Anda di halaman 1dari 23

BAB 5

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BATASAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 g
tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
jam setelah lahir).

PRINSIP DASAR
• BBLR sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia, karena merupakan
penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Menurut SKRT 2001, 29%
kematian neonatal karena BBLR
• Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah Hipotermia, Hipoglikemia,
Hiperbilirubinemia, Infeksi atau sepsis dan gangguan minum

Penyebab BBLR
o Persalinan kurang bulan / prematur
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Pada
umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau
rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi
normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi
organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik.
Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang
matangnya organ karena masa gestasi yang kurang ( prematur)
o Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat
dalam kandungan (Janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterin
berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi
ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi
organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

• Beberapa faktor predisposisi:


o Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau
malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tak diinginkan.
o Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda,
o Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-1


TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu :
• Menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi BBLR
• Melakukan manajeman BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai dengan fasilitas yang
tersedia

TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki kemampuan untuk::
• Menjelaskan beberapa penyebab dan faktor predisposisi BBLR.
• Mengindentifikasi BBLR menurut masa gestasi
• Melakukan manajemen umum BBLR.
• Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen hipotermi
• Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen hipoglikemi
• Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen ikterus Kremer II ke atas
(hiperbilirubinemi)
• Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen infeksi neonatal
• Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajeman masalah pemberian
minum.

Langkah Promotif / Preventif


ƒ Mencegah persalinan prematur (Lihat Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan maternal
dan Neonatal Bab Persalinan Kurang Bulan )
ƒ Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang berkualitas
ƒ Meningkatkan status nutrisi ibu
ƒ Melarang merokok pada ibu hamil

DIAGNOSTIK
Anamnesis
ƒ Umur ibu
ƒ Riwayat persalinan sebelumnya
ƒ Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
ƒ Kenaikan berat badan ibu selama hamil
ƒ Aktivitas ibu yang berlebihan
ƒ Trauma pada ibu (termasuk post-coital trauma)
ƒ Penyakit yang diderita selama hamil
ƒ Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik
ƒ Berat lahir kurang 2500 gram
ƒ Untuk BBLR Kurang Bulan :
Tanda prematuritas :
o Tulang rawan telinga belum terbentuk
o Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
o Refleks refleks masih lemah
o Alat kelamin luar: pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus,
pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis
belum terbentuk)

5-2 Buku Acuan


ƒ Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan :
Tanda Janin Tumbuh Lambat :
o Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di atas
o Kulit keriput
o Kuku lebih panjang

Komplikasi BBLR
Tabel di bawah ini dapat membantu memberi gambaran tentang komplikasi BBLR

Tabel 5.1 Penilaian klinik kemungkinan komplikasi pada BBLR


Pemeriksaan Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
penunjang diagnosis
Bayi terpapar dengan Menangis lemah Suhu tubuh kurang Hipotermi
suhu lingkungan yang Kurang aktif 36.5 0 C
rendah Malas minum
Waktu timbulnya kurang Kulit teraba dingin
2 hari Kulit mengeras
kemerahan
Frekuensi jantung
kurang 100 kali per
menit
Napas pelan dan
dalam
Kejang timbul saat lahir Kejang, tremor, letargi Kadar glukose darah Hipoglikemia
sampai dengan hari ke 3 atau tidak sadar kurang 45 mg/dL (2.6
Riwayat ibu Diabetes mmol/L)
Ikterik (warna kuning) Kulit , konjungtiva Ikterus/
timbul saat lahir sampai berwarna kuning Hiperbilirubi
dengan hari ke 3. Pucat nemia
Berlangsung lebih dari 3
minggu.
Riwayat infeksi maternal
Riwayat ibu pengguna
obat.
Riwayat Ikterus pada
bayi yang lehir
sebelumnya
Ibu tidak dapat atau Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi Masalah
tidak berhasil menyusui kurang 20 gram/hari pemberian
Malas atau tidak mau selama 3 hari minum
minum ·
Waktu timbul sejak lahir
Ibu demam sebelum dan Bila ditemukan Laboratorium darah: Infeksi atau
selama persalinan beberapa dari temuan Jumlah lekosit Curiga Sepsis
Ketuban Pecah Dini ganda: lekositosis atau
Persalinan dengan Bayi malas minum lekopenia),
tindakan Demam tinggi atau trombositopenia

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-3


Pemeriksaan Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
penunjang diagnosis
Timbul asfiksia pada hipotermi Gambaran darah tepi
saat lahir Bayi letargi/kurang (bila tersedia
Bayi malas minum aktip fasilitas)
Timbul pada saat lahir Gangguan napas
sampai 28 hari Kulit ikterus
Sklerema atau
skleredema
Kejang

