Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mikrobiologi Industri

Nama : Ronal Hata Yanisar

NIM : 121160143

1. Bakteri
1.1 Pengertian Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat ditemukan di
beberapa lingkungan

1.2 Ciri-ciri Bakteri


 Bersel satu dan sangat sederhana.
 Prokariotik.
 Kandungan kromosomnya haploid (n).
 Hidup secara autotrof/heterotrof.
 Berkembang biak/ bereproduksi dengan cara seksual dan aseksual.
 Memiliki beberapa macam bentuk sel, yaitu bulat, batang, spiral, dan variasinya.
 Ada yang memiliki alat gerak berupa flagel dan ada yang tidak.
 Memerlukan kelembapan yang tinggi, sekitar 85% untuk kehidupannya.

1.3 Ukuran sel bakteri


 Sangat kecil dan bervariasi : 1,0 - 5,0 x 0,5 - 1,0 μm, diameter 0,6 - 3,5 μm
Diamati dengan mikroskop pada pembesaran maksimum (100 X)
Detil struktur sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron

1.4 Reproduksi Bakteri


Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak
kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel
membelah menjadi dua. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat.Pada kondisi yang
menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit.
Cara Reproduksi Bakteri selain pembelahan biner antara lain :
1. Konjugasi : reproduksi seksual dimana bakteri bertukar bahan genetik sebelum membelah diri,
sehingga turunannya memiliki gen baru. Material genetik ditransfer melalui pili sex.
2. Transformasi – bakteri mengambil gen dari bakteri lain yang telah mati dari lingkungannya.
3. Transduksi – virus menyisipkan gen baru ke dalam sel bakteri. Metoda ini digunakan dalam
bioteknologi untuk menghasilkan bakteri yang dapat menghasilkan insulin.

1.5 Jenis-jenis Bakteri


Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.

A. Bakteri Heterotrof
Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak
dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa
organisme lain. Bakteri yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa
makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan
menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.

B. Bakteri Autotrof

Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang
ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan)
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Bakteri fotoautrotof
Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat
anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau,
bakteri ungu.
2. Bakteri kemoautrotof
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat
terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3
menjadi NH2, air dan energi.

Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanan, ada juga
penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu
dikelompokan sebagai berikut:
1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus,
Nitrosomonas dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus
lactis.

Sedangkan berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dikelompokkan lagi menjadi:


1. Bakteri aerob obligat
yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan
Hydrogenomonas.
2. Bakteri anaerob obligat
yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal: Clostridium tetani.
3. Bakteri anaerob fakulatif
yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia coli, Salmonella
thypose dan Shigella.

1.6 Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di
hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan
daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Bakteri dapat ditemukan di dalam
tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak
dari jumlah total sel tubuh manusia
1.7 Peranan Bakteri

Bakteri Menguntungkan

Bidang Bakteri Peranan

Fiksasi nitrogen(Azotobacter,
Pertanian Clostridium pasteurianum, Mengikat nitrogen bebas
Rhodospirillum rubrum)

Membantu proses
Nitrifikasi(Nitrosomonas, Nitrosoccus) pembentukan senyawa
nitrat dalam tanah

Farmasi Pseudomonas denitrificans Menghasilkan vitamin B1

Menghasilkan antibiotik
Streptomyces griceus streptomisin untuk
penyakit TBC

Streptomyces aureofaciens Menghasilkan aureomisin

Menghasilkan
Streptomyces venezuelae
kloromisetin

Bacillus brevis Menghasilkan tirotrisin

Asam(Acetobacter aceti,
Menghasilkan asam
Propionibacterium acueus)

Menguraikan sisa-sisa
Pengurai(Escherichia coli) organisme menjadi
senyawa organik

Industri
Streptococcus lactis, Lactobacillus casei Pembuatan keju
Makanan/Minuman

Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus


Pembuatan yoghurt
thermophilus

Acetobacter xylinum Pembuatan nata de coco

Pediococcus cerevisiae Sosis

Lactobacillus sp. Asinan buah-buahan

Lactobacillus sp. Terasi

Bakteri Merugikan
Bakteri Bentuk Penyakit Tempat Infeksi

Clostridium Tetanus Basil Otot

Diplococcus pneumonia Pneumonia Kokus Paru-paru


Mycobacterium
TBC Basil Paru-paru
tuberculosa

Jaringan tubuh
Mycobacterium leprae Lepra Kokus
(Kulit)

Neisseria gonorhoeae Gonorhoca Kokus/Basil Alat kelamin

Pasteurella pestis Pes Basil Kulit

Salmonella typhosa Tifus Basil Usus halus

Shigella dysentriae Disentri Basil Usus halus

Treponema pallidum Sipilis Spiral Alat kelamin

Vibrio comma Korela Koma Usus halus

Mycobacterium anthrax Antraks Basil Saluran napas

Corynebacteri diphteri Dipteri Basil Saluran napas

2. Jamur
2.1 Pengertian Jamur
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur adalah organisme eukariot yang
memiliki dinding sel tetapi tidak memiliki klorofil.

