Anda di halaman 1dari 7

Tugas Ekonomi Teknik

Konsep Ongkos dan Rasio Keuangan

Oleh

Zaera Regitta Prawiranto

(121150131)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
I. Konsep Ongkos dalam Ekonomi Teknik

Proses perbandingan performansi finansial dari masing-masing alternatif proyek


investasi teknik melibatkan berbagai konsep dan terminologi ongkos. Beberapa konsep
yang berkaitan adalah ongkos siklus hidup, ongkos langsung tak langsung, ongkos tetap
variabel, dan ongkos rata-rata dan marjinal.

a) Ongkos Siklus Hidup

Ongkos siklus hidup (life cycle cost) dari suatu item (misal : mesin dan peralatan)
tersebut sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi. Ongkos siklus hidup didefinisikan
sebagai kombinasi dari ongkos awal (first cost), ongkos operasional dan perawatan
serta ongkos disposal.

Ongkos awal (first cost) dari suatu item adalah keseluruhan investasi awal yang
dibutuhkan untuk mengadakan item tersebut dan tidak akan berulang selama masa
pakainya. Dalam pengadaan sebuah mesin misalnya, ongkos awal terdiri dari harga
mesin itu sendiri, ongkos pelatihan operator, ongkos pengangkutan dan instalasi, dan
beberapa ongkos tambahan dalam alat bantu.

Ongkos operasional dan perawatan adalah ongkos-ongkos yang terjadi berulang-


ulang dan diperlukan untuk mengoperasikan dan merawat item yang bersangkutan
selama pakainya. Ongkos operasional meliputi ongkos tenaga kerja, ongkos bahan, dan
ongkos-ongkos tambahan lainnya (overhead cost).

Ongkos disposal terjadi apabila siklus hidup suatu item berakhir. Ongkos disposal
terdiri atas ongkos tenaga kerja yang diperlukan untuk memindahkan item tersebut,
ongkos pengiriman dan ongkos lain yang berkaitan dengan pemindahan atau
penghancuran suatu item. Item dalam ongkos disposal masih terdapat nilai jual. Dengan
mengurangi nilai jual dengan ongkos disposal yang dibutuhkan maka diperoleh suatu
nilai sisa (salvage value) dari item tersebut. Nilai jual, ongkos disposal dan nilai sisa
suatu item biasanya tidak diketahui pasti sehingga besarnya selalu diestimasikan.

b) Ongkos Langsung, Tak Langsung dan Overhead


Ongkos langsung mudah ditentukan secara langsung pada suatu operasi, produk
atau produk yang spesifik. Ongkos langsung terdiri dari bahan langsung dan ongkos
tenaga kerja langsung. Ongkos tak langsung sulit ditentukan secara langsung pada
suatu operasi, produk atau proyek yang spesifik. Ongkos tak langsung terdiri dari
ongkos bahan tak langsung, ongkos tenaga kerja tak langsung dan ongkos-ongkos lain
yang sejenis. Ongkos overhead adalah ongkos-ongkos manufakturing selain ongkos
langsung. dengan demikian, ongkos tak langsung termasuk dalam ongkos overhead.

Bahan langsung
Ongkos Dasar
Tenaga kerja
langsung
Harga
Harga jual Bahan tak langsung Pokok
Ongkos Produksi
Tenaga kerja tak
Overhead Harga
langsung
Pabrik Pokok
Lain lain Penjualan

Umum dan
administrasi
Penjualan

Keuntungan

Gambar 1. Struktur Ongkos-Ongkos Manufakturing


Pada gambar terlihat harga pokok penjualan (cost og goods sold) adalah jumlah
ongkos pembuatan sebuah produk setelah ditambahkan ongkos penjualan dan ongkos
administrasi dan umum. Untuk medapatkan keuntungan (profit) maka harga jual harus
diset lebih tinggi dari harga pokok penjualan.

Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah ongkos-ongkos yang


terdiri dari ongkos langsung (ongkos dasar) dan ongkos overhead pabrik. Ongkos-
ongkos overhead juga terjadi pada bagian umum dan administrasi serta penjualan
sehingga ada ongkos overhead umum dan administrasi serta ongkos overhead
penjualan.

c) Ongkos Tetap dan Ongkos Variabel


Ongkos tetap (fixed cost) adalah ongkos yang besarnya tidak dipengaruhi jumlah
output atau volume produksi. Di sisi lain, ongkos variabel adalah ongkos-ongkos yang
secara proposional dipengaruhi oleh jumlah output. Contohnya adalah ongkos bahan
langsung dan ongkos tenaga kerja langsung.
Ongkos semi variabel adalah ongkos yang memiliki komponen tetap dan komponen
variabel. Contohnya adalah bagian perawatan memiliki sejumlah karyawan tetap
dengan gaji yang tetap selama jangka waktu tertentu. Akan tetapi, jumlah pekerjaan
perawatan dapat sebanding dengan banyaknya output yang dikeluarkan. Jadi ongkos
total perawatan akan mengandung ongkos tetap dan ongkos variabel. Ongkos total suatu
sistem dijumlahkan dari ongkos tetap dan ongkos variabel.
() = + ()
Dengan : () : ongkos total untuk membuat produk sejumlah x
: ongkos tetap
() : jumlah ongkos variabel untuk membuat x produk
d) Ongkos Rata-Rata dan Ongkos Marjinal
Ongkos rata-rata per unit produk adalah rasio antara ongkos total dengan jumlah
output.
()
() =

Dengan : () : ongkos rata-rata per unit
() : ongkos total untuk x unit output
: jumlah output
Ongkos rata-rata biasanya merupakan fungsi variabel dari jumlah output dan
besarnya akan turun dengan naiknya jumlah output. Karena semakin banyak output
yang dihasilkan makan, ongkos tetap akan terdistribusi pada jumlah produk yang
semakin banyak. Akibatnya ongkos tetap per satuan produk akan turun. Hubungan ini
adalah prinsip dasar dalam ekonomi yang disebut skala ekonomis (economies of scale).
Apabila ongkos total dianggap kontinyu dari ouput x. Maka ongkos marjinal dinyatakan
:
()
=
()

Dengan : : ongkos marjinal


: ongkos total
: turunan
Ongkos marjinal adalah ongkos yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit
output dari x pada tingkat output tertentu.
Sumber : (Pudjawan, I Nyoman. Ed 2. Pg 6-10)
II. Analisa Rasio dalam Perusahaan
Analisis rasio merupakan cara yang bisa digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan dari beberapa cara yang ada. Cara menganalisisnya yaitu dengan cara
menggunakan perhitungan perbandingan dengan data kuantitatif yang ditunjukan pada
neraca maupun laba rugi.
Macam macam rasio keuangan :
a) Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah asio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka pendek).
Tiga rasio likuiditas yang digunakan perusahaan :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui
kemampuan perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya.
Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,
hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar.

Rumus : Current Ratio = 100%

2. Rasio Cepat (Quick Rastio atau Acid Test Ratio)


Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam
menyelesaikan kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva-aktiva lancar dengan
tidak memperhitungkan nilai persediaan. Persediaan tidak dimasukkan dalam
perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar
yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid
yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar
atau hutang jangka pendek.
++
Rumus : = 100%

3. Cash Ratio
Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor
maupun di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan untuk harta yang mirip
atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah dicairkan kembali, mudah
dipengaruhi oleh perekonomian negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan.
+
Rumus : = 100%

b) Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
suatu perusahaan dalam menyelesaikan semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek
atau panjang, jika terjadi likuidasi. Rasio yang digunakan :
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio yang disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa
banyak aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur persentase
berapa besar dana yang berasal dari hutang. Hutang disini adalah hutang
perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.

Rumus : = 100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan
maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan
pemilik perusahaan.

Rumus : = 100%

3. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas


Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan jumlah cabang yang sudah
dimilikinya.
c) Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan
untuk mengukur efisiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang
dimilikinya. Rasio yang digunakan adalah :
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau
likuiditas dari persediaan perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki
oleh perusahaan.

Rumus : = 100%

2. Perputaran aktiva tetap


Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas
suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio
ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.

Rumus : = 100%

3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)


Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung
efektivitas penggunaan total aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan
efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.

Rumus : = 100%

4. Perputaran piutang
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul
dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
kualitas utang suatu perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan kebijakan
kreditnya.

Rumus : = 100%

Sumber : (http://www.ilmuekonomi.net)

Anda mungkin juga menyukai