Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Psoriasis merupakan kelainan kulit yang sudah sering didengar oleh banyak
orang. Psoriasis juga merupakan penyakit yang dimana saat bermanifestasi
menimbulkan banyak tanda dalam mendiagnosisnya. Beberapa peneliti
menyatakan percaya bahwa psoriasis sudah ada sejak dahulu dan dikenal dengan
sebutan “Tzaraat”. Awalnya psoriasis dimasukan dalam kategori penyakit lepra
yang disebut sebagai Lepra vulgaris.1,2
Psoriasis sendiri merupakan penyakit yang dikategorikan merupakan
penyakit dari masa lalu “ancient diseases” hal ini baik secara dari religi ataupun
secara scientific. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelainan kulit psorisasis sudah
berada lebih dari dua ribu tahun yang lalu.2
Bila melihat asal usulnya dan perjalanan penyakit dari Psoriasis maka dapat
dibagi menjadi tiga waktu yaitu: waktu dua ribu tahun lebih, dua ratus tahun lalu
dan dua puluh tahun terakhir. Bila dilihat dari periode yang pertama yaitu dua ribut
tahun lebih dimana masih terdapat kebingungan terhadap pernamaan dan
terminologi. Tiga ribu tahun yang lalu yaitu dokumen yang paling terkenal dimana
sekitar 1500BC dimana Ebers Papyrus tidak menyebutkan secara jelas psoriasis
tetapi memberikan suatu pengobatan pada kulit yang secara umum. 460-370 BC
Hippocrates menyebutkan suatu penyakit yang disebut sebagai “impetigo” tetapi
tidak menyebutkan secara langsung psoriasis tetapi sudah melihat penyakit
tersebut. 25BC-50AD Aulus Cornelius Celsus bukan merupakan dokter tetapi
seorang enzyclopedian dalam catatannya yang dikenal dengan “De Re Medica Libri
Octo” mendeskripsikan psoriasis tetapi menyebutnya sebagai “Impetigo”.2
Tahun 133-200AC Galen memperkenalkan gejala “psoriasis” dimana
merupakan penyakit yang terjadi gejala berupa sisik pada kelopak mata dan
scrotum disertai dengan erosi) hal ini dikenal dengan “Corpus Galenicum” dan
menjadi dasar pembelajaran dari pengobatan sampai bertahun-tahun. Pada jaman
medieval dari tahun 600-1500AC terdapat dokter, dan seorang filsuf dari persia
yang bernama Avi cenna(Ibn Sina) dalam buku yang berjudul “Canon of Medicine”
menyatakan mengenai suatu kelainan kulit yang mengikuti pemahaman Galen.2

1
Tahun 1098 sampai 1179 Hildegrand von Bingen yang merupakan seorang
dokter, musisi, dan theologi. Menggunakan terapi secara herbal untuk
menyembuhkan suatu penyakit. Pada tahun ini Hildegrand memberikan tipe
kelainan kulit lain yang disebut sebagai “Lepra” hal ini mungkin termasuk psoriasis
dikarenakan awalnya psoriasis merupakan penyakit yang digolongkan dalam
penyakit “Lepra”. Pada tahun 1200an dan 1300an Universitas pertama dan sekolah
kedokteran dirintis di Eropa di Salerno mengubah pandangan mengenai kulit tetapi
tidak menunjukkan secara spesifik lesi kulit.2
Pada tahun 1500an sampai 1600an dikenal dengan “De morbis cutaneis, et
omnibus corporis humani excrementsi tratatus locupletissimi” oleh venedig tahun
1572 dan Girilomo Hironymus Mercurialis tahun 1530 sampai 1606
mengklasifikasikan kelainan penyakit berdasarkan lokasinya, pada kepala dan leher
atau sisi lain dari tubuh. Girilomo mendeskripsikan nama psoriasis dengan nama
“lepra grecorum” dan diaman kondisi lain disebut sebagai “psora” yang berarti
gatal. Orang pertama yang melihat morfologi dari kulit adalah Ferdinand Bol
dimana melihat seorang anak dengan kulit yang tertutupi dengan sisik putih.2
Pada abad ke 18 Josef Plenck, merupakan seorang ahli bedah dan
kebidanan, Carl von Linne, dan Francoise Boissier de Sauvagese d ela Lacroix
dalam bukunya yang berjudul “Doctorina de Morbis Cutaneiis” tahun 1776
mengklasifikasikan seratus dua puluh kelainan kulit dalam empat belas kelas.
Dalam buku tersebut dalam kelas ke VI disebut dengan Lepra crustosa dan kelas
VII disebut sebagai Lepra squamous yang mungkin dimaksud adalah psoriasis.2
Robert Willan meningkatkan klasifikasi dari kelainan pada kulit yang
berdasarkan kriteria dari Josef Plenck. Dimanan memasukan kelas VII ke dua
dengan kelainan sisik. Robert Willan yang membedakan psoriasis dengan lepra,
dan membaginya dengan bentuk yang berbeda dari psoriasis yaitu: guttata, diffusa,
gyrata, palmaria, unguium, inveterata. Robert Willan juga menyatakan bahwa
kelainan ini diawali pada lutut dan sikut serta kepala juga pada kuku. Pada bukunya
yang berjudul “Description and Treatment of Cutaneous Diseases” merupakan
pertama kalinya kelainan lepra vulgaris yang dapat diidentifikasi sebagai
psoriasis.2

2
Perkembangan dari Willan adalah pada tahun 1834 dimana Gibert
mengikuti klasifikasi dari Willan menyatakan Lepra vulgaris hanya bentuk lain dari
psoriasis. Pada Tahun 1841 Ferdinan Hebra yang merupakan bapak dari ilmu
dermatology menghapuskan kondisi “Lepra” dan menamakan konsep “Psoriasis”.
Perkembangan berikutnya adalah pada tahun 1960 penelitian mengenai psoriasis
sebagai kondisi autoimun dimulai, dan ditemukan psoriasis arthritis. Tahun 1970
pada abat ke dua puluh dimana menemukan mekanisme yang mendasari psorisasis
dan dapat diobati. Dimana terapi topikal, laser dan phototherapy serta sistemik.
Pada awal tahun 1990 terdapat suatu penelitian untuk mengidentifikasi kelainan
gen yang mendasari psoriasis. Pada tahun 1998 dimana akhir abat 20 merupakan
masa dimana ditemukannya agent yang dapat menyembuhkan psorasis dengan
mentargetkan overzealus sel imun dimana merupakan penyebab dari kelainannya.
Agen ini dibuat berdasarkan substance dari sel hidup dan bekerja seperti sistem
imun dalam tubuh.2,3

Anda mungkin juga menyukai