Anda di halaman 1dari 26

TEORI KEPERAWATAN PHIL BARKER

Midle Range Theory : The Tidal Model

Disusun oleh :
SRIE RESKI WAHYUNI. LATIF

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori Keperawatan PHIL-
BARKER “Midle range teori – The Tida lmodel”

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi kami. Besar
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Bantaeng, Desember 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................1


KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
2.1 Latar Belakang Teoris.................... …………………………….…….6
2.2 Konsep Mayor dan Definisi.................................................................7
2.3 Penjelasan Skema Atau Bagan Atau Model Konsep..........................14
2.4 Asumsi Mayor (Terkait Paradigma Keperawatan).............................16
2.5 Penerimaan oleh Keperawatan ..........................................................19
2.6 Kelemahan Teori ………………………………………………….. 22

2
BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN........................................23
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................26
BAB V PENUTUP ..............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan
kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan
profesional akan berkembang bila di dukung oleh teori dan model keperawatan
serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek
keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang
dilakukan tersebut bentuk penyelesaian keperawatan dapat terarah dan terencana
dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu:
pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implementasi tindakan, dan
evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu
memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang ada
adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh Phil Barker yang lebih dikenal
dengan teori “Tidal Model of Mental Health Recovery” makalah ini membahas
lebih jauh tentang aplikasi teori Phil Baker kedalam asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus riwayat broken home.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan teori yang dikemukakan oleh Phil Barker : The Tidal Model
Recovery
2. Menganalisis teori yang dikemukakan oleh Phil Barker.

4
3. Mengaplikasikan teori Phil Barker ke dalam asuhan keperawatan jiwa dengan
kasus riwayat broken home.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Latar Belakang Teori


Phil Barker lahir di Skotlandia dan daerah pantai, dan mulai berpengaruh
dan tertarik dengan air, kiasan hidup yang terakhir. Ia berhutang kepada ayah dan
kakeknya dengan “Memelihara dan disiplin”yang menolong dirinya untuk
menghargai bahwa“" hidup adalah suatu jawaban yang menantikan pertanyaan
yang benar”. Ia seperti mereka menjadi filosofer ( Barker,1999b).Hidup pada
konteks ini juga mendukung kecurigaan dan filosofinya setiap hari dengan
berespon melalui model Pasang surut (Alligood, 2010).
Barker mengikuti pelatihan pelukis dan menjadi ahli pahat pertengahan
tahun 1960 dan menang serta mendapatkan Pernod Award untuk pelukis muda
tahun 1974, yang mana waktu itu ia sudah siap menjadi perawat Jiwa. Ia terus

5
melukis catatan metaphor. Barker masuk sekolah seni dengan memperkenalkan
dirinya “ Belajar dari kenyataan “, pengalaman yang nyata, dengan focus pada
temuan filosofinya. Daya tariknya dengan filosofi timur, yang mulai pada sekolah
seni, meluncurkan teori Pasang Surut dengan gema yang kacau balau,
ketidaktentuan, perubahan, dan gagan cina pada saat krisis. Awal keterlibatan pada
seni juga membantu untuk menjelaskan pandangan Barker’s tentang keperawatan
yaitu “ Keahlian dalam CARING” ( Barker, 2000)
Setelah sekolah seni, Barker bekerja sebagai pelukis komersial dan
pelukis lukisan dinding, ia menyumbang pendapatannya dengan bekerja pada
pabrik dan perusahaan kereta api. “Pengalaman Samudra”gelombang pada era
baru pada tahun 1970 ketika ia berada pada posisi penjaga peristirahatan local”.
Daya Tariknya dengan dimensi manusia, pengalaman hidup, dan riwayat orang-
orang yang mengalami perubahan mental yang distress membisikan dirinya untuk
mentranfer ketertarikannya pada seni dan kemanusiaan dalam keperawatan
(Alligood, 2010).
Pada awalnya Barker”s maju melalui keperawatan, walaupun tidak biasa,
dengan waktu dan terapi konteksnya.Keperawatan dan dirinya mulai menyatu
ketika ia mulai belajar dan praktek macam-macam
Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif dan terapi grup keluarga.
Penelitian Doktoral Barker tentang terapi perilaku kognitif dengan kerja dengan
grup wanita yang mengalami depresi.
Bagaimanapun, Barker menjadi tidak nyaman dengan aplikasi dari terapi
untuk orang yang mengalami masalah dalam hidup dan “Azaz ketidapastian “
yang ditekankan lagi pada dirinya. Kecurigaannya tentang hidup dan pertanyaan
provokasi pribadi tentang pekerjaan, kegembiraan dan integritas mereka. Ia
belajar dari mereka apa arti pengalaman distress (Alligood, 2010).

