Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan,Segala puji hanya layak


untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dari kelompok III dapat menyelesaikan makalah
dengan judul "PENTINGNYA PANCASILA BAGI NEGARA INDONESIA "
Dalam penyusunan makalah ini semoga semua bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun dalam makalah kami memiliki kekurangan dan kesalahan Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata dari kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua

SMA 1 SARUDU, 2015

KELOMPOK III
DAFTAR ISI

 Kata pengantar ................................................................ v

 Daftar isi .......................................................................... vi

 BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

 Latar Belakang

 Rumusan Masalah

 Tujuan

 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................

 HIDROSFER

 PERAIRAN DARAT

 PEMBENTUKANN LAUT

 LAUTAN

 TEPI LAUT

 BAB III PENUTUP.........................................................................

 Kesimpulan

 SARAN

 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sejak dahulu kala Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Dengan luasnya lautan yang dimiliki banyak potensi kekayaan laut yang dapat kita
manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar. Selain ikan, berbagai
sumber daya lain terdapat di sini, seperti pertambangan, rumput laut, terumbu karang, dan
sebagainya. Semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat besar untuk kesejahterakan
rakyat, terutama kaum nelayan. Nelayan memiliki posisi yang cukup strategis mengingat dua
pertiga wilayah Nusantara adalah laut. Namun seringkali nelayan tidak berdaya secara
ekonomi dan terjerat kemiskinan. Karena itu perlu upaya untuk memberdayakan nelayan
demi meningkatkan kesejahterannya. Sumber daya laut yang ada di Indonesia memang
sangat besar, jika dikelola dengan baik, maka bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat,
khususnya nelayan dan masyarakat pesisir. Sehingga ketahanan ekonomi akan terwujud.
Laut Indonensia memiliki kekayaan sumber daya berlimpah. Namun pengelolaan dan
regulasi yang mengatur penggunaan kekayaan laut tersebut dinilai masih kurang memberi
keuntungan bagi negara. Sehingga perlu upaya-upaya dari berbagai pihak untuk bekerjasama
dalam pemanfaatan kekayaan laut secara optimal dan terarah. Karena itulah saya tertarik
untuk membuat makalah berjudul “Pemanfaatan Kekayaan Laut Indonesia untuk
Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional.”

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu hidrosfer?
2. Seperti apakah kekayaan laut yang dimiliki oleh Indonesia?
3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemanfaatan laut Indonesia?
4. Mengetahui macam macam perairan darat?
3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui tentang definisi hidrosfer.
2. Untuk mengetahui kekayaan laut yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan pemanfaatan laut Indonesia.
4. Untuk mengetahui macam macam pembagian perairan darat
BAB II
PEMBAHASAN
HIDROSFER
Apa itu Hidrosfer?

Hidrosfer merupakan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat.
Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti ’air’ dan sphere yang berarti ’daerah’
atau ‘bulatan’. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air
tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Hidrosfer menempati sebagian besar
muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam
lingkaran hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-
samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer.

Ada beberapa cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari tentang air yaitu:

1. Oceanografi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air laut atau
laut secara umum.
2. Glasiologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang es, glester dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan es.
3. Hidrologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air di
permukaan bumi maupun di bawah tanah.
4. Limnologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang danau.
5. Patomologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentnag air yang
mengalir di permukaan, baik melalui saluran atau tidak.
6. Geohidrologi, adalah ilmu pengetahuan yan gmempelajari keberadaan,
persebaran, dan gerakan air di bawah tanah.

B. Siklus Hidrologi

Jumlah air di bumi ini tetap, tidak berubah. Jumlah air yang tetap dan selalu
bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan
siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi. Nah, berdasarkan lama peredaran
air, siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, sedang, dan
panjang.

1. Siklus Pendek
Siklus Hidrologi pendek
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang
relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek?
Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar
matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan
mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin
besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi
air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.

2. Siklus Sedang
Siklus Hidrologi Sedang

Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas
sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada
ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau
terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami
kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya
mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.

