Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengidentifikasi jenis halusinasi,isi ,frekuensi, waktu, situasi
yang menyebabkan munculnya halusinasi dan respon saat menghadapi
halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi,
bercakap-cakap dengan orang lain dan minum obat secara teratur.

C. LANDASAN TEORI
Gangguan sensori persepsi :Halusinasi
1. Latar belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi:
Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di
mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RS Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan khususnya Ruang Bangau sebagian besar pasien menderita
halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan sensori persepsi dapat tertolong dalam hal
sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti
terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga
pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok
yang lain.
2. Halusinasi
Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsisensorik tentang suatu
objek, gambaran dan pikiran yang sering terjaditanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat meliputi semua systempenginderaan (pendengaran, penglihatan,
penciuman, perabaan atau pengecapan)
Tanda dan gejala :
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), seseorang yang mengalami halusinasi biasanya
memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
a. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
c. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
d. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
e. Perilaku menyerang teror seperti panik.
f. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
g. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan agitasi.

 Jenis-jenis halusinasi
Jenis-jenis Halusinasi menurut Buku Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (W.F
Maramis):
a. Halusinasi penglihatan (visual optic): tak berbentuk atau sinar, kilapan atau pola
cahaya atau berbentuk orang, binatang atau barang lain yang dikenalnya,
berwarna atau tidak.
b. Halusinasi pendengaran (auditif, acustic): suara manusia, hewan atau mesin,
barang, kejadian alamiah dan musik.
c. Halusinasi pencium (olfactoric): mencium sesuatu bau.
d. Halusinasi pengecap (gustactori): merasa/mengecap sesuatu.
e. Halusinasi peraba (tactil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada
ulat bergerak dibawah kulitnya.
f. Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau
anggota badannya bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau “panthom
limb”).
g. Halusinasi viseral: perasaan timbul didalam tubuhnya.
h. Halusinasi hipnagogic: terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tepat
sebelum tertidur persepsi sensori bekerja salah.
i. Halusinasi hipnopompic: seperti pada nomor 8, tetapi terjadi tepat sebelum
terbangun sama sekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula pengalaman
halusinatoric dalam impian yang normal.
j. Halusinasi histeric: timbul pada nerosa histeric karena konflik emosional.
 Faktor penyebab halusinasi
a. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Perkembangan yang terganggu misalnya rendah control dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, yang
menyebabkan mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap
strees.
2. Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak terima lingkungannya sejak bayi ( unwanted
child) akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinnya gangguan jiwa, adannya strees yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia, seperti bufennol dan
dimetytranferase (DMP). Akibat stress bekepanjangan menyebabkan
teraktifasinya, neurotransmitter otak, misanya terjadi ketidakseimbangan asetyl
kolin dan dopamine.
4. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata kea lam khayal.
5. Faktor genetic dan pola asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh ortu skizofreinia
cenderung mengalami skizofreinia. hasil studi menunjukkan bahwa faktor
keluarga menunjukkan hubungan yang saling berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor Presipitasi
1) Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan
tidak nyata. Menurut Rawlinsh Heacock, 1993 mencoba mememcahkan masalah
halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu sebagai
makhluk yang dibangun atas dasar unsur bio, psiko, sosial, spiritual. Sehingga
dapat dilihat dari 5 dimensi:
a) Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium,
intoksikasi alcohol, dan kesulitan tidur dalam waktu lama.
b) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
isi halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan.
c) Dimensi intelektual
Dalam dimensi ini individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya
penurunan ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri
melawan impuks yang menekan, namun merupakan suatu hal yang
menimbulkan kewaspadaaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien
dan akan mengontrol semua perilaku klien.
d) Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien menganggap bahwa hidup di alam nyata sangat membahayakan. Klien
asik dengan halusinasinya, seolah-olah dia merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan agar interaksi sosial, control diri, dan haarga diri yang
tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan system control
oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman,
dirinya atau orang lain cenderung untuk itu. Aspek penting dalam
melakukan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu
proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang
memuaskan, serta mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien
selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
e) Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan berupaya secara spiritual
untuk menyucikan diri.