2.2 Konsep mayor dan definisi


a) Tidal model adalah pendekatan filosofis pada penemuan
kesehatan mental ini menekankan membantu orang kembali kisah
pribadi tekanan mental, dengan memulihkan suara mereka.. Dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri, metafora dan cerita pribadi
orang mulai untuk mengekspresikan sesuatu dari makna hidup

6
mereka Ini adalah langkah pertama menuju
membantu kembali kontrol atas kehidupan mereka ".. – Barker.
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi
kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker,
Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model
berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model
ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang,
menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan
melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan
seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya
diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh
penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk
perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker
dan Stevenson di Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000,
model ini telah dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai
teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan kesehatan
jiwa.

b) Sumber Teoritis Phill barker

Model pasang surut menarik metafora filosofis inti dari teori chaos,
seperti yang tak terduga - namun dibatasi - sifat perilaku manusia
dan pengalaman dibandingkan dengan aliran dinamis dan kekuatan
air dan gelombang pasang laut. (Barker P, 2001)
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a. keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif
b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada
masalah, kekurangan atau kelemahan
c. menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik
d. penerimaan paradoks krisis sebagai peluang
e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang
f. keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang
mungkin harus dicari

7
c) Proses keterlibatan (engagement process)
Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakan Tidal
model, hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. bahwa pemulihan mungkin terjadi
b. bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap
c. bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka
d. bahwa orang memiliki semua sumber daya yang mereka
butuhkan untuk memulai
e. perjalanan pemulihan
f. bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi
adalah muridnya
g. bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai
rasa ingin tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan
untuk membantu seseorang
Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan kesusahan
terjadi dalam tiga domain atau dimensi. Dengan Tidal model, praktisi
mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di
saat ini dan menentukan apa yang harusnya terjadi sekarang.
a. Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan
pengalaman mereka. Ada penekanan untuk membuat orang
merasa lebih aman dan praktisi membantu mengembangkan
“rencana keamanan” atau security plan untuk mengurangi
ancaman terhadapnya atau orang lain di sekitarnya.
b. Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada
kisah mereka. Praktisi Tidal model menggunakan cara khusus
untuk mengeksplorasi cerita ini bersama-sama, mengungkapkan
makna yang tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan
untuk mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk
membantu pemulihan.
c. Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai
hubungan yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang
dan masa depan, tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga
anggota lain dari tim perawatan kesehatan dan sosial, teman,
keluarga dan pendukung lainnya.

d) Kekuatan metafora

8
Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan
menjelaskan bagaimana orang-orang dalam kesusahanatau distress
bisa menjadi rapuh secara emosional , fisik dan spiritual. Filosofi ini
memandang pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan
sebuah fenomena yang stabil, dan kehidupan sebagai sebuah
perjalanan yang dilakukan di lautan pengalaman. Filosofi ini
menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang terkait dengan krisis
kejiwaan, bisa beragam serta kumulatif. Dengan berprinsip pada
filosofi ini, perawat atau tenaga penolong lainnya akan mendapatkan
pemahaman yang lebih tentang situasi yang saat itu sedang dihadapi
seseorang dan perlunya suatu perubahan. Dengan ini, praktisi atau
tenaga penolong, seiring berjalannya waktu, akan dibimbing untuk
merawat atau mengasuh seseorang mulai dari awal perjalanan
mereka hingga terdampar, tenggelam atau sebaliknya dicampakkan
oleh permasalahan hidup mereka. Eksplorasi kemudian dapat
dilakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya menyebabkan
badai dan apa yang perlu dilakukan segera untuk dapat berlayar lagi.
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang
perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara)
Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa)
Memungkinkan orang untuk mengekspresikan,
menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita
orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice)
Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta
mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)
Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam
menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga
penolong mempunyai tugas untuk membantunya

9
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.

6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)


Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional
berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang
percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau
terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut
memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)
Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk
mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk
membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah)
Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien
membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang
harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan
langkah yang penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu)
Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan
praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita
punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang
ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan
adalah konstan)

Dua Puluh Kompetensi yang disampaikan Phil Barker:


1. Kompetensi 1 : Praktisi menunjukkan kapasitas untuk
mendengarkan secara aktif cerita orang
2. Kompetensi 2 : Praktisi menunjukkan komitmen untuk
membantu orang dengan mengetahui permasalahannya karena
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses perawatan .
3. Kompetensi 3 : Praktisi membantu orang mengekspresikan
perasaan pasien.

