PENDAHULUAN
Berpikir kreatif sering kali dianggap sebagai suatu pola pikir dan bakat
khusus, sesuatu yang sepertinya sangat sulit kita capai. Padahal, tidak juga. Sinektik
akan membawa seluruh siswa pada usaha pengembangan pola pikir metaforis –
sebuah fondasi berpikir kreatif. Model ini terus mengalami perbaikan ketika kita
lebih banyak belajar tentang bagaimana mengembangkan analogi untuk
menghentikan rangkaian perangkat, memahami secara lebih baik, dan memecahkan
masalah. Efek jangka panjang terjadi ketika para siswa belajar bagaimana
menghasilkan ide – ide segar dan memecahkan masalah dalam kehidupannya di
masa yang akan datang.
Istilah otak kiri atau left-brained (berurutan, logis, rasional) dan otak
kanan atau right-brained (inovatif, tak terduga, bahkan eksentrik) sekarang banyak
dipublikasikan. Para pakar neurologi masih belum sepenuhnya memahami apakah
perbedaan tersebut merupakan akibat dari kerja otak itu sendiri, tetapi konsep –
konsep tersebut bermanfaat. Dalam sinektik, kita akan memperhatikan model
inovatif yang secara tak terduga menggunakan cara – cara otak kiri – kesempatan
rasional – untuk menghasilkan gaya berpikir otak kanan. Siswa – siswa belajar
untuk memikirkan tentang proses pemecahan masalah mereka dan mendapatkan
ukuran kontrol metakognitif tentang bagaimana mereka memecahkan masalah
seperti memahami bagaimana untuk memulai sebuah esai, mendekati konflik, atau
mengatasi kebingungan. Selain itu, sinektik bersifat menyenangkan dan
1
membangun empati, termasuk perasaan kehangatan dalam kelompok di dalam dan
di luar sekolah.
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
2. Dapat mengetahui dasar-dasar apa saja yang dipakai dalam model synectic.
5. Dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan model synectic dalam
pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
the familiar strange (MFS) and Making the Strange Familiar (MSF) approaches.
This model of teaching gives more emphasis on metaphors and analogies for
developing the creativity of the learners .Gordon has described three types of
metaphors such as direct analogy, personal analogy, and compressed conflict.
Those are discussed in the followingparagraph (Kaur, etc. 2014 : 3602).
Terjemahan :
"Synectics" adalah model pengajaran, dikembangkan oleh William J.J.
Gordon, untuk "Meningkatkan kreatif Thought". Synectics adalah model
pengajaran yang dirancang untuk membuat siswa lebih kreatif dan membantu
mereka melihat ide-ide lama dengan cara baru dengan menggunakan membuat aneh
akrab (MFS) dan pendekatan aneh akrab (MSF). Model pembelajaran lebih
memberikan penekanan pada metafora dan analogi untuk mengembangkan
kreativitas para peserta didik. Gordon yang digambarkan tiga jenis metafora
langsung analogi, analogi pribadi dan konflik terkompresi. Mereka yang dibahas di
following paragraph (Kaur, dkk. 2014:3602).
Abdurrahman dalam Olahairullah dalam Alia (2016:354-355) memberikan
pengertian Synectic bahwa: “Synectic adalah model pengembangan kreativitas
untuk memecahkan masalah dengan melatih individu untuk bekerja sama mengatasi
problema sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya”. Sementara itu,
Sudjana dan Suwariyah mengemukakan pengertian Synectic, bahwa “Synectic
adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan kreativitas siswa, termasuk
kreativitas dalam mengarang (creative writing)”.
Tujuan kegiatan Synectics yaitu mendorong siswa ke dalam kondisi
psikologis yang diperlukan sehubungan dengan proses kreatif. Inti kegiatan
synectics adalah aktivitas analogi. Aktivitas analogi adalah suatu kegiatan
membentuk perumpamaan atau pengibaratan, yakni pembandingan suatu obyek
atau gagasan dengan suatu obyek atau gagasan yang lain (Joyce, dkk dalam Alia.
2016 : 355).
Accourding to Khan and Mahmood ( 2018 : 187 ) Synectics model of
teaching was developed by William J.J Gordon and his colleagues in 1961. This
model uses a series of analogies in the classroom. Synectics is a creative word
coined to mean "amalgamation of different and apparently irrelevant elements"
5
(gordon and poze, 1981). It brings diverse and apparently irrelevant elements
together. The process of synectics invokes creative process by discovering and
unifying themes in seemingly disconnected parts ( Gordon, 1961; Gunter, Estes and
mintz,2007). Synectics model operates on the principle of using mind's remarkable
capacity to connect seemingly irrelevant elements of thought (weaver & prince,
1990).
Terjemahan :
Menurut Khan and Mahmood ( 2018 : 187 ) Model pengajaran sinektik
dikembangkan oleh William J.J Gordon dan rekan-rekannya pada tahun 1961.
Model ini menggunakan serangkaian analogi di kelas. Sinektik adalah kata kreatif
yang diciptakan untuk berarti "penggabungan unsur-unsur yang berbeda dan
tampaknya tidak relevan" (gordon dan poze, 1981). Ini membawa unsur-unsur yang
beragam dan tampaknya tidak relevan bersama-sama. Proses sinektik memanggil
proses kreatif dengan menemukan dan menyatukan tema di bagian yang tampaknya
terputus (Gordon, 1961; Gunter, Estes dan mintz, 2007). Model sinektik beroperasi
pada prinsip menggunakan kemampuan pikiran yang luar biasa untuk
menghubungkan unsur-unsur pemikiran yang tampaknya tidak relevan (penenun &
pangeran, 1990).
Joyce dan Weil serta Brownoski menjelaskan bahwa model synectics
merupakan model pengembangan kreativitas untuk memecahkan masalah dengan
melatih individu untuk bekerja sama mengatasi problem sehingga mampu
meningkatkan produktivitas. Lebih spesifik Hudson menjelaskan bahwa
pembelajaran model synectics merupakan aktivitas yang disusun da digunakan para
siswa sebagai cara untuk berpikir kreatif. Jika demikian halnya, maka synectics
dapat dipahami sebagai seperangkat kreativitas (pemikiran kreatif) untuk
menyatakan permasalahan dan pemecahannya (Mustami, 2007 : 177).
The synectics model encourages students to use their imagination, insight,
and intuition to develop metaphorical images that can be expressed through unique,
descriptive language. While Synectics (described in detail in Chapter 4) is by nature
a group activity,students who have learned to use the synectics approach can word
through some of the steps of a guided synectics activity in a learning center
individually or in cooperative groups as well. Using the synectics strategy of
6
developing language associations in the learning center allows students to practice
the skills that lead them to become more creative writers, thinkers, and problem
solvers who process and remember through metaphorical visualization (Joyce,dkk,
2009 : 182).
Terjemahan :
Model sinektik mendorong siswa untuk menggunakan imajinasi,
wawasan, dan intuisi mereka untuk mengembangkan citra metafora yang dapat
diekspresikan melalui bahasa deskriptif yang unik. Sementara Sinektik (dijelaskan
secara rinci dalam Bab 4) pada dasarnya merupakan kegiatan kelompok, siswa yang
telah belajar menggunakan pendekatan sinektik dapat menyampaikan melalui
beberapa langkah dari kegiatan sinektik terpandu di pusat pembelajaran secara
individu atau dalam kelompok kooperatif juga. Menggunakan strategi sinektik
untuk mengembangkan asosiasi bahasa di pusat pembelajaran memungkinkan
siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang mengarahkan mereka untuk
menjadi penulis, pemikir, dan pemecah masalah yang lebih kreatif yang memproses
dan mengingat melalui visualisasi metaforis (Joyce,dkk, 2009 : 182).
Synectics processes aid management and decision making. They can be
used to help develop student self-managed learning and generally can be used as a
teaching process. The Synectics processes are of proven value when new solutions
are needed, when conflicts need resolution (as a mediation process) and to aid
unravelling of running meetings (Thorley and Gregory, 1994 :55).
Terjemahan :
Sinektik memproses manajemen bantuan dan pengambilan keputusan.
Mereka dapat digunakan untuk membantu mengembangkan belajar mandiri siswa
dan umumnya dapat digunakan sebagai proses pengajaran. Proses Synectics adalah
nilai yang terbukti ketika solusi baru diperlukan, ketika konflik membutuhkan
resolusi (sebagai proses mediasi) dan untuk membantu mengungkap pertemuan
yang berjalan (Thorley and Gregory, 1994 :55).
