ARSITEKTUR
“MUSEUM TSUNAMI ACEH”
DOSEN :
MAHASISWA :
KELAS : B
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
“Museum Tsunami Aceh”
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu , kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Heri Rahman
NIM : F221 18 032
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….…….1
1.3Tujuan……………………………………………………………...….2
1.4 Manfaat……………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………......…….16
3.2 Saran……………………………………………………………….....17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu yang menjadi ikon bagi sebuah kota adalah objek wisatanya.
Beberapa kota di Indonesia memiliki ikonnya masing-masing sebagai objek
wisata yang populer dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Untuk ikon objek wisata bisa berupa objek wisata alam maupun objek wisata
sejarah. Pada pembahasan makalah ini membahas satu objek wisata yang
menjadi ikon bagi Kota Banda Aceh menjadi topik pembahasan makalah kami,
yakni Museum Tsunami Aceh.
ruang?
1
1.3 Tujuan
4. Untuk memahami pola ruang yang ada didalam museum tsunami aceh.
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan
bagi mahasiswa mengenai rumah ramah lingkungan dibidang pendidikan maupun
pengajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun : 2009
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh
berbagai macam gangguan dari dasar laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa
bumi, pergeseran lempeng dan gunung api yang meletus. Dampak dari Tsunami itu
sendiri adalah dapat merusak apa saja yang dilaluinya, mulai dari bangunan,
tumbuhan serta menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Tsunami telah melanda
berbagai tempat, pada tahun 1755 bencana alam ini terjadi di Lisboa, ibu kota
Portugal, pada tahun 1883 letusan gunung Krakatau di Indonesia juga telah
menyebabkan Tsunami dan beberapa tempat lainnya. (Nanin, 2008: 5).
3
Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa melanda pulau Aceh dengan
kekuatan 9.0 skala Richter dan gempa tersebut mengakibatkan Tsunami yang
melanda daerah Banda Aceh dan sekitarnya. Merujuk kepada data BAKORNAS
pada Maret 2005, jumlah korban yang meninggal sebanyak 128.645 orang dan
sebanyak 37.063 orang dinyatakan hilang. Selain banyaknya korban, Tsunami juga
menyebabkan banyak rumah serta bangunan-bangunan rusak. Hal-hal tersebut
memberikan duka yang mendalam bagi rakyat dan Aceh dan menjadikan Tsunami
Aceh sebagai peristiwa yang tidak dapat terlupakan meskipun 9 tahun telah berlalu
semenjak kejadian tersebut. (Rofi, 2006: 341)
4
sebagai pesan dan pelajaran bahwa tsunami pernah melanda Aceh yang telah
menelan banyak korban. Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan
dekorasi bernuansa islam. Dari arah luar dapat terlihat bangunan ini berbentuk
seperti kapal, dengan sebuah mencu suar berdiri tegak di atasnya. Tampilan
eksterior yang luar biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat
dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar
bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablummi
nannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam.
Pada lantai 3 Museum Tsunami Aceh, terdapat beberapa fasilitas seperti
ruang geologi, perpustakaan, musalla, dan souvenir. Pada ruang geologi,
pengunjung dapat memperoleh informasi mengenai kebencanaan, bagaimana
gempa dan tsunami terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display dan alat
simulasi yang terdapat dalam ruangan tersebut.
Di tingkat akhir gedung Museum Tsunami Aceh, difungsikan sebagai escape
building atau penyelamatan diri ketika tsunami terjadi lagi di masa yang akan
datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep
keselamatan dan keamanan. Dari tingkat atap ini, hampir keseluruhan daerah kota
Banda Aceh dapat terlihat dari atas gedung.
Salah satu bangunan yang menjadi destinasi wisata yang bisa dibilang
cukup baru di Kota Banda Aceh adalah Museum Tsunami Aceh. Museum ini
terletak kota Banda Aceh, tepatnya Jalan Sultan Iskandar Muda No. 3, Sukaramai,
Baiturrahman, dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang
Padang dan Kherkoff, Kota Banda Aceh ini dibangun pasca peristiwa bencana
hebat dan dahsyat melanda Aceh; Gempa bumi dan Tsunami 26 Desember 2004.
