Disusun oleh :
SRIE RESKI WAHYUNI. LATIF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori Keperawatan PHIL-
BARKER “Midle range teori – The Tida lmodel”
Penulis
DAFTAR ISI
2
BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN........................................23
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................26
BAB V PENUTUP ..............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan teori yang dikemukakan oleh Phil Barker : The Tidal Model
Recovery
2. Menganalisis teori yang dikemukakan oleh Phil Barker.
4
3. Mengaplikasikan teori Phil Barker ke dalam asuhan keperawatan jiwa dengan
kasus riwayat broken home.
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
melukis catatan metaphor. Barker masuk sekolah seni dengan memperkenalkan
dirinya “ Belajar dari kenyataan “, pengalaman yang nyata, dengan focus pada
temuan filosofinya. Daya tariknya dengan filosofi timur, yang mulai pada sekolah
seni, meluncurkan teori Pasang Surut dengan gema yang kacau balau,
ketidaktentuan, perubahan, dan gagan cina pada saat krisis. Awal keterlibatan pada
seni juga membantu untuk menjelaskan pandangan Barker’s tentang keperawatan
yaitu “ Keahlian dalam CARING” ( Barker, 2000)
Setelah sekolah seni, Barker bekerja sebagai pelukis komersial dan
pelukis lukisan dinding, ia menyumbang pendapatannya dengan bekerja pada
pabrik dan perusahaan kereta api. “Pengalaman Samudra”gelombang pada era
baru pada tahun 1970 ketika ia berada pada posisi penjaga peristirahatan local”.
Daya Tariknya dengan dimensi manusia, pengalaman hidup, dan riwayat orang-
orang yang mengalami perubahan mental yang distress membisikan dirinya untuk
mentranfer ketertarikannya pada seni dan kemanusiaan dalam keperawatan
(Alligood, 2010).
Pada awalnya Barker”s maju melalui keperawatan, walaupun tidak biasa,
dengan waktu dan terapi konteksnya.Keperawatan dan dirinya mulai menyatu
ketika ia mulai belajar dan praktek macam-macam
Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif dan terapi grup keluarga.
Penelitian Doktoral Barker tentang terapi perilaku kognitif dengan kerja dengan
grup wanita yang mengalami depresi.
Bagaimanapun, Barker menjadi tidak nyaman dengan aplikasi dari terapi
untuk orang yang mengalami masalah dalam hidup dan “Azaz ketidapastian “
yang ditekankan lagi pada dirinya. Kecurigaannya tentang hidup dan pertanyaan
provokasi pribadi tentang pekerjaan, kegembiraan dan integritas mereka. Ia
belajar dari mereka apa arti pengalaman distress (Alligood, 2010).
6
mereka Ini adalah langkah pertama menuju
membantu kembali kontrol atas kehidupan mereka ".. – Barker.
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi
kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker,
Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model
berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model
ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang,
menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan
melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan
seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya
diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh
penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk
perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker
dan Stevenson di Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000,
model ini telah dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai
teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan kesehatan
jiwa.
Model pasang surut menarik metafora filosofis inti dari teori chaos,
seperti yang tak terduga - namun dibatasi - sifat perilaku manusia
dan pengalaman dibandingkan dengan aliran dinamis dan kekuatan
air dan gelombang pasang laut. (Barker P, 2001)
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a. keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif
b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada
masalah, kekurangan atau kelemahan
c. menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik
d. penerimaan paradoks krisis sebagai peluang
e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang
f. keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang
mungkin harus dicari
7
c) Proses keterlibatan (engagement process)
Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakan Tidal
model, hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. bahwa pemulihan mungkin terjadi
b. bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap
c. bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka
d. bahwa orang memiliki semua sumber daya yang mereka
butuhkan untuk memulai
e. perjalanan pemulihan
f. bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi
adalah muridnya
g. bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai
rasa ingin tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan
untuk membantu seseorang
Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan kesusahan
terjadi dalam tiga domain atau dimensi. Dengan Tidal model, praktisi
mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di
saat ini dan menentukan apa yang harusnya terjadi sekarang.
a. Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan
pengalaman mereka. Ada penekanan untuk membuat orang
merasa lebih aman dan praktisi membantu mengembangkan
“rencana keamanan” atau security plan untuk mengurangi
ancaman terhadapnya atau orang lain di sekitarnya.
b. Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada
kisah mereka. Praktisi Tidal model menggunakan cara khusus
untuk mengeksplorasi cerita ini bersama-sama, mengungkapkan
makna yang tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan
untuk mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk
membantu pemulihan.
c. Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai
hubungan yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang
dan masa depan, tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga
anggota lain dari tim perawatan kesehatan dan sosial, teman,
keluarga dan pendukung lainnya.
d) Kekuatan metafora
8
Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan
menjelaskan bagaimana orang-orang dalam kesusahanatau distress
bisa menjadi rapuh secara emosional , fisik dan spiritual. Filosofi ini
memandang pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan
sebuah fenomena yang stabil, dan kehidupan sebagai sebuah
perjalanan yang dilakukan di lautan pengalaman. Filosofi ini
menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang terkait dengan krisis
kejiwaan, bisa beragam serta kumulatif. Dengan berprinsip pada
filosofi ini, perawat atau tenaga penolong lainnya akan mendapatkan
pemahaman yang lebih tentang situasi yang saat itu sedang dihadapi
seseorang dan perlunya suatu perubahan. Dengan ini, praktisi atau
tenaga penolong, seiring berjalannya waktu, akan dibimbing untuk
merawat atau mengasuh seseorang mulai dari awal perjalanan
mereka hingga terdampar, tenggelam atau sebaliknya dicampakkan
oleh permasalahan hidup mereka. Eksplorasi kemudian dapat
dilakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya menyebabkan
badai dan apa yang perlu dilakukan segera untuk dapat berlayar lagi.
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang
perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara)
Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa)
Memungkinkan orang untuk mengekspresikan,
menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita
orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice)
Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta
mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)
Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam
menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga
penolong mempunyai tugas untuk membantunya
9
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.
10
4. Kompetensi 4 : Praktisi membantu orang mengekspresikan
dirinya / pemahamannya tentang pengalaman tertentu melalui
penggunaan cerita pribadi , anekdot , perumpamaan atau
metafora .
5. Kompetensi 5 : Praktisi menunjukkan minat dalam cerita
seseorang dengan meminta klarifikasi dari titik-titik tertentu ,
dan meminta contoh-contoh lebih lanjut atau rincian .
6. Kompetensi 6 : Praktisi menunjukkan kesediaan untuk
membantu orang
7. Kompetensi 7 : Praktisi mengembangkan rencana perawatan
berbasis permasalahan pasien.
8. Kompetensi 8 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi
masalah spesifik hidup , dan apa yang mungkin perlu dilakukan
untuk mengatasinya .
9. Kompetensi 9 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran dari apa yang bekerja untuk atau terhadap mereka ,
dalam kaitannya dengan masalah-masalah khusus hidup .
10. Kompetensi 10 : Praktisi menunjukkan minat dalam
mengidentifikasi apa yang orang berpikir orang-orang tertentu
yang dapat atau mungkin bisa lakukan untuk membantu mereka
lebih lanjut dalam menangani masalah spesifik hidup .
11. Kompetensi 11 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi
jenis perubahan akan merupakan langkah ke arah penyelesaian
atau bergerak menjauh dari suatu masalah tertentu hidup .
12. Kompetensi 12 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi apa
yang harus dilakukan dalam waktu dekat.
13. Kompetensi 13 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran mereka bahwa waktu khusus sedang diberikan untuk
mengatasi kebutuhan spesifik mereka .
14. Kompetensi 14 : Praktisi mengakui nilai waktu orang tersebut
memberikan kepada proses penilaian dan perawatan pengiriman.
15. Kompetensi 15 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi dan
mengembangkan kesadaran kekuatan dan kelemahan pribadi.
16. Kompetensi 16 : Praktisi membantu orang mengembangkan
keyakinan diri , karena itu mempromosikan kemampuan mereka
untuk membantu diri mereka sendiri .
11
17. Kompetensi 17 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran subtlest perubahan - dalam pikiran , perasaan atau
tindakan .
18. Kompetensi 18 : Praktisi membantu orang mengembangkan
kesadaran tentang bagaimana mereka , orang lain atau peristiwa
telah mempengaruhi perubahan ini .
19. Kompetensi 19 : Praktisi bertujuan untuk memastikan bahwa
orang tersebut sadar , setiap saat , tujuan dari semua proses
perawatan .
20. Kompetensi 20 : Praktisi memastikan bahwa orang tersebut
dilengkapi dengan salinan dari semua dokumen penilaian dan
perencanaan perawatan untuk referensi mereka sendiri .
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam
komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan
hanyalah satu dari sekian banyak hal yang dapat
“menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan
kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan
perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan
Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak
menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang
dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak
yang besar bagi hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia
dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya
serta pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti
penari dalam sebuah tarian.
12
Person
Self Others
World
13
Multidisciplinary
Security plan
Core care
plan based
on holistic
assessment
Gambar 2.2 Struktur perawatan (Barker, PJ. 2000. The tidal model theory and
practice. Pp. 27. Newcastle, UK: University of Newcastle.)
Dalam pengkajian holistik, riwayat seseorang adalah pada pusat rencana
Teamwork
tindakan dan adalah ditampilkan seperti sebuah pusat. siklus pengkajian
keamanan dan rencana mengelilingi pusat, semuanya dikelilingi oleh siklus tim
interdisiplin (gambar 2.2).
14
a. Keperawatan
Perawatan berubah terus menerus, secara internal dan dalam kaitannya
dengan profesi lain, dalam respon terhadap perubahan kebutuhan dan
perubahan struktur sosial. Sifat hubungan Barker dengan pengguna jasa
mengkonfirmasi apresiasi dari keperawatan sebagai sosial, bukan
professional. Jika ada satu hal mendefinisikan keperawatan, global, itu
adalah konstruksi sosial dari perawat "peran “. Keperawatan yang
mengasuh, hanya ada bila kondisi yang diperlukan untuk promosi
pertumbuhan atau pengembangan. Perawatan adalah kegiatan antarpribadi
berupa abadi manusia melibatkan fokus pada promosi pertumbuhan dan
perkembangan.
Keperawatan siap saat kondisi yang diperlukan untuk promosi pertumbuhan
dan perkembangan. Keperawatan adalah aktivitas manusia interpersonal
dan berfokus pada promosi dari pertumbuhan dan perkembangan.
Keperawatan adalah orang yang memberikan pelayanan kepada orang lain
yang membutuhkan. Di sana terdapat kekuatan yang dinamis pada keahlian
dari keperawatan. Seseorang mempunyai tugas untuk merawat orang lain.
Praktek keperawatan berfokus pada identifikasi kebutuhan pasien saat ini,
melakukan kolaborasi dan mengembangan system pada human care. Focus
yang tepat dari keperawatan adalah kebutuhan akan perasaan oleh orang
yang dirawat,yang didefenisikan sebagai fungsi hubungan antara orang
dengan kebutuhan perawatan dan orang yang mencari kebutuhan itu. Respon
ini adalah focus fenomena keperawatan, yakni respon baik actual maupun
potensial terhadap masalah kesehatan dan adanya rentang silang antara
manusia, lingkungan perilaku, emosi, kepercayaan,identitas, kemampuan
dan spiritual. Eskplorasi keperawatan dari konteks menusia adalah
CARING.
b. Manusia
Dalam tidal teori perhatiannya adalah fenomena secara langsung
memandang bahwa manusia menceritrakan kehidupan dan riwayat
hidupnya. Manusia adalah filosofi alami dan pembuat arti, membaktikan
hidup mereka untuk menetapkan makna dan nilai dari pengalaman
mereka.Perawat harus bisa menghargai perspektif manusia.Manusia
menceritrakan riwayat hidup, perasaan hidupnya.
15
Manusia merupakan orang yang mengalami status perubahan yang menetap
dan terjadi secara terus menerus. Mereka hidup dalam dunianya dan
mengalami 3 dimensi yaitu ; Dunia.Diri sendiri dan orang lain. Model
pasang surut memegang sedikit asumsi tentang latihan hidup yang sesuai
sepanjang hidup manusia. Manusia didefenisikan dalam hubungan/relasi
sebagai contoh dengan ayah,ibu, anak. Saudara dan juga dengan perawat.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah tugas personal yang sukses diselesaikan yang merupakan
hasil dari kesadaran diri, disiplin diri, dan ditemukan dari masing-masing
orang yang bisa mengatur ritme hidup, diet dan sexual. Kesehatan
merupakan sesuatu yang dikejar,diperoleh dan dirawat.Ini merupakan bagian
dari kehidupan social, ekonomi,cultural dan spiritual. Pada pandangan yang
holistic orang-orang menganggap bahwa kesehatan dan sakit adalah sesuatu
yang bernilai.
Perawat melibatkan orang-orang untuk belajar menceritrakan riwayat
hidupnya,memahami situasi yang terjadi termasuk kondisi sehat dan sakit
yang dialami seseorang.
Sakit adalah orang yang mengalami masalah social, psikologi dan
medikasi/obat-obatan.
Keperawatan pada model pasang surut berfokus pada sumber daya dan
kemungkinan untuk mempertahankan orientasi kesehatan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah social yang luas di alam, konteksnya dari perjalanan
hidup seseorang dalam samudra pengalaman, perawat menciptakan tempat
untuk bisa bertumbuh dan berkembang. Hubungan teraupetik digunakan
sebagai jalan dalam membina relasi seseorang dengan lingkungannya.
Masalah manusia mungkin berasal dari interaksi yang kompleks antara
seseorang dang lingkungan. Orang-orang yang tinggal di lingkungan social
mempunyai interaksi dengan orang lain, kelompok dan organisasi, keluarga,
kultur. Relasi adalah bagian integral dalam lingkungan. Dalam lingkungan
terdapat tempat tinggal, pembiayaan, okupasi, stirahat, merasakan cinta.
Banyak perawat psikiater menata Ruangan rawat di rumah sakit seperti
tempat tinggal dimana di ruangannya terdapat ruang makan, ruang dapur.
Lingkungan yang disiapkan aman dan nyaman untuk ditempati. Kondisi ini
16
membuat orang-orang yang mengalami gangguan mental merasa seperti
tinggal di rumah mereka sendiri.
17
perawat kesehatan mental dan dosen di universitas of Glamorgan,
mengembangkan program pendidikan pertama bagi praktisi di Wales. Di
University of Ottawa Kanada, Model pasang surut termasuk dalam kosep
dan teori-teori sarjana saja, juga frame Kursus Perawatan Kesehatan
Mental Masyarakat. Model pasang surut termasuk dalam kursus di
Fakultas kesehatan mental masyarakat Mount Royal College di Calgary,
Kanada. Holistik, berbasis kekuatan, narasi Model pasang surut memegang
janji besar untuk dimasukkan dalam program pendidikanyang berkaitan
dengan praktik berbasis penelitian dan perawatan orang terpusat.
c. Penelitian
Model pasang surut dikembangkan dari program penelitian klinis. Semua
anggota jaringan internasional Tidal Model didorong untuk mengevaluasi
model dalam praktek. Sebuah konsultan penelitian dan pengembangan
didirikan sebagai jaringan longgar untuk pelaksanaan Model pasang surut
dan proyek Pembangunan. Konsultasi ini menyediakan kerangka kerja
untuk evaluasi Model pasang surut dalam tindakan dari prespektif hasil
organisasi, pengalaman profesional, dan pengalaman pengguna konsumen.
