Anda di halaman 1dari 6

Tugas Terstruktur Ekologi

D
DIVERSITAS GASTROPODA PADA KAWASAN MANGROVE

Oleh:

Annisa Az Zahra (B1A017109)


Dwi Nofyan Sansa Putra (B1A017114)
Arlina Setyoningtyas (B1A017150)
Rio Kenny (B1A017157)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekosistem mangrove adalah ekosistem pantai yang disusun oleh berbagai
jenis vegetasi yang mempunyai bentuk adaptasi biologis dan fisiologis secara
spesifik terhadap kondisi lingkungan yang cukup bervariasi. Ekosistem mangrove
umumnya didominasi oleh beberapa spesies mangrove sejati diantaranya Rhizophora
sp., Avicennia sp., Bruguiera sp. dan Sonneratia sp. Spesies mangrove tersebut dapat
tumbuh dengan baik pada ekosistem perairan dangkal, karena adanya lingkungan
perairan, baik dari pengaruh pasang surut maupun faktor - faktor lingkungan lainnya
yang berpengaruh terhadap ekosistem mangrove seperti suhu, salinitas, oksigen
terlarut, sedimen, pH, arus dan gelombang. Ekosistem mangrove mempunyai gradien
sifat lingkungan yang tajam misalnya pasang surut air laut dapat menyebabkan
terjadinya fluktuasi beberapa faktor lingkungan yang besar, terutama suhu dan
salinitas. Oleh karena itu hewan yang bertahan dan berkembang di ekosistem
mangrove adalah hewan yang memiliki toleransi yang besar terhadap perubahan
ekstrim faktor lingkungan seperti Gastropoda (Chusna et al., 2017).
Gastropoda adalah kelompok hewan dari filum moluska yang hidup di jenis
substrat dari kasar ke halus. Gastropoda berasosiasi dengan ekosistem mangrove
sebagai tempat hidup, tempat berlindung memijah dan juga sebagai makanan yang
menunjang pertumbuhan mereka. Gastropoda ditemukan hidup pada daun, batang,
akar dan lantai hutan mangrove. Gastropoda memmiliki kelimpahan yang tinggi di
Kawasan mangrove (Chusna et al., 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan diversitas ?
2. Bagaimana gastropoda dapat bertahan hidup di kawasan mangrove ?
3. Bagaimana diversitas gastropoda pada Kawasan mangrove ?
C. Tujuan
Mengetahui diversitas atau kelimpahan gastropoda pada kasawan mangrove

