Anda di halaman 1dari 9

Proses asuhan keperawatan gigi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut”
yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut

Dengan keterbatasan waktu yang diberikan serta pengetahuan yang kurang luas, maka
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan juga masih banyak kekurangan serta kesalahan yang masih harus di perbaiki. Maka
dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, berguna sebagai
penunjang dan gambaran pembelajaran Mikrobiologi nantinya, terutama bagi yang
berkepentingan. Amin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Bandung, April 2014 penulis

BAB II PEMBAHASAN

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GIGI

Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi di katakana suatu proses karena menggunakan


pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi. Didalam pelaksanaannya
terdapat beberapa aspek atau perilaku kunci yaitu sebagai berikut

1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan gigi
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi
Proses keperawatan gigi yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis keperawatan
gigi menunjukan bahwa seorang perawat gigi bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktek pelayanan
asuhan keperawatan gigi.

PENGKAJIAN

Tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses keperawatan gigi. Pengkajian adalah
seni mengumpulkan dan menganalisis data-data subyektif maupun obyektif dari klien
dan mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari klien dan hal-hal yang
dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan
pelayanan asuhan keperawatan gigi.

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data
(meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan
juga).

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien.

1
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya.

Ada beberapa proses pengkajian suatu masalah yaitu :

1. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan gigi.


Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis
keperawatan gigi, merencanakan asuhan keperawatan gigi, serta tindaan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk klinik, selama klien dirawat secara
terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data.

a) Tujuan pengumpulan data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan gigi klien


2. Untuk menentukan masalah keperawatan gigi klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan gigi klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah
beriutnya.

Karakteristik data harus Lengkap, Akurat dan nyata, Relevan

b) Jenis data

1. Data Objektif

Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : keadaan rongga mulut,
kebersihan gigi, warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data
tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste.

2. Data Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien,
misalnya rasa nyeri ketika makan, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan,
dll.

c) Cara pengumpulan data

Pengumpulan data bias didapat melalui beberapa teknik diantaranya :

1) Wawancara

Tahapannya wawancara / komunikasi :

1. Persiapan

yaitu dengan membaca kartu status klien, agar tidak ada prasangka buruk kepada
klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa
atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi

2
duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian
rupa guna memperlancar wawancara.

2. Perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan


memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan
faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi
kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana
menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

3. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Fokus wawancara adalah klien :

 Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.


 Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
 Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
 Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
 Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

4. Terminasi

Perawat gigi mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu
membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.

2) Pengamatan / observasi

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh


data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan


masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah

1. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan.

2. Palpasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian


tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi
(patah/retak tulang), dll.

3
3. Auskultasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan


alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.

4. Perkusi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan
tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang
(dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan
kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru
(mengetahui pengembangan paru), dll.

1. ANALISIS DATA

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya


berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan
kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep,
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan klien.

Fungsi analisis :

1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data


yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan
masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan gigi, sebelum
melakukan tindakan keperawatan gigi.

1. PRIORITAS MASALAH

Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang


ditemukan, kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua
masalah diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang
dapat diatasi terlebih dahulu.

Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan


perawat dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi
kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan psikososial
seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa asuhan keperawatan gigi


merupakan sebuah proses karena menggunakan pendekatan sistematik dalam
pelayanan perawatan gigi. Didalam pelaksanaannya terdapat beberapa aspek atau
perilaku kunci. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat
tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan
penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi
data.

4
DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI

KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI


Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai analisis
dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan atau situasi atau suatu pernyataan
mengenai solusinya . Miller memperkenalkan suatu konsep dari diagnosis keperawatan
gigi ( Dental Hygiene Diagnosis) sebagai “ Bentuk yang tepat untuk mengambarkan
ekspresi dari kemampuan pembuatan keputusan dan penilaian dari perawatan gigi”.
Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis berdasarkan data – data klinis klien yang
dianalisa dan ditandai oleh sebuah pernyatan diagnosa.

Darby & Walsh (2003) mengemukakan suatu teori diagnosa keperawatan gigi sebagai
bagian dari proses diagnosa keperawatan gigi yang menggunakan teori kebutuhan
manusia dengan penekanan kepada 8 kebutuhan manusia dari klien yang berhubungan
dengan perawatan gigi. Mengunakan teori kebutuhan manusia sebagai kerangka kerja
konsepnya Diagnosa Keperawatan Gigi adalah suatu identifikasi dari tidak terpenuhinya
kebutuhan manusia dari pasien yang berhubungan dengan perawatan gigi. Diagnosa
keperawatan gigi menurut Darby and Walsh (2005) ini dibuat oleh seorang perawat gigi
professional yang mempunyai lisensi dengan mengidentifikasi factor-faktor actual
maupun potensial dari ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien.

Sedangkan Wilkins (2005) mengemukakan sebuah teori diagnosis keperawatan gigi


yang berdasarkan teori Dental Hygiene Care. Diagnosa keperawatan gigi menurut
Wilkins (2005) diformulasikan berdasarkan kondisi masalah aktual dan atau potensi
masalah yang ditemukan dalam rongga mulut klien (pasien) yang dapat dicegah,
diminimalisir, atau diatasi dengan tindakan perawatan mandiri atau perawatan
kolaboratif (rujukan).

