Anda di halaman 1dari 5

Natasha Amelia Rigitha Akhwan

121160151
TUGAS EKONOMI TEKNIK

A. Konsep ongkos dalam Ekonomi Teknik


1. Ongkos Siklus Hidup
Jumlah semua pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut sejak
dirancang sampai tidak terpakai lagi. Istilah “item” dimaksudkan untuk
mempresentasikan berbagai hal seperti mesin, peralatan, link hidup bisa terdiri
dari berbagai komponen antara lain ongkos penelitian dan pengembangan,
ongkos fabrikasi, ongkos operasional dan perawatan, ongkos penghancuran dan
sebagainya. Ongkos siklus hidup ini didefinisikan sebagai kombinasi dari ongkos
awal (first ongkos), ongkos operasional dan perawatan, dan ongkos disposisi
(disposal).

2. Ongkos Historis
Ongkos yang dimaksud disini terdiri dari dua bagian yaitu ongkos masa lalu
(past cost) dan ongkos tak terbayar (sunk cost). Past cost adalah ongkos yang
terjadi di masa lalu dan belum terbayar sampai saat ini sehingga masih tetap
kelihatan untuk masa yang akan datang. Secara umum sunk cost tidak relevan
dalam pembahasan yang berkaitan dengan Ekonomi Teknik. Istilah sunk cost juga
sering muncul pada proses depresiasi. Sunk cost dalam hal ini akan muncul apabila
nilai jual dari suatu item ternyata lebih kecil dari nilai jual yang diestimasikan
sebelumnya (yang tertulis dalam nilai buku).
Sunk cost = nilai buku saat ini – nilai jual saat ini
Dalam hal ini sunk cost biasanya diakibatkan karena kesalahan estimasi nilai
sisa suatu system.

3. Ongkos Mendatang dan Ongkos Kesempatan


Semua ongkos yang mungkin terjadi di masa mendatang disebut ongkos
mendatang. Ongkos mendatang seperti halnya pendapatan mendatang, selalu
mengandung unsur ketidakpastian/resiko karena besarnya hanya diperoleh dari
proses peramalan atau estimasi. Namun dalam analisa-analisa Ekonomi Teknik,
ongkos mendatang sering kali diasumsikan pasti. Disisi lain, ongkos kesempatan
timbul karena pada umumnya akan ada lebih dari satu kesempatan untuk
melakukan investasi, namun karena keterbatasan sumber daya maka investor
biasanya hanya memilih satu alternative saja. Ongkos yang diperhitungkan dari
hilangnya kesempatan melakukan investasi pada alternative lain karena telah
memutuskan untuk memilih suatu alternative disebut ongkos kesempatan.
Besarnya ongkos kesempatan biasanya dihitung berdasarkan nilai terbesar yang
bisa dihasilkan dari alternative terbaik yang ditolak.

4. Ongkos Langsung, Tak Langsung dan Overhead


Ongkos langsung adalah yang dnegan mudah bisa ditentukan pada suatu
operasi, produk atau proyek yang spesifik. Ongkos ini terdiri dari bahan langsung
dan ongkos tenaga kerja langsung. Ongkos tak langsung adalah ongkos-ongkos
yang sulit, bahkan tidak mungkin ditentukan secara langsung pada suatu operasi,
produk atau proyek yang spesifik. Ongkos tak langsung terdiri dari ongkos bahan
tak langsung dan ongkos tenaga kerja tak langsung dan ongkos-ongkos lain yang
sejenis. Ongkos overhead adalah ongkos-ongkos manufacturing selain ongkos
langsung. Dengan demikian maka ongkos tak langsung juga termasuk dalam
ongkos overhead.

5. Ongkos Tetap dan Ongkos Variabel


Pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan umum dan administrasi
sebagainya hampir selalu bisa dikatakan tidak terpengaruh besarnya pada jumlah
output yang dihasilkan oleh suatu system dalam jangka waktu tertentu. Ongkos-
ongkos yang seperti ini, yakni yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
output/volume produksi disebut ongkos tetap. Disisi lain, ongkos variable adalah
ongkos yang secara proporsional dipengaruhi oleh jumlah output. Ongkos bahan
langsung dan ongkos tenaga kerja langsung adalah dua contoh dari ongkos
variable. Disamping kedua ongkos tersebut banyak juga ongkos yang memiliki
komponen tetap dan komponen variable. Ongkos energi listrik, tenaga kerja tak
langsung dan ongkos bahan tak langsung juga termasuk dalam klarifikasi ongkos
yang biasanya disebut dengan ongkos semi variable. Ongkos total suatu system
(produksi) bisa dijumlahkan dari ongkos tetap dan ongkos variable.

6. Ongkos Rata-Rata dan Ongkos Marjinal


Ongkos rata-rata per satuan unit produk adalah rasio antara ongkos total
dengan jumlah output. Ongkos rata-rata biasanya merupakan fungsi variable dari
jumlah output dan besarnya akan turun dengan naiknya jumlah output. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak output yang dihasilkan maka ongkos tetap
akan terdistribusi pada jumlah produk yang semakin banyak. Akibatnya ongkos
tetap per satuan produk akan turun, yang berarti juga ongkos total per unit produk
akan turun. Hubungan ini adalah prinsip dasar dalam ekonomi yang disebut
dengan skala ekonomis (economic scales). Secara umum dapat dinyatakan bahwa
ongkos marjinal adalah ongkos yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit
output dari x pada tingkat output tertentu. Ongkos rata-rata dan ongkos marjinal
suatu tingkat output biasanya berbeda. Apabila ongkos marjinal lebih kecil dari
ongkos rata-rata per produk maka peningkatan jumlah output akan berakibat
pada penurunan ongkos per unit produk. Demikian pula sebaliknya, bila ongkos
marjinal lebih besar dari ongkos rata-rata maka peningkatan output akan berarti
peningkatan ongkos per unit produk bila volume produksi dinaikkan.