(Barker & Buchanan Barker, 2004c). Tugas penting dari evaluasi dan
implementasi, proses, dan hasil dari model pasang surut dalam praktek
sedang berlangsung di Kanada, Irlandia, Jepang, Selandia Baru, dan di
seluruh Britania Raya.
Dua evaluasi studi (Fletcher & Stevenson, 2001; Stevenson & Fletcher,
2002) dieksplorasi ukuran hasil yang mungkin penting dalam
mengevaluasi Model pasang surut dan mengevaluasi dampak dari
penilaian dalam praktik (Stevenson & Fletcher, 2002). Hasil kedua studi
menunjukkan peningkatan jumlah penerimaan dan penurunan panjang
tetap. Ada penurunan kebutuhan untuk tingkat tertinggi observasi, yang
berkorelasi dengan kecepatan penilaian dan penurunan insiden kekerasan,
membahayakan diri, dan penggunaan pengekangan. Perawat, sendiri,
melaporkan bahwa praktek Model pasang surut profesional ditingkatkan
dan didorong keterlibatan penuh dengan orang-orang dalam perawatan. Ini
berguna dalam membantu orang untuk memenuhi rencana perawatan dan
perawat memungkinkan untuk fokus interaksi mereka pada orang-orang
18
mengidentifikasi tujuan dan target untuk hari itu dan membawa mereka
keluar, profil mereka dan penghargaan profesional (Stevenson & Fletcher,
2002). Studi ini memberikan dukungan bagi teori implementasi berpusat
pada orang dalam praktek
Barker dan Walker (2000) mempelajari pandangan perawat senior yang
kerja tim multidisiplin di 26 unit masuk akut kejiwaan dan hubungan
untuk perawatan orang-orang dan keluarga mereka. Meskipun perawat
menghadapi tantangan dalam melaksanakan "bekerja dalam kemitraan",
penelitian ini memberikan beberapa arah untuk penyelidikan lebih lanjut di
sekitar sifat interdisipliner teori.
Transisi bagi perawat untuk fokus solusi dalam interaksi adalah subyek
penelitian oleh tim Newcastle (Stevenson, et al, 2003). Perawat
berpartisipasi dalam inisiatif solusi yang dirancang khusus untuk
pendidikan, dan dampak dinilai untuk kedua perawat dan orang-dalam-
perawatan menggunakan beberapa sumber data. Studi ini memberikan
bukti kuat dari peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan perawat
solusi kinerja terfokus, dan digunakan dalam praktek. Orang dalam
perawatan juga menemukan pendekatan membantu.
Royal Ottawa Tim Rumah Sakit Tidal direplikasi studi Newcastle pada
tahun 2003, dengan hasil yang sama. Tim Tosnu menyelesaikan evaluasi
pengguna terfokus pelaksanaan Model pasang surut. Di Birmingham, di
bangsal Tolkien, evaluasi 4 bulan telah selesai. Evaluasi kerja sedang
berlangsung di St Tydfil Rumah Sakit di Wales. Perawat Irlandia telah
berada di garis depan pada evaluasi, menyajikan konferensi nasional
pertama pada model pasang surut dalam praktek, di Dublin pada 2003, di
mana perawat dari seluruh republik dulu hasil evaluasi mereka mengubah
layanan dan kepuasan konsumen (Barker, 2004)
Di Selandia Baru, studi kualitatif fenomenologis hermeneutik mengikuti
pelaksanaan model pasang surut di unit perawatan yang aman. Penelitian
ini mengeksplorasi pengalaman hidup dari empat pasien rawat inap dan
empat perawat. Lima tema yang mencerminkan makna yang dilekatkan
untuk menyediakan dan menerima perawatan bergabung, hubungan,
harapan, wajah manusia, meratakan, dan bekerja bersama-sama. Ini
19
menunjukkan pengalaman positif dan hasil dengan pelaksanaan model
pasang surut (Brian Phillips, komunikasi pribadi, 15 September 2003)
Model pasang surut diatur dalam basis penelitian yang memberikan
kemungkinan pemanfaatan penelitian atau transfer pengetahuan lebih
kontemporer. Perawat berlatih dalam model pasang surut secara aktif
menggunakan penelitian dalam praktek, serta memberikan kontribusi
terhadap perkembangan praktik keperawatan. Model pasang surut
memiliki potensi untuk penelitian aksi partisipatif, mengungkap
pengetahuan tertanam dalam praktek dan mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman baru.