Lebih jelasnya diagnosa keperawatan gigi ini ditulis berdasarkan masalah, faktor risiko
masalah dan atau signs (tanda-tanda) kelainan/penyakit dan disebutkan pula
kemungkinan etiologinya berdasarkan seluruh data dari hasil pengkajian

Diagnosa Keperawatan Gigi ditegakkan berdasarkan :

1. Pengambilan Data – Data klien/pasien yang akurat


2. Mengidentifikasi adanya masalah atau ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia
yang berhubungan dengan kesehatan mulut yang dapat dipenuhi oleh proses
keperawatan gigi.
3. Perilaku penting untuk perencanaan dan implementasi keperawatan gigi yang
efektif dan mengevaluasi hasilnya (keluarannya)

Penegakan diagnosa keperawatan gigi termasuk mengidentifikasi hal-hal sebagai


berikut :

1. Masalah aktual dan masalah potensial yang berhubungan dengan kesehatan atau
penyakit mulut klien/pasien
2. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dan faktor-faktor risiko yang mungkin
mempengaruhi
3. Bukti-bukti yang mendukung diagnosa keperawatan gigi
4. Kekuatan klien yang dapat mendukung klien dalam mencegah atau mengatasi
masalah
5. Fokus terhadap prioritas perawatan

Perbedaan Diagnosa Keperawatan Gigi dan Diagnosa Kedokteran Gigi


DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI DIAGNOSA KEDOKTERAN GIGI

Mengidentifikasi adanya masalah Mengidentifikasi penyakit mulut


aktual atau potensial dalam ronga
mulut pasien (Wilkins), atau ketidak
terpenuhinya kebutuhan manusia
yang berkaitan dengan perawatan

5
kesehatan gigi (Darby & Walsh)

Mengidentifikasi masalah-masalah Mengidentifikasi masalah-masalah


(ketidak terpenuhinya kebutuhan atau untuk kepentingan dokter gigi dalam
gangguan-gangguannya) pengobatan
dilaksanakan oleh perawat gigi dalam
ruang lingkup praktek keperawatan
gigi

Seringkali dikaitkan dengan persepsi, Seringkali dikaitkan dengan perubahan


kepercayaan, sikap, motivasi patophisiology tubuh klien yang actual.
berkaitan dengan kesehatan mulut
dan kenyamanan klien

Diaplikasikan untuk individu dan Diaplikasikan untuk penyakit individual


kelompok masyarakat

Dapat berubah seiring perubahan Tetap sama selama penyakitnya ada


perilaku dan respon-respon klien

Proses Diagnosis Keperawatan Gigi

Proses diagnosis keperawatan gigi adalah suatu pendekatan pemecahan masalah yang
dilakukan dalam kerangka pelayanan keperawatan gigi.

Diagnosis keperawatan gigi adalah langkah esensial dalam proses keperawatan gigi.
Membantu perawat gigi dalam memfokuskan ilmu pengetahuannya dalam proses inti
pelayanan keperawatan gigi untuk keuntungan klien dan kerjasama dengan dokter gigi.

Tujuan-tujuan dikembangkan bersama dengan klien dan diperoleh dari data dasar yang
ditegakkan dari pemeriksaan dan proses diagnosis. Tujuan-tujuan menunjukkan
bagaimana klien dapat merubah dirinya untuk dapat mempunyai kondisi rongga mulut
ang lebih sehat berdasarkan tindakan promosi, pemeliharaan dan restorasi dari
kesehatan /kenyamanan mulut. Perencanaan, Intervensi keperawatan gigi dan klien
outcomes (hasil akhir) dipandu oleh diagnosis keperawatan gigi.

“ Diagnosa mengandung kaitan antara masalah klien dan etiologi yang menuntun
identifikasi dari intervensi keperawatan gigi dan memfasilitasi pendefinisian hasil
(keluaran) yang diharapkan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan”

Perawat gigi mengidentifikasi masalah-masalah (memformulasikan diagnosa


keperawatan gigi) dalam kerangka keperawatan gigi dapat dilakukan dalam kerangka
kerjasama dengan dokter gigi. Gordon (1976) menyatakan bahwa ada 3 kompoen
yang harus termasuk dalam sebuah pernyataan diagnosa :

1. Masalah kesehatan mulut atau potensi masalah kesehatan mulut yang dapat
ditangani dalam intervensi keperawatan gigi

2. Kemungkinan penyebab atau factor-faktor etiologi

3. Tanda-tanda dan gejala yang dapat didefinisikan

A. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1. Pengertian :

Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara tanya jawab berdasarkan keluhan pasien
menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah dimengerti.

2. Macam pemeriksaan subjektif

ada dua : a. Auto anamnesa yaitu anamnesa tanpa bantuan orang lain.

b. Allo anamnesa yaitu anamnesa dibantu orang lain.

6
contoh pemeriksaan anak- anak dibantu orang tuanya.

B. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pengertian :

Pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan dan keaktifan operator.

2. Macamnya :

a. Ekstra oral :

1) Inspeksi melihat muka simetris/ asimetris.

2) Kelainan dentofacial.

3) Palpasi kelenjar lymphe kiri dan kanan.

kiri : lunak/keras, sakit/tidak sakit/ bergerak /tidak bergerak .

kanan : lunak/keras, sakit/tidak sakit/ bergerak /tidak bergerak

suhu: panas/ normal.

b. Intra oral :

1) Jaringan mukosa rongga mulut antara lain : bibir, pipi, lidah, palatum ,tonsil,
gingiva.

2) Jaringan keras gigi /pulpa dengan beberapa cara sebagai berikut :

7
a. Inspeksi
b. Probe
c. termis
d. perkusi
e. tekanan
f. palpasi
g. A.P.E
h. Rontgenologi
i. Diaphani
j. Mobility
k. Membau
l. artikulasi

8
9

Anda mungkin juga menyukai