Museum ini diresmikan pada bulan Februari tahun 2009. Kita tahu peristiwa itulah
yang membuat kita semua sadar kembali ada bahaya besar melanda masyarakat kita
setiap waktunya. Peristiwa Gempa bumi dan tsunami tersebut meluluh lantakkan
Aceh dan juga sebagian wilayah pesisir barat Sumatera Utara. Tidak hanya itu
peristiwa bencana alam ini termasuk salah satu bencana alam paling mematikan di
5
dunia dan merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah
pada abad 21. Bencana alam ini mendapat respon yang luar biasa bahkan menjadi
trending topic dunia selain Perang Irak. Gempa dan tsunami ini tidak hanya
berdampak bagi Indonesia, tapi juga melanda hingga ke kawasan pesisir timur
Afrika, seperti Somalia hingga Madagaskar.
Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m²
yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung
masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi untuk
menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi
gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan,
disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk
gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh
yang selamat dari terjangan tsunami.
6
Berikut filosofi dari design lantai dasar Museum Tsunami Aceh :
7
2. Space of Memory (Ruang Kenangan)
8
3.Space of Sorrow (Ruang Sumur Doa)
9
4.Space of Confuse (Lorong Cerobong)
10
5.Space of Hope (Jembatan Harapan)
11
Di Lantai 1 ini terdapat beberapa ruangan yang berisi rekam jejak kejadian
tsunami 2004. Antara lain ruang pamer tsunami, pratsunami, saat tsunami dan ruang
pasca tsunami. Selain itu, beberapa gambar peristiwa tsunami, artefak jejak
tsunami, dan diorama juga ada di lantai ini. Salah satunya adalah diorama kapal
nelayan yang diterjang gelombang tsunami dan diorama kapal PLTD Apung yang
terdampar di Punge Blang Cut.
12
Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan dekorasi
bernuansa islam. Dari arah luar dapat terlihat bangunan ini berbentuk seperti kapal,
dengan sebuah mencu suar berdiri tegak di atasnya. Tampilan eksterior yang luar
biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen
dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini
melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep
hubungan antar manusia dalam Islam.
13
Bangunan museum di lantai tiga diberi hiasan dekorasi bernuansa Islam.
Bangunan ini dari arah luar terlihat berbentuk seperti kapal, dengan sebuah
mercusuar berdiri tegak di atasnya. Tampilan eksterior yang luar biasa unik
mengekspresikan keberagaman budaya Aceh yang terlihat dari ornamen dekoratif
unsur transparansi elemen kulit luar bangunan.
Pada lantai tiga ini, terdapat beberapa fasilitas seperti ruang geologi, ruang
perpustakaan, musala, dan area cenderamata. Pada ruang geologi, pengunjung dapat
memperoleh berbagai informasi tentang bencana, tentang gempa, dan sebab
tsunami terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display, dan alat simulasi yang
terdapat dalam ruangan tersebut.
14
Adapun di lantai paling atas, difungsikan sebagai escape building atau
tempat penyelamatan diri apabila tsunami terjadi lagi di masa yang akan datang.
Bagian atap museum yang berbentuk datar dan lapang ini dirancang sebagai zona
evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa. Lantai atas ini tidak dibuka untuk
umum karena mengingat faktor keselamatan dan keamanan pengunjung. Dari lantai
atas ini pula pengunjung dapat melihat hampir seluruh wilayah Kota Banda Aceh.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
tentang gempa, dan penyebab tsunami terjadi. Penjelasan ini didapatkan
berdasarkan pajangan dan alat simulasi yang terdapat dalam ruangan tersebut.
3.2 SARAN
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
mendapatkan informasi informasi tentang museum aceh Tentunya, makalah ini jauh
dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik
dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan
dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik dalam penyelesaiannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/350287341?extension=docx&ft=1551016012<=1551
019622&user_id=435988074&uahk=m_sYdtPpGTWQaGHj85I-9whNoGQ
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/282322363?extension=pptx&ft=1551016324<=15510
19934&user_id=435988074&uahk=Ya6Ss8ftwivD1L3z10V3kDc6AvQ
https://www.google.com/search?q=lorong+cerobong&safe=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=X7Blg
8E8SNay2M%253A%252CyeO3pLJ00CQdFM%252C_&usg=AI4_-
kSfoTL9Zx4uV10_OlX8mg8oSoLTuQ&sa=X&ved=2ahUKEwi2htOD_tbgAhVMP48KHcpZC_sQ9QEwA
HoECAYQBA&biw=1366&bih=657#imgrc=_
http://majalahasri.com/museum-tsunami-aceh-karya-arsitek-ridwan-kamil/
18
19