N Nama SKP Versi Nama SKP Versi SNARS Ketua :dr.Novia Bernarti, Sp.A,
O KARS 2012 EDISI I M.Kes
Sasaran VI :
Mengurangi risiko cedera pasien akibat
Juni Lisdiany, Am. Kep
terjatuh.
08 Sasaran I :
Anggra Lestari, Am. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Sri Rahayu Utami, S. Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
Endang Sulastri, Am. Kep
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV :
Humairoh
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
Dian Mustika Dewi , S.Kep,
pada pasien yang benar
Ns
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI :
Partima, Am. Kep Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
09 Ike Muharahmi, S. Kep Sasaran I :
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Tatik Herlina, Am. Kep Sasaran II :
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Ayu Nilawati, Am. Kep. An Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Zaironi, Am. Kep Sasaran IV :
IBS
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
Eka Leosita, Am. Kep Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Susilawati, Am. Kep Sasaran VI :
Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
10 Sasaran I : IGD
Alfensi Julfikar, Am. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Eliana Lamko, Am. Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
Dina Patriana, Am. Kep
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV :
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
Wena Sartika, Am. Kep pada pasien yang benar
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Reni Selviani, Am. Kep Sasaran VI :
Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
11 Sasaran I :
Tri Aprianti, Am. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Yulitasari, Am. Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
Diah Naningrum, Am. Kep
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV :
IRJ
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
Elviyanti, S.Kep pada pasien yang benar
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI :
Aisyah Ibrahim, S. Kep Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
12 Sasaran I :
Rossy Fitri Yani, Am. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Rossy Fitri Yani, Am. Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
Rossy Fitri Yani, Am. Kep
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV : Kemotherap
Memastikan lokasi pembedahan yang i
Leni Andriati
benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
Sasaran V :
Leni Andriati Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI :
Leni Andriati Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
13 Sasaran I :
Samsul, Am. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Wisneti , S. Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
Nita Rianova. H, Am. Kep
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV :
IHD
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
Selly Evanita, S. Kep pada pasien yang benar
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI :
Wediana, Am. Kep Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
14 Sasaran I : ICU
Ns. Marningsih, S. Kep
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran II :
Novita Jayanti, S.Kep
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Yulia, Am. Kep Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai ( High Alert
Medication )
Sasaran IV :
Memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan
Hinda Martini, Am. Kep pada pasien yang benar
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI :
Cinta Saputra, Am. Kep Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.
Sasaran I :
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Lampiran
Keputusan Direktur Utama
Nomor : 98/KPTS/DIR/1.6/I/2019
Tanggal : 09 Jumadil Awal 1440 H/15 Januari 2019 M
menggunakan kartu berobat pasien, kecuali pasien yang di IGD yang dirawat ODC dan pasien di IRJ yang
memerlukan tindakan / prosedur seperti EEG, CT Scan atau tindakan di radiologi yang memerlukan obat,
diidentifikasi dengan gelang dan label identitas.
13. Pasien yang dirawat dengan nama sama di ruangan yang sama harus diberi tanda “PERHATIAN”
pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang.
14. Identifikasi pasien yang tidak mengenal dirinya sendiri, pasien difabel / komunikasi tidk efektif
dengan menggunakan kode.
15. Gelang identifikasi yang salah atau hilang harus segera diganti dan dipasangkan.
16. Pasien yang meninggal dipasangkan label identifikasi jenazah.
17. Gelang identifikasi dilepas saat pasien pulang / pindah rumah sakit lain.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL : 15 JANUARI 2019
DIREKTUR UTAMA,
Palembang
…………………
Jl. Demang Lebar Daun
Palembang
PROSEDUR
OPERASIONAL
10 Oktober 2018
dr. H. Jon Ganefi, Sp. PD-FINASIM, MKes
NIK. 011104224
PENGERTIAN Proses kegiatan identifikasi pada pasien koma.
Memastikan identifikasi pasien dengan benar pada pasien rawat inap yang
mengalami koma selama pasien dirawat di RS. Islam Siti Khadijah
TUJUAN
Palembang dan memastikan ketepatan terapi atau tindakan terhadap pasien
tersebut.
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang
KEBIJAKAN Nomor. 160/KPTS/DIR/1.6/II/2015 tentang Kebijakan Identifikasi Pasien di
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang
pasien ).
pasien.
- 2/2
…………………
Palembang
6.
7. 6. Pada verifikasi selanjutnya, pada saat melakukan tindakan yang
dilakukan oleh perawat / petugas yang sama, cukup dilakukan
verifikasi visual saja
7. Ucapkan terima kasih dan salam :
“Terima Kasih atas kerjasamanya, Wassalamu’alaikum”
UNIT TERKAIT
1. Rawat Inap
2. ICU
Sasaran II :
3.Serah terima asuhan pasien ( hand over ) di dalam rumah sakit terjadi :
Antar professional pemberi asuhan ( PPA ) seperti antara staf medis dan staf
medis,antara staf medis dan staf keperawatan atau dengan staf klinis
lainnya,atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran shift
Antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika
pasien di pindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke
kamar operasi.
Dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostic atau unit tindakan seperti
radiologi atau unit terapi fisik.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL : 25 OKTOBER 2018
DIREKTUR UTAMA,
Lampiran
Keputusan Direktur Utama
Nomor : 125/KPTS/DIR/1.6/I/2019
Tanggal : 13 Jumadil Awal 1440 H/19 Januari 2019 M
18. Nilai kritis adalah nilai hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi dokter, sehingga harus
segera diketahui oleh dokter yang merawat.
19. Penetapan Nilai Kritis dilakukan oleh :
a. Penanggung Jawab Laboratorium berdasarkan standar yang berlaku
b. Ditetapkan oleh masing-masing dokter spesialis yang berkepentingan dan memberitahukannya
kepada laboratorium
20. Daftar Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium :
HEMATOLOGI
NILAI KRITIS
NO PARAMETER
Kurang Dari Lebih Dari
KIMIA DARAH
NILAI KRITIS
NO PARAMETER
Kurang Dari Lebih Dari
9 AST - 80 U/L
10 ALT - 82 U/L
24 HBsAg Positif
NILAI KRITIS
NO PARAMETER
Kurang Dari Lebih Dari
3 Leukosit - > 10 ul
MIKROBIOLOGI
NILAI KRITIS
NO PARAMETER
Kurang Dari Lebih Dari
PELAYANAN DARAH
Nama Pasie
RS Islam Siti Khadijah PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KRITIS
Palembang
………………………
NIK. 011104224
Proses melaporkan hasil pemeriksaan diagnostic kritis antar PPA dengan DPJP
PENGERTIAN Pelaporan hasil diagnostic kritis secara signifikan di luar batas nilai normal yang
dapat memberi indikasi resiko tinggi atau kondisi yang mengancam kehidupan
pasien.
TUJUAN 2.Mencegah terjadi nya kesalahan dalam melpaorkan hasil diagnostic kritis
KEBIJAKAN
Palembang
Proses serah terima tugas antar tim kerja yang dinas dalam kurun waktu
tertentu kepada tim kerja yang dinas pada jam kerja berikutnya yang
PENGERTIAN mencakup pasien yang di rawat,obat-obatan pasien maupun informasi lain
yang perlu di overkan kepada tim berikut nya di RSI.SITI.KHODIJAH
PALEMBANG
KEBIJAKAN
Sasaran III :
Meningkatan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High Alert
Medication )
Sasaran IV :
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
1. Semua pasien yang direncanakan untuk operasi bedah di Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang harus dilakukan penandaan daerah operasi.
2. Penandaan lokasi daerah operasi perlu melibatkan pasien dan keluarga, dilakukan
dengan pemberian tanda yang dapat dikenali.
3. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus di buat oleh
operator / orang yang melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar
dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
4. Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur ( jaringan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang
belakang).
