mengandung implikasi-implikasi yang dapat
diuji secara empiris. Masalah tersebut perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
menarik dan menentang untuk diteliti.

Masalah yang akan diteliti juga harus feasible, dalam pengertian punya
kemungkinan untuk dipecahkan atau layak untuk diteliti. Ini berarti data serta metode
untuk memecahkannya harus ada, biaya penelitian kalau dibutuhkan harus tersedia, waktu
yang dibutuhkan mencukupi, dan juga antara biaya dan hasil harus pula seimbang. Masalah
tersebut harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Artinya, masalah tersebut pada tempat
pertama menarik bagi peneliti atau ilmuwan itu sendiri.
Masalah yang dapat dijadikan objek penelitian dan kegiatan ilmiah ada banyak
sekali dan dapat diperoleh di sekitar kita. Misalnya saja, pengamatan atas berbagai gejala
sosial dan alam di sekitar kita. Masalah juga bisa muncul dari bacaan ilmiah yang kita
geluti atau kombinasi antara bacaan dan pengamatan atas berbagai fenomena di sekitar kita.
Dalam hal ini, diandaikan bahwa sebagai ilmuwan kita peka akan berbagai gejala tersebut
dengan ditunjang oleh bacaan yang luas untuk memungkinkan kita peka menangkapadanya
masalah tertentu di sekitar kita. Bacaan tersebut merangsang kita untuk berpikir baik
tentang ide atau masalah tertentu yang muncul dari bacaan itu atau karena tidak sesuainya
apa yang dikatakan dalam bacaan itu dengan pengalaman kehidupan di sekitar kita. Dalam
kaitan dengan bacaan, masalah dapat muncul sebagai kelanjutan hasil penelitian orang lain.

AKTIVITAS PIKIRAN DAN ALAM

pikiran dan alam berhubungan satu sama lain. Relatias alam terbuka unutk dimengerti
secara mendasar bahwa tidak ada yang tidak dapat di ketahui akal budi manusia.
Sementara itu manusia selalu berusaha mengerti realitas.

Dasar dari ilmu pengetahuan itu adalah afinitas anatara budi manusia dan alam.
Every single truth of science is due to the affinity of the human soul and the sould of the
universe. Keberhasilan ilmu pengetahuan dalam memilih hipotesis juga merupakan akibat
dari fakta bahwa pikiran manusia berjalan dengan alam.

Keberhasilan ilmu pengetahuan berangkat dari kepercayaan bawa budi manusia


memiliki kemampuan naturan untuk mengenal realitas alam. Galileo menyebutnya dengan
kepercayaan pad ail lume natural, a natural light , or a light of nature. Jadi ilmu
pengetahuan berkembang berkat intuisi budi yang langsung menyentuh kebesarn dan
keindahan alam. Diatas kepercayaan ini , ilmu pengetahuan menugaskan diri unutuk
memilih atau menentukan hipotesis untuk diuji. Namun tugas ilmu pengetahuan
mengandung kemungkinan untuk gagal, oleh karena itu ilmuan yang baik adalaah ia yang
selalu menyadari bahaya terjadinya kekeliruan dalam memilih hipotesis

DARI HUKUM MENUJU TEORI


Ada kecenderungan umum yang cukup kuat unutuk mengembangkan dan
menyempurnakan hipotesis yang ada menjadi semakin pasti dan akhirnya dapat diterima
sebagai hukum ilmiah. Tetapi proses ini tidak berhenti disini saja. Ilmu pengetahuan juga
inigin menemukan teori untuk bias memahami hukum ilmiah atau hubungan sebab akibat
antara berbagai peristiwwa dalam alam semesta ini.

Fungsi dari teori adalah untuk menjelaskan hukum ilmiah. Oleh karena itu , antara
hukum dan teori ada kaitan yang sangat erat, tetapi keduanya memilki perbedaan yang
sangat besar. Hukum bersifat emipiris yang harsu diperiksa dan ditolak berdasarkan fakta
empiris sedangkan teori merupakan pandangan umum yang sulit diperiksa langsung secara
empiris.

Teori merupakan upaya tentative unutuk membangun hubungan yang cukup luas
antara sejumlah hukum ilmuah. Teori berfungsi menjelaskan hukum-hukum tersebut dapat
dipahami sebagai masuk akal.

Seperti contoh hukum boyle ( tekanan berbanding terbalik dengan volume) dan hukum
gay-lussac ( dengan volume yang tetap, tekanan meningkat sesuai dengan meningkatnya
suhu. Kedua hukum ini dijelaskan oleh teori dinamika panas. Dengan demikian teori dan
hukum sangat erat kaitannya antara satu dan lainnya tetapi memiliki perbedaan yang sangat
besar.

Lalu, apa artinya teori menjelaskan hukum ?

Maksudnya adalah jika kita menerima teori tersebut sebagai benar, maka kita dapat
membuktikan bahwa hukum yang harus dijelaskan juga benar dengan sendirinya. Dalam
hal ini hukum dideduksikan dari teori yang bersangkutan.
KESIMPULAN

1. Ilmu pengetahuan memiliki tujuan untuk mengkaji hubungan khusus antara


peristiwa tertentu dan peristiwa lain yang memiliki keterkaitan sehingga terbentuk
suatu hubungan sebab akibat atau yang disebut dengan hukum ilmiah.
2. Hukum ilmiah memiliki beberapa sifat yang lebih pasti daripada hipotesis, selain
itu juga berlaku unntuk umum serta memiliki daya terang yang lebih kuat
3. Hukum berkembang dari kebetulan, dalam pengertian bahwa variasa kebetulan
secara bertahap yang tetap tunduk pada hukum , dan hal ini terjadi secara kontinu
yang semakin lama membawa suatu benda mencapai status hukum
4. Pemikiran manusia selalu mengalami perkembangan, seperti yang dikatakan peirce
bahwa ia memandang adanya kecocokan antara akal budi manusia dan alam.
Evolusi dan kontinuitas terjadi tidak hanya pada alam tetapi pada pengetahuan itu
sendiri
5. Realitas alam terbuka untuk dimengerti dan secara mendasar dapat dikatakan
bahwa tidak ada yang tidak dapat diketahui akal budi manusia, sementara itu
manuisa akan selalu berusaha untuk realistis, kepercayaan dasar bahwa budi
manusia memiliki kemmapuoan untuk mengenal realitas alam mengantarkan ke
keberhasilan ilmu pengetahuan, tetapi disetiap ilmu pengetahuan mengandung
kemungkinan untuk gagal. Oleh sebab itu ilmuan yang baik adalah ia yang selalu
mengingat bahaya terjadinya kekeliruan dalam memilih hipotesis
6. Teori dan hukum memiliki keterkaitan yang kuat, tetapi kedua hal tersebut
memiliki perbedaan yang besar, dimana teori bersifat pandangan umum yang sulit
diperiksa langsung secara empiris sedangakn hukum yang harus diperiksa dan
ditolak berdasarkan fakta empiris.

SARAN

1. Perlunya pengujian untuk memastikan suatu peristiwa dapat dikatakan


berhubungan sebab akibat ataukah hanya bersifat saling susuk menyusul
2. Perlunya kesadaran bahwa disetiap ilmu pengetahuan memiliki kemungkinan
untuk gagal.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf , A. Sonny. 2001. Ilmu pengetahuan : sebuah tinjauan filosofis. Kanisius

Anda mungkin juga menyukai