Anda di halaman 1dari 7

BLEFARITIS

Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. (Ilyas, Sidarta,
& Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan infeksi atau alergi kronis. Blefaritis alergi dapat
terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi
kelopak disebabkan kuman Streptococcus α atau β, Pneumococcus, dan
Pseudomonas. Demodex folliculorum selain dapat merupakan penyebab
merupakan vektor untuk terjadinya infeksi Staphylococcus. Dikenal bentuk
blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. (Ilyas, Sidarta, &
Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Manifestasi Klinik
Gejala umum blefaritis adalah kelompoak mata merah, bengkak, sakit,
eksudat lengket, dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan
keratitis. (Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik
hangat, dan kemudian diberi antibiotik yang sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat
timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis. (Ilyas,
Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Blefaritis Bakterial
Infeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai sangat berat. Diduga
sebagian besar infeksi kulit superfisial kelopak diakibatkan Streptococcus. Bentuk
infeksi kelopak dikenal sebagai folikulitis, impetigo, dermatitis eksematoid.
Pengobatan pada infeksi ringan ialah dengan memberikan antibiotik lokal dan
kompres basah dengan asam borat. Pada blefaritis sering diperlukan pemakaian
kompres hangat. Infeksi yang berat perlu diberikan antibiotik sistemik.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh Staphyloccus maka
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti
sulfasetamid dan sulfisoksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta
diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis kronik maka dilakukan
penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari
kelenjar Meibom (Meibomianitis), yang biasanya menyertainya.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Blefaritis seboroik
Blefaritis seboroik biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50
tahun) dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan.
Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar Meibom, air mata
yang berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertrofi papil pada
konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,
madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan kronis yang sukar
penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan
dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan
kapas lidi hangat. Dapat dilakukan pembersihan dengan nitrat argenti 1%.
Salep sulfonamid berguna pada aksi keratolitiknya. Kompres hangat
selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan
shampo bayi. Pada blefaritis seboroik antibiotik diberikan lokal dan
sistemik seperti tetrasiklin oral 4 x 250 mg.
Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, ulkus,
kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)
- Blefaritis skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau
krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan
terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang
mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada
orang dengan kulit berminyak. Blefaritis ini berjalan bersama dengan
dermatitis sebore.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelaian metabolik ataupun oleh
jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan merasa panas dan gatal.
Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan
penebalan margo palpebra disertai dengan madarosis. Sisik ini mudah
dikupas dari dasarnya tanpa mengakibatkan perdarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi
kelopak dengan shampo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai
dengan memperbaiki metabolisme pasien.
Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis
dan konjungtivitis.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Blefaritis ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak
akibat infeksi Staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng
berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang
kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif
skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan
luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius.
Ulserasi berjalan lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut
sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada
blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.
Biasanya disebabkan Staphylococcus maka diberi obat Staphylococcus.
Apabila ulserasi luas pengobatan maka ditambah antibiotik sistemik dan
diberi roboransia.
Penyulitnya adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang
merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata,
hordeolum, dan kalazion.
Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan
parut yang juga dapat berakibat trikiasis.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Blefaritis angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi Staphylococcus pada tepi
kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai
sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat
mengakibatkan gangguan pada fungsi pungtum lakrimal. Blefaritis
angularis disebabkan Staphylococcus aureus atau Morax Axenfeld.
Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati
dengan sulfa, tetrasiklin dan sengsulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal
bagian medial sudut balik mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Blefaritis Virus
- Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri
saraf trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia
lanjut. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat
gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.
Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda
yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan
badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada
kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf
trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes
zoster mata.
Pengobatan herpes zoster tidak merupakan obat spesifik tapi hanya
simtomatik. Pengobatan steroid superfisial tanpa masuk ke dalam mata
akan mengurangkan gejala radang. Terdapat berbagai pendapat mengenai
pengobatan steroid sistemik. Pengobatan steroid dosis tinggi akan
mengurangkan gejala yang berat. Hati-hati kemungkinan terjadinya
viremia pada penderita dengan penyakit kronis. Infeksi herpes zoster
diberi analgesik untuk mengurangi rasa sakit.
Penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster oftalmik adalah uveitis,
parese otot penggerak mata, glaukoma dan neuritis optik.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Herpes simpleks
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan
yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal
bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan
dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang
mengakibatkan kedua kelopak lengket.
Tidak terdapat pengobatan spesifik. Bila terdapat infeksi sekunder
dapat diberi antibiotik sistemik atau topikal. Pemberian kortikosteroid
merupakan kontraindikasi karena dapat mengakibatkan menularnya herpes
pada kornea. Asiklovir dan IDU dapat diberikan terutama pada infeksi
dini.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