"Synectics" is a teaching model, developed by William J.J. Gordon, to
“Enhance Creative Thought". Synectics is an instructional model designed to make
students more creative and help them see old ideas in new ways by using Making
the familiar strange (MFS) and Making the Strange Familiar (MSF) approaches.
7
This model of teaching gives more emphasis on metaphors and analogies for
developing the creativity of the learners .Gordon has described three types of
metaphors such as direct analogy, personal analogy, and compressed conflict.
Those are discussed in the followingparagraph (Kaur, etc. 2014 : 3602).
Terjemahan :
"Synectics" adalah model pengajaran, dikembangkan oleh William J.J.
Gordon, untuk "Meningkatkan kreatif Thought". Synectics adalah model
pengajaran yang dirancang untuk membuat siswa lebih kreatif dan membantu
mereka melihat ide-ide lama dengan cara baru dengan menggunakan membuat aneh
akrab (MFS) dan pendekatan aneh akrab (MSF). Model pembelajaran lebih
memberikan penekanan pada metafora dan analogi untuk mengembangkan
kreativitas para peserta didik. Gordon yang digambarkan tiga jenis metafora
langsung analogi, analogi pribadi dan konflik terkompresi. Mereka yang dibahas di
following paragraph (Kaur, dkk. 2014:3602).
Accourding Chandrasekaran (2014 : 38) synectics technique is known as
one of the creativity technique popularly applied for problem solving approach. It
is very remarkable technique of group problem solving and to a non-initiate, which
look like a mad method for finding solutions in an innovative way. Gordon’s initial
work with synectics procedure was to develop “creativity groups” within individual
organizations. That is, group of persons trained to work together co-operatively to
function as problem solvers or product-developers. In recent years, Gordon has
adopted synectics technique for use with school children, and materials containing
many of the synectics activities are now being published. The space age is
processing fast old ideas are no longer apply.
Much is required in the matter of creative potential of today’s school
children. Problems are looming us to consider how children may become at their
best, and to search for new ways of helping children to develop their creative
potential ability. “We know not what man revolutionary evolution is taking place
in every sphere rapidly because of continued development of human thinking,
human creative thinking to solve celestial problems. So evolution in children’s
education is absolutely necessary to make them to think creatively and make them
a potential citizen of our country to face the challenging problems boldly. The aim
8
of education should be “training the mind for creative thinking” and not be “stuffing
the Brain to repeat like a parrot”. Hence development of creativity thinking in
school children from primary stage itself is indispensable and it is a herculean task
to make the children a solid potential men power in the ensuing 21st century.
Terjemahan :
Menurut Chandrasekaran (2014 : 38) teknik Synectics dikenal sebagai
salah satu teknik kreativitas populer diterapkan untuk pendekatan pemecahan
masalah. Ini adalah teknik yang sangat luar biasa kelompok pemecahan masalah
dan bebas-inisiat, yang terlihat seperti sebuah metode gila untuk menemukan solusi
dalam cara yang inovatif. Gordon pekerjaan awal dengan prosedur synectics adalah
untuk mengembangkan "kreativitas kelompok" dalam masing-masing organisasi.
Itu adalah, sekelompok orang yang dilatih untuk bekerja sama operatively Co
berfungsi sebagai pemecah masalah atau pengembang produk. Dalam beberapa
tahun terakhir, Gordon telah mengadopsi synectics teknik untuk digunakan dengan
anak-anak sekolah, dan bahan-bahan yang mengandung banyak kegiatan synectics
sekarang diterbitkan. Satu ruang usia pengolahan ide cepat lama tidak lagi berlaku.
9
2.1.2 Dasar Model Pembelajaran Synectics
10
merupakan lingkungan mental terbaik bagi eksplorasi,peluasan, pemunculan
gagasan segar. Asumsi ketiga adalah unsur emosional, unsur irasional harus
dipahami untuk meningkatkan kemungkinan kesuksesan dalam pemecahan
masalah (Gordon, 1961, dalam Joyce, dkk 1987, dalam Djuddin. 2013 : 183).