2.2 Ciri-Ciri Jamur


 Jamur tidak mempunyai klorfil, yang sehingga jamur adalah tumbuhan heterotrof yang hidup
sebagai parasit.
 Jamur mempunyai inti sejati
 Tubuh dari jamur terdiri atas satu sel atau banyak sel
 Tubuhnya ada berapa benang-benang halus yang disebut dengan hifa.
 Tubuhnya belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun (thallus).
 Menyimpan makanannya dalam berbentuk glikogen.
 Pada dinding sel tersusun oleh zat kitin.
 Jamur ini berkembang biak dengan membentuk spora, membelah diri, dan fragmentasi.

2.3 Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang
lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak
pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga
dapat hidup di lingkungan yang asam.

2.4 Reproduksi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan
pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi
miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi
jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami
terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.

2.5 Klasifikasi Jamur


1. Zygomycota
Jamur Zygomycota mempunyai ciri-ciri , yakni :

 Jenis jamur ini hidup sebagai saprofit


 Tubuhnya yang bersel banyak, hifa nya membentuk anyaman (miselium) yang tidak bersekat.
 Reproduksi aseksual nya dengan membentuk spora, sedangkan pada reproduksi seksual nya
dengan konjungsi antara dua hifa yang menghasilkan zigospora
 Hampir semua anggotanya hidup nya didarat.

Contoh spesies Zygomycota

 Rhizopus Stoloniferus, jenis jamur ini yang untuk membuat tempe


 Rhizopus Nigricans, jenis jamur ini biasa nya ditemukan di roti penghasil asam fumarat.

2. Ascomycota
Ascomycota memiliki ciri-ciri :

 Jamur ini memiliki struktur khusus yang disebut dengan askus (kantong)
 Tubuh nya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler
 Hifanya bersekat dan berinti banyak.
 Kehidupannya ada yang parasit, saporfit, dan ada juga yang bersimbosis dengan ganggang yang
membentuk Lichenes (lumut kerak).
 Reproduksi secara vegetatif yaitu dengan membentuk tunas-tunas, pada multiseluler ini
membentuk spora dari konidia. Secara generatif dengan membentuk askus yang akan
menghasilkan askospora.

Contoh spesies Ascomycota :

 Sacharomyces cerevisae (ragi) jenis jamur ini biasa untuk membuat bir, roti ataupun alkohol.
 Penicillium notatumndan
 Penicellium chrysogenum, jenis jamur yang satu ini yang menghasilkan antibiotik penisilin.
 Aspergillus wentii ini untuk membuat kecap

3. Basidiomycota
Basidiomycota memiliki ciri-ciri :

 Jenis jamur ini mempunyai miselium yang bersekat-sekat, dari miselium ini tumbuh tubuh buah
(basidokrap) yang beraneka ragam bentuknya.
 Dalam basidiokarp ini terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Jika pada benang hifa yang bermuatan
positif akan bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif, maka akan terjadi plasmogami dan
akan membentuk miselium dikariotik.
 Ujung miselium ini menggelembung dan akan membentuk basidium untuk memproduksi empat
spora bertangkai.
 Jenis ini berkembang biak dengan secara seksual dengan basidiospora dan aseksual dengan
konidispora.
 Jenis jamur ini kebanyakan berukuran makroskopis, hidup sebagai parasit dan saprofit

Contoh Spesies Basidiomycota :

 Volvariela volvacae (Jamur merang), jenis jamur yang satu ini bisa dimakan dan
sudah dibudidayakan, menjadi mata pencarian.
 Auricularia polytricha (jamur kuping) dapat dikonsumsi dan bisa dibudidayakan.
 Amanita phalloides dan Amanita muscaria (jamur beracun), jenis jamur ini mempunyai racun,
habitatnya didaerah subtropis.
 Ustilago maydis (Jamur api), jenis jamur ini kebanyakan terdapat di batang kayu