3. Siklus Panjang
Siklus Hidrologi Panjang

Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut
ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau,
sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini
berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh,
sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya
presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan
diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju
parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut
perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan
menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama
dan prosesnya paling lengkap.
Dalam siklus hidrologi tersebut di atas, terdapat beberapa proses yang mengikuti
gejala meteorologis dan klimatalogis sehingga siklus hidrologi tersebut terjadi.
Proses-proses tersebut adalah:

 Transpirasi, adalah proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui


stomata atau mulut daun.
 Evaporasi, adalah penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari
penguapan air laut.
 Evapotranspirasi, adalah proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
 Kondensasi, merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan.
 Presipitasi, merupakan segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang
meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
 Run off (aliran permukaan), merupakan pergerakan aliran air di permukaan
tanah melalui sungai dan anak sungai.
 Adveksi, adalah transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi
panas dan uap air oleh gerakan udara mendatar dari satu lokasi ke lokasi yang
lain.
 Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori
tanah.

PERAIRAN DARAT DAN LAUT


Pengertian Perairan Darat, Jenis dan Persebarannya.
Sekarang coba perhatikan air sumur, air pompa, air sungai, air empang, air danau, air rawa
yang ada di sekitar rumah Anda. Air-air tersebut termasuk dalam bentang perairan darat.
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang
terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak menuju ke
daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain-lain yang memiliki
suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut
hidrologi.

a. Danau

Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara, Danau
Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga
danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut
Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal
ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang
masuk ke danau tersebut biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain.
Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik,
Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atauBendungan.

1) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa.
Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang
patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya
bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini
contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau
Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.

2) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang
kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup
kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan
lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.

Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung
Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah
gunung Kelud.

3) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses
vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah / batuan yang
menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut
terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera
Utara.

4) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah
berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas
erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.

5) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi
mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini
terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan
dan danau Ontario.

6) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan
waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan,
pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di
Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo
dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
b. Rawa

Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal Anda
terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau Sumatera dan pantai
selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: Rawa atau paya-paya
adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air
hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.

Ada dua jenis rawa yaitu:

1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan

2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang.
Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti. Rawa
yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak
dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.

2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan)yang
hidup.

3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.

Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:

1) Airnya tidak terlalu asam.

2) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa
seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.

3) Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

c. Air Tanah

Pernahkah Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari manakah air tersebut di
peroleh ? Kalau jawaban Anda dari air tanah, maka jawaban Anda betul. Di sekitar kita (di
permukaan tanah), dapat kita saksikan adanya air sumur, sungai, danau, rawa dan lain-lain.
Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan
kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Jadi benar
jika Anda mengatakan bahwa air yang kita minum serta kita gunakan untuk berbagai
keperluan sehari-hari adalah air tanah. Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan
menimba, memompa atau

mengalirkan air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air tanah berada pada
pori-pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda memperhatikan permukaan air sumur, maka
akan Anda lihat bahwa dalamnya permukaan air sumur di berbagai tempat tidak sama. Ada
daerah tertentu misalnya di daerah pantai atau di pinggir sungai, mungkin cukup menggali 2
meter kita telah memperoleh air tanah, tetapi di daerah gunung mungkin kita perlu menggali
hingga kedalaman nya mencapai 10 atau 15 meter untuk memperoleh air tanah. Perbedaan ini
disebabkan oleh per bedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman
permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau
lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan tidak
mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim
kemarau permukaan air tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada musim penghujan.

Ada bermacam-macam jenis air tanah.

1) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan
(Freatik) dan air tanah dalam.

a) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah / batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur, sungai, danau dan rawa
termasuk jenis ini.

b) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang tidak
tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran.
Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah
dalam.

2) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer
(angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah ber asal dari
hujan dan pencairan salju.

b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang ter
simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma
bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:


1) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat
lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini
akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk
menopang kelangsungan hidupnya.

2) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur.
Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

3) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara
dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik)
dari wilayah jenuh air.

4) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang
tidak tembus air.

SUNGAI, DAERAH ALIRAN SUNGAI dan PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT

1. Sungai dan Jenis-jenisnya

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya
dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang
lain.

Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa
berasaldari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir
(Gletser). Ke mana air itu mengalir? Air mengalir bisa ke laut, ke danau, ke rawa, ke sungai
lain dan bisa juga ke sawah-sawah.