Terjemahan :
Melalui analogi maka terjadi suatu proses kratif yang disadari, terbentuk
jarak konseptual antara siswa dengan objek, dan memungkinkan untuk berpikir
11
kreatif. Dengan terbentuknya jarak konseptual maka secara emosional akan
memberikan kebebasan struktru mental dan dapat mengarahkan ke dalam cara
berpikir yang baru. Sejalan dengan hal tersebut, Amien dalam Mustami (2007:178)
menjelaskan bahwa kegiatan analogi dapat membantu melepaskan “ikatan
structural mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu obejk sehingga
mendudkung munculnya gagasan-gagasan yang kreatif.
12
Tujuan memperkenalkan tahapan analogi pribadi ini bukan untuk
mendidentifikasi bentuk-bentuk kegiatan metaporik, tetapi untuk memberikan
bimbingan bagaimana mengenal jarak konsep dengan baik. Gordon yakin bahwa
melalui suatu analogi yang bermanfaat secara langsung dapat menciptakan suatu
jarak.
For example, when you are angry, do you like? Think of a nucleus here,
what do you feel that?Think of a nucleus here, what do you feel that? The emphasis
is on personal analogy, the learner should strive more to bring about intended for
comparison and replication. Direct analogy has an important role in creative
thinking. In direct comparison, the existing concepts are compared. For comparison
with the pea pods in a container and move the hands to lift an object with an
excavator. Intense conflict, both as a practice and a concept that describes the
object. According to Gordon, intense conflict, provides insight into a person who
has a lot of depth. Students through conflict intensive, two kinds of judgment about
the work they do. For example, students in the judge's math lesson "burdensome"
and "fun" is. Also say that technology is a product of scientific thinking human
being "productive" and "creating trouble" is (Hernandez in Yousefi. 2014 : 1227).
Terjemahan :
Sebagai contoh, ketika Anda marah, Apakah Anda suka? Pikir inti di sini,
apa yang Anda merasa bahwa? Pikir inti di sini, apa yang Anda merasa bahwa?
Penekanan adalah pada pribadi analogi, pelajar harus berusaha lebih banyak untuk
membawa tentang dimaksudkan untuk perbandingan dan replikasi. Analogi
langsung memiliki peran penting dalam pemikiran kreatif. Perbandingan langsung,
konsep-konsep yang ada dibandingkan. Untuk perbandingan dengan kacang polong
dalam sebuah wadah dan menggerakkan tangan untuk angkat objek dengan sebuah
excavator. Konflik intens, baik sebagai praktek dan konsep yang menggambarkan
objek. Menurut Gordon, konflik yang intens, memberikan wawasan tentang
seseorang yang memiliki banyak kedalaman. Siswa melalui konflik intensif, dua
jenis penilaian tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Sebagai contoh, siswa
dalam matematika hakim pelajaran "burdensome" dan "fun" adalah. Juga
13
mengatakan bahwa teknologi adalah produk dari "productive manusia berpikir
ilmiah" dan "creating trouble" adalah (Hernandez dalam Yousefi 2014:1227)
Terjemahan :
14
ini didasarkan pada asumsi tertentu tentang kreativitas. Pertama, kreativitas
diasumsikan menjadi bagian dari waktu kita sehari-hari dan waktu luang. Kedua,
kreativitas dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Ketiga, penemuan kreatif adalah
umum untuk semua bidang (seni, ilmu, teknik) dan dicirikan oleh proses intelektual
yang sama. Asumsi keempat Gordon adalah bahwa penemuan individu dan
kelompok (pemikiran kreatif) sangat mirip Individu dan kelompok menghasilkan
ide dan produk dengan cara yang sama.
15
a. Menciptakan sesuatu yang baru Strategi ini diancang untuk membuat sesuatu
yang baru , ide-ide yang tidak dikenal akan lebih berarti, dan melaksanakannya
dengan analogi yang telah dikenal siswa.
Menurut Sya`bani (2014:86-87) pada bagian yang lain, masih dari sumber
yang sama, dikatakan pula bahwa kearifan lokal adalah nilai budaya lokal yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara arif atau
bijaksana. Dari dua pengertian di atas dapat diambil beberapa poin penting terkait
kearifan lokal, yaitu: kebijaksanaan, pengetahuan asli, nilai luhur tradisi, pengatur
tatanan kehidupan masyarakat. Dalam kearifan lokal terdapat kualitas tradisi. Suatu
kualitas yang terkait dengan proses pewarisan dari generasi satu ke generasi yang
lain. Dalam hal ini proses pewarisan yang melibatkan tradisi lisan akan nampak.