4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki ciri-ciri :

 Jenis Jamur yang tak sempurna fungi (imferfecti), karena belum bisa diketahui cara reproduksi
generatifnya. Pada perkembangbiakan aseksual nya dengan konidia.
 Hifanya yang bersekat
 Hidupnya sebagai saprofit dan parasit
 Tubuhnya yang berukuran mikroskopis

Contoh Spesies Deuteromycota

 Monillia sitophila (jamu oncom), jenis jamur ini yang biasa membuat oncom
 Ephidermophyton floocosum, jenis jamur ini yang menyebabkan penyakit pada kaki atlet.
 Curvularia sp, jenis jamur ini hidup parasit pada tumbuhan
 Microsporum sp, dan
 Trighophyton sp, yang menyebabkan penyakit kurap.

Jamur (fungi) merupakan ada antara salah satu jenis jamur yang biasa digunakan untuk membuat
makanan pokok seperti tempe dan oncom.

3. Algae
3.1 Pengertian Algae
Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat fotoautotrof yang dapat membuat makanannya
sendiri dengan cara fotositentis.

3.2 Ciri-Ciri Algae


Ganggang (alga) memiliki karakteristik/ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut :

 Organisme eukariotik
 Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
 Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
 Mempunyai pirenoid
 Menyimpan cadangan makanan
 Bersifat uniseluler/multiseluler
 Memiliki dinding sel/tidak
 Soliter/berkoloni
 Bergerak/tidak bergerak
 Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu
konjugasi/singami/anisogami.
 Metagenesis atau tidak
 Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
 Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuh berupa talus,
sehingga termasuk dalam golongan thalophyta
 Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat lembab. Menempel di bebatuan
(epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel
tubuh hewan (epizoik).

3.3 Klasifikasi Algae


Ganggang (Alga) diklasifikasikan berdasarkan pigmen dominan, yang dibedakan menjadi enam filum
antara lain sebagai berikut...
1. Euglenoid (Euglenophyta) (Alga Hijau Terang)

Euglenoid adalah ganggang (alga) uniseluler dengan bintik mata yang berwarna merah (stigma), dan
tidak berdinding sel, memiliki flagela, dan dapat bergerak aktif seperti hewan, tetapi berklorofil dan
berfotosintetis seperti tumbuhan.

2. Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan atau Ganggang Pirang)


Chrysophyta (ganggang keemasan/alga keemasan) adalah ganggang yang memiliki pigmen dominan
derivat yang berupa xantofil (kuning), dan pigmen lainnya yaitu klorofil a, c, dan fukosantin (cokelat).
Chrysophyta bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni, dan juga multiseluler. Ada Chrysophyta
yang memiliki flagela, dan ada juga tidak memiliki flagela. Chrysophyta menyimpan cadangan
makanan dalam bentuk karbohidrat atau lemak. Habitatnya di air tawar dan air laut. Chrysophyta
hidup sebagai organisme fotoautotrof. Namun sebagian spesies ada mampu menyerap senyawa
organik terlarut (miksotrofik) atau menelan partikel makanan dan bakteri dengan menjulurkan
pseudopodianya. Chrysophyta dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu Xanthophyceae, Chrysophyceae,
dan Bacilloriophyceae.

a. Xanthophyceae

Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena mempunya pigmen klorofil dan xantofil.
Tubuhnya multiseluler, berbentuk filamen bercabang, dan senositik (sel memiliki banyak inti).
Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Contohnya Vaucheria.

b. Chrysophyceae

Chrysophyceae berwarna cokelat keemasan mengandung pigmen klorofil dan karoten. Cadangan
makanan disimpan dengan bentuk karbohidrat dan minyak. Tubuhnya terdiri dari satu sel dan hidup
secara soliter/koloni. Contohnya ganggang Syanura yang hidup berkoloni, sedangkan Mischococcus
dan Ochoromonas hidup secara soliter. Sel tubuhnya berbentuk mirip dengan bola dan berflagela.

c. Bacillariophyceae (Diantomae atau diatom)

Bacillariophuceae berasal dari bahasa Yunani dari kata bacillus yang artinya batang kecil
sedangkan phykos adalah alga. Bacillariophuceae adalah ganggang uniseluler, berwarna kuning
kecokelatan, dan mempunyai dinding sel unik mirip gelas dari campuran bahan organik dan silika.
3. Pyrrophyta (Dinoflagellata atau Ganggang Api)

Pyrrophyta adalah alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendat) di malam
hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Kecepatan dari pertumbuhan populagi Pyrrophyta
(ganggang api) dipengaruhi oleh suhu, kadar garam dan nutrisi, serta kedalaman air laut. Di musim
tertentu, terjadi perputaran arus dari bawah laut yang menimbulkan terangkatnya nutrisi dari dasar
laut ke permukaan. Hal ini menyebabkan populasi Ganggang api (Pyrrophyta) melimpah (blooming)
dan timbul pasang merah (red tide) di laut.

4. Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau)


Chlorophyta (Ganggang hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau dengan pigmen dominan
klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning).
Klorofil b adalah jenis klorofil yang terdapat di tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain,
kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dari selulosa. Cadangan
makanannya disimpan dalam bentuk amilum, minya, dan protein.

5. Phaeophyta (Ganggang/Alga Cokelat)


Phaeophyta adalah jenis ganggang yang hidup di laut, berwarna cokelat karena mengandung pigmen
dominan fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan xantofil.
Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa minyak lamianrin. Dinding selnya mengandung
pektin dan asam alginat. Phaophyta merupakan ganggang multiseluler dengan bentuk benang atau
talus yang mirip tumbuhan tingkat tinggi. Mereka melekat di batuan dengan bantuan holdfast atua
mengapung karena memiliki alat pelampung yang terdapat dekat blade.

6. Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah)


Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata rhodos yang berarti merah. Rhodophyta adalah
ganggang berwarna merah dengan pigmen dominan fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (merah) dan
fikosianin ((biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil d, dan karoten. Pigme fikoerritrin dan
fikosianin membantu ganggang hidup di perairan dalam bentuk menangkap glombang cahaya
matahari yang tidak mampu ditangkap oleh klorofil. Rhodophyta hidup di laut yang berwarna merah
kehitaman. Rhodophyta yang hidup di laut dengan kedalaman sedang berwarna merah cerah.
Sedangkan Rhodophyta hidup laut dangkal berwarna merah kehijauan karena fikoeritrin yang
menutupi klorofil berjumlah lebih sedikit.

3.4 Reproduksi Algae


a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-
masing mejadi individu baru. Umumnya reproduksi dengan sel terjadi pada alga bersel tunggal. Alga
berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi secara
fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecah koloni dengan beberapa bagian.

Selain dengan pembelahan sel dan fragmentasi, ganggang (alga) juga bereproduksi dengan
pembentukan zoospora. Zoospora adalah sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan bergerak atau
berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon
individu baru.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh
menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual yaitu dengan isogami dan oogami.
3.5 Peranan Algae
Ganggang/alga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut...

 Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari fitoplanton yang difungsikan sebagai pakan ikan
dan hewan air lainnya
 Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium dengan mengandung Na, P,
N dan Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak. Mengandung asam alginat,
sebagai pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocytis,
Acophylum, dan Fucus).
 Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber
makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan
(pengental es krim).
 Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada ganggang keemasan yang berguna untuk industri,
misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa isolasi, dan industri kaca.

4. Protozoa
4.1 Pengertian Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula mula dan zoom yang
berarti hewan, sehingga protozoa diartikan sebagai hewan yang pertama.

4.2 Ciri-Ciri Protozoa


 Protozoa mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
 Bersel satu atau uniseluler dan mempunyai organisasi sel yang sederhana.
 Mampu bergerak aktif dengan alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), dan
flagella (bulu cambuk) untuk bergerak atau melekat pada substrata tau organism lain.
 Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu ada yang kurang dari 10 nano micron dan ada yang
mencapai 6mili micron meskipun jarang.
 Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas.
 Kebanyakan hidup soliter atau berkoloni ditempat yang berair (akuatik)

4.3 Habitat Protozoa


Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam
tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi
pada habitat apapun.

4.4 Reproduksi Protozoa


Secara umum protozoa berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membelah diri, tetapi ada
beberapa anggota dari protozoa yang berkembang biak secara seksual dengan konjugasi yaitu
perpaduan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Dimana kedua protozoa
melakukan pertukara inti sehingga terjadi reorganisasi (perbedaan sifat) pada kedua protozoa tersebut.
4.5 Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu
(pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-
tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh :

 Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
 Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang
disebabkan Shigella dysentriae)
 Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi
(Gingivitis)
 Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah
yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
 Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan
penggosok.
2. Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel
(bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap
makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.
2. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens,
Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
3. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan
adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan
mencari makanan. Contoh :

 Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu
vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan
tekanan osmosis (osmoregulator).
 Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
4. Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium
malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
4.6 Peranan Protozoa
Protozoa yang menguntungkan
1. Radiolaria, yang telah mati di dasar perairan membentuk endapan disebut lumpur radiolarian.
Lumpur ini dapat digunakan sebagai bahan peledak dan alat penggosok.
2. Entamoeba coli, membantu pencernaan pada hewan ruminasia.
3. Foraminifera, memiliki rangka luar yang dilapisi oleh silica /zat kapur (mengandung kalsium
karbonat) lapisan ini dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi.

Protozoa yang merugikan


1. Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak)
2. Entamoeba coli, Penyebab diare
3. Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertian.
4. Leishmania donovani, penyebab penyakit kalaazar yang ditandai dengan demam dan anemia.

5. Archaea
5.1 Pengertian Archaea
Arkea atau archaea (tunggal archaeon) merupakan satu domain atau kerajaan mikroorganisme bersel
satu. Mikroba-mikroba ini adalah prokariota, berarti mereka tidak memiliki inti
sel atau organel dibatasi-membran lainnya di dalam selnya.
5.2 Klasifikasi Archaea
Klasifikasi arkea, dan prokariota pada umumnya, adalah bidang yang bergerak cepat dan
diperdebatkan. Sistem klasifikasi saat ini bertujuan untuk mengatur arkea ke dalam kelompok
organisme yang berbagi fitur struktural dan nenek moyang yang sama. Klasifikasi ini sangat
bergantung pada penggunaan urutan gen RNA ribosomal untuk mengungkapkan hubungan antara
organisme (filogenetik molekuler). Sebagian besar spesies yang dapat dikultur dan diteliti dengan baik
dari arkea adalah anggota dari dua filum utama, Euryarchaeota dan Crenarchaeota. Kelompok-
kelompok lain telah dibuat secara tentatif. Misalnya, spesies aneh Nanoarchaeum equitans, yang
ditemukan pada tahun 2003, telah diberikan filum sendiri, Nanoarchaeota. Sebuah filum baru
Korarchaeota juga telah diusulkan. Ini berisi sekelompok kecil spesies termofilik biasa yang berbagi
fitur dari kedua filum utama, tetapi yang paling erat terkait dengan crenarchaeota. Spesies baru
terdeteksi lain dari arkea hanya jauh terkait dengan salah satu kelompok ini, seperti Archaeal
Richmond Mine acidophilic nanoorganisms (ARMAN), yang ditemukan pada tahun 2006 dan
beberapa organisme terkecil.

5.3 Reproduksi
Arkea bereproduksi secara aseksual dengan fisi biner atau multipel, fragmentasi, atau tunas; meiosis
tidak terjadi, jadi jika spesies arkea ada di lebih dari satu bentuk, semua memiliki materi genetik yang
sama. Pembelahan sel dikendalikan dalam siklus sel; setelah kromosom sel direplikasi dan dua
kromosom anak terpisah, sel membelah.

5.4 Habitat
Arkea ada di berbagai habitat, dan sebagai bagian utama dari ekosistem global,dapat berkontribusi
hingga 20% dari biomassa bumi. Beberapa arkea bertahan pada suhu tinggi, sering di atas 100 °C
(212 °F), seperti yang ditemukan di geyser, perokok hitam, dan sumur minyak. Habitat umum lainnya
termasuk habitat yang sangat dingin dan air yang sangat asin, asam, atau alkali. Namun, arkea
mencakup mesofil yang tumbuh dalam kondisi ringan, di tanah rawa, air limbah, samudra, saluran
usus hewan, dan tanah.

5.5 Peranan Archaea dalam pendauran kimia


Arkea mendaur ulang unsur-unsur seperti karbon, nitrogen dan belerang melalui berbagai habitat
mereka. Meskipun kegiatan ini sangat penting untuk fungsi ekosistem normal, arkea juga dapat
berkontribusi terhadap perubahan buatan manusia, dan bahkan menyebabkan polusi.
Arkea melaksanakan banyak langkah dalam siklus nitrogen. Ini meliputi reaksi yang dapat menghapus
nitrogen dari ekosistem (seperti respirasi berbasis nitrat dan denitrifikasi) serta proses yang
memperkenalkan nitrogen (seperti asimilasi nitrat dan fiksasi nitrogen). Para peneliti baru-baru ini
menemukan keterlibatan arkea di reaksi oksidasi amonia. Reaksi-reaksi ini sangat penting dalam
lautan. Arkea juga tampaknya penting untuk oksidasi amonia di tanah. Mereka menghasilkan nitrit,
dan mikroba lainnya mengoksidasi ke nitrat. Tumbuhan dan organisme lain mengkonsumsi nitrat.
Pada daur belerang, arkea yang tumbuh dengan mengoksidasi senyawa sulfur melepaskan elemen ini
dari batuan, membuatnya tersedia untuk organisme lain. Namun, arkea yang melakukan hal ini,
seperti Sulfolobus, menghasilkan asam sulfat sebagai produk limbah, dan pertumbuhan organisme ini
di tambang yang ditinggalkan dapat berkontribusi pada air asam tambang dan kerusakan lingkungan
lainnya.
Dalam siklus karbon, arkea metanogen menghapus hidrogen dan memainkan peran penting dalam
pembusukan bahan organik dengan populasi mikroorganisme yang berperan
sebagai dekomposer dalam ekosistem anaerob, seperti sedimen, rawa-rawa dan pengolahan air
limbah.

6. Virus
6.1 Pengertian Virus
Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Kata virus berasal
dari bahasa Latin virion yang berarti 'racun'.

6.2 Ciri-Ciri Virus


1. Virus sendiri tidak memiliki sel satu pun dan sering di sebut sifat aseluler.
2. Berkembangbiaknya menggunakan sel yang terdapat pada makhluk hidup lainnya.
3. Virus ukurannya sendiri sekitar 20-300 milikron.
4. Di dalam tubuhnya hanya ada satu macam asam nukleat saja kalau tidak DNA ya RNA.
5. Virus dapat di bekukan dengan cara di kristalkan.
6. Bentuknya sangat bervariasi dan juga beragam ada yang berbentuk heliks, kompleks, polihidris
dan ada pula yang berbentuk sampul virus.
7. Tubuh virus terdiri dari asam nukleat yang terlindungi dengan baik oleh kapsid.

6.3 Habitat Virus


Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada pada sel organisme lain (sel inang). Sel inang
virus berupa bakteri, mikroorganisme eukariot (seperti Protozoa dan jamur), sel tumbuhan, sel hewan,
dan sel manusia. Virus yang menyerang tumbuhan dapat masuk ke dalam tumbuhan lain, terutama
melalui perantara serangga. Virus yang menyerang hewan atau manusia dapat masuk ke dalam tubuh
hewan atau manusia lain misalnya melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, atau gigitan.
6.4 Klasifikasi Virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.

 Klasifikasi virus berdasarkan morfologi


Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus tidak berselubung
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau RNA.

 Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:

1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus

 Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional


Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut
juga klasifikasi Baltimore yaitu:

1. Virus tipe I: DNA utas ganda


2. Virus tipe II = DNA utas tunggal
3. Virus tipe III = RNA utas ganda
4. Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
5. Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)
6. Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermediat)
7. Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara

6.5 Reproduksi Virus


a. Infeksi Secara Litik (Siklus Litik)

Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi.

Fase-fase:

1. Fase Absorbsi (Pelekatan)

Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat
pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang
yang mengenali virus).

2. Fase Penetrasi

Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.

3. Fase Replikasi dan Sintesis

Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel
inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus,
yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.

4. Fase Perakitan (Pematangan)


Tahap perakitan (pemasangan) adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi
partikel virus yang utuh.

5. Fase Pelepasan (Pembebasan)

Tahap pelepasan (perakitan) adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel
tersebut. Dengan begitu, sel inang menjadi mati.

b. Infeksi Secara Lisogenik

Dalam siklus lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk.

Fase-fase:

1. Fase Absorbsi dan Infeksi

Virus (fag/fage) menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri.

2. Fase Penetrasi

DNA virus masuk ke dalam sel bakteri.

3. Fase Penggabungan

DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag.

4. Fase Replikasi

DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, DNA virus akan terpisah dari profag dan akan memasuki siklus litik.

