PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Dengan demikian ilmu pengetahuan memiliki banyak tujuan dan salah satunya adalah
untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara fenomena fenomena alam maupun manusia
di dunia ini.
Tetapi banyak yang sering salah mengira bahwa tidak semua hal yang berjalan saling
susul menyusul memiliki hubungan sebab akibat, oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian
unutk melihat suatu fenomena tersebut memiliki hubungan sebab akibat atau tidak
b. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hukum sebab akibat itu, serta apa kaitannya dengan ilmu pengetahuan?
2. Apa saja sifat sifat hukum ilmiah?
3. Kaitan hukum, kebetuan, dan kontinuitas alam?
4. Apakah pengetahuan ilmiah kita mengalami evolusi?
5. Apakah pikiran dan alam memiliki hubungan?
6. Apakah hubungan dari teori dan hukum?
c. TUJUAN
1. Menjelaskan hubungan sebab akibat serta keterkaitannya dengan ilmu
pengetahuan
2. Menjelaskan macam sifat hukum ilmiah
3. Menjelaskan keterkaitan antara hukum, kebetulan, dan kontinuitas alam
4. Menjelaskan tentang perkembangan pengetahuan ilmiah
5. Menjelaskan hubungan antara alam dan pikiran
6. Menjelaskan hubungan dari teori dan hukum
BAB II
PEMBAHASAN
Maka dapat dikatakan bahwa semakin pasti sebuah hipotesis, hipotesis itu akan
berubah menjadi sebuah hukum ilmiah. Ini terutama terjadi kalau apa yang dinyatakan
dalam hipotesis ternyata terbukti benar, dan bahwa ada hubungannya langsung tanpa
kecuali antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
Dengan demikian, status hukum ilmiah jauh lebih pasti karena telah terbukti benar
dengan didukung oleh fakta dan data yang tidak terbantahkan. Hanya saja perlu diingat
setiap hukum ilmiah bagaimanapun juga tetap mengandung unsur hipotesis. Dengan
demikian, walaupun bersifat lebih pasti, selalu saja ada kemungkinan, kendati sangat kecil
sekali, bahwa hukum tersebut dapat dipakai untuk tujuan jahat tertentu, yaitu bahwa
hukum tersebut dapat dipakai untuk melancarkan aksi jahat tertentu. Caranya, dengan
mengkondisikan hal tertentu sebagai sebab, dan dengan demikian akan terjadi akibat
tertentu sebagaimana diingankan, seakan terjadi secara alamiah. Contoh yang merupakan
praktek yang sering digunakan adalah praktek oligopoli dengan cara memanipulasi pasar
selama kurun waktu tertentu. Maka, sesuai dengan hukum pasar berupa penawaran dan
permintaan , akan segera terjadi kelangkaan dalam pasar. Dengan adanya kelangkaan
dalam pasar, segera saja sesuai dengan hukum pasar, akan terjadi lonjakan harga produk
tadi. Jadi, rekayasa kenaikan harga ini dilakukan dengan memanipulasi hukum penawaran
dan permintaan dan naik turunnya harga di pihak lain.
Sifat umum atau universal dari hukum ilmiah ini berkaitan dengan sifat hukum
yang lebih pati di atas. Karena hukum lebih pasti sifatnya, dengan sendirinya akan lebih
umum atau universal pula keberlakuannya.
Kedua sifat atau syarat diatas, belum cukup untk menentukan dengan jelas dimana
letak batas antara hipotesis dan hukum. Hal yang paling membedakan hukum dari hipotesis
adalah bahwa hukum mempunyai daya terang yang jauh lebih jelas. Dengan hukum ilmiah,
ilmuwan ingin mendapatkan penjelasan ilmiah (scientific explanation) yang
memperlihatkan secara gamblang hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya,
antara satu unsur dengan unsur lainnya. Dengan hukum yang memberi penjelasan
mengenai hubungan antara peristiwa yang dikaji, peristiwa-peristiwa tersebut menjadi bisa
dimengerti dan masuk akal.