B. Analisa Rasio pada Perusahaan


Secara umum, ratio financial yang digunakan untuk menganalia posisi keuangan suatu
perusahaan bias dibagi atas rasio likuiditas, rasio debet dan rasio profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio Lancar =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Semakin tinggi harga rasio lancar suatu perusahaan berarti semakin


tinggi pula kemampuannya untuk membayar tagihan-tagihannya. Pada
umumnya rasio lancar bernilai antara 2 sampai 2,5 kali besarnya hutang
lancar. Dengan kata lain, setiap satu rupiah hutang lancar, perusahaan
memiliki 2,5 rupiah aktiva lancar. Apabila rasio lancar perusahaan kurang
dari 2 maka perusahaan tersebut akan kesulitan memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Hal ini disebabkan karena dalam
kenyataannya sebagian aktiva lancar yang berupa persediaan barang dan
piutang niaga mungkin sulit diuangkan dalam waktu singkat. Demikian
pula sebaliknya, bila perusahaan memilki rasio lancar lebih dari 3,5 maka
berarti tersedia terlalu bnayak aktiva cair dibandingkan dengan kebutuhan
yang sebenarnya.

b. Rasio Uji Cair (Acid Test Rasio)


Rasio lancar yang tinggi tidak terlalu menjamin bahwa perudahaan
tersebut akan mampu melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
dengan cepat. Terutama bila aktiva lancar yang dimilikinya sebagian besar
merupakan persediaan barang yang perputarannya agak lambat. Untuk
memberikan ukuran yang lebih tepat tentang likuiditas suatu perusahaan
maka rasio uji cair akan lebih bermanfaat. Rasio uji cair dapat didefiniskan
sebagai perbandingan antara aktiva cair (quick asset) dengan hutang-
hutang saat ini (current habilities).
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐶𝑎𝑖𝑟 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Rasio Uji Cair = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘

Karena pada umumnya aktiva lancar dikurangi persediaan disebut aktiva


cepat/aktiva cair yang bias dikonvesi dengan cepat (quick ratio). Nilai rasio
ini seharusnya sedikit lebih besar dari 1. Apabila nilainya lebih dari 2 maka
berarti perusahaan memiliki aktiva cepat berlebihan.
c. Rasio Perputaran Persediaan
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Rasio perputaran persediaan = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Persediaan rata-rata adalah rata-rata persediaan pada awal dan akhir


dari suatu periode. Rasio perputaran persediaan menunjukkan tingkat
kecepatan perputaran persediaan menjadi uang kas melalui penjualan.
Semakin tinggi rasio perputaran persediaan suatu perusahaan maka
biasanya semakin efisien manajemen persediaan perusahaan tersebut.

2. Rasio Debet
Rasio debet digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk rasio
debet adalah rasio debet terhadap hak milik (equaty). Dimana rasio ini hanya
memberikan gambaran tentang permodalan jangka Panjang dari suatu
perusahaan.
𝐷𝑒𝑏𝑒𝑡 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Rasio debet - hak milik = 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Modal keseluruhan terdiri dari debet jangkat panjang dan modal milik sendiri.
Rasio ini memberikan gambaran informasi tentang tingkat kepentingan
relative dari debet jangka panjang pada struktur modal sebuah perusahaan.

3. Rasio Profitabilitas
Secara umum bisa dikatakan bahwa profit adalah ukuran puncak dari
efektivitas manajemen. Singkatnya, rasio profitabilitas meembeirkan
informasi tentang efisiensi operasional dari perusahaan.
a. Rasio Profitabilitas dalam Kaitannya dengan Penjualan
Rasio ini bisa dihitung baik dari marjin profit kotor mauun marjin profit
bersih.
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Marjin profit kotor = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Dan
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Marjin profit bersih =
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Marjin profit kotor menekankan efisiensi operasi, sedangkan marjin


profit bersih menunjukkan efisiensi operasi setelah mmperti,bangkan
semua pengeluaran dan pajak pendapatan. Versi lain dari marjin profit
kotor adalah marjin operasi (operating margin). Marjin operasi ini mirip
dnegan marjin profit kotor hanya saja disini juga dipertimbangkan
pengeluaran-pengeluaran untuk penjualan, umum, dan administrasi.
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Marjin operasi = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Dimana pendapatan operasi adalah keseluruhan penjualan dikurang harga


pokok penjualan dan pengeluaran-pengeluaran untuk administrasi, umum,
dan penjualan.

b. Rasio Profitabilitas yang Berkaitan dengan Investasi


𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Rasio pengembalian aktiva = 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Rasio ini akan bisa menunjukkan tingkat kecepatan pengembalian


modal investasi. Semakin besar nilai rasio ini akan semakin cepat
perusahaan tersebut bisa mengembalikan modal investasinya.

Anda mungkin juga menyukai