Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.Gout artritis akut biasanya
terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga
menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin
didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional.
Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut
biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan berkurang
setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
Oleh karena itu, saya mengambil kasus gout artritis karena pada lansia hampir
kebanyakan warga di lansia di kampong Kanda mengalami kasus gout artritis.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan meningkatkan wawasan tentang asuhan keperawatan pada lansia
2. Mengetahui konsep penyakit pada lansia khususnya Gout Artritis.
3. Mengetahui bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada lansia.

C. Ruang Lingkup
Pada makalah ini, penyusun membatasi ruang lingkup penulisan yaitu asuhan
keperawatan pada lansia dengan gout arthritis.

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Lanjut Usia


1. Pengertian
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah
fase akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010).
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoadmojo,
2010 )
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun. Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa
batasan umur Lansia, yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun
b. Usia lanjut (fiderly) : 60 – 74 tahun
c. Lansia tua (old) : 75 – 90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old) : > 90 tahun
Menurut Depkes RI (2009), lansia dibagi atas :
a. Pralansia : Seseorang yang berusia antara 46-55 tahun.
b. Lansia : Seseorang yang berusia 56-65 tahun.
c. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 65 tahun atau lebih

2. Proses Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000)
Ada beberapa teori proses penuaan. yaitu:
a. Teori Biologi
1) Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokomia
2
yang deprogram oleh molekul-kolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
2) Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
3) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh
Pengumpulan dari pigmen atau lemak tubuh, yang disebut Teori
Akumulasi Dari Produk Sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lypofuchine
di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang
mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi
4) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan Universitas Sumatera Utara
5) Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi
6) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah
tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak
itu terjadilah kelainan autoimun (Menurut GOLDTERIS &
BROCKLEHURST, 1989). Teori ‘’Immunologi Slow Virus’’
(Imuunology Slow Virus Theory) Sistem immune menjadi efektif dengan
bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh
7) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubu.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
8) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein.Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.

3
9) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khusunya jaringan kolagen.Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
10) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
b. Teori Kejiwaan Sosial
1) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut
usia.
3) Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
4) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjur usi.Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming and Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos),
yakni :
1) Kehilangan peran (Loos of Role)
2) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)
3) Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to social Mores and
Values

4
3. Perubahan-perubahan fisik dan penyakit yang lazim terjadi pada lansia
Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut
sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur.
Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan Fisik
1) Sel
Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati,
jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.
2) Sistem Persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat
otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga
mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,
mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu,
ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap
sentuhan.
3) Sistem Penglihatan.
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya
membedakan warna menurun.
4) Sistem Pendengaran
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara
atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis.
5) Sistem Cardiovaskuler.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan
elastisitas pembuluh darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan
tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
5
6) Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
beberapa factor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara
lain: Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigildan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktifitas otot.
7) Sistem Respirasi.
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas
silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.
8) Sistem Gastrointestinal.
Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran
esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi,
fungsi absorbsi menurun.
9) Sistem Genitourinaria.
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai
200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva,
selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai
penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.
10) Sistem Endokrin.
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH),
penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan
testoteron.
11) Sistem Kulit.
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi
dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan
cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar
keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel
epidermis.

6
12) System Muskuloskeletal.
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan
tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami
sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot
mudah kram dan tremor.

4. Perubahan Psikososial
Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa
tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panic dan
depresif. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan
sosioekonomi, pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan
status, teman atau relasi, sadar akan datangnya kematian, perubahan dalam cara
hidup, kemampuan gerak sempit, ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup
tinggi, penyakit kronis, kesepian, pengasingan dari lingkungan social, gangguan
syaraf panca indra, gizi, kehilangan teman dan keluarga, berkurangnya kekuatan
fisik.
Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu perubahan
biologis, psikologis, sosiologis.
a. Perubahan biologis meliputi :
1) Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah
mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit
kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis
yang menetap
2) Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A vitamin C dan asam folat,
sedangkan gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan
kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan, penurunan indera
pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
3) Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah tanggal mengakibatkan
ganguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi
pada usia lanjut.

7
4) Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan
usia lanjut.
5) Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar
yang dapat menyebabkan wasir .
6) Kemampuan motorik yang menurun selain menyebabkan usia lanjut
menjadi lanbat kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan dapat
mengganggu aktivitas/ kegiatan sehari-hari.
7) Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek melambatkan proses informasi,
kesulitan berbahasa kesultan mengenal benda-benda kegagalan melakukan
aktivitas bertujuan apraksia dan ganguan dalam menyusun rencana
mengatur sesuatu mengurutkan daya abstraksi yang mengakibatkan
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia
atau pikun.
8) Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah
besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai
dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
9) Incotenensia urine diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut
yang mengalami IU sering kali mengurangi minum yang mengakibatkan
dehidrasi.
b. Kemunduran psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan
penyesuaian–penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya antara lain
sindroma lepas jabatan sedih yang berkepanjangan.
c. Kemunduran sosiologi
Pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman
usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social seseorang sangat penting bagi
kepribadiannya di dalam pekerjaan. Perubahan status social usia lanjut akan
membawa akibat bagi yang bersangkutan dan perlu dihadapi dengan persiapan
yang baik dalam menghadapi perubahan tersebut aspek social ini sebaiknya
diketahui oleh usia lanjut sedini mungkin sehingga dapat mempersiapkan diri
sebaik mungkin.
8
5. Masalah-masalah keperawatan yang terjadi pada lansia
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan
sistem, antara lain:
a. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain:
Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.
b. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain :
Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.
c. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro
Vaskuler Accident.
d. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain :
Fraktur, Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.
e. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.
f. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain :
Katarak, Glaukoma, Presbikusis.
g. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pencernaan, antara lain :
Ginggivitis / Periodontis, Gastritis, Hemoroid, Konstipasi.
h. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan,
antara lain :
Menoupause, BPH, Inkontinensia.
i. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem integumen, antara lain :
Dermatitis Seborik, Pruritus, Candidiasis, Herpes Zoster, Ulkus Ekstremitas
Bawah, Pressure Ulcers.
j. Lansia dengan masalah Kesehatan jiwa, seperti Demensia.

B. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Penyakit
Gout arthtritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit
Kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler
yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolism purin yaitu asam
urat (Aru W.Sudoyo. 2009).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
itandai dengan hiperurisemia dan serangan sinivitis akut berulang-ulang. Kelainan
ini berkaitan dengan penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium dan pada
9
tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit
gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering
pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian
metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai penumpukkan asam urat
yang menyebabkan nyeri pada sendi (Moreau, David. 2005).
Jadi dapat disimpulkan Gout Arthritis adalah suatu penyakit gangguan metabolic
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukkan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Etiologi
Etiologi gout sebagai berikut:
a. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
b. Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat
yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse
(50-60 tahun).
c. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan,
yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
d. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena
alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
e. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk
gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
f. Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat,
niasin, siklosporin, levodova.

10
3. Patofisiologi
Menjadi gout arthritis, asam urat harus melalui tahapan-tahapan tertentu
yang menandai perjalanan penyakit ini. Gejala awal ditandai oleh hiperurisemia
kemudian berkembang menjadi gout dan komplikasi yang ditimbulkannya.
Prosesnya berjalan cukup lama tergantung kuat atau lemahnya faktor resiko yang
dialami oleh seorang penderita hiperurisemia.
Jika hiperurisemia tidak ditangani dengan baik, cepat atau lambat penderita akan
mengalami serangan gout akut. Jika kadar asam urat tetap tinggi selama beberapa
tahun, penderita tersebut akan mengalami stadium interkritikal. Setelah memasuki
fase ini, tidak butuh waktu lama untuk menuju fase akhir yang dinamakan dengan
stadium gout kronis (Lingga, 2012).

4. Manifestasi Klinis
Biasanya, serangan gout arthritis pertama hanya menyerang satu sendi dan
berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang secara
bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala sehingga
terjadi serangan berikutnya. Namun, gout cenderung akan semakin memburuk,
dan serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering, dan
menyerang beberapa sendi. Alhasil, sendi yang terserang bisa mengalami
kerusakan permanen.
Lazimnya serangan gout arthritis terjadi dikaki (monoarthritis). Namun, 3-
14% serangan juga bisa terjadi dibanyak sendi (poliarthritis). Biasanya, urutan
sendi yang terkena serangan gout (poliarthritis) berulang adalah: ibu jari kaki
(podogra), sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakang, pergelangan
tangan, lutut, dan bursa elekranon pada siku.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita gout pada satu atau beberapa
sendi. Umunya serangan terjadi pada malam hari. Biasanya, hari sebelum
serangan gout terjadi penderita tampak sangat bugar tanpa gejala atau keluhan,
tetapi tiba-tiba tepatnya pada tengah malam menjelang pagi, ia terbangun karena
merasakan sakit yang sangat hebat serta nyeri yang semakin memburuk dan tak
tertahankan.
Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit diatasnya akan
berwarna merah atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri
jika digerakkan, dan muncul benjolan pada sendi (yang disebut tofus). Jika sudah
11
agak lama (hari kelima), kulit diatasnya akan berwarna merah kusam dan
terkelupas (deskuamasi).
Gejala lainnya adalah muncul tofus di helixs telinga/ pinggir sendi/tendon.
Menyentuh kulit diatas sendi yang terserang gout bisa memicu rasa nyeri yang
luar biasa. Rasa nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari hingga sekitar
satu minggu, lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk disendi-sendi perifer karena
persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian ditubuh lainya, karena
asam urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal urat juga terbentuk
ditelinga dan jaringan lainya yang relatif dingin. Gout jarang terjadi pada tulang
belakang, tulang panggul, atau bahu. Gejala lain dari arthritis gout akut adalah
demam, menggigil, tidak enak badan, dan denyut jantung berdetak dengan cepat.
Serangan gout akan cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah
30 tahun. Biasanya, gout menyerang pria usia pertengahan dan wanita pasca-
menopause.
Gout bisa menahun dan berat, yang menyebabkan kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat didalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras
dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit disekitar sendi. Tofi juga bisa
terbentuk didalam ginjal dan organ tubuh lainya, dibawah kulit telinga atau
disekitar siku. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan
mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur (Junaidi, 2013).

5. Komplikasi
Komplikasi yang muncul akibatb Gout antara lain:
a. Gout kronik bertophus
b. Nefropati gout kronik
c. Nefrolitasi asam urat (batu ginjal)
d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
e. Peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
f. Batu ginjal (kencing batu) serta gagal ginjal

12
6. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah dengan dilakukan pemeriksaan
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan
pada wanita lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam urat tinggi
yang memicu terjadinya gout.
b. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam.
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam
pada diet biasa atau lebih dari 600 mg / 24 jam.

7. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1) Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari.
2) Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
3) Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak
kurang dari 100 g/hari.
4) Rendah protein yang bersumber hewani.
5) Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
6) Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau
sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
7) Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam
urat.
b. Farmakologi
1) Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan
inflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
2) Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron)
dan Inhibitor xantin (alopurinol ).

13

Anda mungkin juga menyukai