Bayi KMK atau lebih Lahir dengan asfiksia Pemeriksaan Sindroma


bulan Air ketuban Radiologi dada (bila Aspirasi
Air ketuban bercampur bercampur mekonium tersedia) mekonium
mekonium Tali pusat berwarna
Lahir dengan riwayat kuning kehijauan
asfiksia

MANAJEMEN UMUM
Setiap menemukan BBLR , lakukan manajemen umum sebagai berikut :
• Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
• Jaga patensi jalan napas
• Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital: pernapasan, denyut jantung, warna kulit
dan aktifitas
• Bila bayi mengalami gangguan napas , dikelola gangguan napas
• Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan
• Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi IV.
• Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

Pemberian minum
• Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun:
o Periksa apakah bayi puas setelah menyusu;
o Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (paling
kurang 6 kali sehari);
o Periksa pada saat ibu meneteki, apabila satu payudara dihisap, ASI akan menetes
dari payudara yang lain
• Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/pengurangan berat, sesuaikan pemberian
cairan dan susu, serta catat hasilnya:
• Bayi dengan berat 1500 - 2500 g tidak boleh kehilangan berat lebih 10% dari berat
lahirnya pada 4-5 hari pertama;
• Apabila kenaikan berat badan bayi tidak adekuat, tangani sebagai Masalah kenaikan
berat badan tidak adekuat.
• Apabila bayi telah menyusu ibu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi
mengisap paling kurang sehari sekali.
• Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

5-4 Buku Acuan


BERAT LAHIR 1,750 – 2,500 GRAM
Bayi sehat
• Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal setiap 2
jam) bila perlu.
• Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektivitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Bayi sakit
• Bila berat badan 1,750-2,000 gram atau lebih dengan gangguan napas, kejang dan
gangguan minum segera lakukan rujukan
• Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat.
• Apabila bayi memerlukan cairan IV:
o Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama;
o Mulai berikan minum per oral pada hari ke 2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu;
o Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (misal gangguan napas,
kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung:
o Berikan cairan IV dan ASI menurut umur, lihat tabel;
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali). apabila bayi telah
mendapat minum 160 ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum;
o Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

Tabel 5.2 Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)


Hari ke
1 2 3 4 5+
Berat
> 1500 g 60 80 100 120 150
< 1500 g 80 100 120 140 150

Tabel 8.3 Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750 - 2500 g
U m u r (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (mL/jam atau tetes 5 4 3 2 0 0 0
mikro/menit)
Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali) 0 6 14 22 30 35 38

PEMANTAUAN
I. Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari
• Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berat lahir > 1500 g
dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari
kecuali apabila terjadi komplikasi.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-5


• Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama tiga bulan seharusnya:
o 150–200 g seminggu untuk bayi < 1,500 g (misalnya 20–30 g/hari)
o 200–250 g seminggu untuk bayi 1,500 – 2,500 g (misalnya 30–35 g/hari).
• Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah
berusia lebih dari 7 hari:
o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
mL/kg/hari;
o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari;
o Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200
mL/kg/hari;
o Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan diatas dalam
waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 mL/kg BB per hari,
tangani sebagai Kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat.

II. Tanda kecukupan pemberian ASI


o Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
o Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
o Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap hari.
o Perilsa pada saat ibu meneteki, apabila satu payudara dihisap, ASI akan menetes dari
payudara yang lain

Pemulangan penderita :
o Bayi suhu stabil
o Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI
dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternatip cara pemberian minum yang
lain.
o Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

MANAJEMEN SPESIFIK / MANAJEMEN LANJUT


Sesuai dengan tabel temuan klinis

5-6 Buku Acuan


HIPOTERMI

BATASAN
Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36.5ºC pada pengukuran suhu melalui ketiak.

PRINSIP DASAR
• Hipotermi sering terjadi pada neonatus terutama pada BBLR karena pusat pengaturan
suhu tubuh bayi yang belum sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, kemampuan
produksi dan menyimpan panas terbatas.
• Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang
dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam
keadaan basah atau tidak berpakaian.
• Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru
dan kematian.
Mekanisme kehilangan panas
1. Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
2. Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dg bayi
3. Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar
4. Evaporasi: penguapan air dari kulit bayi

Evaporasi
Radiasi Konveksi

Konduksi

• Pencegahan hipotermi dengan melakukan tindakan promotif atau preventif

TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini peserta akan mampu menjelaskan tentang hipotermi,
penyebab dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemennya

TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu:
• Melakukan langkah-langkah promotif / preventif hipotermi
• Menjelaskan klasifikasi hipotermi
• Melaksanakan tata laksana hipotermi.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-7


Langkah Promotif/Preventif
• Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam
• Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 25°C dan bebas dari aliran angin).
• Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (misal dinding dingin atau
jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas.
• Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (mis. alasi tempat tidur atau
meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
• Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar
panas atau kontak kulit dengan perawat.
• Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam
keadaan dilakukan tindakan. Misal bila dipasang jalur infus intravena atau selama
resusitasi dengan cara:
o Memakai pakaian dan mengenakan topi.
o Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan selimuti.
o Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan.
• Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis. menggunakan
pemancar panas).
• Ganti popok setiap kali basah.
• Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis. kain kasa yang basah), usahakan
agar bayi tetap hangat.
• Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
• Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran)

Tabel 5.4 Pengukuran suhu tubuh

Keadaan bayi Frekuensi Pengukuran


Bayi sakit Tiap jam
Bayi kecil
Tiap 12 jam
Bayi keadaan Sekali sehari
membaik

Tabel 5.5 Suhu inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur bayi
Berat bayi Suhu inkubator (oC) menurut umura
35 oC 34 oC 33 oC 32 oC
< 1500 g 1-10 hari 11 hari – 3 3-5 minggu > 5 minggu
minggu
1500-2000 g 1-10 hari 11 hari–4 minggu > 4 minggu
2100-2500 g 1-2 hari 3 hari-3 minggu > 3 minggu
> 2500 g 1-2 hari > 2 hari
a
Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap perbedaan suhu 7 oC
antara suhu ruang dan inkubator.

5-8 Buku Acuan


Tabel 5.6 Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian

Berat Badan Suhu ruangan


1500 – 2000 g 28 – 30oC
> 2000 g 26 – 28oC
Catatan: jangan digunakan untuk bayi < 1500 g

• Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti, kontak kulit ke kulit, Kangaroo Mother Care, pemancar panas, inkubator atau
ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
(lihat table Cara menghangatkan bayi)

Tabel 5.7 Cara menghangatkan bayi


CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak kulit ƒ Untuk semua bayi
ƒ Tempelkan kulit atau permukaan kulit bayi langsung pada
permukaan kulit ibu, mis. dengan merangkul, menempelkan
pada payudara atau meneteki
ƒ Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau
menghangatkan bayi hipotermi (32 – 36,4oC) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan
Kangaroo Mother ƒ Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan < 2,500 g,
Care (KMC) terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi
dengan berat badan < 1,800 g
ƒ Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan napas berat).
ƒ Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat
merawat bayinya.
ƒ Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh keluarga
(pengganti ibu)
Pemancar panas ƒ Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1,500 g atau lebih
ƒ Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau
menghangatkan kembali bayi hipotermi
Lampu ƒ Bila tidak tersedia pemancar panas, dapat digunakan lampu pijar
penghangat maksimal 60 watt dengan jarak 60 cm
Inkubator ƒ Penghangatan berkelanjutanan bayi dengan berat < 1,500 g
yang tidak dapat dilakukan KMC
ƒ Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Boks ƒ Bila tidak tersedia inkubator, dapat digunakan boks penghangat
penghangat dengan menggunakan lampu pijar maksimal 60 watt sebagai
sumber panas
Ruangan hangat ƒ Untuk merawat bayi dengan berat < 2,500 g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan,
ƒ Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)

DIAGNOSTIK

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-9


Anamnesis
• Riwayat asfiksia pada waktu lahir
• Riwayat bayi yang segera dimandikan sesaat sesudah lahir
• Riwayat bayi yang tidak dikeringkan sesudah lahir, dan tidak dijaga kehangatannya.
• Riwayat terpapar dengan lingkungan yang dingin
• Riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangatan pada bayi.

Pemeriksaan fisik
Tabel 5.8 Klasifikasi Hipotermi

Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi


ƒ Bayi terpapar suhu ƒ Suhu tubuh 32 ºC – 36.4 Hipotermia sedang
lingkungan yang rendah ºC
ƒ Waktu timbulnya kurang ƒ Gangguan napas
dari 2 hari ƒ Denyut jantung kurang
dari 100 kali/menit
ƒ Malas minum
ƒ Letargi
ƒ Bayi terpapar suhu ƒ Suhu tubuh < 32 ºC Hipotermia berat
lingkungan yang rendah ƒ Tanda lain hipotermia
ƒ Waktu timbulnya kurang sedang
dari 2 hari ƒ Kulit teraba keras
ƒ Napas pelan dan dalam
ƒ Tidak terpapar dengan ƒ Suhu tubuh berfluktuasi Suhu tubuh tidak
dingin atau panas yang antara 36 ºC – 39 ºC stabil (lihat Dugaan
berlebihan meskipun berada di suhu sepsis)
lingkungan yang stabil
ƒ Fluktuasi terjadi sesudah
periode suhu stabil

MANAJEMEN
HIPOTERMIA BERAT
• Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya,
bila mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu.
• Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan
selimuti dengan selimut hangat.
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah.
• Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau kurang 30 kali/menit,
tarikan dinding dada, merintih saat ekspirasi), lihat bab tentang Gangguan napas.
• Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap
terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan.
• Periksa kadar glukose darah, bila kadar glukose darah kurang 45 mg/dL (2.6 mmol/L),
tangani hipoglikemia.
• Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai
suhu tubuh kembali dalam batas normal.

5-10 Buku Acuan


• Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam
penanganan Kemungkinan besar sepsis.
• Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap :
- Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum;
- Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras
begitu suhu bayi mencapai 35 ºC.
• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0.5 ºC/jam, berarti upaya
menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
• Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan setiap jam.
• Setelah suhu tubuh bayi normal:
o Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi;
o Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam.
• Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam
batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara
menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah.

HIPOTERMIA SEDANG
• Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan
selimuti dengan selimut hangat.
• Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak
kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat).
• Bila ibu tidak ada:
o Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar panas. Gunakan
inkubator dan ruangan hangat, bila perlu;
o Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur
suhu.
o Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah.
• Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
• Mintalah ibu untuk mengamati tanda bahaya (mis. gangguan napas, kejang) dan segera
mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut.
• Periksa kadar glukose darah, bila < 45 mg/dL (2.6 mmol/L), tangani hipoglikemia.
• Nilai tanda bahaya, Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0.5
ºC/jam, berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam.
• Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0.5 ºC/jam, cari tanda sepsis1.
• Setelah suhu tubuh normal:
o Lakukan perawatan lanjutan.
o Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam. Bila suhu tetap
dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara
menghangatkan bayi di rumah.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-11


HIPOGLIKEMIA
BATASAN
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang dari 45 mg/dL
(2.6 mmol/L)

PRINSIP DASAR
• Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
• Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan
kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
• Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
• Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses
persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
• Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada.

TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini peserta akan mampu menjelaskan tentang hipoglikemi,
penyebab dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemennya

TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu :
• Melakukan langkah-langkah promotif / preventif hipoglikemi
• Menjelaskan tanda, gejala, diagnosis hipoglikemi
• Melaksanakan penanganan hipoglikemi dengan jalan memasang jalur infus intra vena
dan atau memasang pipa nasogastrik

Langkah Promotif/Preventif
• Penganan/ pengendalian kadar glukosa ibu Diabetes Mellitus (Lihat pengelolaan ibu DM
di Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal).
• Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR.
• Penanganan keadaan yang dapat meningkatkan penggunaan glukosa bayi (mis. pada
asfiksia, hipotermi, hiperterm, gangguan pernapasan)
• Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan minum ASI dini.

DIAGNOSIS
Anamnesis
• Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan
• Riwayat bayi prematur
• Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
• Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
• Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
• Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan

5-12 Buku Acuan


Pemeriksaan klinis
Hipoglikemi sering asimtomatis, pada keadaan ini terapi sudah harus dilakukan agar
prognosis menjadi lebih baik.
Gejala yang sering terlihat adalah:
• tremor ("jitteriness")
• bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
• sianosis
• kejang
• apne atau nafas lambat, tidak teratur
• tangis melengking atau lemah merintih.
• hipotoni
• masalah minum
• nistagmus gerakan involunter pada mata

MANAJEMEN
• Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV bolus pelan dalam lima menit.
• Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan larutan glukose melalui pipa
lambung dengan dosis yang sama.
• Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan, kemudian lakukan rujukan
• Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-13


IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIA

BATASAN
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis ikterus tampak bila kadar bilirubin dalam
serum mencapai ≥ 5 mg/dL. (85 µmol/L) Disebut hiperbilirubinemia apabila didapatkan
kadar bilirubin dalam serum > 13 mg/dL.