- Vaksinia
Pada infeksi vaksinia akan terdapat kelainan pada kelopak berupa pustula
dengan indentasi pada bagian sentral. Tidak terdapat pengobatan spesifik
untuk kelainan ini. (Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)
- Moluskum kontagiosum
Moluskum kontagiosum pada kelopak akan terlihat sebagai benjolan
dengan penggaungan di tengah yang biasanya terletak di tepi kelopak.
Dapat ditemukan kelainan berupa konjungtivitis yang bentuknya seperti
konjungtivitis inklusi klamidia atau trakoma. Pengobatan moluskum tidak
ada yang spesifik atau dilakukan ekstirpasi benjolan, antibiotik lokal
diberikan untuk mencegah infeksi sekunder. (Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu
Yulianti, 2011)

Blefaritis Jamur
- Infeksi superfisial
Infeksi jamur pada kelopak superfisial biasanya diobati dengan
griseofulvin terutama efektif untuk epidermomikosis. Diberikan 0.5-1
gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi rata. Pengobatan diteruskan
1-2 minggu setelah terlihat gejala menurun. Untuk infeksi kandida diberi
pengobatan nistatin topikal 100.000 unit per gram. (Ilyas, Sidarta, & Sri
Rahayu Yulianti, 2011)

- Infeksi jamur dalam


Pengobatan infeksi jamur dalam adalah secara sistemik. Infeksi
Actinomyces dan Nocardia efektif diobati dengan sulfonamid, penisilin
atau antibiotik spektrum luas. Amfoterisin B dipergunakan untuk
pengobatan Histoplasmosis, sporotrikosis, asperligosis, torulosis,
kriptokokosis, dan blastomikosis.
Pengobatan Amfetorisin B dimulai dengan 0.05-0.1 mg/kgBB, yang
diberikan IV lambat selama 6-8 jam. Dilarutkan dalam dekstrose 5%
dalam air. Dosis dinaikkan sampai 1 mg/kgBB, dosis total tidak boleh
melebihi 2 gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu
setelah gejala berkurang. Penyulit yang terberat adalah kerusakan ginjal
yang akan membuat urea darah meningkat dan terdapatnya cast dan darah
dalam urin. Bila terjadi peningkatan urea nitrogen darah melebihi 50 atau
kreatinin lebih dari 2 maka pengobatan harus dihentikan. Obat ini toksis
dan memerlukan penentuan indikasi pemakaian yang tepat.
(Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Blefaritis Pedikulosis
Kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat
bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
Pengobatan pedikulosis adalah dengan aplikasi salep amoniated 3%. Salep
fisostigmin dan tetes mata DFP cukup efektif untuk tuma atau kutu ini. (Ilyas,
Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

Blefaritis Urtikaria
Urtikaria pada kelopak terjadi akibat masuknya obat atau makanan pada
pasien yang rentan. Untuk mengurangi keluhan umum diberikan steroid topikal
ataupun sistemik, dan dicegah pemakaian steroid lama. Obat antihistamin dapat
mengurangi gejala alergi. (Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti, 2011)

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta, & Sri Rahayu Yulianti. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai
Penerbit Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai