Anda di halaman 1dari 12

TENTANG

CIRI CIRI PERTUMBUHAN REMAJA SECARA FISIK


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan,Segala puji hanya layak


untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dari kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah
dengan judul "CIRI CIRI PERTUMBUHAN REMAJA SECARA FISIK"
Dalam penyusunan makalah ini semoga semua bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun dalam makalah kami memiliki kekurangan dan kesalahan Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata dari kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua

SMA 1 SARUDU, 2017

KELOMPOK I
DAFTAR ISI
 Kata pengantar ................................................................ v

 Daftar isi .......................................................................... vi

 BAB 1 ....................................
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan pembahasan

 BAB 2.............................................
Pengertian remaja
Pertumbuhan Fisik Pada Masa Remaja
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Dampak Pertumbuhan Fisik Remaja

 BAB 3 ..................................................
Kesimpulan
Saran

 Daftar pustaka ............................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik,
psikis, dan pematangan fungsi seksual. Remaja dalam perkembanganya seringkali
prihatin selama tahun-tahun awal remaja. Salah satu sumber keprihatinan tersebut
adalah perubahan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan standar budaya yang
berlaku sebagai akibat dari perkembangan seksual sekunder yang dialami remaja.
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh
Van den Daele “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa
perkembangan bukan sekedarpenambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan
seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi
dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Namun, makalah yang kami uraikan disini adalah perkembangan remaja dari
segi fisiknya. Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul “Pertumbuhan
Fisik Remaja”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan remaja itu?
2. Bagaimana pertumbuhan fisik pada masa remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik pada remaja?
4. Bagaimana dampak pertumbuhan fisik remaja?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul Pertumbuhan Fisik Pada Remaja
antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan remaja itu.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pertumbuhan fisik pada masa remaja.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik pada
remaja.
4. Untuk mengetahui dampak pertumbuhan fisik remaja terhadap psikologis remaja,
baik yang positif maupun negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa
individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan
fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan
Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa
pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.
Sedangkan Undang-undang Kesejahteraan Anak (UU No.4/1979) misalnya,
menganggap semua orang dibawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak-
anak lain karenanya berhak mendapat perlakuan dan kemudahan-kemudahan yang
diperuntukkan bagi anak (misalnya pendidikan, perlindungan dari orang tua dll).
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama
– yang dicetuskan oleh psikolog G.Stanley Hall - adolescence is a time of “storm and
stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”,
yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional
pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang
bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung,
1987).Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan
di masa remaja penuh dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka
tentang perkembangan manusia.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh
dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak
remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada
dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan
harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit
remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan
tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan
remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi
dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).

B. Pertumbuhan Fisik Pada Masa Remaja


Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu
faal) remaja di kenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin
manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin
khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna
dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada
akhir dari peran perkembangan fisik ini akan terjadi seorang pria yang berotot dan
berkumis/berjanggut yang mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel mani
(spermatozoa) setiap kali ia berejakulasi (memancarkan air mani), atau seseorang
wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya
mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya.
Sebagai makluk yang lambat perkembangannya, masa pematangan fisik ini
berjalan lebih kurang 2 tahun dan biasanya di hitung mulai haid yang pertama pada
wanita atau sejak seorang laki-laki mengalami mimpi basahnya (mengeluarkan air
mani pada waktu tidur) yang pertama. Masa yang 2 tahun ini di namakan pubertas
(inggris = puberty), yang dalam bahasa latin berarti usia kedewasaan (the age of
manbord) yang berkaitan dengan kata latinnya pubescere yang berarti masa
pertumbuhan rambut didaerah tulang pufic (di wilayah kemaluan).
Masa pubertas (atau disebut juga masa puber) seperti yang sudah disebutkan
diatas berawal dari haid dan mimpi basah yang pertama. Tetapi pada usia berapa
persisnya masa puber ini dimulai sulit ditetapkan, oleh karena itu, cepat lambatnya
haid atau mimpi basah sangat bergantung pada kondisi tubuh masing masing imdividu.
Jadi sangat bervariasi. Ada anak perempuan yang sudah haid pada umur 10 tahun
atau bahkan 9 tahun (ia masih duduk padakelas 3 SD), sebaliknya ada yang baru
memperolehnya pada usia 17 tahun pada waktu kelas 2 SMA.
Selain itu, haid yang pertama (dalam bahasa inggris “menarche”) nampaknya ada
kaitanya dengan perkembangan masyarakat. Sebuah penelitian di Perancis, telah
membuktikan bahwa usia menarche pada rata-rata remaja Perancis makin menurun
pada tahun-tahun ini.
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang
sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt
merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang
kepada kematangan fisik dan seksual.
Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA sekitar 150,
sementara remaja putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja
putra USA sekitar 177 cm, sedangkan remaja putri hanya 163 cm. Kecepatan
pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara
pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada masa pertumbuhan maksimum ini,
remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3 inci, sementara remaja putra
bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya (Marshall, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia
remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan
lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.
Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama
masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11
% dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 %
menjadi sekitar 26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih
awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend
secular.
Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai
menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880,
laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan
pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia
18–20danperempuanpadausia13–14tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta
kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi
dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi
dan kanak-kanak.
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan
perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987).
Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan
sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-
ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini
ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi
perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan
ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi,
dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya
melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-
bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat
kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi
oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai
organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon.
Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang
berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon
yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