Dengan demikian, hukum sebab akibat yang bersifat pasti dan deterministik ini
bukannya meniadakan kebebasan manusia. Bukannya mengesampingkan kebebasan
manusia. Dengan kata lain, penjelasan yang diberikan hukum ilmiah jauh lebih
memuaskan dengan penjelasan iyu manusia tahu bahwa ada hubungan terkait yang erat
sekali antara peristiwa yang satu dengan yang lain
Dalam hal ini, hukum mampu menjelaskan pengalaman hidup manusia sehari-hari
secara masuk akal karena hukum menata pengalaman dan peristiwa sehari-hari itu dengan
mengaitkan persitiwa khusus itu dengan asas umum bahwa karbonat (yang terkandung
dalam gas) selalu bereaksi terhadap belerang. Penjelasan ini akan semakin memuaskan
kalau hukumannya semakin berlaku umum. Dengan demikian akan semakin banyak
contoh kasus yang terkait dengan hal itu dan mampu dijelaskan dengan hukum ilmiah
tersebut
Pada dasarnya, bahwa alam dapat dikatakan sebagai objek ilmu pengetahuan yang
memiliki ruang lingkup perkembangan berdasar regularitas dan hukum. Keberadaan
hukum menjadi dasar ilmuwan alam untuk tunduk seperti pada regularitas dan uniformitas.
Selain itu, hukum juga memiliki sifat terbuka bagi pikiran manusia.
Selain kebetulan, pemunculan regularitas atau hukum alam dapat pula dipahami
dalam ruang lingkup kontinuitas, yang merupakan sebuah kenyataan dasar dari setiap
benda. Terdapat sebuah tahap yang disebut oleh Pierce sebagai the formation of the habits
pada benda- benda, dimana terdapat kontinuitas dari situasi baru, spontanitas, dan
orisinalitas arkhe kepada kebiasaan. Seperti pada ilmu fisika, dijelaskan bahwa pada
permulaan benda- benda secara kontinu membentuk diri dengan segala kemungkinan. Baru
dengan adanya unsur kebetulan, potensionalitas tersebut timbul dalam bentuk- bentuk yang
lebih spesifik.
SITUASI MASALAH
Masalah adalah unsur paling pokok dalam cara kerja induksi karena situasi masalah
adalah titik pangkal, titik mulai dari cara kerja induksi. Masalah ini tidak bisa dijelaskan
dan dimengerti dengan menggunakan hukum ilmiah atau teori yang ada. Dengan kata lain
masalah adalah kenyataan atau situasi yang tidak ada (hukum atau teori ilmiah). Jadi,
situasi masalah adalah situasi dimana pengetahuan yang ada tidak mampu memberi
penjelasan tentang kenyataan yang dihadapi.
Peneliti harus mampu memilih mana masalah yang pantas untuk diteliti. Tentu saja
ini sangan ditentukan oleh pengalaman yang terus berulang, yang lama kelamaan akan
melahirkan semacam kepekaan ilmiah pada ilmuwan tersebut untuk menangkap dan
melihat mana masalah yang layak dan pantas diteliti dan mana yang tidak. Kepekaan ini
juga dipengaruhi oleh jarak antara ilmuwan dan persoalan di sekitarnya. Semakin jauh
jarak entah fisik atau intelektual seorang ilmuwan denan persoalan nyata, semakin
ilmuwan tersebut sulit menangkap apa masalah yang ada di sekitarnya yang layak untuk
diteliti.
Secara umum dapat disebutkan bebrapa ciri dari masalah yang pantas diteliti, baik
dari segi isi maupun faktor-faktor penunjangnya. Maksudnya maslah tersebut mempunyai
arti penting untuk diteliti baik bagi kepentingan ilmiah maupun bagi kehidupan manusia.
