Anda di halaman 1dari 2

Mengapa manusia disebut sebagai makhluk individu?

Darimana asal kata "manusia" ?

Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti
berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia.

Apa maksud makluk individu itu?

Manusia, makhluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:

1. Manusia berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain.
2. Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri
sendiri

Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaituindividum, yang artinya sesuatu yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.

Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualis. Artinya selain sebagai


makhluk individu, manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
individu, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani
(raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang
membentuk individu.

Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia
senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi
hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal
terpenting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa
manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya.

Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan
yang lain.

Bagaimana akibat dari manusia sebagai makhluk individu itu?

Dalam keadaan status manusia sebagai makhluk individu, segala sesuatu yang
menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain
lebih banyak berfungsi sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat
tergantung kepada niat, semangat, dan usahanya yang disertai dengan doa kepada
Tuhan secara pribadi. Demikian juga mengenai baik atau buruknya seseorang di
hadapan Tuhan dan dihadapan sesama manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh
sikap dan perilaku manusia itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap maka
dihadapan Tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi
jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan
baik pula terhadap orang tersebut.

Konsekuensi (akibat) lainnya, masing-masing individu juga harus mempertanggung


jawabkan segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan.
Jika perilaku individu itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika
sebaliknya, akan diderita akibatnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai individu yang sudah
dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:

1. Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat


2. Hidup mandiri
3. Berkepribadian baik dan luhur
4. Mempertanggungjawabkan perbuatannya

Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan,


maka masing-masing individu harus senantiasa:
1. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
2. Berhati nurani yang bersih
3. Memiliki semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5. Memiliki cita-cita yang tinggi
6. Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7. Berjiwa besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9. Selalu berniat baik dalam hati
10. Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois.
(damaruta.blogspot.com dari rinaadyani)

Anda mungkin juga menyukai