Ada bermacam-macam jenis sungai :

 Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan,
sungai gletser dan sungai campuran.
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.Contoh sungai yang
airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak
adanamun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu
sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh
jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan,
dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai
Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
 Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai
permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai
Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa
misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai
Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan
sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
 Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai
konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.
a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.

b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikut strike
batuan.

c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai
konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai
subsekuen.

d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arahkemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.

e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litolo mau pun struktur
geologi.

 Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan
sungai sungai superposed.
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walau pun
ada struktur geologi (batuan) yang melintang.Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya,
sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbingoleh
lapisan batuan yang menutupinya.
 Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis,
rektanguler, pinate dan anular :
a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
 Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini
terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.

 Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di
daerah basin (cekungan).

b. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai
induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar
atau daerah dataran pantai.
c. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
d. Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
e. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.
2. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau Rivers basin atau
Watershed.

DAS adalah daerah yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah
tersebut, airnya mengalir ke sungai yang bersangkutan.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa DAS merupakan daerah di sekitar
sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke sungai tersebut.

 DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus
a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang
besar.Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi
hujan deras.
b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai
dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi
hujan lebat.
Sebagai tempat penampungan air hujan DAS harus kita jaga kelestariannya. Cara
menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal
DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat
pemukiman atau keperluan lainnya.

 Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya tanda-tanda yang berupa:


a. Lingkungan DAS semakin bertambah gundul, dan

b. Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.

 Selain itu gejala alam yang akan terjadi bila DAS rusak adalah:
a. air sungai meluap, sering terjadi banjir,

b. akan terbentuk delta sungai, dan

c. dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.

3. Pemanfaatan Perairan Darat


Perairan darat antara lain dapat kita manfaatkan untuk kepentingan sumber air minum,sumber
tenaga, irigasi, perikanan darat, transportasi, bahan baku industri, rekreasi danolahraga air.

a. Air MinumAir yang kita minum sehari-hari baik yang berasal dari air sumur, air PAM,
air danauatau sungai dan lain-lain merupakan bagian dari perairan darat.
b. Sumber tenaga (energy)Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sumber tenaga,
misalnya untukpembangkit listrik tenaga air dan sebagai sarana transportasi.
c. IrigasiPerairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana irigasi. Dengan demikian
kitadapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.
d. Perikanan Darat Berbagai usaha produksi perikanan darat (seperti ikan mas, lele,
belut, nila dan lainlain)dapat kita jalankan berkat adanya sistem perairan darat.
Majunya usahaperikanan darat di samping meningkatkan penghasilan juga
meningkatkan kualitasgizi masyarakat.
e. Sarana TransportasiSistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana
transportasi. Contohnyabanyak sungai-sungai di pulau Kalimantan dan Sumatera yang
dimanfaatkan sebagaisarana transportasi.
f. Bahan baku industriPemanfaatan air sebagai bahan baku industri misalnya dalam
memproduksi listriktenaga air. Contoh lainnya PT. Inalum di Sumatera Utara
memanfaatkan air sungaiAsahan dalam proses produksi aluminiumnya.
g. RekreasiWaduk-waduk, rawa, danau ataupun sumber-sumber air panas merupakan
tempatyang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik.
h. Olah raga airSistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana olah raga
seperti renang,selam, kano dan lain-lain.