Pengetahuan asli mengacu pada berbagai hal yang kemungkinan besar di tempat
atau daerah lain tidak ada. Pengetahuan ini muncul biasanya dimunculkan sebagai
bentuk respons terhadap berbagai situasi yang ada di daerah tersebut, entah terkait
dengan lingkungan fisik maupun sosial. Baik yang terkait dengan hubungan
horisontal maupun vertikal.
The Synectics model can be implemented by conducting six steps. The first
step is describing the current situations. In this step, teachers ask the learners to
describe their current situations that can be a problem during that time. The second
step is Direct Analogy Process. Learners are asked to create the direct analogy to
solve as many problems as possible, in which later the ideas will be selected and
developed. The third step is Personal Analogy in which learners are asked to build
the selected analogy from the second step. The fourth step is Conflict Stability
16
where learners are trying to understand the problems from step one to three,
and several conflicts that have been stabilized and selecting one of the conflict. The
fifth step is Direct Analogy in in which learners state and choose the direct analogy
based on the conflict from step 4. The sixth step is testing the efficiency rate in
completing a task. Teachers ask the learners to start from the beginning and re-do
the whole process by using synectics process (Karimah, etc. 2016 : 96).
Terjemahan :
Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat
saat ini
17
Siswa mengusulkan analogi-analogi langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi
(mendeskripsikan)-nya lebih jauh.
Siswa “menjadi” analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi.
Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan
analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya
Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain, yang didasarkan pada
analogi konflik padat. Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal
dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya.
18
Siswa menjelaskan di mana saja analogi-analogi yang tidak sesuai
19
been widely understood, resulting in an inappropriate treatment of the learning and
thinking repress certain important thinking operation is children and this repression
continues to be reinforced on adult life too. Mind spring theory' holds that we can
bring those repressed operations into awareness and then deliberately exercise and
develop them. As a result, we quickly multiply our power as thinkers, problem
solvers and learners" (Prince, in Mahapatra. 2004:46-47) n wants to learn change
and grow he must use given to children. We always Prince further explored the idea,
and in 1977 presented flow diagram generative thinking.
Terjemahan :
20
besar manusia dilahirkan dengan mesin pemikiran yang sangat kuat. Sifat yang
tepat dari operasi pemikiran belum dipahami secara luas, menghasilkan perlakuan
yang tidak pantas terhadap pembelajaran dan pemikiran yang menekan operasi
pemikiran penting tertentu adalah anak-anak dan penindasan ini terus diperkuat
pada kehidupan dewasa juga. ”Pikiran pegas teori 'berpendapat bahwa kita dapat
membawa operasi yang ditindas ke dalam kesadaran dan kemudian dengan sengaja
melatih dan mengembangkannya. hasilnya, kita cepat melipatgandakan kekuatan
kita sebagai pemikir, pemecah masalah dan pelajar "(Prince, dalam Mahapatra
(2004:47) ingin belajar perubahan dan tumbuh yang harus dia gunakan diberikan
kepada anak-anak. Kami selalu Pangeran dieksplorasi lebih lanjut ide, dan pada
tahun 1977 disajikan diagram aliran pemikiran generatif.
Teacher have much to consider when tackling a synectics lesson. First, they
must mastur the process and operational procedunes of each method. They must
also take care to avoid prematur analyses and limited mental stretching Queen &
Isenhour. Teachers should explain the vocabulary tu students and give them an idea
of the purpose of each phase, as well as taking students through the process
numerous times to build clearly with the model Teaching this method should strive
to be well overed in avocative questioning and ready in advance to taçili lale lessou
fw and agspolaneily Terause "playful" nature of the activities, teachers must be
proficient in time and behavior managemet. They must be sure to involve all
students and accept all responses, and they should be prepared for nontraditional
student and teacher interaction and dialogue. Done correctly, this model is un and
imumediately productive Results are obvious, and teachers can begin to accurtain
the incrase in student crectivity fairly quickly. Done poorly, tho In evaluating a
synectics lesson, administrators or evaluators must understand the definicilly
inheren in maslering all the sleps and in seling s dents to think diverently. The
evuator should be aware of what to look for in lesson presentations. Administrators
should provideongoing staff develo ment in synectics and should be aware that the
methods take time to master (Queen. 2009 : 193).
Terjemahan :
21
Guru memiliki banyak untuk mempertimbangkan ketika menangani
pelajaran synectics. Pertama, mereka harus mastur proses dan operasional
procedunes dari setiap metode. Mereka harus juga berhati-hati untuk menghindari
analisis prematur dan terbatas mental peregangan Ratu & Isenhour. Guru harus
menjelaskan Kosakata tu siswa dan memberi mereka gambaran tentang tujuan dari
setiap tahap, serta mengambil siswa melalui proses berkali-kali untuk membangun
jelas dengan model ini metode pengajaran harus berjuang untuk menjadi lebih dari
di avocative mempertanyakan dan siap di muka untuk mengambil pelajaran untuk
dan juga lane jeda "playful" sifat kegiatan, guru harus mahir di managemet waktu
dan perilaku. Mereka harus yakin untuk melibatkan semua siswa dan menerima
semua tanggapan, dan mereka harus siap untuk nontradisional siswa dan guru
interaksi dan dialog. Dilakukan dengan benar, model ini adalah PBB dan segera
hasil produktif jelas, dan guru dapat mulai menurut menampung di siswa kreativitas
cukup cepat. Melakukan buruk, tho dalam mengevaluasi pelajaran synectics,
administrator atau evaluator harus memahami inheren definicilly di maslering
semua sleps dan di seling s penyok untuk berpikir diverently. Evuator harus
menyadari apa yang harus dicari dalam pelajaran presentasi. Administrator harus
provideongoing staf develo ment di synectics dan harus menyadari bahwa metode
yang mengambil waktu untuk menguasai (Queen. 2009 : 193).
Menurut tim pengembang ilmu peendidikan FIP - UPI (2007: 131) macam-
macam model pembelajaran dapat diterapakan dengan dua metode yaitu :
22
Menurut Amintaningsih (2011:78) sistem sosial menandakan hubungan
yang terjalin antara guru dan siswa, termasuk norma atau prinsip yang harus dianut
dan dikembangkan untuk pelaksanaan model. Model ini menuntut agar antara guru
dan siswa terdapat hubungan yang kooperatif yaitu guru mengatur tahaptahap
pengajaran sebagai fasilitator, tetapi respon-respon siswa harus tetap terbuka.
Menurut Turahmat (2013:66-67) dosen hanya sebagai fasilitator untuyk menggali
kreativitas dan “permainan khayalan” melalui analogi-analogi cerita.
Mengembangkan sikap tanggung jawab baik secara pribadi maupun kelompok.
Mengembangkan sikap toleransi dalam diskusi yang dilandasi rasa keterbukaan,
sehingga timbul rasa nyaman dan rasa persahabatan diantara anggota kelompok.
2. Sistem Pendukung
Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku dosen dalam menanggapi respon
mahasiswa saat pembelajaran. Dosen memposisikan diri sebagai anggota kelompok
yang berberan aktif memberikan rangsangan-rangsangan bagi anggota kelompok
lain untuk mengemukakan analogi-analogi cerita. Dosen mencermati perbedaan
pola pikir mahasiswa terkait dengan proses dan kinerja pemecahan yang dilakukan.
23
Dosen mencermati kapan harus melakukan intervensi terhadap proses pemecahan
masalah, agar pemecahan masalah pembelajaran tetap menjadi tugas yang harus
dipecahkan sendiri oleh mahasiswa. Pembelajaran merupakan bentuk interaksi
sosial yang terjadi antara dosen dan mahasiswa serta mahasiswa dengan mahasiswa.
Tugas penting yang harus dilakukan oleh dosen adalah merespon kesiapan siswa
dalam menerima materi pembelajaran (Turahmat. 2013:67).
Pengajar mencatat sebarapa jauh siswa secara individual terikat oleh pola
berpikir yang regular dan ia mencoba untuk menciptakan suasana psikologis yang
dapat membangkitkan respon. Dalam keseluruhan proses pengajar harus dapat
menerima respon siswa agar mereka merasa bahwa dalam kegiatan metaposis itu
tidak dicampuri oleh pihak di luar dirinya. Dengan demikian, keseluruhan proses
sinektiks itu akan dapat berjalan sesuai dengan jalan pikiran dan ide yang
melatarbelakanginya (Amintaningsih. 2011:78).
