Anda di halaman 1dari 4

Ronal Hata Yanisar

121160143

Kebakuan Bahasa Indonesia dalam Koran Kompas

Dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan berita, baik yang berupa lisan
maupun tertulis. Tanpa adanya berita manusia tidak akan tahu hal-hal yang sedang
terjadi di masyarakat sekitar maupun di dunia. Berita dapat kita dapatkan dari media
elektronik maupun media cetak. Media elektronik adalah media yang menggunakan
alat elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna untuk mengakses
kontennya. Sedangkan media cetak adalah media massa yang berbentuk printing
dimana dapat dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis.

Di Indonesia, surat kabar merupakan salah satu media favorit yang digunakan
masyarakat untuk membaca berita terbaru baik dari dalam maupun luar negeri.
Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi, dan sebagai media cetak selalu
identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada lembaran-lembaran
kertas yang berukuran besar dan dapat dilipat-lipat.

Sebagai pembaca, kita sering tidak menghiraukan bahkan tak peduli tentang
bagaimana penyusunan kalimat dalam berita. Kita lebih mementingkan isi berita
daripada penyusunannya. Padahal penulisan kata dan penyusunan kalimat sebuah
berita memiliki posisi atau peran yang sangat strategis. Apabila terjadi kesalahan
dalam sebuah kalimat, maka keseluruhan berita tersebut akan menjadai kacau.
Berikut ini adalah analisis kebakuan Bahasa Indonesia pada koran Kompas edisi 11
September 2017.

1. Penulisan Kata Preposisi


Kata depan atau disebut juga dengan preposisi adalah kata yang secara sintaksis
(tata/susunan kalimat) terletak di depan kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva),
dan kata keterangan (adverbia). Sedangkan secara semantis (makna), kata depan
menandai berbagai hubungan makna antara konstituen yang terletak di depan dan
di belakang kata depan tersebut.
Kesalahan ini sangat sulit dihindari, terutama oleh pelaku-pelaku yang tidak
mengindahkan kaidah penulisan kata dalam menulis. Sehingga kata yang
seharusnya dipisah penulisanya, ditulis serangkai. Berikut ini adalah kesalahan
penulisan kata preposisi dalam koran Kompas edisi 11 September

a) Pada artikel berjudul “Berbelanja Lebaran Bisa Pakai Sampah”.


“Ke depan pihaknya masih mengkaji perlu tidaknya dibuatkan payung
hukum berupa peraturan wali kota atau peraturan daerah.”
Penulisan kalimat yang digaris bawah, yaitu “ke” dan “depan” tidak perlu
dipisah.
2. Penulisan Kata Dasar
Berdasarkan beberapa aspek yang menjadi permasalahan dalam pengunaan
kesalahaan penulisan kata dasar, maka berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada surat kabar Kompas edisi 11 September 2017:

a) “Sekretaris Jenderal Pantai Golkar Idrus Marham menegaskan, Ketua


Umum Partai Golkar.....” (Dari artikel berjudul “Idrus: Hari ini Novanto
Penuhi Panggilan KPK)
Kata “Pantai” seharusnya adalah “Partai”.
b) “Namun, ia menambahkan, kini Banglades sedang berbenah.” (Dari artikel
berjudul “Gencatan Senjata untuk Akses Bantuan”)
Nama negara “Banglades” seharusnya adalah “Bangladesh”
c) “Adapun Australia akan mengubah tarif bea masuk herbisida dan perstisida
menjadi nol persen.” (Dari artikel berjudul “Alternatif Baru untuk Impor”
Kata “perstisida” seharusnya adalah “pestisida.”
d) “Dia sangat terganggu dengan bau busuk yang menguar terutama di musim
hujan” (Dari artikel berjudul “Berbelanja Lebaran Bisa Pakai Sampah”)
Kata “menguar” seharusnya adalah “menguat.”
3. Kata Penghubung
Ungkapan/kata penghubung dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu kata
penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Ungkapan atau kata
penghubung intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat yang
berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Ungkapan/kata penghubung
intrakalimat tidak pernah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu
digunakan pada anak kalimat yang mendahului induk kalimat, seperti karena. Oleh
karena itu kata-kata yang tergolong ke dalam ungkapan/kata penghubung itu tidak
pernah/tidak boleh ditulis dengan huruf kapital. Penggunaan kata penghubung
dalam koran Kompas edisi 11 September 2017 ini tidak ditemukan kesalahan.
Penggunaan kata penghubung dan, yang, bahwa, agar, sehingga, dan karena sudah
benar dan sesuai dengan EYD.
4. Penulisan Afiks atau Imbuhan
Afiks atau imbuhan adalah kata yang di tambahkan pada sebuah kata entah di awal,
di akhir,di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu untuk membentuk kata baru
yang artnya berhubungan dengan kata yang pertama. Pada koran Kompas edisi 11
September 2017 tidak ditemukan kesalahan penulisan afiks/imbuhan. Penggunaan
imbuhan sebagai awalan, sisipan, akhiran, maupun konfiks sudah benar dan sesuai
dengan EYD.
5. Kata baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Pada koran
Kompas edisi 11 September 2017 ini tidak ditemukan kata yang menyimpang dari
kaidah bahasa Indonesia.
6. Penggunaan tanda hubung
Tanda hubung tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua kata atau
memisahkan dua suku kata. Berikut ini adalah kesalahan penggunaan tanda hubung
pada koran Kompas edisi 11 September 2017
a) Menaramenara pemancar berdiri di tanah-tanah tinggi. (Dari artikel berjudul
“Dari Pemancar hingga Permukiman Elite”). Kalimat yang digaris bawahi
seharusnya ditulis “Menara-menara”

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka didapat kesimpulan bahwa


kebakuan Bahasa Indonesia dalam koran Kompas ini cukup bagus, karena hanya
ditemukan beberapa kesalahan kecil dalam penulisan artikel-artikelnya.
Daftar Pustaka
http://agung-trinugroho.blogspot.co.id/2011/01/analisis-penggunaan-
bahasa.html (diakses pada tanggal 11 September 2017)
ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/download/2301/1665 (diakses
pada tanggal 11 September 2017)

Anda mungkin juga menyukai