20
BAB III
APLIKASI TEORI
21
merasa marah pada ayah dan ibu tirinya. Tn. D mengatakan tidak
ingat apakah pernah memukul ayahnya atau tidak.
b. Domain dunia (world domain):
Tn. D berada pada lingkungan kelurga yang tidak harmonis. Di
lingkungan pergaulan, Tn. D jarang berinteraksi dengan teman-
temannya dan Tn. D lebih suka diam dan menyendiri. Tn. D
mengganggap bahwa teman-temannya tidak menyukai dan tidak
mempercayai dia.
c. Domain lainnya (others domain)
Tn. D tidak memiliki saudara dan merupakan anak tunggal. Tn. D
memiliki saudara tiri yang senang mengambil uangnya. Tn. D
menyatakan bahwa dia ingin sembuh dan merawat kembali ibunya
yang sedang sakit.
2. Intervensi
Intervensi yang dilakukan berdasar penerapan sepuluh komitmen The
Tidal Model dari theory Phill Barker
1. Dengarkan dengan baik apa yang diceriterakan oleh klien.
2. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan
yang membuat klien jengkel/kesal.
3. Meminta klien melanjutkan ceriteranya dengan sesekali
mengangguk dan klarifikasi
4. Kemukakan pendapat tentang hikmah peristiwa yang dialami klien
5. Anjurkan klien untuk mengungkapkan aspek positif yang dimiliki
6. Tunjukkan sikap percaya diri perawat, dan meminta klien
menyadari akan apa yang sedang terjadi pada dirinya
7. Menilai aspek positif klien yang dapat dilakukan
8. Anjurkan klien mulai melakukan aspek positif yang dimiliki
9. Klien mengulangi melakukan aspek positif yang dimiliki dengan
menyusun jadual
10. Klien tetap melakukan aspek positif yang dimilki dan merasakan
perubahan yang ada pada dirinya.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
kesempatan untuk belajar tentang masalah yang dihadapi manusia saat ini, skala
dan evaluasi dari masalah tersebut, sumber daya apa pada kehidupan manusia
yang mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut atau
memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan apa yang diperlukan untuk membawa suatu
perubahan. Pengkajian lain (others) meliputi hubungan yang dimiliki seseorang di
masa lalu, masa sekarang dan masa depan, teman, keluarga dan pendukung
lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
24
5.1 KESIMPULAN
Theory Tidal Model fokus diaplikasikan pada perawatan penyakit jiwa
dengan menggunakan sepuluh komitmen untuk mendukung proses kesembuhan
pasien. Model Tidal memberikan sebuah orientasi untuk praktik yaitu penelitian
dasar, holistik dan individu terkait dengan keperawatan jiwa.
5.2 SARAN
Theory Tidal Model dari Phil Barker dengan sepuluh komitmen agar
dapat diaplikasikan pada tatanan pendidikan, praktik, dan penelitian di Indonesia.
25
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7
ed.). United State of Amerika: Mosby Elsevier.
Buchanan, Barker P . (2008). Clarifying the Value Base of Recovery: The 10 Tidal
Commitments. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing.
Barker ,P.(2000). The Tidal Model: Theory and Practice. University of Newcastle,
Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan
Jiwa (CMHN: intermediet course). Jakarta: EGC.
26