II. Pembahasan
Kelimpahan adalah jumlah individu yang menempati wilayah tertentu dibagi
jumlah individu suatu spesies per kuadrat atau persatuan volume. Diversitas adalah
macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem
dan bentang alam di mana mereka berada. Diversitas sebagai diversitas kehidupan
dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Diversitas genetik
mencakup variasi dalam material genetik, seperti gen dan kromosom (Michael,
1994).
Gastropoda yang dapat hidup di Kawasan mangrove yaitu jenis gastropoda
fakultatif karena jenis tersebut memiliki hubungan erat dengan tumbuhan mangrove,
mengingat makanannya yang berupa alga yang diperoleh dari bagian tumbuhan
mangrove. Keberadaan jenis gastropoda tersebut tergantung pada kemampuannya
dalam menyesuaikan diri atau memiliki toleransi lingkungan yang luas, seperti lahan
kering dan tahan terendam air. Oleh karena itu gastropoda dapat bertahan hidup pada
lingkungan Mangrove yang ekstrim (Riyandi et al., 2017).
Beberapa jenis gastropoda kebanyakan hidupnya menempel pada akar, batang
dan daun mangrove serta kurang toleran pada substrat berlumpur. Jenis gastropoda di
suatu wilayah mangrove di pengaruhi oleh jenis dan kerapatan mangrove (Supriadi
et al., 2018). Hal ini serupa dengan penelitian Ernanto et al., (2010), gastropoda
hidup cenderung menetap dengan pergerakan yang terbatas.
Berdasarkan penilitian Riyandi et al., 2017 penelitian mengenai diversitas
dan kelimpahan gastropoda pada hutan mangrove dilakukan dari Februari- Oktober
2016 di Pulau Sirandah, Kota Padang, Sumatera Barat mengamati diversitas
gastropoda pada bagian akar 3 jenis tanaman mangrove yaitu diantaranya
Barringtonia asiatica, Hibiscus tiliaceus, Pongamia pinnata, dimana ketiga jenis
ditemukan di daerah pasang surut. Sebanyak 8 genera yang termasuk family
Cerithidae (Cerithium), Conidae (Conus), Ellobidae (Ellobium), Littorinidae
(Littorina), Melonginidae (Melongena), Neritidae (Nerita), Ranellidae (Cymatium)
dan Turbinidae (Turbo) ditemukan pada lokasi akar mangrove. Genus Littorina
memiliki kelimpahan tertinggi dengan total 59,33 individu/pohon. Berdasarkan
lokasi kelimpahan tertinggi yaitu berkisar antara 4,33-60,33 individu/pohon yaitu
pada akar mangrove Barringtonia asiatica yaitu ditemukan genera Cerithidae
(Cerithium), Conidae (Conus), Ellobidae (Ellobium), Littorinidae (Littorina),
Melonginidae (Melongena), Neritidae (Nerita) dan Turbinidae (Turbo), kecuali
Ranellidae (Cymatium). Nilai indeks keanekaragaman gastropoda yang diperoleh
pada masing-masing jenis pohon mangrove berkisar antara 0,77–1,42. Pada lokasi
pohon Barringtonia asiatica memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi dengan
nilai 1,42, sedangkan yang terendah adalah pada lokasi pohon Hibiscus tiliaceus
dengan nilai 0,77 dan Pongamia pinnata dengan nilai 0,91. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap lokasi memiliki nilai keanekaragaman yang berbeda-beda (Riyandi et
al., 2017).
Kelimpahan dan distribusi gastropoda dipengaruhi oleh faktor lingkungan
setempat, ketersediaan makanan, pemangsaan, kompetisi, jumlah kemerataan dan
jenis serta penyebaran populasi. Parameter faktor lingkungan yang mempengaruhi
yaitu suhu, kelembaban, salinitas, tipe substrat , dan pH. Kelimpahan gastropoda
dipengaruhi juga oleh faktor fisik di perairan dan salah satunya adalah TSS (Total
Suspended Solid) TSS adalah padatan tersuspensi yang terdiri dari lumpur dan halus
pasir serta mikroorganisme, yang terutama disebabkan oleh gesekantanah atau erosi
tanah yang ada telah diseret ke badan air di air (Chusna et al., 2017).

III. KESIMPULAN
Nilai indeks keanekaragaman gastropoda yang diperoleh pada masing-masing
jenis pohon mangrove berkisar antara 0,77–1,42. Pada lokasi pohon Barringtonia
asiatica memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai 1,42,
sedangkan yang terendah adalah pada lokasi pohon Hibiscustiliaceus dengan nilai
0,77. Hal ini menunjukkan bahwa setiap lokasi memiliki nilai keanekaragaman yang
berbeda-beda.
Kelimpahan dan distribusi gastropoda dipengaruhi oleh faktor lingkungan
setempat, ketersediaan makanan, pemangsaan, kompetisi, jumlah kemerataan dan
jenis serta penyebaran populasi. Parameter faktor lingkungan yang mempengaruhi
yaitu suhu, kelembaban, salinitas, tipe substrat , dan pH.

DAFTAR REFERENSI
Chusna, R. R., Rudiyanti, S., & Suryanti., 2017. Hubungan Substrat Dominan
Dengan Kelimpahan Gastropoda Pada Hutan Mangrove Kulonprogo,
Yogyakarta. Journal of Fisheries Science and Technology, 19-23.
Ernanto R, Agustriani F, Aryawati R., 2010. Struktur komunitas gastropoda pada
ekosistem mangrove di Muara Sungai Batang Ogan Komering Ilir Sumatera
Selatan. Maspari Journal. 1: 73-78.

Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.


Jakarta: UI Press.

Riyandi, H., Zakaria, I. J., & Izmiarti., 2017. Diversitas Gastropoda pada Akar
Mangrove di Pulau Sirandah, Padang, Sumatera Barat. Jurnal Biologi
Universitas Andalas , 37-40.
Supriadi, A. D., Karlina, I., & Idris, F., 2018. Hubungan Kerapatan Mangrove dan
Produksi Serasah Mangrove Terhadap Kelimpahan Gastropoda di Perairan
Dompak Tanjungpinang . Jurnal Dinamika Maritim, 43-49.

Anda mungkin juga menyukai