Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH KELOMPOK

“ANEMIA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

Dosen Mata Ajar : dr. Muslim Argo

Disusun Oleh :

1. Adi Irawan (16.001)


2. Alvia Tyas Mahesti (16.005)
3. Diyan Pratama Sari (16.023)
4. Doni Eko Setiawan (16.024)
5. Inas Shafa (16.041)
6. Rezania Cindy B (16.079)
7. Riva Melinda S (16.083)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/ DIPONEGORO SEMARANG

2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan
makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak
stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya
kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering
mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam
keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil
tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan
dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya
disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau
asupan besi yang tidak a jarang dekuat.
Dari kasus di atas kami mendapatkan referensi untuk memberikan penjelasan
tentang hal hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan anemia pada ibu hamil ?
2. bagaimana diet yang baik untuk ibu hamil ?
C. tujuan
1. untuk mengetahui dan memahami penyakit anemia pada ibu hamil
2. untuk mengetahui takaran gizi dan diet yang baik pada penyakit anemia pada
ibu hamil
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian penyakit anemia pada ibu hamil

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam


darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau


kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses
ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
 Ibu mengeluh cepat lelah,
 Sering pusing,
 Mata berkunang-kunang,
 Malaise,
 Lidah luka,
 Nafsu makan turun (anoreksia),
 Konsentrasi hilang,
 Nafas pendek (pada anemia parah); dan
 Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
 Bahaya anemia terhadap kehamilan :

Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam
rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa,
hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Anemia pada
trimester tiga meningkatkan resiko buruknya pemulihan akibat kehilangan darah saat
persalinan, begitu juga takikardi,napas pendek dan keletihan maternal (Robson, 2011).

 Bahaya anemia terhadap janin:

Anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menganggu pertumbuhan


dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk
abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas, berat badan lahir rendah, kelahiran
dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal, dan inteligensia rendah (Manuaba, 2010).

Anda mungkin juga menyukai