10
4. Kompetensi 4 : Praktisi membantu orang mengekspresikan
dirinya / pemahamannya tentang pengalaman tertentu melalui
penggunaan cerita pribadi , anekdot , perumpamaan atau
metafora .
5. Kompetensi 5 : Praktisi menunjukkan minat dalam cerita
seseorang dengan meminta klarifikasi dari titik-titik tertentu ,
dan meminta contoh-contoh lebih lanjut atau rincian .
6. Kompetensi 6 : Praktisi menunjukkan kesediaan untuk
membantu orang
7. Kompetensi 7 : Praktisi mengembangkan rencana perawatan
berbasis permasalahan pasien.
8. Kompetensi 8 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi
masalah spesifik hidup , dan apa yang mungkin perlu dilakukan
untuk mengatasinya .
9. Kompetensi 9 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran dari apa yang bekerja untuk atau terhadap mereka ,
dalam kaitannya dengan masalah-masalah khusus hidup .
10. Kompetensi 10 : Praktisi menunjukkan minat dalam
mengidentifikasi apa yang orang berpikir orang-orang tertentu
yang dapat atau mungkin bisa lakukan untuk membantu mereka
lebih lanjut dalam menangani masalah spesifik hidup .
11. Kompetensi 11 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi
jenis perubahan akan merupakan langkah ke arah penyelesaian
atau bergerak menjauh dari suatu masalah tertentu hidup .
12. Kompetensi 12 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi apa
yang harus dilakukan dalam waktu dekat.
13. Kompetensi 13 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran mereka bahwa waktu khusus sedang diberikan untuk
mengatasi kebutuhan spesifik mereka .
14. Kompetensi 14 : Praktisi mengakui nilai waktu orang tersebut
memberikan kepada proses penilaian dan perawatan pengiriman.
15. Kompetensi 15 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi dan
mengembangkan kesadaran kekuatan dan kelemahan pribadi.
16. Kompetensi 16 : Praktisi membantu orang mengembangkan
keyakinan diri , karena itu mempromosikan kemampuan mereka
untuk membantu diri mereka sendiri .

11
17. Kompetensi 17 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran subtlest perubahan - dalam pikiran , perasaan atau
tindakan .
18. Kompetensi 18 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran tentang bagaimana mereka , orang lain atau peristiwa
telah mempengaruhi perubahan ini .
19. Kompetensi 19 : Praktisi bertujuan untuk memastikan bahwa
orang tersebut sadar , setiap saat , tujuan dari semua proses
perawatan .
20. Kompetensi 20 : Praktisi memastikan bahwa orang tersebut
dilengkapi dengan salinan dari semua dokumen penilaian dan
perencanaan perawatan untuk referensi mereka sendiri .
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam
komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan
hanyalah satu dari sekian banyak hal yang dapat
“menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan
kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan
perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan
Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak
menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang
dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak
yang besar bagi hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia
dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya
serta pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti
penari dalam sebuah tarian.

2.3 Penjelasan Skema atau Bagan atau Model Konsep

12
Person

Self Others

World

Gambar 2.1 tiga dimensi personhood. (Barker,


Person PJ. 2000. The tidal model theory
and practice. Pp. 29-31. Newcastle, UK: University of Newcastle.)

Orang yang hidup dengan melewati pengalaman di dunianya dapat


dijelaskan menjadi tiga dimensi: dunia, self (diri sendiri), dan orang lain. Dimensi
dunia memfokuskan kepada kebutuhan manusia untuk dimengerti dan divalidasi
persepsi mereka. Pengkajian keperawatan yang holistik terdokumentasi dalam
suara yang dimiliki manusia. Pengkajian ini memfokuskan pada dunia
pengalaman manusia dan memberikan kesempatan untuk belajar tentang masalah
yang dihadapi manusia saat ini, skala dan evaluasi dari masalah tersebut, sumber
daya apa pada kehidupan manusia yang mungkin dapat digunakan untuk
membantu mengatasi masalah tersebut atau memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan
apa yang diperlukan untuk membawa suatu perubahan (Barker, 2000).
Dimensi self (diri sendiri) menunjukkan kebutuhan manusia akan
keamanan fisik dan emosional. Kolaborasi untuk pengkajian keamanan mampu
memenuhi kebutuhan tersebut dan menghasilkan rencana keamanan, yang
mengidentifikasi dan mendukung kebutuhan keamanan personal dan menurunkan
risiko mencelakai diri sendiri dan orang lain, area bunuh diri, kekerasan, melukai
diri sendiri dan mengabaikan diri sendiri merupakan target yang spesisifk.
Jenis dukungan dan pelayanan yang orang butuhkan agar dapat hidup
normal dibagi menjadi tiga dimensi. Tim kerja interdisiplin pada dimensi ini
merupakan intervensi medis, sosial, dan psikologi yang spesifik, sebagai sesuatu
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti: keuangan, perumahan, dan
determinan kesehatan yang lain. Keluarga, teman, dan hal lain yang signifikan
juga ditemukan pada dimensi ini.