4. Dampak Pembelajaran
5. Dampak Pengiring
24
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran sinektik menurut
Sakdiahwati dalam Jurnal Lilis Purwanti yang berjudul Peningkatan Aktivitas
Pembelajaran IPA Dengan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas II Sdn 01
Kaling Tasikmadu Karanganyar, dalam Mutmainah (2016: 72) yaitu sebagai
berikut:
a. Kelebihan
1) Model ini bermanfaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri
siswa tentang suatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku
dalam situasi tertentu.
2) Model ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian
dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
3) Model ini dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa
maupun guru.
4) Model ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan
martabat antara siswa.
5) Model ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam
memecahkan suatu masalah.
b.Kekurangan
1) Sulit dilakukan oleh guru dan siswa yang sudah terbiasa menggunakan cara
lama yang
menekankan pada penyampaian informasi.
2) Model ini menitik beratkan pada berpikir reflektif dan majinatif dalam
situasi tertentu, maka kemungkinan besar siswa kurang menguasai fakta-
fakta dan prosedur pelaksanaan atau keterampilan.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah.
25
2) Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian
dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
3) Strategi ini dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri sis-wa
maupun pada guru.
4) Strategi dilaksanakan dalam sua-sana kebebasan intelektual dan ke-samaan
martabat antar siswa.
5) Strategi ini membantu siswa mene-mukan cara berpikir baru dalam
memecahkan suatu masalah.
b) Kelemahan Model Sinektik
Selain kelebihan-kelebihan yang telah dijelaskan diatas, strategi sinektik
juga memiliki beberapa kekurangan, an-tara lain.
1) Strategi ini sulit dilaksanakan bagi gu-ru dan siswa sudah biasa melak-
sanakan pada penyampaian infor-masi, yang terutama tertuju pada pe-
ngembangan aspek intelektual.
2) Karena strategi ini menitik beratkan pada berpikir reflektif dan imajinatif
dalam kegiatan yang terjadi dalam situasi tertentu, maka ada kemung-kinan
siswa kurang menguasai fakta-fakta dan prosedur melaksanakan se-suatu
ketrampilan.
3) Untuk memecahkan masalah-masa-lah ilmiah, maka sangat diperlukan
lingkungan yang memadai dan labo-ratorium atau sumber-sumber yang
serasi dan memadai, yang mungkin belum terjangkau oleh sekolah-seko-lah
yang belum maju.
4) Strategi menuntut agar guru mampu menempatkan diri sebagai pemrakasa
dan pembimbing, kemampuan mana belum tentu dimiliki oleh semua gu-ru.
According to Vallabhaneni (2017:278) the advantages and Disadvantages of
synectic model is :
Advantages Disadvantages
The method works exceptionally well Participants may have difficulty with
when people feel in a rut or blocked excursions; some may be reluctant to
with a problem. fantasize.
26
The process is fun-there is a lot of The process works best with small
energy flowing. groups of six to eight members.
It generates a great number of new The process works better for ndividual
perspectives on a problem. problems than for group problems.
In addition to structure,there is plenty Althought the process sounds easy, it
of room for flexibility. requires much preparation.
Participants feel very involved in the
process
Terjemahan :
Menurut Vallabhaneni kelebihan dan kelemahan dari model sinektik adalah
:
Kelebihan Kelemahan
Metode ini bekerja dengan sangat baik Peserta mungkin mengalami kesulitan
ketika orang merasa dalam kebiasaan dengan kunjungan; beberapa mungkin
atau sudah terpentok masalah. enggan berfantasi.
Prosenya menyenangkan, ada banyak Proses ini bekerja paling baik dengan
energi yang mengalir. kelompok-kelompok kecil yang terdiri
Menghasilkan sejumlah besar dari 6 hingga 8 anggota.
perspektif baru pada masalah selain Prosesnya bekerja lebih baik untuk
struktur. masalah individu daripada masalah
Ada banyak ruang yang fleksibel agar kelompok.
peserta merasa sangat terlibat dalam Meskipun prosesnya terdengar mudah
proses. diperlukan banyak persiapan.
27
Synectics can be used during a higher stage of education, such as in
university (Constantina,2011:21).