1. Pengaruh Hormon
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang
menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar
otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan
perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau
sering disebut hormon yang merangsang gonat yaitu merangsang gonat supaya aktif
bekerja. Seluruh proses ini di kendalikan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar
hypothalamus, yaitu kelenjar yang di kenal sebagai kelenjar untuk merangsang
pertumbuhan pada masa remaja dan terletak di otak.
2. Pengaruh Keluarga
Pengaruh faktor keluarga disini meliputi faktor keturunan maupun lingkungan.
Faktor keturunan menyebabkan anak mewarisi sifat genetik orang tua. Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang di bawa anak tersebut.

3. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan sedikit lebih cepat
mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi.

4. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi
hal demikian, pertumbuhan awal remajanya terhambat.

5. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan.
Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbadaan berat dan
tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda
dari anak perempuan.

6. Status Sosial Ekonomi


Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang
rendah, cenderung lebih kecil darpada anak yang berasal dari keluarga yang status
sosial ekonominya tinggi.

7. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang
lebh berat daripada anak yang sering sakit.

8. Pengaruh Bentuk Tubuh


Bangun atau bentuk tubuh entah itu mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak.

D. Dampak Pertumbuhan Fisik Remaja


Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja
karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara
yang terlalu cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri.
Demikian pula dalam menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja
itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang
tua.
Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini
sering menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja,
perubahan yang terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan
yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga
dan sering agak melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa ini
sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama
pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan
terjadi keseimbangan kembali.

Meskipun pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka


melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa bentuk
pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung, sangat pemalu,
ada kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri,
menentang otoritas orang tua dan guru, mendambakan kemandirian, sangat kritis
terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan
sangat tampak bahwa dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak
remaja ini secara fisik sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah,
nafsu makan berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit
punggung, dan sebagainya karena tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan
ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.

Anak-anak remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang


mengalami proses perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak
dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan
kelaminnya. Jika mereka memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya berbeda
dari mereka maka akan muncul pikiran tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya,
perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran
dalam dirinya. Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir
bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu besar dan tinggi, sedangkan
anak yang mulai tumbuh pendek sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir
pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.
Apabila tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau
kurang berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka
akan menjadi dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga
merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai remaja,
dalam pikirannya telah terbentuk konsep mengenai wajar-tidaknya kehidupan kelamin
dalam penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak sehari-
hari misalnya dari televisi, buku cerita, komik, atau dari orang-orang disekelilingnya
yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa dirinya tidak wajar. Sayangnya,
konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali dihilangkan, bahkan mungkin dapat
menetap seumur hidupnya.
Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah
pengaruh jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan
kepribadiannya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan
sikap tertentu yang sudah terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam
beberapa kasus tampak semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja
yang paling menetap adalah dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya.
Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan pengaruh
pada anak laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak hanya
terjadi di masa remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang
mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan,
sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian halnya.
Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak
laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua
jenis kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak
gadis, ia akan memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini
sering menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat
dalam kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra
dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Bahaya fisik utama pada masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar
endoktrin dan hormon gonad, jika remaja kekurangan hormon endoktrin maka anak
menjadi lebih kecil dari rata-rata pada waktu ia matang. Jika kekurangan hormon
gonad maka pertumbuhan anggota badan berlangsung terlalu lama dan individu
menjadi lebih besar dari rata-rata selain itu juga mempengaruhin perkembangan
normal organ seks dan ciri seks sekunder. Apabila persediaan hormon gonad
berlebihan pada usia sangat muda mengakibatkan permulaan masa puber kadang-
kadang dimulai sedini usia lima atau enam tahun. Ini di kenal sebagai masa puber yang
terlalu awal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja
tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga
mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri
kelamin kedua.
Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang
menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di
dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan
perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau
sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh
keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sering memengaruhi
sikap dan perilaku remaja itu sendiri, seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi,
antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu
sederhana.
Upaya untuk pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan
menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai positif seperti olah raga, pramuka, dan
seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya menyediakan sarana dan prasarana,
waktu istirahat, dan diadakannya jam olahraga bagi siswa.

B. Saran
Dalam upaya pertumbuhan fisik pada remaja secara maksimal, diharapkan
dukungan dari berbagai pihak. Diantaranya pihak sekolah yait guru, keluarga
utamanya orang tua dan lingkungan. Dengan demikian pertumbuhan fisik pada remaja
akan berlangsung secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012. Mengenal Perubahan Fisik pada Remaja. (online), (http://info-
kesehatan.net/mengenal-perubahan-fisik-pada-remaja/), diakses 10 September 2012.
Alatas, Alwi. 2005. (Untuk) 13+, Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena.
Che_3z. 2008. Perkembangan Fisik Pada Remaja. (online), (http://de-
kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-fisik-pada-remaja.html), diakses 10
September 2012.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan. Bandung: CV
Mandar Maju.

Anda mungkin juga menyukai