13
Multidisciplinary

Security plan

Core care
plan based
on holistic
assessment
Gambar 2.2 Struktur perawatan (Barker, PJ. 2000. The tidal model theory and
practice. Pp. 27. Newcastle, UK: University of Newcastle.)
Dalam pengkajian holistik, riwayat seseorang adalah pada pusat rencana
Teamwork
tindakan dan adalah ditampilkan seperti sebuah pusat. siklus pengkajian
keamanan dan rencana mengelilingi pusat, semuanya dikelilingi oleh siklus tim
interdisiplin (gambar 2.2).

2.4 Asumsi Mayor (Terkait Paradigma Keperawatan)


Perawat terlibat dalam proses bekerja dengan orang, lingkungan, dan
status kesehatan, serta kebutuhan mereka. Teori pasang surut pada asumsinya
bahwa ada semacam "hal-hal" sebagai kebutuhan kejiwaan dan keperawatan
membutuhkan beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. orang yang
berada di sekitar mereka memiliki solusi untuk masalah keperawatan hidup
mereka.
Dua asumsi dasar yang mendasari model pasang surut. Pertama,
perubahan adalah satu-satunya ketetapan. Semua pengalaman manusia melibatkan
orang yang terus berubah. Kedua, orang yang membicarakan mereka. Kisah
Orang selalu dihiasi dengan cerita tentang bagaimana orang ini datang dan berada
di sini mengalami "masalah hidup" mencari solusi.
Model pasang surut mengasumsikan bahwa ketika orang terjebak dalam
badai psikis "kegilaan" itu adalah "seolah-olah" mereka berisiko tenggelam dalam
kesulitan atau tenggelam di kekerasan, itu adalah "seolah-olah" mereka telah
ditumpangi oleh bajak laut dan telah dirampok, itu adalah "seolah-olah" mereka
telah terdampar di pantai pada beberapa pantai terpencil, jauh dari rumah dan
terasing dari semua yang mereka tahu dan mengerti.

14
a. Keperawatan
Perawatan berubah terus menerus, secara internal dan dalam kaitannya
dengan profesi lain, dalam respon terhadap perubahan kebutuhan dan
perubahan struktur sosial. Sifat hubungan Barker dengan pengguna jasa
mengkonfirmasi apresiasi dari keperawatan sebagai sosial, bukan
professional. Jika ada satu hal mendefinisikan keperawatan, global, itu
adalah konstruksi sosial dari perawat "peran “. Keperawatan yang
mengasuh, hanya ada bila kondisi yang diperlukan untuk promosi
pertumbuhan atau pengembangan. Perawatan adalah kegiatan antarpribadi
berupa abadi manusia melibatkan fokus pada promosi pertumbuhan dan
perkembangan.
Keperawatan siap saat kondisi yang diperlukan untuk promosi pertumbuhan
dan perkembangan. Keperawatan adalah aktivitas manusia interpersonal
dan berfokus pada promosi dari pertumbuhan dan perkembangan.
Keperawatan adalah orang yang memberikan pelayanan kepada orang lain
yang membutuhkan. Di sana terdapat kekuatan yang dinamis pada keahlian
dari keperawatan. Seseorang mempunyai tugas untuk merawat orang lain.
Praktek keperawatan berfokus pada identifikasi kebutuhan pasien saat ini,
melakukan kolaborasi dan mengembangan system pada human care. Focus
yang tepat dari keperawatan adalah kebutuhan akan perasaan oleh orang
yang dirawat,yang didefenisikan sebagai fungsi hubungan antara orang
dengan kebutuhan perawatan dan orang yang mencari kebutuhan itu. Respon
ini adalah focus fenomena keperawatan, yakni respon baik actual maupun
potensial terhadap masalah kesehatan dan adanya rentang silang antara
manusia, lingkungan perilaku, emosi, kepercayaan,identitas, kemampuan
dan spiritual. Eskplorasi keperawatan dari konteks menusia adalah
CARING.
b. Manusia
Dalam tidal teori perhatiannya adalah fenomena secara langsung
memandang bahwa manusia menceritrakan kehidupan dan riwayat
hidupnya. Manusia adalah filosofi alami dan pembuat arti, membaktikan
hidup mereka untuk menetapkan makna dan nilai dari pengalaman
mereka.Perawat harus bisa menghargai perspektif manusia.Manusia
menceritrakan riwayat hidup, perasaan hidupnya.