Jadi, penelitian atas masalah tersebut diduga akan mempunyai sumbangan berarti bagi
kepentingan tertentu, baik sekarang maupun bagi kehidupan manusia. Jadi, penelitian atas
masalah tersebut diduga akan mempunyai sumbangan berarti bagi kehidupan tertentu, baik
sekarang maupun di masa yang akan datang. Masalah tersebut harus bisa diteliti atau dikaji
dengan berbagai perangkat penelitian yang ada. Tetap lebih dari itu, masalah tersebut harus
dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara empiris. Artinya, masalahnya
harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mengandung implikasi-implikasi yang dapat
diuji secara empiris. Masalah tersebut perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
menarik dan menentang untuk diteliti.
Masalah yang akan diteliti juga harus feasible, dalam pengertian punya
kemungkinan untuk dipecahkan atau layak untuk diteliti. Ini berarti data serta metode
untuk memecahkannya harus ada, biaya penelitian kalau dibutuhkan harus tersedia, waktu
yang dibutuhkan mencukupi, dan juga antara biaya dan hasil harus pula seimbang. Masalah
tersebut harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Artinya, masalah tersebut pada tempat
pertama menarik bagi peneliti atau ilmuwan itu sendiri.
Masalah yang dapat dijadikan objek penelitian dan kegiatan ilmiah ada banyak
sekali dan dapat diperoleh di sekitar kita. Misalnya saja, pengamatan atas berbagai gejala
sosial dan alam di sekitar kita. Masalah juga bisa muncul dari bacaan ilmiah yang kita
geluti atau kombinasi antara bacaan dan pengamatan atas berbagai fenomena di sekitar kita.
Dalam hal ini, diandaikan bahwa sebagai ilmuwan kita peka akan berbagai gejala tersebut
dengan ditunjang oleh bacaan yang luas untuk memungkinkan kita peka menangkapadanya
masalah tertentu di sekitar kita. Bacaan tersebut merangsang kita untuk berpikir baik
tentang ide atau masalah tertentu yang muncul dari bacaan itu atau karena tidak sesuainya
apa yang dikatakan dalam bacaan itu dengan pengalaman kehidupan di sekitar kita. Dalam
kaitan dengan bacaan, masalah dapat muncul sebagai kelanjutan hasil penelitian orang lain.
pikiran dan alam berhubungan satu sama lain. Relatias alam terbuka unutk dimengerti
secara mendasar bahwa tidak ada yang tidak dapat di ketahui akal budi manusia.
Sementara itu manusia selalu berusaha mengerti realitas.
Dasar dari ilmu pengetahuan itu adalah afinitas anatara budi manusia dan alam.
Every single truth of science is due to the affinity of the human soul and the sould of the
universe. Keberhasilan ilmu pengetahuan dalam memilih hipotesis juga merupakan akibat
dari fakta bahwa pikiran manusia berjalan dengan alam.
Fungsi dari teori adalah untuk menjelaskan hukum ilmiah. Oleh karena itu , antara
hukum dan teori ada kaitan yang sangat erat, tetapi keduanya memilki perbedaan yang
sangat besar. Hukum bersifat emipiris yang harsu diperiksa dan ditolak berdasarkan fakta
empiris sedangkan teori merupakan pandangan umum yang sulit diperiksa langsung secara
empiris.
Teori merupakan upaya tentative unutuk membangun hubungan yang cukup luas
antara sejumlah hukum ilmuah. Teori berfungsi menjelaskan hukum-hukum tersebut dapat
dipahami sebagai masuk akal.
Seperti contoh hukum boyle ( tekanan berbanding terbalik dengan volume) dan hukum
gay-lussac ( dengan volume yang tetap, tekanan meningkat sesuai dengan meningkatnya
suhu. Kedua hukum ini dijelaskan oleh teori dinamika panas. Dengan demikian teori dan
hukum sangat erat kaitannya antara satu dan lainnya tetapi memiliki perbedaan yang sangat
besar.
Maksudnya adalah jika kita menerima teori tersebut sebagai benar, maka kita dapat
membuktikan bahwa hukum yang harus dijelaskan juga benar dengan sendirinya. Dalam
hal ini hukum dideduksikan dari teori yang bersangkutan.
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA