NIM : 121160143
1. Bakteri
1.1 Pengertian Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat ditemukan di
beberapa lingkungan
A. Bakteri Heterotrof
Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak
dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa
organisme lain. Bakteri yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa
makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan
menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.
B. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang
ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan)
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Bakteri fotoautrotof
Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat
anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau,
bakteri ungu.
2. Bakteri kemoautrotof
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat
terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3
menjadi NH2, air dan energi.
Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanan, ada juga
penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu
dikelompokan sebagai berikut:
1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus,
Nitrosomonas dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus
lactis.
1.6 Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di
hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan
daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Bakteri dapat ditemukan di dalam
tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak
dari jumlah total sel tubuh manusia
1.7 Peranan Bakteri
Bakteri Menguntungkan
Fiksasi nitrogen(Azotobacter,
Pertanian Clostridium pasteurianum, Mengikat nitrogen bebas
Rhodospirillum rubrum)
Membantu proses
Nitrifikasi(Nitrosomonas, Nitrosoccus) pembentukan senyawa
nitrat dalam tanah
Menghasilkan antibiotik
Streptomyces griceus streptomisin untuk
penyakit TBC
Menghasilkan
Streptomyces venezuelae
kloromisetin
Asam(Acetobacter aceti,
Menghasilkan asam
Propionibacterium acueus)
Menguraikan sisa-sisa
Pengurai(Escherichia coli) organisme menjadi
senyawa organik
Industri
Streptococcus lactis, Lactobacillus casei Pembuatan keju
Makanan/Minuman
Bakteri Merugikan
Bakteri Bentuk Penyakit Tempat Infeksi
Jaringan tubuh
Mycobacterium leprae Lepra Kokus
(Kulit)
2. Jamur
2.1 Pengertian Jamur
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur adalah organisme eukariot yang
memiliki dinding sel tetapi tidak memiliki klorofil.
2.3 Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang
lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak
pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga
dapat hidup di lingkungan yang asam.
2.4 Reproduksi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan
pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi
miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi
jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami
terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
2. Ascomycota
Ascomycota memiliki ciri-ciri :
Jamur ini memiliki struktur khusus yang disebut dengan askus (kantong)
Tubuh nya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler
Hifanya bersekat dan berinti banyak.
Kehidupannya ada yang parasit, saporfit, dan ada juga yang bersimbosis dengan ganggang yang
membentuk Lichenes (lumut kerak).
Reproduksi secara vegetatif yaitu dengan membentuk tunas-tunas, pada multiseluler ini
membentuk spora dari konidia. Secara generatif dengan membentuk askus yang akan
menghasilkan askospora.
Sacharomyces cerevisae (ragi) jenis jamur ini biasa untuk membuat bir, roti ataupun alkohol.
Penicillium notatumndan
Penicellium chrysogenum, jenis jamur yang satu ini yang menghasilkan antibiotik penisilin.
Aspergillus wentii ini untuk membuat kecap
3. Basidiomycota
Basidiomycota memiliki ciri-ciri :
Jenis jamur ini mempunyai miselium yang bersekat-sekat, dari miselium ini tumbuh tubuh buah
(basidokrap) yang beraneka ragam bentuknya.
Dalam basidiokarp ini terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Jika pada benang hifa yang bermuatan
positif akan bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif, maka akan terjadi plasmogami dan
akan membentuk miselium dikariotik.
Ujung miselium ini menggelembung dan akan membentuk basidium untuk memproduksi empat
spora bertangkai.
Jenis ini berkembang biak dengan secara seksual dengan basidiospora dan aseksual dengan
konidispora.
Jenis jamur ini kebanyakan berukuran makroskopis, hidup sebagai parasit dan saprofit
Volvariela volvacae (Jamur merang), jenis jamur yang satu ini bisa dimakan dan
sudah dibudidayakan, menjadi mata pencarian.
Auricularia polytricha (jamur kuping) dapat dikonsumsi dan bisa dibudidayakan.
Amanita phalloides dan Amanita muscaria (jamur beracun), jenis jamur ini mempunyai racun,
habitatnya didaerah subtropis.
Ustilago maydis (Jamur api), jenis jamur ini kebanyakan terdapat di batang kayu
4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki ciri-ciri :
Jenis Jamur yang tak sempurna fungi (imferfecti), karena belum bisa diketahui cara reproduksi
generatifnya. Pada perkembangbiakan aseksual nya dengan konidia.
Hifanya yang bersekat
Hidupnya sebagai saprofit dan parasit
Tubuhnya yang berukuran mikroskopis
Monillia sitophila (jamu oncom), jenis jamur ini yang biasa membuat oncom
Ephidermophyton floocosum, jenis jamur ini yang menyebabkan penyakit pada kaki atlet.
Curvularia sp, jenis jamur ini hidup parasit pada tumbuhan
Microsporum sp, dan
Trighophyton sp, yang menyebabkan penyakit kurap.