15
Manusia merupakan orang yang mengalami status perubahan yang menetap
dan terjadi secara terus menerus. Mereka hidup dalam dunianya dan
mengalami 3 dimensi yaitu ; Dunia.Diri sendiri dan orang lain. Model
pasang surut memegang sedikit asumsi tentang latihan hidup yang sesuai
sepanjang hidup manusia. Manusia didefenisikan dalam hubungan/relasi
sebagai contoh dengan ayah,ibu, anak. Saudara dan juga dengan perawat.

c. Kesehatan
Kesehatan adalah tugas personal yang sukses diselesaikan yang merupakan
hasil dari kesadaran diri, disiplin diri, dan ditemukan dari masing-masing
orang yang bisa mengatur ritme hidup, diet dan sexual. Kesehatan
merupakan sesuatu yang dikejar,diperoleh dan dirawat.Ini merupakan bagian
dari kehidupan social, ekonomi,cultural dan spiritual. Pada pandangan yang
holistic orang-orang menganggap bahwa kesehatan dan sakit adalah sesuatu
yang bernilai.
Perawat melibatkan orang-orang untuk belajar menceritrakan riwayat
hidupnya,memahami situasi yang terjadi termasuk kondisi sehat dan sakit
yang dialami seseorang.
Sakit adalah orang yang mengalami masalah social, psikologi dan
medikasi/obat-obatan.
Keperawatan pada model pasang surut berfokus pada sumber daya dan
kemungkinan untuk mempertahankan orientasi kesehatan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah social yang luas di alam, konteksnya dari perjalanan
hidup seseorang dalam samudra pengalaman, perawat menciptakan tempat
untuk bisa bertumbuh dan berkembang. Hubungan teraupetik digunakan
sebagai jalan dalam membina relasi seseorang dengan lingkungannya.
Masalah manusia mungkin berasal dari interaksi yang kompleks antara
seseorang dang lingkungan. Orang-orang yang tinggal di lingkungan social
mempunyai interaksi dengan orang lain, kelompok dan organisasi, keluarga,
kultur. Relasi adalah bagian integral dalam lingkungan. Dalam lingkungan
terdapat tempat tinggal, pembiayaan, okupasi, stirahat, merasakan cinta.
Banyak perawat psikiater menata Ruangan rawat di rumah sakit seperti
tempat tinggal dimana di ruangannya terdapat ruang makan, ruang dapur.
Lingkungan yang disiapkan aman dan nyaman untuk ditempati. Kondisi ini

16
membuat orang-orang yang mengalami gangguan mental merasa seperti
tinggal di rumah mereka sendiri.

2.5 Penerimaan Oleh Keperawatan


a. Praktik
model tidal dikembangkan di lahan praktik antara tahun 1995 dan 1997
dan dikenalkan secara resmi di dua ruangan psikiatri di Newcastle, Inggris
pada tahun 1998. Tidal model diadopsi oleh program kesehatan mental dan
pada tahun 2000 diterapkan pada sembilan ruangan psikiatri.
Hampir semua perkembangan tidal model dilakukan di Inggris, dengan
proyek yang trebnetang mulai dari rumah sakit dan pelayanan komunitas,
dari akut hingga tingkat rehabilitasi, pelayanan spesialis forensik dan
keperawatan komunitas. Proyek ini juga bervariasi mulai dari pelayanan di
oota metropolitan seperti London dan Birmingham hingga di pedesaan
seperti Norfolk.
Di rumah Sakit Royal Ottawa, Kanada, tiga program telah
mengimplemetasikan tidal model pada tahun 2002. Pada februari 2004,
tidal model telah diperkenalkan di ruang geriatrik, psikiatri umum,
rehabilitasi psikososial.
Di Australia, model ini pertama kali diperkenalkan di Sydney tetapi
sekarang fokus pengembangan teori ini terdapat di Queensland.
b. Pendidikan
Barker menyediakan paket pendidikan multimedia bagi mereka yang
menerapkan Tidal Model (Model pasang surut), dan semua situs
menggunakan program ini untuk mempersiapkan untuk implementasi. Hal
ini menjamin perspektif umum di antara dan kesetiaan kepada nilai-nilai,
prinsip, dan proses Model Pasang Surut, namun memungkinkan kreatif,
pelaksanaan yang relevan secara lokal. Perawat dalam komunitas Model
pasang surut memiliki kesempatan untuk belajar tentang model sebelum,
selama, dan setelah pelaksanaannya. Dalam gelombang pertama di
Newcastle upon Tyne, lebih dari 150 perawat berpartisipasi dalam
pelatihan formal, dan selama 2 tahun ke depan hampir 300 perawat
berpartisipasi dalam program pendidikan multimedia.
Model pasang surut diintegrasikan ke diploma, sarjana, program
pascasarjana keperawatan di University of York. Ian Beech, seorang

