Anda di halaman 1dari 6

PENEMUAN ZAT RADIOAKTIF

Reaksi kimia berasal dari unsur-unsur yang bergabung membentuk suatu


senyawa. Dalam peristiwa ini elektron dan inti atom mempunyai peranan yang
sangat penting. Di alam ini pada umumnya inti atom stabil tetapi ada pula yang
kurang stabil seperti Polonium, Radium, Aktinium, Protaktinium, Uranium dan
unsur-unsur lain dengan massa tertentu. Inti atom yang kurang stabil berupaya
untuk menjadi stabil dengan cara berubah menjadi inti atom lain disertai dengan
pemancaran sinar-sinar alfa, beta dan gamma. Unsur-unsur ini disebut unsur
radioaktif. Pada tahun 1895 Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1923) dari Jerman
menemukan bahwa apabila arus elektron (sinar katoda) menumbuk anoda akan
timbul suatu cahaya (radiasi) yang dapat menyebabkan Fluoresensi (pendar
cahaya). Radiasi tersebut dinamakan sinar X. Dinamakan demikian karena belum
diketahui sifat-sifatnya. Kemudian pada tahun 1896 Antonie Henry Becquerel
(1852-1908) seorang ahli kimia dari Perancis. Yang mengetahui bahwa batuan
koleksi ayahnya dapat memancarkan sinar, meskipun ia belum memahami sinar
tersebut, dalam hatinya timbul pertanyaan sinar apakah ini ? untuk membuktikan
sinar tersebut, Becquerel pada tahun 1896 menjemur batuan Kalium Uranil Sulfat
(K2UO2(SO4)2 diatas lempeng fotografi yang diselimuti dengan keras hitam.
Becquerel mengharapkan bahwa sinar ultraviolet dari matahari membangkitkan
Fluoresensi yang mungkin terkandung dalam batuan tersebut, sehingga sinar X
menembus kertas dan menimbulkan bayangan hitam pada lempeng fotografi.
Akan tetapi karena cuaca mendung hal itu tidak didapatkan, namun apa yang
terjadi Becquerel justru menemukan sesuatu yaitu batuan tersebut tetap
memancarkan sinar tetapi tidak mengalami Fluoresensi dan menghitamkan
lempeng fotografi walaupun tanpa ada sinar matahari.
Pada tahun 1898 sepasang ahli kimia Marie Sklodovska Curre (1867-1934) dan
suaminya Pierre Curie (1859-1906), mengamati bahwa radiasi dari Uranium dapat
menyebabkan terbentuknya unsur baru.
Istilah keradioaktifan (radioactivity) diusulkan Marie Curie untuk
menggambarkan gejala yang paling mudah diamati yang menyertai perubahan inti
atom tertentu yang dikenal dengan emisi radiasi pengion. Sinar yang dipancarkan
disebut sinar radioaktif dan unsur yang memancarkan disebut unsur radioaktif.
Pierre dan Marie Curie berhasil mengisolasi dua unsur baru yang terbentuk dari
peluruhan unsur Uranium, kedua unsur tersebut diberi nama Polonium dan
Radium
B. SIFAT-SIFAT ZAT RADIOAKTIF
1. PENGERTIAN UNSUR RADIOAKTIF
Unsur radioaktif adalah unsur yang secara spontan memancarkan radiasi. Unsur-
unsur ini biasanya mempunyai nomor atom diatas 83, misal Uranium (nomor
atom 92). Unsur-unsur radioaktif mempunyai perbandingan jumlah neutron dan
proton yang tidak stabil, maka untuk menstabilkan diri, maka unsur tersebut
memancarkan radiasi. Sinar radiasi mempunyai sifat :
1. Dapat menghitamkan pelat fotografi
2. Dapat menyebabkan permukaan yang dilapisi seng sulfide (ZnS) berpendar.
2. JENIS-JENIS SINAR RADIOAKTIF
Ernest Rutherford dapat membuktikan terdapatnya dua jenis radiasi. Jenis pertama
Rutherford menamakan sinar alpha, jenis kedua mempunyai daya ionisasi rendah
tetapi daya rembusnya besar oleh Rutherford dinamakan sinar beta (β). Sedangkan
sinar gamma ditemukan oleh Villard.

Gambar 1 :
Pengurai sinar radioaktif
dalam medan magnet

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rutherford dan Villard ternyata unsur-unsur
radioaktif dapat memancarkan 3 jenis sinar radioaktif yaitu :
a. Sinar Alpha
Sinar alpha terdiri dari inti Helium yang mengandung 2 proton dan 2 neutron.
Ditemukan oleh Ernest Rutherford (1871-1937) pada tahun 1903
Bermuatan positif, sehingga dapat membelok ke arah kutub negatif dalam medan
listrik
Daya pengion tinggi, tetapi daya tembus terhadap suatu materi rendah
Daya tembus kecil. Sinar a hanya mempunyai daya jangkau 2,8-8,5 cm dalam
udara dan dapat ditahan oleh selembar kertas biasa.

LAMBANG

b. Sinar Beta
Sinar beta terdiri dari elektron-elektron yang bergerak cepat
Ditemukan oleh Ernest Rutherford (1871-1937) pada tahun 1903
Bermuatan negatif, karena itu dalam medan listrik membelok ke kutub yang
positif
Kecepatan mendekati kecepatan cahaya
Daya tembus lebih besar dari pada sinar alpha. Sinar beta dapat menembus
lempeng Timbal atau lempeng Aluminium yang cukup tebal.
Dapat mengionkan benda-benda yang dilalui

LAMBANG
c. Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik. Satu jenis dengan sinar X
tetapi mempunyai panjang gelombang sangat pendek, berkisar antara 1-10-3A.
Ditemukan oleh Paul Ulrich Villard
Tidak bermuatan listrik, karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan
magnet/listrik
Daya tembus sangat besar hanya dapat ditahan oleh selapis baja atau beton
Dapat mengionkan materi yang dilalui, tetapi tidak sekuat sinar Alpha atau Beta

LAMBANG

Gambar 2 :
Sinar-sinar
radioaktif

3. SIFAT-SIFAT SINAR RADIOAKTIF

Mempunyai daya tembus yang besar


Dapat mengionkan gas
Dapat berpendar (berfluoresensi) bila jatuh pada permukaan zat yang berlapis
seng sulfide (ZnS) atau seng blende

Tabel 1 : Jenis-jenis partikel


dasar

A. PELURUHAN ZAT RADIOAKTIF


1. KESTABILAN INTI ATOM
Inti atom yang stabil tidak akan mengalami perubahan-perubahan untuk
membentuk inti lain, sedangkan inti yang tidak stabil merupakan isotop-isotop
radioaktif yang akan berubah membentuk suatu inti yang stabil. Atom-atom yang
memiliki jumlah proton sama tetapi massa atom yang berbeda disebut isotop.
Untuk mempelajari reaksi inti dan peluruhan radioaktif, maka digunakan
istilah nuklida. Nuklida adalah istilah umum yang digunakan apabila ingin
menunjukkan inti atom dari isotop tertentu. Contoh nuklida Karbon .
Kekhasan nuklida ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah neutron yang
membentuknya. Pada saat ini di alam terdapat nuklida lebih dari 3000 nuklida,
hanya 280 nuklida diantaranya stabil, yang lain tidak. Nuklida yang tidak stabil
mengalami peluruhan atau transformasi radioaktif (perubahan inti secara spontan)
sampai terbentuk nuklida yang stabil. Kestabilan inti dapat ditentukan oleh
perbandingan jumlah proton dan neutron dalam nuklida tersebut.
Macam-macam nuklida:
a. Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda.

Contoh:
b. Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah
proton berbeda.

Contoh:
c. Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.

Contoh:
Untuk mencapai inti yang stabil, maka suatu nuklida radioaktif akan mengalami
proses-proses antara lain :
Mengubah kelebihan proton neutron dan sebaliknya
Melepas kelebihan proton atau neutron
Menangkap elektron dari kulit K
Mengadakan pembelahan inti membentuk inti-inti yang lebih ringan
Gambar 3 :
Proses inti mencapai
kestabilan

2. PITA KESTABILAN
Inti atom tersusun dari partikel proton dan neutron.Inti yang stabil apabila
memiliki harga n/p = 1. Kestabilan inti dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4 : Pita
kestabilan inti

Inti yang stabil terletak pada pita kestabilan


Untuk harga Z sampai 20 pita itu berimpit dengan garis N=Z artinya perbandingan
antara N/Z = 1
Sedangkan inti-inti dengan harga Z lebih besar dari 20 menunjukkan
penyimpangan terhadap garis N/Z =1
Pita kestabilan terputus pada harga Z = 83, artinya seluruh isotop dengan harga Z
lebih dari 83 bersifat tidak stabil
3. PELURUHAN ZAT RADIOAKTIF
Peluruhan zat radioaktif adalah merupakan peristiwa perubahan secara spontan
dari nuklida radioaktif menjadi nuklida yang baru sambil memancarkan sinar-
sinar radiokatif.
Gambar 5 :
Penembakan sebuah inti atom
oleh neutron

Berdasarkan pita kestabilan letak nuklida radioaktif ada tiga daerah yaitu :

4. LAJU PELURUHAN
Isotop radioaktif akan memancarkan (mengemisi) sinar radioaktif maka dengan
sendirinya aktivitas zat tersebut makin lama makin berkurang. Laju peluruhan
radioaktif tidak tergantung pada temperatur, tekanan atau keadaan lain.
B. WAKTU PAROH
Waktu yang diperlukan untuk meluruh tidak tergantung dari banyaknya bahan,
tetapi tergantung dari partikel yang dipancarkan dan jumlahnya. Waktu yang
diperlukan oleh zat radioaktif sehingga aktivitasnya tinggal separo disebut waktu
paroh (t1/2). Laju peluruhan radioaktif berbanding lurus dengan konsentrasi atau
massa dari satu pereaksi saja dan reaksinya termasuk reaksi orde satu. Jika N
merupakan jumlah atom radioaktif dan selama waktu dt meluruh sebanyak dN,
maka laju peluruhan zat tersebut adalah :

Perhitungan waktu paroh dapat disederhanakan dengan cara menghitung


berkurangnya aktivitas zat radioaktif tersebut, dengan menggunakan rumus :

Anda mungkin juga menyukai