Jamur (fungi) merupakan ada antara salah satu jenis jamur yang biasa digunakan untuk membuat
makanan pokok seperti tempe dan oncom.
3. Algae
3.1 Pengertian Algae
Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat fotoautotrof yang dapat membuat makanannya
sendiri dengan cara fotositentis.
Organisme eukariotik
Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
Mempunyai pirenoid
Menyimpan cadangan makanan
Bersifat uniseluler/multiseluler
Memiliki dinding sel/tidak
Soliter/berkoloni
Bergerak/tidak bergerak
Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu
konjugasi/singami/anisogami.
Metagenesis atau tidak
Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuh berupa talus,
sehingga termasuk dalam golongan thalophyta
Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat lembab. Menempel di bebatuan
(epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel
tubuh hewan (epizoik).
Euglenoid adalah ganggang (alga) uniseluler dengan bintik mata yang berwarna merah (stigma), dan
tidak berdinding sel, memiliki flagela, dan dapat bergerak aktif seperti hewan, tetapi berklorofil dan
berfotosintetis seperti tumbuhan.
a. Xanthophyceae
Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena mempunya pigmen klorofil dan xantofil.
Tubuhnya multiseluler, berbentuk filamen bercabang, dan senositik (sel memiliki banyak inti).
Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Contohnya Vaucheria.
b. Chrysophyceae
Chrysophyceae berwarna cokelat keemasan mengandung pigmen klorofil dan karoten. Cadangan
makanan disimpan dengan bentuk karbohidrat dan minyak. Tubuhnya terdiri dari satu sel dan hidup
secara soliter/koloni. Contohnya ganggang Syanura yang hidup berkoloni, sedangkan Mischococcus
dan Ochoromonas hidup secara soliter. Sel tubuhnya berbentuk mirip dengan bola dan berflagela.
Bacillariophuceae berasal dari bahasa Yunani dari kata bacillus yang artinya batang kecil
sedangkan phykos adalah alga. Bacillariophuceae adalah ganggang uniseluler, berwarna kuning
kecokelatan, dan mempunyai dinding sel unik mirip gelas dari campuran bahan organik dan silika.
3. Pyrrophyta (Dinoflagellata atau Ganggang Api)
Pyrrophyta adalah alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendat) di malam
hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Kecepatan dari pertumbuhan populagi Pyrrophyta
(ganggang api) dipengaruhi oleh suhu, kadar garam dan nutrisi, serta kedalaman air laut. Di musim
tertentu, terjadi perputaran arus dari bawah laut yang menimbulkan terangkatnya nutrisi dari dasar
laut ke permukaan. Hal ini menyebabkan populasi Ganggang api (Pyrrophyta) melimpah (blooming)
dan timbul pasang merah (red tide) di laut.
Selain dengan pembelahan sel dan fragmentasi, ganggang (alga) juga bereproduksi dengan
pembentukan zoospora. Zoospora adalah sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan bergerak atau
berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon
individu baru.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh
menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual yaitu dengan isogami dan oogami.
3.5 Peranan Algae
Ganggang/alga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut...
Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari fitoplanton yang difungsikan sebagai pakan ikan
dan hewan air lainnya
Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium dengan mengandung Na, P,
N dan Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak. Mengandung asam alginat,
sebagai pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocytis,
Acophylum, dan Fucus).
Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber
makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan
(pengental es krim).
Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada ganggang keemasan yang berguna untuk industri,
misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa isolasi, dan industri kaca.
4. Protozoa
4.1 Pengertian Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula mula dan zoom yang
berarti hewan, sehingga protozoa diartikan sebagai hewan yang pertama.
Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang
disebabkan Shigella dysentriae)
Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi
(Gingivitis)
Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah
yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan
penggosok.
2. Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel
(bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap
makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.
2. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens,
Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
3. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan
adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan
mencari makanan. Contoh :
Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu
vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan
tekanan osmosis (osmoregulator).
Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
4. Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium
malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
4.6 Peranan Protozoa
Protozoa yang menguntungkan
1. Radiolaria, yang telah mati di dasar perairan membentuk endapan disebut lumpur radiolarian.
Lumpur ini dapat digunakan sebagai bahan peledak dan alat penggosok.
2. Entamoeba coli, membantu pencernaan pada hewan ruminasia.
3. Foraminifera, memiliki rangka luar yang dilapisi oleh silica /zat kapur (mengandung kalsium
karbonat) lapisan ini dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi.
5. Archaea
5.1 Pengertian Archaea
Arkea atau archaea (tunggal archaeon) merupakan satu domain atau kerajaan mikroorganisme bersel
satu. Mikroba-mikroba ini adalah prokariota, berarti mereka tidak memiliki inti
sel atau organel dibatasi-membran lainnya di dalam selnya.
5.2 Klasifikasi Archaea
Klasifikasi arkea, dan prokariota pada umumnya, adalah bidang yang bergerak cepat dan
diperdebatkan. Sistem klasifikasi saat ini bertujuan untuk mengatur arkea ke dalam kelompok
organisme yang berbagi fitur struktural dan nenek moyang yang sama. Klasifikasi ini sangat
bergantung pada penggunaan urutan gen RNA ribosomal untuk mengungkapkan hubungan antara
organisme (filogenetik molekuler). Sebagian besar spesies yang dapat dikultur dan diteliti dengan baik
dari arkea adalah anggota dari dua filum utama, Euryarchaeota dan Crenarchaeota. Kelompok-
kelompok lain telah dibuat secara tentatif. Misalnya, spesies aneh Nanoarchaeum equitans, yang
ditemukan pada tahun 2003, telah diberikan filum sendiri, Nanoarchaeota. Sebuah filum baru
Korarchaeota juga telah diusulkan. Ini berisi sekelompok kecil spesies termofilik biasa yang berbagi
fitur dari kedua filum utama, tetapi yang paling erat terkait dengan crenarchaeota. Spesies baru
terdeteksi lain dari arkea hanya jauh terkait dengan salah satu kelompok ini, seperti Archaeal
Richmond Mine acidophilic nanoorganisms (ARMAN), yang ditemukan pada tahun 2006 dan
beberapa organisme terkecil.
5.3 Reproduksi
Arkea bereproduksi secara aseksual dengan fisi biner atau multipel, fragmentasi, atau tunas; meiosis
tidak terjadi, jadi jika spesies arkea ada di lebih dari satu bentuk, semua memiliki materi genetik yang
sama. Pembelahan sel dikendalikan dalam siklus sel; setelah kromosom sel direplikasi dan dua
kromosom anak terpisah, sel membelah.
5.4 Habitat
Arkea ada di berbagai habitat, dan sebagai bagian utama dari ekosistem global,dapat berkontribusi
hingga 20% dari biomassa bumi. Beberapa arkea bertahan pada suhu tinggi, sering di atas 100 °C
(212 °F), seperti yang ditemukan di geyser, perokok hitam, dan sumur minyak. Habitat umum lainnya
termasuk habitat yang sangat dingin dan air yang sangat asin, asam, atau alkali. Namun, arkea
mencakup mesofil yang tumbuh dalam kondisi ringan, di tanah rawa, air limbah, samudra, saluran
usus hewan, dan tanah.
6. Virus
6.1 Pengertian Virus
Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Kata virus berasal
dari bahasa Latin virion yang berarti 'racun'.
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus tidak berselubung
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau RNA.
1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus
Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi.
Fase-fase:
Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat
pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang
yang mengenali virus).
2. Fase Penetrasi
Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.
Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel
inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus,
yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.
Tahap pelepasan (perakitan) adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel
tersebut. Dengan begitu, sel inang menjadi mati.
Dalam siklus lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk.
Fase-fase:
2. Fase Penetrasi
3. Fase Penggabungan
4. Fase Replikasi
DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, DNA virus akan terpisah dari profag dan akan memasuki siklus litik.
1. Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung
(burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air (anjing laut dan paus).
2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C
4. Tick-Borne Influenza; virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
4. Arbovirus
Arbovirus merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne virus yaitu virus yang berasal dari
kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu:
Togaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.
Flaviviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus
dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
Bunyaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California
encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
Reoviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang
menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada
anak-anak.
B. Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA.
1. Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas
ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam
kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca
kelahiaran pada bayi. Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
Alpha Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya
menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.
Beta Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya
menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini
menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).
Gamma Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan
penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.
2. Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif
sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Salah satu contoh kelompok ini
adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.
3. Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di
termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus ini
memiliki morfologi besar dan kompleks. Virus yang terkenal dalam kelompok ini
adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar
diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.
6.7 Peranan Virus
A. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia
1. Virus digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon adalah protein yang dihasilkan
oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah
replikasi virus pada sel hospes.
2. Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat dalam bidang
kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen manusia, yaitu gen penghasil
antigen. Gabungan gen atau profage tersebut kemudian disambungkan ke DNA bakteri.
Dengan demikian, fenotip sel bakteri mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu
membuat antigen seperti halnya sel manusia.
3. Virus digunakan untuk pembuatan vaksin. Vaksin berisi patogen yang telah dilemahkan
sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap. Contoh vaksin sebagai
berikut.
4. Virus dapat digunakan untuk pembuatan peta kromosom yang sangat penting bagi dunia
kedokteran.
5. Berguna sebagai pembuatan insulin.
6. Digunakan untuk anti bakterial yang masuk melalui makanan
7. Berguna untuk membuat anti toksin (pelawan racun
8. Digunakan untuk Pelemahan bakteri
B. Virus yang Merugikan Virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan, ataupun
manusia.
1. Virus yang menyerang tumbuhan