Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SELULITIS

RSUD DR.ADHYATAMA. MPH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ALVIA TYAS MAHESTI

NIM : 16.005

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2018
A. PENGERTIAN
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis,
biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus
betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan
kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam.
Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik
sebagai berikut :
§ Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis
§ Mengenai pembuluh limfe permukaan
§ Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas

B. ETIOLOGI
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureusØ
b. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
c. Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanØ jamur termasuk jarang
Aeromonas Hydrophila. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
i. Menurunnyaa daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal

C. PATHOFISIOLOGI
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit
pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus
yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik pada
ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang
karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus
grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika luka yang terkait
berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk abses
lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini
kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks.
Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat
mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil
perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.

D. MANIFESTASI KLINIS
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit
muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan
lepuhan-lepuhan kecil.
Gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan.

E. PATHWAY

BAKTERI JAMUR LUKA

INFEKSI JARINGAN SUBKUTIS

SELULITIS

MEKANISME RADANG

KALOR DOLOR RUBOR TUMOR FUNGSIOLESA

PROSES AKSELERAS/D HIPEREMI HIPERPLASIA INTOLERANSI


FASOGITO ESELERASI JARINGAN JARINGAN/ORG
SIS JARINGAN IKAT AN DISTAL
SARAF IKAT
HIPERTERMIA ERITMIA OEDEMA
NYERI OTOT LOKAL JARINGAN INTOLERANSI
OTOT AKTIFITAS

GANGGUAN
CITRA TUBUH

GANGGUAN RASA PENEKANAN


NYAMAN NYERI JARINGAN
SYARAF

F. KOMPLIKASI
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis
sebesar 8%.
g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana harus
melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga 25%.

G. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
a. CBC (complete blood count) menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata
sedimentasi eritrosit. Sehingga mengidentifikasi adanya infeksi bakteri.
b. BUN level
c. Kreatinin level
d. Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
e. Mengkultur dan membuat apusan gram, dilakukan secara terbatas pada daerah
penampakan luka namun sangat membantu pada area abses atau terdapat bula
f. Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita belum memenuhi
beberapa kriteria, seperti area kulit yang terkena kecil, tidak terasa sakit, tidak ada
tanda sistemik (demam, dingin, dehidrasi, takipnea, takikardi, hipotensi) dan tidak
ada faktor resiko.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dari pengkajian yang di dapat pasien mengeluh panas, mual, pusing, kaki kanan
bengkak nyeri pada kaki kanan post jatuh
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan tugor kulit
3. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri akut berhubungan NOC NIC


Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
dengan Agens cedera
Kriteria hasil : 1. Lakukan
biologis (00132) 1. (16050)
pengkajian nyeri
mengenali kapan
komprensif yang
nyeri terjadi
meliputi lokasi,
2. (160501)
karakteristik,
menggambarkan
anset/durasi,
faktor penyebab
3. (160504) frekuensi,
menggunakan kualitas,
tindakan intensitas, atau
pengurangan beratnya nyeri
(nyeri) tanpa dan faktor
analgesik penyetus
4. (160513) 2. Ajarkan
melaporkan menggunakan
perubahan teknik non
terhadap gejala farmakologi
nyeri pada (seperti relaksasi)
3. Berikan informasi
profesional
mengenai nyeri
kesehatan
seperti penyebab
nyeri, berapa
nyeri akan
dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyaman
akibat prosedur
4. Pastikan
perawatan
analgesik bagi
pasien dilakukan
dengan
pemantauan yang
ketat

2 Kerusakan integritas NOC NIC


Penyembuhan luka : Monitor pengobatan dan
kulit berhubungan
prmer (1102) ekstermitas bawah (3480)
dengan gangguan tugor
1. (110201) 1. Inspeksi adanya
kulit (00046)
memperkirakan edema
2. Beri perawatan
(kondisi) kulit
2. (110213) pada kulit pasien
memperkirakan dan kontrol nyeri
3. Kolaborasikan
(kondisi) tepi
dengan dokter
luka
3. (110215) lebam pemberian obat
di kulit sekitar untuk kulit
4. Ajarkan ke pasien
dipertahankan
dan keluarga
dari skala 2 besar
untuk mengobati
ke skala 5 tidak
sendiri dengan
ada
4. (110210) cara yang tepat
peningkatan suhu
kulit di
pertahankan dari
pada skala 3
sedang ke skala 5
tidak ada

Daftar Pustaka
Mutaqqin. Arif (2011). Asuhan Keperawatan Integumen. Jakarta : EGC

Brunner & suddarth (2007). Keperawatan medical bedah. Jakarta : EGC

Potter, perry (2005). Fundemental keperawatan buku1 edisi 7. Jakarta : EGC

Buku Diagnosa Keperawatan NANDA, NIC, NOC. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai