PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
tahun ke tahun, hal ini dapat kita ambil contoh PadaTahun 1990
kasus. Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur
20-29 (46,3%) diikuti dengan kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan
kelompok umur 40-49 tahun (9,7%). (laporan dari 300 kabupaten/kota dan 32
provinsi)http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id SUMBER
dua dekade akan tetapi jumlah orang terinfeksinya terus meningkat. Kondisi
Kota Karawang menjadi tujuan urban karena salah satu pusat industri di
kesehatan kabupaten Karawang ada sekitar 742 kasus HIV, dan sampai bulan
April 2017 sudah ada 71 kasus baru HIV yang terdata. Sehingga peran Rumah
1
B. Tujuan
1. TujuanUmum
2. Tujuankhusus
C. RuangLingkupPelayanan
c. Pelayanandi GawatDarurat
D. Batasan Operasional
Pelayanan HIV di Rumah Sakit Dewi Sri ditujukan untuk deteksi dini pasien HIV
dan peningkatan drajat kesehatan penderita HIV, dengan cara memeriksakan
pasien – pasien yang potensial terkena HIV, sesuai dengan kriteria yang sudah
dibuat dan untuk mencegah terpaparnya petugas Rumah Sakit oleh pendertita
HIV, juga menganalisa daerah mana yg potensial penyumbang HIV untuk
diberikan penyuluhan dan edukasi kelompok.
Pasien – pasien yang termasuk kriteria HIV/AIDS dilakukan konseling dan
E. LandasanHukum
- PedomanKonselingdanTes HIV
- Surat Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor:
1507/MENKES/SK/X/2005 TentangPedomanPelayananKonseling Dan
Testing HIV/AIDS SecaraSukarela( Voluntary Counselling And Testing)
- PeraturanMentriKesehatan No 21 TentangPenanggulangan HIV AIDS
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
KualifikasiSumberDayaManusia
3
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan jaga untuk pelayanan HIV /AIDS karena masih merangkap dengan
pekerjaan inti, maka pelayanan mengatur pengaturan jagaanya adalah sebagai
berikut:
DinasPagi KetuaPelayanan 1
HIV
Konselor 1
Sekertaris 1
Anggota 2
C. Pengaturanjaga
Dipelayanan HIV /AIDS
karenakitamasihmerangkamakauntukpengaturanjagadibuatsesdemikianrupasehing
gapelayanan HIV tidakdibentrokdenganpelayanan yang lain. Pelayanan HIV /
AID dibukapadawaktupagidari jam 08.00 – 16.00 Wib
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Ruangan
KURSI
K L
MEJA E
U
R M
S A
I R
B. StandarFasilitas
Papanpetunjuklokasidipasangsecarajelassehinggamemudahkanaksespa
didepanruangkonselingdipasangpapanbertuliskanpelayanankonselingd
anjadwallayanan
2. RuangTunggu
adapunruangkonselingtersedia :
b. Informasiprosedurtentangkonseling
c. Kotak saran
d. Tempatsampah
5
f. Mejadankursi yang cukupnyaman
g. Kalender
3. Jam kerjalayanan
kareanmasihketerbatasansumberdayamanusianyamakakonselingdan
kamisdanjumat
6
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Pelayanan di IGD
1. Kriteria pasien dengan kewaspadaan HIV di IGD
Dalam anamnese terdapat penurunan berat badan 10 persen dalam 1 bulan
Pasien dengan diare lebih dari 1 bulan
Demam berkepenjangan lebih dari 1 bulan
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Infeksi menular Sex
Kandidiasis orofaringeal
Pasien dengan prilaku potensial tertular sex, seperti: Sex bebas, Sesama
jenis, dan lain2
2. Tata laksana pasien di IGD
Bila ada pasien dengan luka terbuka petugas RS menggunakan APD
lengkap
1. Apron
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Kaca mata google
5. Tutup kepala
Bila pasien dengan tanda dan gejala kewaspadaan HIV
1. Wawancara prilaku terpapar HIV ( sex tidak dengan pasangan, Napja)
2. Sarankan untuk konseling
3. Sarankan untuk pemeriksaan HIV
Alur pelayanan di IGD
1. Dokter membuat pengantar pemeriksaan laboratorium HIV
2. Pasien dikonsulkonsulkan ke konselor
3. Setelah mendapat penjelasan pasien ke bagian laboratorium untuk
diambil darah
4. Petugas laboratorium menjelaskan cara pemeriksaan dan cara
pengambilan hasil
5. Hasil pemeriksaan di berikan ke konselor
7
6. Setelah dibacakan bersama pasien, konselor mengembalikan pasien ke
dokter pengirim
8
Alur pelayanan di Rawat Jalan
1. Dokter membuat pengantar pemeriksaan laboratorium HIV
2. Dokter menerangkan HIV dan pentingnya pemeriksaan HIV
3. Setelah mendapat penjelasan pasien ke bagian laboratorium untuk
diambil darah
4. Petugas laboratorium menjelaskan cara pemeriksaan dan cara
pengambilan hasil
5. Hasil pemeriksaan di berikan ke Dokter pemeriksa
6. Setelah dibacakan bersama pasien, dokter menyarankan untuk
konseling.
9
2. Dokter menerangkan HIV dan pentingnya pemeriksaan HIV
3. Pasien menandatangani di lembar persetujuan
4. Perawat menghubungi bagian Laboratorium
5. Petugas laboratorium mengambil darah dan memberikan penjelasan
kapan hasil pemeriksaan selesai
6. Hasil pemeriksaan di berikan ke Dokter pemeriksa
7. Setelah dibacakan bersama pasien, dokter menyarankan untuk
konseling.
E. Alur bila terjadi pajanan (tertusuk jarum atau darah dari pasien HIV)
Prosedur penatalaksanaan tertusuk jarum bekas pakai dan benda tajam:
1. Pertolongan Pertama
a. Jangan panik.
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar :
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptik dan air
mengalir
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran mukosa
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada daerah mata
c. Segera pergi ke IGD untuk penanganan selanjutnya.
2. Laporan dan Pendokumentasian
a. Laporan meliputi : Hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana kejadian, bagian
yang mana terkena, penyebab, jenis sumber (darah, urine, feses) dan
jumlah sumber yang mencemari (banyak/sedikit)
Tentukan status pasien sumber pajanan (pasien dengan riwayat sakit apa)
F. Mengurangi penderita HIV dan meningkatkan drajat kesehatan pasien HIV
dengan cara:
1. Menganalisa asal pasien yang masuk kriteria HIV selama 1 tahun
2. Menentukan daerah yang potensial penyumbang HIV dilihat dari pasien-
pasien yang masuk kriteria HIV
10
3. Bersama Tim PKRS mengadakan penyuluhan tentang pengetahuan dasar
HIV (tanda, gejala dan cara penularan), juga mengadakan edukasi dan
dukungan bagi penderita HIV
G. Alur Konseling test HIV
1. Pasien di Rawat inap, Rawat jalan, IGD, kamar bersalin dan kamar bedah yang dengan
tanda dan gejala HIV harus dilakukan informed consent oleh dokter untuk dilakukan
scrining dan ditulis dalam lembar inform consent
2 Bila pasien setuju dokter menuliskan permintaan Test HIV di lembar laboratorium.
3 Formulir pemeriksaan laboratorium diberikan ke pasien dengan amplop tertutup
4 Petugas laboratorium yang menerima permintaan test HIV menjelaskan prosedur
pemeriksaan
5 Hasil pemeriksaan HIV dimasukan dalam amplop tertutup dan diberikan ke DPJP
6 Hasil pemeriksaan HIV dibuka langsung didepan pasien dan diberikan penjelasan
7 dokter DPJP mengintruksikan untuk dilakukan konseling pada konselor HIV
8 Pasien dilakukan konseling pasca test HIV oleh konselor
9 Setelah konseling pasien kembali lagi ke dokter DPJP
a
Bila hasil positif pasien akan dirujuk ke RSUD karawang untuk pemberian ARV
11
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien yang berkaitan dengan pemberian layanan PITC adalah tentang
privacy pasien yang sangat dilindungi. Bahkan tentang privacy in isangat dijaga dan
dilindungi oleh WHO. Adapun keselamatan pasien yang lain adalah identitas klien.
misalkan salah pengambilan sample darah, salah labeling nama, salah hasil test yang
diberikan.
12
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Untuk hal keselamatan kerja dalam memberikan pelayanan PITC sangat berkaitan
dengan SDM di layanan PITC yang terdiri dari medis dan paramedis. Misalnya
tertusuk jarum ketika melakukan pemeriksaan laboratorium. Program keselamatan
kerja dilayanan PITC sangat berkaitan dengan program K3RS. Sehingga sangat
dibutuhkan kemampuan staf dalam memahami kebijakan dan prosedur apabila ada
kecelakaan kerja dilayanan PITC . Setiap karyawan wajib mentaati prosedur kerja
yang berhubungan dengan pencegahan kecelakaan kerja seperti patuh menggunakan
alat pelindung diri( APD )
13
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Peningkatan mutu pelayanan HIV /AIDS menggunakan beberapa metode, yang dapat
dipilih untuk meningkatkan mutu pelayanan HIV yang mampu dilaksanakan di RS
Dewi Sri Karawang. Indikator mutu yang dipakai dalam pelayanan HIV untuk
mengetahui kualitasnya dengan menggunakan anggket kepuasan
14
p
15