Terjemahan:
Dengan cara sinektik, yang tidak diketahui menjadi diketahui, tahap
inkubasi di tutupi, “munculnya ide-ide baru yang disukai” (mengenai masalah yang
diusulkan), aksen jatuh pada pada kondisi psikologis, perasaan euforianya menjadi
nyata, yang memicu munculnya solusi baru.
Sinektik memiliki kelebihan dan kekurangan,sama seperti brainstorming,
tetapi sebagai guru, sebagai pendiskusi yang baik harus berhasil menjadi psikolog
yang baik pula dan harus memiliki kualitas empatik khusus.
Model sinektik dapat digunakan untuk pendidikan yang lebih tinggi, seperti
di Universitas (Constantina, 2011:21)
28
d. Keempat, Invensi/penemuan (berpikir kreatif) baik secara perorangan maupun
berkelompok memiliki kesamaan.
Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat
saat ini
Siswa “menjadi” analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi.
Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan
analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya
29
Tahap enam: Memeriksa kembali tugas awal
Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain, yang didasarkan pada
analogi konflik padat. Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal
dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya.
1. Sistem sosial
30
Model ini menuntut agar antara guru dan siswa terdapat hubungan yang kooperatif
yaitu guru mengatur tahaptahap pengajaran sebagai fasilitator, tetapi respon-respon
siswa harus tetap terbuka.
2. Sistem Pendukung
Sarana yang diperlukan untuk melaksanakan model ini ialah pengajar yang
kompeten menjadi pemimpin dalam proses sinektiks. Kadang-kadang diperlu-kan
sejumlah alat dan bahan atau tempat untuk membuat model analogi yang bersifat
fisik. Kelas yang diperlukan, berupa ruangan yang lebih besar yang memungkinkan
terciptanya lingkungan yang kreatif melalui aktivitas yang bervariasi.
3. Prinsip Reaksi
Pengajar mencatat sebarapa jauh siswa secara individual terikat oleh pola berpikir
yang regular dan ia mencoba untuk menciptakan suasana psikologis yang dapat
membangkitkan respon. Dalam keseluruhan proses pengajar harus dapat menerima
respon siswa agar mereka merasa bahwa dalam kegiatan metaposis itu tidak
dicampuri oleh pihak di luar dirinya.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
32
Membandingkan analogi-analogi; tahap kelima: Menjelaskan perbedaan-
perbedaan; tahap enam: Eksplorasi; tahap ketujuh: Membuat analogi
5. Model synectic dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa
maupun guru. Karena menghasilkan sejumlah besar perspektif baru pada
masalah selain struktur. Namun Peserta mungkin mengalami kesulitan dengan
kunjungan karena kebanyakan dari mereka enggan berimajinasi.
3.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini para pembaca lebih bias memahami
tentang metode synectic. Terutama bagi calon guru, semoga apa yang ada di dalam
makalah ini dapat diimplementasikan dengan baik dalam pembelajaran.
33
Daftar Pustaka
Joyce, dkk. 2009. Models of Learning Tools For Teaching. London : EC1N 8TS.
34
Karimah, Iim. etc. 2016. Synetics-Simulation Globale Model In Français Du
Tourisme Through Multimedia Based On Local Wisdom. FRANCISOLA.
e-ISSN:2527-5100. p-ISSN: 2527-5097
Kaur, Kiranjit. dkk. 2014. Creative Teaching: The Need Of The Hour. Scholarly
Research Journal For Humanity Science & English Language. ISSN : 2348-
3083
Khan, Aftab Ahmad dan Nasir Mahmood. 2018. Effect of Synectics Model of
Teaching in Enhancing Student’s Understanding of Abstract Concepts of
Mathematics. Pakistan Journal of Distance & Online Learning. Vol (4) :
185-198.
Mahapatra. 2004. Models Of Teaching Education. New Delhi : Sarup & Sons.
Queen. 2009. The Block Schedulling Handbook. United States of America : Library
of Congress Cataloging in Publication Data.
35
Rather. 2004. Essentials Of Instructional Technology. New Delhi : Discovery
Publising House.
Thorley, Lin dan Roy Gregory. 1994. Using Group – based Learning in Higher
Education. London : Kogan Page
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan :
Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung : PT. IMTIMA.
36