17
perawat kesehatan mental dan dosen di universitas of Glamorgan,
mengembangkan program pendidikan pertama bagi praktisi di Wales. Di
University of Ottawa Kanada, Model pasang surut termasuk dalam kosep
dan teori-teori sarjana saja, juga frame Kursus Perawatan Kesehatan
Mental Masyarakat. Model pasang surut termasuk dalam kursus di
Fakultas kesehatan mental masyarakat Mount Royal College di Calgary,
Kanada. Holistik, berbasis kekuatan, narasi Model pasang surut memegang
janji besar untuk dimasukkan dalam program pendidikanyang berkaitan
dengan praktik berbasis penelitian dan perawatan orang terpusat.
c. Penelitian
Model pasang surut dikembangkan dari program penelitian klinis. Semua
anggota jaringan internasional Tidal Model didorong untuk mengevaluasi
model dalam praktek. Sebuah konsultan penelitian dan pengembangan
didirikan sebagai jaringan longgar untuk pelaksanaan Model pasang surut
dan proyek Pembangunan. Konsultasi ini menyediakan kerangka kerja
untuk evaluasi Model pasang surut dalam tindakan dari prespektif hasil
organisasi, pengalaman profesional, dan pengalaman pengguna konsumen.
(Barker & Buchanan Barker, 2004c). Tugas penting dari evaluasi dan
implementasi, proses, dan hasil dari model pasang surut dalam praktek
sedang berlangsung di Kanada, Irlandia, Jepang, Selandia Baru, dan di
seluruh Britania Raya.
Dua evaluasi studi (Fletcher & Stevenson, 2001; Stevenson & Fletcher,
2002) dieksplorasi ukuran hasil yang mungkin penting dalam
mengevaluasi Model pasang surut dan mengevaluasi dampak dari
penilaian dalam praktik (Stevenson & Fletcher, 2002). Hasil kedua studi
menunjukkan peningkatan jumlah penerimaan dan penurunan panjang
tetap. Ada penurunan kebutuhan untuk tingkat tertinggi observasi, yang
berkorelasi dengan kecepatan penilaian dan penurunan insiden kekerasan,
membahayakan diri, dan penggunaan pengekangan. Perawat, sendiri,
melaporkan bahwa praktek Model pasang surut profesional ditingkatkan
dan didorong keterlibatan penuh dengan orang-orang dalam perawatan. Ini
berguna dalam membantu orang untuk memenuhi rencana perawatan dan
perawat memungkinkan untuk fokus interaksi mereka pada orang-orang

18
mengidentifikasi tujuan dan target untuk hari itu dan membawa mereka
keluar, profil mereka dan penghargaan profesional (Stevenson & Fletcher,
2002). Studi ini memberikan dukungan bagi teori implementasi berpusat
pada orang dalam praktek
Barker dan Walker (2000) mempelajari pandangan perawat senior yang
kerja tim multidisiplin di 26 unit masuk akut kejiwaan dan hubungan
untuk perawatan orang-orang dan keluarga mereka. Meskipun perawat
menghadapi tantangan dalam melaksanakan "bekerja dalam kemitraan",
penelitian ini memberikan beberapa arah untuk penyelidikan lebih lanjut di
sekitar sifat interdisipliner teori.
Transisi bagi perawat untuk fokus solusi dalam interaksi adalah subyek
penelitian oleh tim Newcastle (Stevenson, et al, 2003). Perawat
berpartisipasi dalam inisiatif solusi yang dirancang khusus untuk
pendidikan, dan dampak dinilai untuk kedua perawat dan orang-dalam-
perawatan menggunakan beberapa sumber data. Studi ini memberikan
bukti kuat dari peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan perawat
solusi kinerja terfokus, dan digunakan dalam praktek. Orang dalam
perawatan juga menemukan pendekatan membantu.
Royal Ottawa Tim Rumah Sakit Tidal direplikasi studi Newcastle pada
tahun 2003, dengan hasil yang sama. Tim Tosnu menyelesaikan evaluasi
pengguna terfokus pelaksanaan Model pasang surut. Di Birmingham, di
bangsal Tolkien, evaluasi 4 bulan telah selesai. Evaluasi kerja sedang
berlangsung di St Tydfil Rumah Sakit di Wales. Perawat Irlandia telah
berada di garis depan pada evaluasi, menyajikan konferensi nasional
pertama pada model pasang surut dalam praktek, di Dublin pada 2003, di
mana perawat dari seluruh republik dulu hasil evaluasi mereka mengubah
layanan dan kepuasan konsumen (Barker, 2004)
Di Selandia Baru, studi kualitatif fenomenologis hermeneutik mengikuti
pelaksanaan model pasang surut di unit perawatan yang aman. Penelitian
ini mengeksplorasi pengalaman hidup dari empat pasien rawat inap dan
empat perawat. Lima tema yang mencerminkan makna yang dilekatkan
untuk menyediakan dan menerima perawatan bergabung, hubungan,
harapan, wajah manusia, meratakan, dan bekerja bersama-sama. Ini