PROFIL LAUT INDONESIA


Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar,
baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas
200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan
internasional di luar batas landas kontinen.Nampak bahwa kepentingan pembangunan
ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi
sumberdaya perairan laut.
Memperhatikan konfigurasi Kepulauan Indonesia serta letaknya pada posisi silang
yang sangat strategis, juga dilihat dari kondisi lingkungan serta kondisi geologinya, Indonesia
memiliki 5 (lima) keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia,
yaitu:
• Marine Mega Biodiversity; wilayah perairan Indonesia memiliki keragaman hayati yang
tidak ternilai baik dari segi komersial maupun saintifiknya yang harus dikelola dengan
bijaksana.
• Plate Tectonic; Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga lempeng tektonik, sehingga
wilayah tersebut kaya akan kandungan sumberdaya alam dasar laut, namun juga merupakan
wilayah yang relatif rawan terhadap terjadinya bencana alam.
• Dynamic Oceanographic and Climate Variability , perairan Indonesia merupakan tempat
melintasnya aliran arus lintas antara samudera Pasifik dan samudera Indonesia, sehingga
merupakan wilayah yang memegang peranan penting dalam sistem arus global yang
menentukan variabilitas iklim nasional, regional dan global dan berpengaruh terhadap
distibusi dan kelimpahan sumberdaya hayati.
Indonesia dengan konsep Wawasan Nusantara, sebagaimana diakui dunia
internasional sesuai dengan hukum laut internasional (UNCLOS 82), memberikan
konsekuensi kepada negara dan rakyat Indonesia untuk mampu mengelola dan
memanfaatkannya secara optimal dengan tetap memperhatikan hak-hak tradisional dan
internasional.
Indonesia sebagai negara kepulauan telah menetapkan alur perlintasan pelayaran
internasional, yaitu yang dikenal dengan Alur Lintas Kepulauan Indonesia (ALKI), hal ini
mengharuskan kita untuk mengembangkan kemampuan teknik pemantauannya serta
kemampuan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
Pembangunan kelautan dan perikanan dimasa datang diharapkan menjadi sektor
andalan dalam menopang perekonomian negara dalam pemberdayaan masyarakat yang
bergerak di sektor kelautan dan perikanan. Menyadari hal tersebut, maka peran ilmu
pengetahuan dan teknologi kelautan dan perikanan menjadi sangat penting dan perlu
dioptimalkan serta diarahkan agar mampu melaksanakan riset yang bersifat strategis yang
dapat diaplikasikan oleh masyarakat luas terutama oleh para pelaku industri dan masyarakat
pesisir pada umumnya.

2. Kekayaan Laut Indonesia


Tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia adalah lautan. Di dalamnya
terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km yang merupakan
garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Banyak sekali kekayaan laut yang
dimiliki negara kita.
Laut kita mengandung banyak sumber daya yang beragam baik yang dapat
diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan plasma
nutfah lainnya atau pun sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas
bumi, barang tambang, mineral, serta energi kelautan seperti gelombang, angin, dan OTEC
(Ocean Thermal Energy Conversion) yang sedang giat dikembangkan saat ini.
Terdapat 7,5% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berada di
Indonesia. Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha
budi daya laut (marine culture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, dan biota laut
lainnya yang bernilai ekonomis tinggi dengan potensi produksi 47 ton/tahun.
Selain itu lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak
udang, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota perairan lainnya
diperkirakan 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sebesar 5 juta per tahun. Hampir 70%
produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut.
Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkatan
genetik, spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia. Akan tetapi, saat ini baru 4 juta ton
kekayaan laut Indonesia yang dimanfaatkan. Jika kita telusuri kembali sebenarnya masih
banyak potensi kekayaan laut yang dimiliki Indonesia.
Prakiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para
pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp
14.994 triliun.
Potensi ekonomi kekayaan laut tersebut meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dollar
AS, wilayah pesisir lestari 56 miliar dollar AS, bioteknologi laut total 40 miliar dollar AS,
wisata bahari 2 miliar dollar AS, minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS dan transportasi
laut sebesar 20 miliar dollar AS.

3. Masalah-masalah yang di hadapi dalam Pemanfaatan Kekayaan Laut


Dengan kekayaan laut yang melimpah ini, sayangnya belum termanfaatkan secara
optimal. Sumber daya kelautan yang begitu melimpah ini hanya dipandang “sebelah mata”,
Kalaupun ada kegiataan pemanfaatan sumber daya kelautan, maka dilakukan kurang
profesional dan ekstraktif, kurang mengindahakan aspek kelestariannya. Bangsa Indonesia
kurang siap dalam menghadapi segala konsekuensi jati dirinya sebagai bangsa nusantara atau
negara kepulauan terbesar di dunia karena tidak disertai dengan kesadaran dan kapasitas yang
sepadan dalam mengelola kekayaannya.
Di satu sisi Indonesia memposisikan diri sebagai negara kepulauan dengan kekayaan
lautnya yang melimpah, tetapi di sisi lain Indonesia juga memposisikan diri secara kultural
sebagai bangsa agraris dengan puluhan juta petani yang masih berada di bawah garis
kemiskinan, sedangkan dalam industri modern, negara kita kalah bersaing dengan negara
lain. Semua ini berdampak juga terhadap sektor industri kelautan sehingga menimbulkan
banyak masalah berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan laut. Diantaranya para nelayan
Indonesia masih miskin dan tertinggal dalam perkembangan teknologi kelautan. Kemiskinan
dan kemiskinan yang menyelimuti mereka karena sistem yang sangat menekan seperti
pembelian perlengkapan untuk menangkap ikan yang masih harus lewat rentenir karena jika
melalui Bank, prosesnya yang berbelit-belit dan terlalu birokrasi. Juga dengan produksi
industri kelautan yang keadaannya setali tiga uang, terlihat dari rendahnya peranan industri
domestik seperti nelayan.
Selain itu, banyak nelayan asing yang mencuri ikan di wilayah perairan kita, tiap
tahunnya jutaan ton ikan di perairan kita dicuri oleh nelayan asing yang rata-rata peralatan
tangkapan ikan mereka jauh lebih canggih dibandingkan para nelayan tradisional kita.
Kerugian yang diderita negara kita mencapai Rp 18 trilyun-Rp36 trilyun tiap tahunnya. Hal
ini memang kurang bisa dicegah oleh TNI AL sebagai lembaga yang berwenang dalam
mengamankan wilayah laut Indonesia, karena seperti kita ketahui keadaan alut sista (alat
utama sistem senjata) seperti kapal perang yang dimiliki TNI AL jauh dari mencukupi. Untuk
mengamankan seluruh wilayah perairan Indonesia yang mencapai 5,8 km2, TNI AL
setidaknya harus memiliki 500 unit kapal perang berbagai jenis. Memang jika kita menengok
kembali sejarah, di zaman Presiden Soekarno Angkatan Laut kita pernah menjadi keempat
terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Uni Soviet,dan Iran. Akan tetapi semuanya hanya
bersifat sementara karena tidak dibangun atas kemampuan sendiri, namun karena bantuan
Uni Soviet dalam rangka permainan geopolitik.
Sebenarnya apa yang salah dari pengelolaan laut Indonesia. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan pemanfaatan laut sebagai potensi bangsa yang dahsyat itu terabaikan di
antaranya yaitu lemah pengamanan, lemah pengawasan, dan lemah koordinasi dari negara.
Sebenarnya Indonesia memiliki Maritime Surveillance System (sistem pengamatan maritim)
pada sebuah institusi militer yang domainnya memang laut.
Maritime Surveillance System dititikberatkan pada pembangunan stasiun radar pantai
dan pemasangan peralatan surveillance di kapal patroli, untuk kemudian data-data hasil
pengamatan dari peralatan yang terpasang tersebut dikirim ke pusat data melalui media
komunikasi data tertentu untuk ditampilkan sebagai monitoring dan untuk diolah lebih lanjut.
Karena itu, sistem ini lebih cenderung berlaku sebagai alat bantu penegakan keamanan di
laut, meski sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut sebagai alat bantu pertahanan.