PRINSIP DASAR
• Bayi sering mengalami ikterus pada mingu pertama kehidupan, terutama bayi kurang
bulan.
• Dapat terjadi secara normal atau fisiologis dan patologis.
• Kemungkinan ikterus sebagai gejala awal penyakit utama yang berat pada neonatus.
• Peningkatan bilirubin dalam darah disebabkan oleh pembentukan yang berlebihan dan
atau pengeluaran yang kurang sempurna.
• Ikterus perlu ditangani secara seksama, karena bilirubin akan masuk ke dalam sel syaraf
dan merusak sehingga otak terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup
atau kematian (ensepalopati biliaris) .

TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini peserta akan mampu menjelaskan tentang ikterus, penyebab
dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemen nya

TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu :
• Melakukan langkah-langkah promotif / preventif ikterus
• Menjelaskan tanda, gejala, diagnosis ikterus.
• Melaksanakan penanganan ikterus.

Langkah Promotif/Preventif
• Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil yang dapat mengakibatkan ikterus (sulfa,
anti malaria, nitro furantoin, aspirin)
• Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR.
• Penanganan infeksi maternal, ketuban pecah dini (Lihat Bab Infeksi Maternal)
• Penanganan asfiksia, trauma persalinan.
• Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan minum ASI dini dan ekslusif

DIAGNOSTIK
Anamnesis
• Riwayat ikterus pada anak sebelumnya
• Riwayat penyakit anemi dengan pembesaran hati, limpa atau pengangkatan limpa dalam
keluarga.
• Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil
• Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini

5-14 Buku Acuan


• Riwayat trauma persalinan, asfiksia.
• Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini

Pemeriksaan
• Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir asal dengan
menggunakan pencahayaan yang memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat
dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang. Tekan kulit
dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan
subkutan:
- Hari 1 tekan pada ujung hidung atau dahi;
- Hari 2 tekan pada lengan atau tungkai;
- Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki.
• Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar ke arah kaudal tubuh, dan
ekstremitas. Pemeriksaan penunjang kadar bilirubin serum total saat tanda klinis ikterus
pertama ditemukan sangat berguna untuk data dasar mengamati penjalaran ikterus ke
arah kaudal tubuh.
• Tentukan tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan melihat pewarnaan kuning pada
tubuh metode Kremer. Pemeriksaan kadar bilirubin

Tabel 5.9 Pembagian ikterus menurut metode Kremer

Derajat Daerah Ikterus Perkiraan


Ikterus kadar
bilirubin
I Daerah kepala dan leher 5.0 mg%
II Sampai badan atas 9.0 mg%
III Sampai badan bawah hingga 11.4 mg%
tungkai
IV Sampai daerah lengan, kaki 12.4 mg%
bawah, lutut.
V Sampai daerah telapak tangan 16.0 mg%
dan kaki

Tabel 5.10 Perkiraan Klinis derajat ikterus


Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi
Hari 1 Setiap ikterus yang terlihata
Hari 2 Lengan dan tungkai b
Ikterus berat
Hari 3 dan Tangan dan kaki
seterusnya
a
Bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pada hari 1, menunjukkan kondisi
bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar
dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum.
b
Bila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan kaki pada hari 2,
menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan
menunda terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-15


• Pemeriksaan tanda klinis lain seperti gangguan minum, keadaan umum, apnea, suhu
yang labil, sangat membantu menegakkan diagnosis penyakit utama disamping keadaan
hiperbilirubinemianya.
• Tindak lanjut pada neonatus yang menderita hiperbilirubinemia harus dilakukan setelah
bayi dipulangkan terutama pada 7 hari pertama pasca kelahiran.
• Bila ikterus menetap sampai minggu ke 2 pasca kelahiran, dianjurkan untuk pemeriksaan
kadar billirubin serum total dan direk, serta kadar bilirubin dalam urin.

Pemeriksaan penunjang
Untuk Puskesmas fasilitas penunjang biasanya jarang tersedia, sehingga pemeriksaan atau
penajaman klinis sangat diutamakan
Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut
• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran.
• Bila ibu memiliki golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada
setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan.
• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama
kelahiran.

Tabel 5.11 Diagnosis banding ikterus


Pemeriksaan
penunjang atau
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan diagnosis lain yang
diagnosis
sudah diketahui
ƒ Timbul saat lahir Sangat Ikterus Hb < 13 g/dl, Ht < Ikterus
sampai dengan hari Sangat pucat 39% hemolitilk
ke 2 Bilirubin >8 mg/dl pada akibat
ƒ Riwayat ikterus hari ke 1 atau inkompatibilitas
pada bayi Kadar Bilirubin > darah
sebelumnya 13mg/dl pada hari ke 2
ƒ Riwayat penyakit ikterus/ kadar bilirubin
keluarga : ikterus, cepat
anemi, pembesaran Bila ada fasilitas:
hati, pengangkatan Coombs tes positif
limpa.defisiensi G6 Defisiensi G6PD
PD Inkompatibilitas gol.
Darah ABO atau Rh
ƒ Timbul saat lahir Sangat Ikterus Lekositosis, leukopeni, Ikterus diduga
sampai dengan hari Tanda tersangka trombositopenia karena infeksi
ke 2 atau lebih infeksi/sepsis berat/ sepsis
ƒ Riwayat infeksi (malas minum, (tangani dugaan
maternal kurang aktif, infeksi berat dan
tangis lemah, foto terapi bila
suhu tubuh diperlukan)
abnormal
ƒ Timbul pada hari 1 Ikterus · Ikterus akibat
ƒ Riwayat ibu hamil obat
pengguna obat
ƒ Ikterus hebat timbul Sangat ikterus Bila ada fasilitas: Ensefalopati

5-16 Buku Acuan


pada hari ke 2 Kejang Hasil tes Coombs positif bilirubin (Kern-
ƒ Ensefalopati timbul Postur abnormal, ikterus) (obati
pada hari ke 3 - 7 letargi kejang dan tangani
ƒ Ikterus hebat yang Ensefalopati
tidak atau bilirubin)
terlambat diobati
ƒ Ikterus menetap Ikterus Faktor pendukung: Ikterus
setelah usia 2 berlangsung > 2 Urin gelap, feses pucat. berkepanjangan
minggu minggu pada bayi Peningkatan bilirubin (Prolonged
cukup bulan dan direk ikterus)
> 3 minggu pada
bayi kurang bulan

ƒ Timbul hari ke 2 Bayi tampak sehat Ikterus pada


atau lebih. bayi prematur
ƒ Bayi berat lahir
rendah

MANAJEMEN
• Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan dengan
nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
• Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eksklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam.
• Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik atau
dengan gelas dan sendok.
• Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar mata hari pagi selama 30 menit
selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap hangat.
• Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat menimbulkan ensefalopati biliaris.
• Setiap Ikterus yang timbul sebelum 24 jam pasca kelahiran adalah patologis dan
membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut; minimal kadar bilirubin serum total,
pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis.
• Pada bayi dengan Ikterus Kremer III atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap setelah keadaan bayi stabil

Tabel 5.12 Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum (jika fasilitas tersedia)
Saat timbul Bayi cukup bulan sehat Bayi dengan faktor risiko
ikterus kadar bilirubin, mg/dl; (umol/l) (kadar bilirubin,
mg/dl;umol/l)
Hari ke 1 Setiap terlihat ikterus Setiap terlihat ikterus
Hari ke 2 15 (260) 13 (220)
Hari ke 3 18 (310) 16 (270)
Hari ke 4 dst 20 (340) 17 (290)

Faktor risiko : BBLR, penyakit hemolisis karena inkompatibilitas gologan darah, asfiksia
atau asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi sistemik

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-17


Pemulangan dan pemantauan lanjutan.
• Nasehati ibunya mengenai pemberian minum dan membawa kembali jika menjadi
semakin kuning

5-18 Buku Acuan


MASALAH PEMBERIAN MINUM

PRINSIP DASAR
• Masalah minum sering terjadi pada bayi baru lahir, bayi berat lahir rendah, atau pada
bayi sakit berat.
• Masalah pemberian minum perlu mendapat perhatian khusus selain untuk mengurangi
risiko terjadinya penyakit juga untuk memenuhi tumbuh kembang bayi.

MASALAH PALING SERING TERJADI


• Bayi yang semula minum baik menjadi malas minum
• Bayi malas minum sejak lahir
• Berat bayi tidak naik
• Ibu cemas tentang cara pemberian minum, terutama pada bayi kecil, atau bayi kembar

TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini peserta akan mampu menjelaskan masalah pemberian
minum, penyebab dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemen masalah
pemberian minum

TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu:
• Menjelaskan beberapa masalah pemberian minum
• Menjelaskan penyebab, tanda, masalah pemberian minum
• Menjelaskan rencana penanganan masalah pemberian
• Melakukan praktek cara pemberian minum ASI yang tepat pada BBLR, bayi kembar.
• Mampu melakukan pemasangan pipa lambung dengan baik

Langkah Promotif / Preventif


• Perawatan antenatal yang meliputi perawatan payu dara.
• Mencegah kelahiran BBLR
• Penanganan infeksi maternal
• Perawatan pasca natal yang baik dan berkualitas

DIAGNOSTIK
Anamnesis
ƒ Riwayat cara pemberian minum bayi
ƒ Riwat terjadinya masalah pembeian minum
ƒ Riwayat penimbangan bayi
ƒ Riwayat infeksi maternal , ketuban pecah dini

Pemeriksaan fisik
Pada Tabel di bawah ini dapat dilihat dan dipikirkan Diagnosis Banding Bayi dengan
Masalah Minum

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-19


Tabel 5.13 Diagnosis Banding Masalah minum
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis
Malas atau tidak mau Bayi tampak sakit Curiga Infeksi
minum (sepsis)
Sebelumnya minum Tanda infeksi :
dengan baik Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak
Timbul 6 jam atau stabil, iritabel, kejang, tidak sadar,
lebih setelah lahir muntah,
Riwayat infeksi
maternal , Ketuban
pecah dini
Malas atau tidak mau Bayi berat lahir < 2500 gram atau Bayi kecil
minum, sebelumnya kehamilan kurang dari 37 minggu
minum baik
Timbul sejak lahir
Ibu tidak dapat Bayi kelihatan sehat Cara pemberian
menyusui atau tidak minum salah
berhasil menyusui Kecemasan pada
Ibu cemas dan ibu
khawatir tidak dapat
menyusui
Waktu timbul 1 hari
atau lebih
Bayi regurgitasi, Celah antara palatum dan mulut atau Celah langit-langit
beberapa kali tersedak keluar minum lewat hidung
dan batuk setelah
minum
Timbul pada hari ke 1
atau lebih
Bayi regurgitasi sejak Pipa lambung dapat masuk Iritasi lambung
pertama minum Bayi kelihatan sehat
Waktu timbul 1 hari
Air ketuban bercampur
mekonium
Bayi batuk, tersedak Pipa lambung tidak dapat masuk. Kelainan Bedah
dan regurgitasi sejak Keluar air liur atau cairan dari mulut,
pertama kali minum walaupun tidak diberi minum
Minum dimuntahkan
Waktu timbul sejak
lahir

MANAJEMEN UMUM
• Bila bayi bisa minum tanpa batuk, tersedak atau muntah sejak pertama kali minum
sesudah lahir, lanjutkan dengan kemungkinan diagnosis lain.
• Bila bayi mengalami batuk, tersedak atau muntah sejak pertama kali diberi minum coba
pasang pipa lambung.

5-20 Buku Acuan


o Bila tidak berhasil maka kemungkinan adanya kelainan bedah, pasang jalur infus
dengan cairan rumatan dan pemberian minum ditunda. Rujuk penderita setelah
keadaan stabil
o Bila pipa lambung berhasil masuk, pastikan pipa masuk kelambung, lakukan aspirasi
cairan lambung dan biarkan mengalir sendiri. Kemudian lanjutkan dengan
kemungkinan diagnosis lain

MANAJEMEN KHUSUS
Pada ibu tidak dapat menyusui atau tidak berhasil menyusui, lakukan manajemen sebagai
berikut:
Kecemasan pada ibu
• Memberikan pengertian dan cara pemberian ASI yang tepat.
• Perhatikan dan catat berat bayi setiap hari
• Menjelaskan dan bekerjasama dengan ibu mengenai teknik menyusui selama tiga hari
- Yakinkan ibu bila cara ibu benar
- Bila cara belum benar, nasehati ibu cara yang sesuai
- Bila berat bayi meningkat minimal 60 gram dalam 3 hari yakinkan ibu bahwa ASI
nya cukup.
- Bila peningkatan berat bayi tidak mencapai minimal 60 gram dalam 3 hari, kelola
sebagai persangkaan berat tidak naik dengan adekuat.

Persangkaan berat bayi tidak naik dengan adekuat


• Kenaikan berat bayi tidak adekuat jika ditemukan kenaikan berat bayi kurang 60 gram
selama 3 hari berturut-turut.
• Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya
o Apakah telah diberi minum sesuai rencana, yakikan bayi telah mendapat minum dan
cairan secukupnya.
o Apakah suhu lingkungan bayi optimal.
o Cari tanda sepsis dan lakukan pengobatan.
o Pengobatan infeksi pada mulut jika ditemukan.
• Bila tidak ditemukan penyebab pasti, lakukan tindakan meningkatkan jumlah ASI yang
diterima oleh bayi dengan cara :
o Menaikkan frekuensi minum, menambah lamya waktu menyusui
o Berganti payudara setiap mulai menyusui dan pastikan bayi dapat mengosongkan
satu payudara sebelum pindah kepayudara yang lain.
o Ibu cukup minum, gizi dan tidak kelelahan.
• Bila kenaikan berat masih kurang dari 20 gram setiap hari
o Hendaknya sesudah menyusui, ibu memeras ASI nya dan berikan pada bayi dengan
cara alternatif sebagai tambahan setelah bayi menyusui.
o Bila tidak dapat memeras ASI, beri bayi 10 ml pengganti ASI (PASI) dengan
menggunakan gelas atau sendok.
o PASI tidak harus diberikan, kecuali jika yakin :
Tersedia selama, mudah diperoleh, dapat digunakan secara aman, serta dapat
dipersiapkan secara steril sesuai petunjuk.

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-21


• Pemberian PASI dilanjutkan hingga kenaikan berat bayi minimal 20 gram per hari
selama 3 hari berturut-turut, kemudian turunkan PASI sampai 5 ml setiap kali minum
selama 2 hari.
o Bila kenaikan berat badan cukup (> 20 g/hari) selama 2 hari berikutnya, hentikan
PASI seluruhnya.
o Bila berat badan turun di bawah 20 g/hari, mulai tambahkan kembali PASI sebanyak
10 ml setiap kali minum, dan ulangi kembali proses di atas.
o Setelah PASI dihentikan, monitor kenaikan berat badan bayi selama 3 hari
berikutnya. Jika kenaikan berat badan berlangsung dengan kecepatan yang sama
atau lebih baik, bayi dipulangkan ke rumah.

Memberi Minum Bayi Kecil


• Terangkan bahwa ASI nya adalah minuman yang paling baik.
• Beri penjelasan bahwa bayi kecil mungkin tidak dapat minum dengan baik pada hari-hari
pertama dan hal ini normal karena:
o Mudah capai dan menghisap masih lemah
o Menghisap dengan singkat kemudian berhenti
o Tertidur saat sedang minum;
o Ada waktu jeda yang cukup panjang antara hisapan
o Ingin minum lebih sering dibanding bayi yang lebih besar.
• Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan ASI akan lebih mudah bila bayi sudah lebih besar
• Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui ASI:
o Yakin bahwa bayinya disusui minimal 8 kali 24 jam (siang dan malam) sampai berat
2,500 gram. Bila bayi tidak dapat bangun sendiri sewaktu mau minum, hendaknya
ibu membangunkannya untuk menyusu.
o Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya
o Selalu memberi minum ASI sebelum memeras ASI. Bila perlu ibu dapat
meningkatkan aliran ASI dengan sedikit memeras sedikit ASI nya sebelum
menempelkan bayi ke payudaranya.
o Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang lebih lama. Ibu harus membiarkan waktu
jeda yang cukup panjang antara hisapan atau hisapan yang pelan dan lama. Jangan
menghentikan bayi menyusu selama bayi masih berusaha atau ingin tetap menyusu.
Jangan memaksakan bila bayi belum mau menyusu.
o Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan pertama.
• Bila bayi tidak menghisap dengan baik untuk menerima sejumlah ASI yang cukup,
anjurkan ibu untuk memberikan ASI peras dengan menggunakan alternatip cara
pemberian minum dengan cangkir, sendok atau pipa lambung.
• Bila suplai ASI cukup (dilihat bayi minum 6 kali atau lebih dalam 24 jam) tetapi berat
bayi tidak naik dengan adekuat (kurang dari 60 gram selama 3 hari), ibu hendaknya
memeras ASI dalam dua cangkir yang berbeda. Hendaknya ibu memberikan pertama
kali kepada bayinya pertama kali ASI peras dalam cangkir ke dua yang mengandung
lebih kaya lemak kemudian baru ASI yang ada di dalam cangkir bila bayi masih
memerlukan.

Memberi Minum Bayi Kembar


• Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua bayinya.
• Bila bayinya kecil, terangkan kepada ibu bahwa akan memerlukan waktu cukup lama
untuk memulai menyusui ASI dengan mantap

5-22 Buku Acuan


• Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui, sebagai tambahan ibu harus :
o Mulai menyusui salah satu bayinya pada saat payudara sudah siap untuk dua bayi
o Yakin bahwa bayi yang lebih lemah mendapat cukup ASI
o Beri ASI peras dengan menggunakan salah satu cara alternatif pemberian minum,
sesudah selesai menyusu bila diperlukan
o Secara bergantian menggilir payudara setiap kali menyusui

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar 5-23

Anda mungkin juga menyukai