6.6 Jenis-Jenis Virus


A. Virus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA.
1. Retroviridae
Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini termasuk ke dalam virus yang
ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor. Sifatnya yang
ganas tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.
Salah satu genus dari familia ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh
spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.
2. Picornaviridae
Picornaviridae berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif
sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore. Virus dalam famili ini mampu
menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang
disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.
3. Orthomyxoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi
genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V
dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khan dari virus ini adalah virus ini
memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA)
dan Neuraminidase (NA).
Virus ini diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu:

1. Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung
(burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air (anjing laut dan paus).
2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C
4. Tick-Borne Influenza; virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
4. Arbovirus
Arbovirus merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne virus yaitu virus yang berasal dari
kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu:

 Togaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.
 Flaviviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus
dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
 Bunyaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California
encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
 Reoviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang
menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada
anak-anak.
B. Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA.
1. Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas
ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam
kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca
kelahiaran pada bayi. Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

 Alpha Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya
menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.
 Beta Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya
menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini
menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).
 Gamma Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan
penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.
2. Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif
sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Salah satu contoh kelompok ini
adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.
3. Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di
termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus ini
memiliki morfologi besar dan kompleks. Virus yang terkenal dalam kelompok ini
adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar
diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.
6.7 Peranan Virus
A. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia

1. Virus digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon adalah protein yang dihasilkan
oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah
replikasi virus pada sel hospes.
2. Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat dalam bidang
kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil
antigen. Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke DNA bakteri.
Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu
membuat antigen seperti halnya sel manusia.
3. Virus digunakan untuk pembuatan vaksin. Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan
sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh vaksin sebagai
berikut.

a. OPV (Oral Polio Vaccine) untuk mencegah penyakit polio.


b. HBV (Hepatitis B Vaccine) untuk mencegah penyakit kuning.
c. HZV (Varicella Zoster Vaccine) untuk mencegah penyakit cacar air.
d. MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk mencegah penyakit cacar air, gondong, dan
campak jerman.
e. Vaksin pasteur untuk mencegah virus rabies.
f. BCG (Bacillus Calmette-Guerrin) brguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC)
g. DPT (Dipteri Pertusis Tetanus) berguna untuk mencegah penyakit Dipteri, Pertusis dan
Tetanus
h. Vaksin DNA untuk mencegah datangnya penyakit flu burung

4. Virus dapat digunakan untuk pembuatan peta kromosom yang sangat penting bagi dunia
kedokteran.
5. Berguna sebagai pembuatan insulin.
6. Digunakan untuk anti bakterial yang masuk melalui makanan
7. Berguna untuk membuat anti toksin (pelawan racun
8. Digunakan untuk Pelemahan bakteri

B. Virus yang Merugikan Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan, ataupun
manusia.
1. Virus yang menyerang tumbuhan

a. Virus tungro menyerang tanaman padi melalui perantara wereng cokelat.


b. Tobacco Mosaic Virus(TMV) menyebabkan timbulnya bercak kuning pada daun
tembakau.
c. Turnip Yellow Mosaic Virus(TYMV) menyebabkan penggulungan daun pada tanaman
kapas.
d. Cucumber Mosaic Virus (CMV) menyerang mentimun.
e. Bean Mosaic Virus (BMV) menyerang buncis.
f. Wheat Mosaic Virus (WMV) menyerang gandum.
g. Sugarcane Mosaic Virus (SMV) menyerang tebu.

2. Virus yang menyerang hewan

a. New Castle Disease (NCD) menyerang saraf unggas (tetelo).


b. Foot and Mouth Disease(FMD) menyerang kuku dan mulut hewan pemamah biak,
contohnya sapi, kambing, dan kerbau.
c. Rhabdovirus menyebabkan penyakit rabies pada anjing, kera, dan manusia.
d. Rous Sarcoma Virus(RSV) menyebabkan tumor pada ayam.

3. Virus yang menyerang manusia

a. Influenzavirus menyerang saluran pernapasan.


b. Varicella zoster menyerang tubuh sehingga menimbulkan luka cacar air pada kulit tubuh.
c. Poliovirus menyerang saraf dan otak balita sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan.
d. Hepatitisvirus menyerang hati penderita sehingga membengkak.
e. Rhabdovirus menyerang sistem saraf pusat penderita.
f. Human Immunodeficiency Virus(HIV) menyerang sel darah putih jenis limfosit T. Virus
ini merupakan penyebab penyakit AIDS.
g. Ebolavirus menyerang sel darah putih jenis makrofag dan jaringan fibroblas.

Anda mungkin juga menyukai