D. METODE TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


Metode yang digunakan pada Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) ini adalah
metode diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK
menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan
khusus yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
Keterangan:
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok yang dilakukan adalah menggunakan sistem Sesi
I dan Sesi II.
1. Tata Tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :
a. Klien tidak gelisah
b. Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi
c. Klien tenang dan kooperatif (tidak menganggu berlangsungnya terapi aktifitas
ini bisa dibicarakan dalam tata tertib kelompok)
d. Kondisi fisik dalam keadaan baik
e. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas

E. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1. Jenis dan Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah bola.
2. Tempat dan Waktu
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang Kenanga RS Ernaldi Bahar
Pengorganisasian :
a. Jumlah dan Nama Klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang. Adapun nama-nama klien yang
mengikuti TAK yaitu :
- Ny. N
- Ny. J
- Ny. H
- An. L
- Ny. D
b. Leader dan Uraian Tugas
Leader : Selvia Sischa Dewi
Tugas :
1. Memimpin jalannya Terapi Aktifitas Kelompok.
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4. Memimpin diskusi kelompok.
c. Co Leader dan Uraian Tugas
Co Leader : Amalia Nur azhima
Tugas :
1. Membuka acara.
2. Mendampingi Leader.
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5. Menutup acara diskusi.
d. Fasilitator dan Uraian Tugas
Fasilitator : Tria Damayanti, Ummi Kalsum, Aisyah Yuliana & Putri Tri
Nopianti
Tugas :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
e. Observasi dan Uraian Tugas
Observer : Aisyah Amaliyah Putri
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
f. Media
1. Bola
2. Handphone
3. Kamera
4. Kartu TAK
g. Setting Tempat

Keterangan :
: Leader : Observer

: Co Leader
: Fasilitator
: Klien

Langkah- Langkah

SESI 1 Mengenal halusinasi


a. Salam terapeutik
1. Salam terapeutik kepada klien
2. Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan
nama)
3. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri
papan nama)

b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar
2. Leader menjelaskan aturan main
3. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
4. Lama kegiatan 45 menit
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul
2. Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya,
situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Hasilnya ditulis di whiteboard
3. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien
dari suara yang biasa didengar
e. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
halusinasi muncul
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b. Menyepakati waktu dan tempat
f. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi

Formulir yang dievaluasi


Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebut Situasi
Nama Menyebut Isi Menyebutkan Waktu Menyebut Perasaan
No Halusinasi
Klien Halusinasi terjadi Halusinasi saat berhalusinasi
Muncul
1. Ny. N

2. Ny. J

3. Ny. H

4. An. L

5. Ny. D

Keterangan :
Dalam proses Terapi Aktivitas Kelompok peserta dapat kooperatif dengan perawat,
peserta dapat bekerja sama dalam menyesuaikan diri ditempat Terapi Aktivitas Kelompok.
Setiap peserta pada Terapi Aktivitas Kelompok dapat menyebutkan isi, waktu, situasi dan
perasaan saat halusinasi.

SESI II
a. Tujuan
Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
b. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi dan perasaan
3. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main
3) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader
4) Lama kegiata 20 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Tahap kerja
1) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai
semua pasien mendapat giliran
2) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
3) Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul.
4) Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu:
”Pergi, pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu kamu tidak
nyata
5) Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi.
6) Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan.
7) Setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan
harian klien
c. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)Kemampuan Menghardik
Halusinasi
Nama Klien
Aspek yang Dinilai
Ny. N Ny. J Ny. H An. L Ny. D
Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi

Menyebutkan efektivitas
cara yang digunakan

Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik

Memperagakan cara
menghardik halusinasi

Keterangan:
Klien yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi Sensori Persepsi.
Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi sesuai dengan yang dipraktekkan oleh
perawat, dan menganjurkan klien untuk menggunakannnya jika halusinasi muncul.

SESI III
A. Tujuan
klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
Klien memahami tentang pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi
B. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
Terapi mempersiapkan alat dan tempat TAK
Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
Salam: Terapi mengucapkan salam kepada klien
Terapi menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menerapkan 3
cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan tearah, dan minum obat
secara teratur)
a. Tahap Kerja
1. Terapis menjelaskan pentingnya pentingnya berbincang-bincang dengan
orang lain untuk mengatasi halusinasi
2. Terapi meminta pada klien situasi yang sering di alami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri
terapis searah jarum jam sampai semua klien mendapatkan giliran
3. Terapi memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-
tanda halusinasi muncul
4. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari
klien yang duduk disebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai semua
semua mendapatkan giliran.
5. Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan

b. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a) Terapis menayakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
a) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan
orang lain bila mulai mengalami halusinasi
b) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lin yang
mulai mengalami halusinasi
3. Kontrak yang akan datang
a) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
b) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya F. Evaluasi dan
dokumentasi

c. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
c) Terapis menayakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
d) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
c) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan orang lain
bila mulai mengalami halusinasi
d) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lin yang mulai
mengalami halusinasi
3. Kontrak yang akan datang
c) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
d) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya
4. Evaluasi dan dokumentasi

Sesi III: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)


Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

No Askep yang dinilai Nama peserta TAK

Ny. N Ny. J Ny. H An. L Ny. D

Menyebutkan pentingnya bercakap-cakap


1.
ketika halusinasi muncul

2. Menyebutkan cara bercakap-cakap

3. Memperagakan saat mulai percakapan

SESI IV
a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktifitas untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
b. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Terapi mempersiapkan alat dengan tempat TAK
b) Terapi membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a) Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
3. Evaluasi/validasi
a) Terapi menanyakan keadaan klien hari ini
b) Terapi menyakan pengalaman klien menerapkan cara meghardik
halusinasi
Kerja
a) Terapi menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b) Terapi membagikan kertas satu lembar dan masing-masing
sebuah pensil untuk masing-masing klien
c) Terapi menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam
mencegah terjadinya halusinasi
d) Terapi memberi contoh cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya dipapan tulis
e) Terapi meminta masing-masing klien menyusun jadwal
aktivitas dari bangun pagi sampai dengan tidur malam
f) Terapi membimbing masing-masing klien sampai berhasil
menyusun jadwal
g) Terapi memberika pujian kepada masing-masing klien setelah
berhasil menyusun jadwal

c. Terminasi
1. Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun
jadwal
b) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
d. Tindak lanjut: terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal
aktivitas tersebut
e. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

Ny. N Ny. J Ny. H An. L Ny. D

Menyebutkan pentingnya aktivitas dalam


1.
mencegah halusinasi
Membuat jadwal
2.
kegiatan harian

F. PENUTUP
Demikian proposal TAK ini kami buat atas perhatiannya dan dukungannya
serta partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terima kasih.
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

1. Putri Tri Nopianti, S.Kep


2. Aisyah Amalyah Putri, S.Kep
3. Aisyah Yuliana, S.Kep
4. Amalia Nur Azhima, S.Kep
5. Ummi Kalsum, S.Kep
6. Tria Damayanti, S.Kep

Pembimbing Klinik : H.Sumpena, S.Kep.,Ners.,M.Si

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Sampah
    Laporan Sampah
    Dokumen4 halaman
    Laporan Sampah
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • ASKEP KELUARGA Amel
    ASKEP KELUARGA Amel
    Dokumen12 halaman
    ASKEP KELUARGA Amel
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Grantchar
    Grantchar
    Dokumen1 halaman
    Grantchar
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen4 halaman
    Bab Vi
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sampah
    Laporan Sampah
    Dokumen4 halaman
    Laporan Sampah
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • SAP Penyakit Kulit
    SAP Penyakit Kulit
    Dokumen13 halaman
    SAP Penyakit Kulit
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • SAP Sampah
    SAP Sampah
    Dokumen7 halaman
    SAP Sampah
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii New
    Bab Ii New
    Dokumen58 halaman
    Bab Ii New
    Mukthyy Annk Taaurruz
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen54 halaman
    Bab Ii
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Sap Cuci Tangan
    Sap Cuci Tangan
    Dokumen10 halaman
    Sap Cuci Tangan
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Lembar Jiwa
    Lembar Jiwa
    Dokumen8 halaman
    Lembar Jiwa
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Konsep Lansia 1
    Konsep Lansia 1
    Dokumen43 halaman
    Konsep Lansia 1
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Ronde PDP
    Ronde PDP
    Dokumen17 halaman
    Ronde PDP
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Penkes DBD
    Penkes DBD
    Dokumen16 halaman
    Penkes DBD
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • SAP Perawatan Luka
    SAP Perawatan Luka
    Dokumen8 halaman
    SAP Perawatan Luka
    Amalia Nur Azhima
    0% (1)
  • Reni Fix Laporan Pendahuluan - Hie
    Reni Fix Laporan Pendahuluan - Hie
    Dokumen19 halaman
    Reni Fix Laporan Pendahuluan - Hie
    Reni Putri
    Belum ada peringkat
  • Data Dasar Sumsel PDF
    Data Dasar Sumsel PDF
    Dokumen45 halaman
    Data Dasar Sumsel PDF
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CA Mamae
    Laporan Pendahuluan CA Mamae
    Dokumen38 halaman
    Laporan Pendahuluan CA Mamae
    Dhea Erlinda
    67% (6)
  • Kusoner Risiko Jatuh
    Kusoner Risiko Jatuh
    Dokumen2 halaman
    Kusoner Risiko Jatuh
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Lembar Jiwa
    Lembar Jiwa
    Dokumen8 halaman
    Lembar Jiwa
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • BAB I & 2 Kejang Demam (Seminar)
    BAB I & 2 Kejang Demam (Seminar)
    Dokumen34 halaman
    BAB I & 2 Kejang Demam (Seminar)
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat
  • Pijat Oksitosin
    Pijat Oksitosin
    Dokumen2 halaman
    Pijat Oksitosin
    Amalia Nur Azhima
    Belum ada peringkat