5. Penandaan lokasi operasi menggunakan bahan yang tidak mudah luntur dan mudah
dikenali.
6. Rumah Sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
7. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi / time-
out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan termasuk
pelaksanaan tindakan medis dan gigi di luar kamar operasi.
RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH
Jl. Demang Lebar Daun No. 26 CHECKLIST KESELAMATAN
Tlp. 0711-356008 (Hunting), Fax. 0711-
311884 PASIEN
Palembang 30137
RUMAH SAKIT ISLAM
TIME OUT DILUAR KAMAR OPERASI
SITI KHADIJAH
PALEMBANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 2
------------------- ------------------
Jln. Demang Lebar Daun
Palembang
Telp(0711) 356008
Tanggal terbit
DITETAPKAN
STANDAR
DIREKTUR UTAMA,
OPERASIONAL
dr. H. Jon Ganefi, Sp. PD-FINASIM, MKes
PROSEDUR
NIK. 011104224
-------------------
PALEMBANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 1
------------------- ------------------
Jln. Demang Lebar Daun
Palembang
Telp(0711) 356008
Tanggal terbit
DITETAPKAN
STANDAR
DIREKTUR UTAMA
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. H. Jon Ganefi, Sp. PD-FINASIM, MKes
UNIT TERKAIT
1. IRJ
2. IGD
RUMAH SAKIT ISLAM
SIGN OUT DILUAR KAMAR OPERASI
SITI KHADIJAH
PALEMBANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 1
------------------- ------------------
Telp(0711) 356008
Tanggal terbit
DITETAPKAN
STANDAR
DIREKTUR UTAMA,
OPERASIONAL
dr. H. Jon Ganefi, Sp. PD-FINASIM, MKes
PROSEDUR
NIK. 011104224
-------------------
UNIT TERKAIT
1. IRJ
2. IGD
Sasaran V :
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI :
Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Lampiran
Keputusan Direktur Utama
Nomor : 135/KPTS/DIR/1.6/I/2019
Tanggal : 13 Jumadil Awal 1440 H/19 Januari 2019 M
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Manajemen risiko pasien jatuh dilakukan oleh petugas rumah sakit, ketika pasien berobat ke
rumah sakit baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
2. Risiko pasien jatuh bisa didefinisikan dengan melihat kondisi pasien saat itu, apakah pasien
memakai alat bantu atau tidak. Selain itu bias dilohat dengan keadaan umum pasien, umur dan
gangguan lainnya.
3. Manajemen risiko pasien jatuh bisa dinilai dengan Morse Fall untuk pasien dewasa, anak-anak
dinilai dengan Humpty Dumpty , geriatri dinilai dengan Ontonio Modified Stratify dan rawat
jalan dengan skrining Get Up and Go Test.
4. Apabila pasien risiko jatuh telah diidentifikasi , maka pasien tersebut diberi pita yang digantung di
bagian dadanya dan stiker kuning bertuliskan Fall Risk ditempel di gelang identitasnya..
5. Apabila pasien dirawat perlu diperhatikan tentang tempat tidur harus selalu terkunci dan dipasang
pagar, lantai tidak licin, bel dekat pasien.
6. Manajemen risiko pasien jatuh tinggi untuk pasien didalam ruang perawatan harus dikaji setiap
harinya, oleh petugas rawat inap.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
Manajemen Risiko Pasien Jatuh
1. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang telah dilakukan assesmen awal harus
dilakukan manajemen risiko jatuh melalui :
a. Intervensi pencegahan jatuh
Tindakan pencegahan umum ( untuk semua katagori )
Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik.
Ruangan rapi.
Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan ( telepon genggam, tombol
panggilan, air minum, kacamata ).
Pencahayaan yang adekuat.
Alat bantu berada dalam jangkauan ( tongkat, alat penopang.
Pantau efek obat-obatan.
Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
Katagori risiko tinggi : lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut ini :
Beri penanda berupa stiker berwarna kuning yang ditempel digelang identitas
pasien dan papan pasien di nurse station untuk pasien raat inap dan pita
penanda jatuh untuk pasien rawat jalan.
Dianjurkan memakai sandal anti licin.
Tawarkan bantuan ke kamar mandi atau penggunaan pispot.
Kunjungi dan awasi pasien setiap 2 jam oleh petugas medisn nilai kebutuhan
akan :
Fisiotherapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Tempat tidur rendah
Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat ( nurse station)
b. Strategi rencana keperawatan
Strategi umum untuk pasien risiko jatuh , yaitu:
Tawarkan bantuan ke kamar mandi tiap 2 jam.
Gunaka 2 – 3 sisi pegangan tempat tidur.
Lampu panggilan dalam jangkauan.
Anjurkan untuk memintah bantuan petugas.
Barang-barang pribadi dalam jangkauan.
Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari
tempat tidur.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2019
DIREKTUR UTAMA,
C. KEBIJAKAN UMUM
7. Manajemen risiko pasien jatuh dilakukan oleh petugas rumah sakit, ketika pasien berobat ke
rumah sakit baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
8. Risiko pasien jatuh bisa didefinisikan dengan melihat kondisi pasien saat itu, apakah pasien
memakai alat bantu atau tidak. Selain itu bias dilohat dengan keadaan umum pasien, umur dan
gangguan lainnya.
9. Manajemen risiko pasien jatuh bisa dinilai dengan Morse Fall untuk pasien dewasa, anak-anak
dinilai dengan Humpty Dumpty , geriatri dinilai dengan Ontonio Modified Stratify dan rawat
jalan dengan skrining Get Up and Go Test.
10. Apabila pasien risiko jatuh telah diidentifikasi , maka pasien tersebut diberi pita yang digantung di
bagian dadanya dan stiker kuning bertuliskan Fall Risk ditempel di gelang identitasnya..
11. Apabila pasien dirawat perlu diperhatikan tentang tempat tidur harus selalu terkunci dan dipasang
pagar, lantai tidak licin, bel dekat pasien.
12. Manajemen risiko pasien jatuh tinggi untuk pasien didalam ruang perawatan harus dikaji setiap
harinya, oleh petugas rawat inap.
D. KEBIJAKAN KHUSUS
Manajemen Risiko Pasien Jatuh
2. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang telah dilakukan assesmen awal harus
dilakukan manajemen risiko jatuh melalui :
c. Intervensi pencegahan jatuh
Tindakan pencegahan umum ( untuk semua katagori )
Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik.
Ruangan rapi.
Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan ( telepon genggam, tombol
panggilan, air minum, kacamata ).
Pencahayaan yang adekuat.
Alat bantu berada dalam jangkauan ( tongkat, alat penopang.
Pantau efek obat-obatan.
Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
Katagori risiko tinggi : lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut ini :
Beri penanda berupa stiker berwarna kuning yang ditempel digelang identitas
pasien dan papan pasien di nurse station untuk pasien raat inap dan pita
penanda jatuh untuk pasien rawat jalan.
Dianjurkan memakai sandal anti licin.
Tawarkan bantuan ke kamar mandi atau penggunaan pispot.
Kunjungi dan awasi pasien setiap 2 jam oleh petugas medisn nilai kebutuhan
akan :
Fisiotherapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Tempat tidur rendah
Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat ( nurse station)
d. Strategi rencana keperawatan
Strategi umum untuk pasien risiko jatuh , yaitu:
Tawarkan bantuan ke kamar mandi tiap 2 jam.
Gunaka 2 – 3 sisi pegangan tempat tidur.
Lampu panggilan dalam jangkauan.
Anjurkan untuk memintah bantuan petugas.
Barang-barang pribadi dalam jangkauan.
Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari
tempat tidur.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2019
DIREKTUR UTAMA,
Palembang
…………………
Jl. Demang Lebar Daun
Palembang