PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu
(sungai/saluran/mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : 1. Di bagian
sungai yang relatif lurus, 2. Jauh dari pertemuan cabang sungai, 3. Tidak ada
tumbuhan air, 4. Aliran tidak turbelen, 5. Aliran tidak melimpah melewati tebing
sungai. Pengukuran debit air sangat di pengaruhi oleh kecepatan arus air.
Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh
kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman dan lebar perairan.
Kualitas air yang bagus di tentukan oleh pH air tersebut. Bila pH air
berkisar 7 maka kualitas air tersebut bagus dan air itu belum terkontaminasi
senyawa - senyawa yang mengandung logam berat yang dapat menyebabkan air
tidak layak lagi untuk di pakai atau di pergunakan oleh manusia atau organieme
lain karena menyebabkan kematian. Perairan umum adalah bagian permukaan
bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air
payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan
badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan. Perairan umum tersebut
diantaranya adalah sungai, danau, waduk, rawa, goba, genangan air lainnya
(telaga, kolong-kolong dan legokan).
Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan
arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan
gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan. Melalui
praktikum Hidrologi Hutan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ini semua
pembahasan lebih mengenai Debit air sungai atau pengukuran debit aliran bisa
didapatkan, sehingga menunjang kuliah khususnya di bidang kehutanan.
1
1.2. Rumusan masalah
1.2.1. Bagaimana cara menghitung debit aliran sebuah sungai?
1.2.2. Bagaimana pengaruh kegiatan manusia di sekitarnya terhadap tata air
daerah aliran sungai (DAS) yang melewatinya.?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
langkah kerja sebagai berikut: menentukan lokasi, mengukur panjang aliran yang
8
melihat keadaan dasar perairan, membentuk daerah yang akan di lalui bola
9
10. Dihitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan antara jarak titik
pengamatan dengan waktu tempuh rata-rata. Kemudian kalikan
kecepatan aliran tersebut dengan angka tetapan 0,75 ( keadaan dasar
sungai kasar).
11. Dihitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan kecepatan
aliran
Penghitungan data :
1. Menghitung kecepatan aliran sungai :
V = L/t
Ket. : V = Kecepatan aliran sungai (meter/detik)
L = Panjang lintasan pengukuran (m)
t = Waktu yang diperlukan pelampung menempuh panjang lintasan (dt)
10
BAB IV
11
1.2. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Bola akan semakin cepat sampai di alirkan jika tidak ada turbulen pada
sungai tersebut.
3. Bola yang satu jika dilakukan pengulangan akan memiliki waktu tempuh
yang berbeda-beda.
5.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
17
18