4. Upaya Pemanfaatan kekayaan Laut Indonesia


Pemerintah hendaknya harus bekerja lebih keras dalam mencari penyelesaian masalah
ini agar eksplorasi serta pemanfaatan kekayaan laut kita dapat dilaksanakan secara optimal
dan terarah. Negara kita perlu mempunyai kebijakan kelautan yang jelas dan bervisi ke depan
karena menyangkut geopolitik dan kebijakan-kebijakan dasar tentang pengelolaan sumber
daya kelautan. Kebijakan mengenai berbagai terobosan untuk mendayagunakan sumber daya
kelautan secara optimal dan lestari sebagai keunggulan kompetitif bangsa.
Mengingat potensi sumber daya laut yang kita miliki sangat besar, maka kekayaan laut
ini harus menjadi keunggualan kompetitif Indonesia, yang dapat menghantarkan bangsa kita
menuju bangsa yang adil, makmur, dan mandiri. Memang untuk mewujudkan cita-cita
tersebut perlu adanya koordinasi berbagai pihak dan dukungan dari masyarakat. Seyogyanya
harus ada perubahan paradigma pembangunan nasional di masyarakat kita dari land-based
development menjadi ocen-based development. Pembangunan di darat harus disinergikan dan
diintegrasikan secara proporsional dengan pembangunan sosial-ekonomi di laut. Perlu adanya
peningkatan produksi kelautan kita dengan cara memberikan penyuluhan kepada para
nelayan, pemberian kredit ringan guna membeli perlengkapan untuk menangkap ikan yang
lebih memadai, serta pembangunan pelabuhan laut yang besar guna bersandarnya kapal-kapal
ikan yang lebih besar.
Peningkatan produksi juga meliputi sektor bioteknologi perairan, mulai dari proses
produksi (penangkapan ikan dan budidaya), penanganan dan pengolahan hasil, serta
pemasarannya. Selain itu, harus ada perhatian terhadap sektor wisata bahari dengan adanya
perbaikan mencakup penguatan dan pengembangan obyek wisata bahari dan pantai,
pelayanan, pengemasan serta promosi yang gencar dan efektif.
Dengan berbagai kebijakan kelautan yang ditempuh ini, diharapkan adanya
pembangunan kelautan yang sinergis dan terarah serta menyeluruh, sehingga tidak mustahil
dengan pemanfaatan kekayan laut yang optimal akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi
secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia menuju Indonesia
yang adil, makmur, dan mandiri.
Institusi tersebut di antaranya DKP, Departemen Perhubungan khususnya Dirjen
Perhubungan Laut, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Departemen Tenaga
Kerja, Departemen Kehutanan, Departemen Pariwisata dan Budaya, Departemen
Perdagangan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Ditjen Bea Cukai, Pelindo, TNI
AL, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaaan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Indonesia memiliki 5 (lima) keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-
negara lain di dunia, yaitu: Marine Mega Biodiversity, Plate Tectonic, dan Dynamic
Oceanographic and Climate Variability.
Laut kita mengandung banyak sumber daya yang beragam baik yang dapat
diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan plasma
nutfah lainnya atau pun sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas
bumi, barang tambang, mineral, serta energi kelautan seperti gelombang, angin, dan OTEC
(Ocean Thermal Energy Conversion) yang sedang giat dikembangkan saat ini.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pemanfaatan laut sebagai potensi bangsa
yang dahsyat itu terabaikan di antaranya yaitu lemah pengamanan, lemah pengawasan, dan
lemah koordinasi dari negara. Sebenarnya Indonesia memiliki Maritime Surveillance System
(sistem pengamatan maritim) pada sebuah institusi militer yang domainnya memang laut.
Negara kita perlu mempunyai kebijakan kelautan yang jelas dan bervisi ke depan
karena menyangkut geopolitik dan kebijakan-kebijakan dasar tentang pengelolaan sumber
daya kelautan. Kebijakan mengenai berbagai terobosan untuk mendayagunakan sumber daya
kelautan secara optimal dan lestari sebagai keunggulan kompetitif bangsa.
Sektor kelautan menjadi potensi yang sangat strategis untuk didorong sebagai
mainstream pembangunan perekonomian nasional
2. Saran
Pemerintah dan masyarakat harus selalu bekerjasama agar dapat memanfaatkan
kekayaan laut secara optimal dan terarah. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi kelautan,
yang juga akan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
DAFTAR PUSTAKA
antaranews. 28 Desember 2009. Hari Nusantara bangkitkan Kesadaran Membangun Laut.
(Online), (http://www.antaranews.com/berita/1260252821/hari-nusantara-
bangkitkan-kesadaran-membangun-laut, diakses 27 Desember 2009).
Gunawan, Sandi. 2009. Optimalisasi Pemanfaatan Kekayaan Laut Indonesia Guna
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, (Online),
( http://www.gc.ukm.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=80:optimalisasi-pemanfaatan-kekayaan-laut-indonesia-guna-
meningkatkan-kesejahteraan-rakyat&catid=38:publication&Itemid=29, diakses 27
Desember 2009).
Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
Kompas.com, 6 November 2009. Potensi Kekayaan Laut Indonesia Capai Rp.14.994 triliun.
(Online), (http://www.kompas.com/read/xml/2009/11/06/15004486/potensi.kekayaa
n.laut.indonesia.capai.rp.14.994.triliun, diakses 27 Desember 2009).
Nuha, Uta Ulin. 2009. Optimalisasi Potensi Laut Melalui Sistem Informasi. (Online),
(http://www.harian-
global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=20814:opti malisasi-
potensi-laut-melalui-sistem- informasi&catid=57:gagasan&Itemid=65, diakses 27 Desember
2009).
Soesilo, Indroyono. 2007. Profil Laut Indonesia, (Online), (www.dkp.go.id, di akses 27
Desember 2009).

Anda mungkin juga menyukai