19
menunjukkan pengalaman positif dan hasil dengan pelaksanaan model
pasang surut (Brian Phillips, komunikasi pribadi, 15 September 2003)
Model pasang surut diatur dalam basis penelitian yang memberikan
kemungkinan pemanfaatan penelitian atau transfer pengetahuan lebih
kontemporer. Perawat berlatih dalam model pasang surut secara aktif
menggunakan penelitian dalam praktek, serta memberikan kontribusi
terhadap perkembangan praktik keperawatan. Model pasang surut
memiliki potensi untuk penelitian aksi partisipatif, mengungkap
pengetahuan tertanam dalam praktek dan mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman baru.

2.6 Kelemahan Teori


Teori praktis ini mengidentifikasi konsep terhadap pemahaman kebutuhan
manusia dengan masalah kehidupan, apa dan bagaimana yang akan
dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhannya. Model keperawatan
Phil Barker ini kurang menekankan dan memfokuskan pada aspek
psikologis dan mental pasien.

20
BAB III
APLIKASI TEORI

Praktisi keperawatan dalam melaksanakan fungsinya perlu menerapkan


teori dan model keperawatan yang sesuai dengan situasi tertentu. Pada kondisi
awal kombinasi dari beberapa teori dan model keperawatan dapat
dipertimbangkan, tetapi jika dipergunakan secara konsisten dapat dilakukan
analisa atau evaluasi terhadap keefektivannya. Dengan menggunakan berbagai
teori dan model keperawatan, maka fokus dan konsekuensi praktik keperawatan
dapat berbeda.
Berikut ini merupakan penerapan teori dan model keperawatan Phil
Barker.
3.1 Studi Kasus
Tn. D berasal dari keluarga broken home, sejak kecil ayah dan ibu Tn.D
telah bercerai dan ayahnya menikah lagi. Semenjak itu, Tn. D diasuh oleh
ibunya. Karena ibu Tn. D sakit keras, maka Tn. D diasuh oleh ayah dan
ibu tirinya. Ibu tiri Tn. D memiliki seorang anak. Saudara tiri Tn.D suka
mengambil uangnya. Ayah Tn. D seorang pemabuk dan sering memukul
Tn. D. Ibu tirinya juga selalu memarahi dan memukul Tn.D. Tn. D merasa
marah dan membenci mereka tetapi tidak bisa dia ungkapkan. Akibatnya
Tn. D tampak selalu murung dan jarang bergaul dengan teman-temannya.
Suatu hari, Tn. D memukul ayahnya sampai mati. Tn D. dipindahkan dari
penjara ke ruang keamanan, dimana perawat primer memulai untuk
meminta Tn D. mengeksplor ceritanya melalui pengkajian secara holistik.

3.2 Penyelesaian Kasus


Berdasarkan kasus di atas, penerapan teori Phil Barker untuk menangani
masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pada aspek pengkajian, perawat memfokuskan pada 3 dimensi yaitu:
a. Domain diri (self domain):
Tn. D memiliki pengalaman yang buruk dalam hidupnya. Tn. D
memiliki keluarga yang broken home, ayahnya seorang pemabuk
dan meiliki ibu tiri yang memperlakukan dia dengan buruk. Tn. D
merasa kecewa terhadap peristiwa yang menimpa dirinya. Ia

21
merasa marah pada ayah dan ibu tirinya. Tn. D mengatakan tidak
ingat apakah pernah memukul ayahnya atau tidak.
b. Domain dunia (world domain):
Tn. D berada pada lingkungan kelurga yang tidak harmonis. Di
lingkungan pergaulan, Tn. D jarang berinteraksi dengan teman-
temannya dan Tn. D lebih suka diam dan menyendiri. Tn. D
mengganggap bahwa teman-temannya tidak menyukai dan tidak
mempercayai dia.
c. Domain lainnya (others domain)
Tn. D tidak memiliki saudara dan merupakan anak tunggal. Tn. D
memiliki saudara tiri yang senang mengambil uangnya. Tn. D
menyatakan bahwa dia ingin sembuh dan merawat kembali ibunya
yang sedang sakit.
2. Intervensi
Intervensi yang dilakukan berdasar penerapan sepuluh komitmen The
Tidal Model dari theory Phill Barker
1. Dengarkan dengan baik apa yang diceriterakan oleh klien.
2. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan
yang membuat klien jengkel/kesal.
3. Meminta klien melanjutkan ceriteranya dengan sesekali
mengangguk dan klarifikasi
4. Kemukakan pendapat tentang hikmah peristiwa yang dialami klien
5. Anjurkan klien untuk mengungkapkan aspek positif yang dimiliki
6. Tunjukkan sikap percaya diri perawat, dan meminta klien
menyadari akan apa yang sedang terjadi pada dirinya
7. Menilai aspek positif klien yang dapat dilakukan
8. Anjurkan klien mulai melakukan aspek positif yang dimiliki
9. Klien mengulangi melakukan aspek positif yang dimiliki dengan
menyusun jadual
10. Klien tetap melakukan aspek positif yang dimilki dan merasakan
perubahan yang ada pada dirinya.

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Model Tidal berkembang dari sebuah fokus yang berlainan tentang


perawatan penyakit jiwa pada lingkungan yang akut untuk kesembuhan kesehatan
mental yang lebih fleksibel dan model reklamasi untuk beberapa setting
( lingkungan ) sesuai untuk beberapa disiplin ( Ilmu ). Hal ini menegaskan bentuk
penguasaan apresiasi atas kemampuan untuk mengobati yang ada di dalam
penjelasan yang telah ditulis (Barker, 2004). Teori tersebut mendiskripsikan
bermacam asumsi tentang manusia, nilai kehidupan mereka, dan nilai yang
berhubungan dengan manusia dalam hal-hal khusus. Teori ini menjelaskan
bagaimana manusia dipahami secara berbeda, mungkin lebih baik nilai mereka
sendiri dan nilai unik dari pengalaman mereka.
Tidal model dari Phil barker ini memandang manusia dari 3 dimensi
yaitu dimensi diri (self), dimensi dunia (world) dan dimensi lain (orang lain),
sehingga aplikasi teori ini pada proses keperawatan harus memandang 3 dimensi
tersebut. Pada studi kasus, terlihat bahwa ketika mengkaji pasien dengan
gangguan kejiwaan perawat menggunakan pendekatan ketiga dimensi tersebut.
Pengkajian dimensi diri (self) meliputi kebutuhan manusia akan keamanan fisik
dan emosional, risiko mencelakai diri sendiri dan orang lain, area bunuh diri,
kekerasan, melukai diri sendiri dan mengabaikan diri sendiri. Pengkajian Dimensi
dunia (world) memfokuskan pada dunia pengalaman manusia dan memberikan

23
kesempatan untuk belajar tentang masalah yang dihadapi manusia saat ini, skala
dan evaluasi dari masalah tersebut, sumber daya apa pada kehidupan manusia
yang mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut atau
memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan apa yang diperlukan untuk membawa suatu
perubahan. Pengkajian lain (others) meliputi hubungan yang dimiliki seseorang di
masa lalu, masa sekarang dan masa depan, teman, keluarga dan pendukung
lainnya.

Model ini juga menekankan bahwa dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien psikiatri, menggunakan sepuluh komitmen. Pada studi
kasus, terlihat bahwa intervensi perawat untuk mengatasi masalah klien
menggunakan sepuluh komitmen theory Tidal Model dari phil Barker.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

24
5.1 KESIMPULAN
Theory Tidal Model fokus diaplikasikan pada perawatan penyakit jiwa
dengan menggunakan sepuluh komitmen untuk mendukung proses kesembuhan
pasien. Model Tidal memberikan sebuah orientasi untuk praktik yaitu penelitian
dasar, holistik dan individu terkait dengan keperawatan jiwa.

5.2 SARAN
Theory Tidal Model dari Phil Barker dengan sepuluh komitmen agar
dapat diaplikasikan pada tatanan pendidikan, praktik, dan penelitian di Indonesia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7
ed.). United State of Amerika: Mosby Elsevier.

Buchanan, Barker P . (2008). Clarifying the Value Base of Recovery: The 10 Tidal
Commitments. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing.

Barker, P.(2001).The tidal model: developing a person-centered approach to


psychiatric and mental health nursing. Perspect Psychiatr Care.

Barker ,P.(2000). The Tidal Model: Theory and Practice. University of Newcastle,

Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan
Jiwa (CMHN: intermediet course). Jakarta: EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai