Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Narkoba atau narkotika dalam konteks hukum Islam adalah termasuk masalah
‘ijtihadi, karena narkoba tidak disebutkan secara langsung di dalam Al Quran dan
Sunnah, serta tidak di kenal pada masa Rasulullah SAW. Ketika itu yang ada di tengah-
tengah masyarakat yang mayoritas peminum khamr. Islam sangat menganjurkan untuk
menjaga kesehatan tubuh, agar selalu dapat memenuhi segala kewajibannya dalam
melaksanakan perintah Allah Swt yang telah diatur dalam syari’at Islam.
Menjaga kesehatan tubuh merupakan faktor yang utama untuk dapat memelihara
kesehatan akal pikiran, karena dalam tubuh yang sehat terdapat akal pikiran yang sehat.
Menurut Imam Ghazali, dalam kitabnya Al-Mustashfa fi Ilmi al-Ushul, disebutkan
dengan tegas bahwa, tujuan adanya perintah dan larangan dalam sumber utama hukum
Islam Al Qur’an dan Hadits dikelompokkan menjadi lima pokok, yaitu untuk memelihara
agama (hifdzuddin), memelihara jiwa manusia (hifdzunnas), memelihara akal atau
kehormatan (hidzul aqli), memelihara keturunan (hifdzunnasal) dan untuk memelihara
harta (hifdzumaal). Oleh karena itu Islam sangat mengharamkan narkotika tersebut,
karena semu hal yang buruk yang akan membahayakan jasmani dan rohani mereka dan
merusak kepribadian serta kehidupan mereka bahkan mengancam keselamatan jiwa
mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang dapat
di ajukan adalah sebagai berikut:
1. Pengertian narkoba dan jenis-jenis dari narkoba ?
2. Apakah hukum dari mengonsumsi narkoba menurut hukum islam ?
3. Hukum dan pengaruh narkoba dalam kehidupan ?
4. Baimanakah pencegahan narkoba dalam agama islam ?
5. Bagaimana dampak dari mengonsumsi narkoba ?

C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis status hukum pemakai,
produsen dan pengedar Narkotika menurut Hukum Islam dan Undang-Undang
Untuk mengetahui bagaimana hukum dan bahaya dari mengonsumsi narkoba
menurut ajaran agama islam, bagaimana cara pencegahannya dalam agama islam dan
dambak dari mengonsumsi narkoba tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NARKOBA DAN JENIS – JENIS DARI NARKOBA.


menurut Kurniawan adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah
diluar batas dosis.
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah
“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan
memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan
dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lainnya
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya


sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan.
Contoh : ganja, h3roin, kokain, morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan
betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah suatu obat yang termasuk dalam golongan Narkoba
(Narkotika dan Obat-obat berbahaya). Psikotropika adalah zat/obat yang dapat
menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan
cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta
mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Jenis jenis

2
psikotropika yang sering disalahgunakan adalah. Psikotropika digolongkan lagi
menjadi 4 kelompok adalah :

 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

1) Rokok
2) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
3) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila
dihirup akan dapat memabukkan

B. HUKUM DARI MENGONSUMSI NARKOBA MENURUT HUKUM ISLAM

Hukum penggunaan narkoba dalam pandangan islam sebenarnya telah dijelaskan


sejak lama. Tepatnya pada 10 Februari 1976, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa bahwa penyalahgunaan dan peredaran narkoba hukumnya bersifat
haram. Keputusan tersebut tentu didasari atas dalil-dalil agama yang bersumber dari Al-
quaran dan hadist.

Menurut ulama, narkoba adalah sesuatu yang bersifat mukhoddirot (mematikan


rasa) dan mufattirot (membuat lemah). Selain itu, narkoba juga merusak kesehatan
jasmani, mengganggu mental bahkan mengancam nyawa. Maka itu, hukum penggunaan
narkoba diharamkan dalam islam.

3
Sekilas Narkotika Dalam UU No 35 Tahun 2009

Narkoba dalam pasal 1 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009 didefinisikan sebagai zat


atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagimana terlampir dalam undang-
undang ini. Dalam Undang-undang tersebut narkotika digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu: [5]

1. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I mencakup 65 macam,
seperti opium, ganja, kokain, tanaman Papaver Somniferum L dan selainnya.
2. Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika
Golongan II mencakup 86 macam, seperti alfasetilmetadol, benzetidin, morfin, dan garam-
garam dari Narkotika dalam golongan ini.
3. Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan III mencakup 14 macam, seperti
asetildihidrokodeina, kodeina, garam-garam dari Narkotika dalam golongan ini.

a. Hukum Mengonsumsi Narkoba

Dalam persepektif kajian hukum Islam, Narkotika dan sejenisnya hukumnya


adalah haram sebagaimana haramnya minuman keras. Dalam hal ini Imam an-Nawawi
(631-676 H/1233-1277 M) menegaskan:

ِ ‫ش ِةَا ْل َم ْع ُروفَ ِةَفَ ُح َْك ُمهَُ ُح ْك ُمَا ْل َخ ْم ِرَفِيَالتَّحْ ِر‬


]6[َ.‫يم‬ َ ِ‫َو ْاْلَ ْد ِويَ ِةَكَا ْلبَ ْنج‬
َ ‫َو َه ِذهَِا ْل َحشِي‬ َ ‫َاْلَش ِْربَ ِة‬ ِ ‫َوَأ َ َّماَ َماَيُ ِزيلَُا ْلعَ ْقل‬
َ َ‫ََم ْن‬
ْ ‫غي ِْر‬

“Barang/zat yang menghilangkan kesadaran akal selain yang berbentuk minuman (cair)
dan obat, seperti ganja dan Hasyisy (cannabis ruderalis/ganja India)[7] yang terkenal
ini, hukumnya haram sebagaimana khamr.”

Pendapat seperti ini juga dikemukakan oleh Abu Ishaq as-Syirazi (393-476 H/1003-1083
M), Ibn Daqiq al-‘Id (625-702 H/1227-1302 M), sebagaimana dikutip oleh Ibn Hajar al-
Haitami (909-974 H/1504-1567 M) dalam al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra. [8] Bahkan
dalam buku tersebut Ibn Hajar sendiri menyampaikan hadits yang secara khusus
menegaskan keharaman ganja: [9]

ْ ‫َ(ر َواهَُأَحْ َمدَُفيَ ُم‬.


َ‫سَنَ ِد َِه‬ َ ‫س ِك ٍرَ ََو ُمفَتِ ٍر‬ ََ َ‫سلَّ َم‬
ْ ‫ع ْنَك ُِلَ ُم‬ َ ‫عَلَ ْي ِهَ ََو‬
َ َُ‫صلَّىَهللا‬
َ َِ‫سولَُهللا‬ َ ‫ع ْنهَاَقَالَتْ َنَه‬
ُ ‫َىَر‬ َ َ‫َر ِض َيَهللاَُتَعَالَى‬ َ َ‫سلَ َمة‬
َ َ‫ع َْنَأ ُ ِم‬
ٍ ‫سنَدٍَص َِح‬
)‫يح‬ َ ‫سنَنِ ِهَ ِب‬
ُ َ‫َاودَفي‬ ُ ‫وأبوَد‬

4
“Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra, ia berkata: “Rasulullah telah melarang
(mengonsumsi) segala zat yang memabukkan dan melemahkan badan.” (HR. Ahmad
dalam al-Musnad, dan Abu Dawud dalam Sunannya, dengan sanad shahih)

Lebih lanjut Ibn Hajar menerangkan: [10]

َ‫وص ِهَفَ ِإ َّن ََها‬


ِ ‫ص‬ ِ ‫يمَا ْل َحش‬
ُ ‫ِيشَ ِب ُخ‬ ُ ‫َو َه َذَاَاَْل َحد‬.
ِ ‫ِيثَفَِي ِهَ َد ِليلٌَعلىَتَحَْ ِر‬ َ ‫اف‬ِ ‫َفيَاْلَ ْط َر‬
ْ ‫َوا ْل َخد ََر‬ َ ‫ثَا ْلفُت‬
َ ‫ُور‬ ُ ‫ور‬ ِ ُ‫قَالََا ْلعُلَ َما ُءَا ْل ُمفَتِ ُرَ ُكلَُّماَي‬
.‫اطيهَا‬ ِ َ‫َو ِلذَ ِلكَ َيَكث ُرَالن ْو ُمَ ِل ُمتع‬
َ َّ ُ ْ َ ‫َوتُفَ ِت ُر‬
َ ‫َوت ُ َخد ُِر‬
َ ‫س ِك ُر‬ْ ُ‫ت‬

“Ulama mengatakan: “Al-Muftir adalah setiap zat yang membuat lemah dan
membius anggota badan.” Dalam hadits ini terdapat dalil atas keharaman ganja secara
khusus, sebab ganja dapat memabukkan dan membius. Karena itu orang yang
mengonsumsinya banyak tidur.”

Bahkan kemudian Ibn Hajar mengutip dari Ahmad bin Idris al-Qarafi (w.
684/1285 M) dan Ibn Taimiyyah (661-728 H/1263-1328 M) yang menghikayatkan telah
terjadi Ijma’ ulama atas keharamnnya. Ibn Taimiyyah juga mengatakan: [11]

“Orang yang menghalalkannya maka kufur. Empat Imam madzhab: Malik, Abu
Hanifah, as-Syafi’i, dan Ahmad tidak membahasnya karena belum ditemukan pada masa
mereka, dan baru populer pada akgir abad ke-6 dan awal abad ke-7 H bersamaan
dengan berkuasanya bangsa Tartar (di wilayah negeri-negeri Islam).”

Demikian pandangan beberapa ulama klasik tentang keharaman ganja. Hal ini
juga senada dengan pendapat ulama kontemporer seperti Dr. Wahbah az-Zuhaili (l. 1932
M), pakar Yurisprudensi Islam asal Damaskus, Syiria, yang membahasnya dalam
karyanya, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, pada sub bab khusus berjudul: Bahaya Zat-zat
Terlarang ( Narkotika ) dan Berbagai Hukumnya dalam Islam. Di akhir pembahasannya
tentang hukum mengonsumsi narkotika az-Zuhaili menyimpulkan:

ِ َ‫َو ِفيهَاَ َمف‬.


َُ‫اسد‬ َ ‫َ ِل ُم َخا َم َرتِهَاَا ْل َع ْقل‬،‫َاْل ُولَىَح ََرا ٌمَكَا ْل َخ ْم ِر‬
َ ُ‫ََوتَ ْغ ِطيَتِهَاَإِ َّياه‬ َْ ‫َالست َّ ِة‬
ِ ‫ون‬ ِ ‫ونَبَ ْعدََا ْلقُ ُر‬ٍ ‫َم ْنَقُ ُر‬
ِ ‫إِنَّ َج َِمي َعَا ْل ُم ُخد َِراتَِا ْلحَا ِدثَ ِة‬
َ،ٍ‫ًاَو َج َماعَات‬ ْ َ ً َ ُ ْ
َ ‫َأ َف َراد‬،‫َْلنهَاَتض ُُّرَاْل َّمةَض ََر ًراَبَ ِليغا‬، َ َّ َ َ ْ َ‫ن‬
ِ ‫ًاَم َالخ ْم ِر‬ ِ ‫ساد‬ َ ْ َ
َ ‫اَوأكبَ ُرَف‬ َ ْ َ َ
َ ‫َف ِه َيَأكث ُرَض ََر ًر‬،‫ع َل ْيهَا‬ َ َُ‫َوت َ ِزيد‬،
َ ُ‫َاره‬ُّ ‫َو َمض‬ َ ‫ا ْل َخ ْم ِر‬
]12[َ…َ‫َوأ َد ِب ًّيا‬،‫ا‬َ َ ‫َو ِص ِح ًي‬،‫ا‬ َ ًّ‫َما ِدي‬

“Sungguh semua jenis narkotika baru yang muncul sejak beberapa abad setelah
enam abad Hijriyyah yang pertama hukumnya haram sebagaimana khamr, karena
menutupi dan merusak akal. Di dalamnya terdapat kerusakan dan bahaya khamr, bahkan
lebih. Narkotika lebih membahayakan dan lebih membuat kerusakan daipada khamr.
Sebab Narkotika telah merusak umat manusia dengan sangat dahsyat, merusak individu,
masyarakat, materi, kesehatan, dan peradaban …”

Namun demikian, keharaman mengonsumsi Narkotika ini mengecualikan untuk


kepentingan medis/pengobatan, sebagaimana penjelasan Sayyid Utsman bin Muhammad
Syatha ad-Dimyathi (w. < 1302 H/1885 M) dalam I’anah at-Thalibin:

5
َْ ‫ارتِهَِأَنَّهَُ ُم‬
]13[َ.‫ختَصٌّ َ ِبا ْلقَلِي ِل‬ َ َ َ‫َوإِ ْنَكَان‬
َ َ‫ظاه ُِرَ ِعب‬ ً ‫ِيراَأ َ ْمَقَل‬
َ ‫ِيًل‬ ً ‫س َوا ٌءَكَانَ َ َكث‬ ْ ‫َ ِلحَا َجةَِالتَّدَا ِو‬:ُ‫(قَ ْولُه‬
َ َ‫ي)َ ُم ْطلَقًا‬

“Ungkapan Zainuddin al-Malibari: “(Boleh mengonsumsi ganja, hasyisy, dan opium)


untuk pengobatan”, secara mutlak, baik banyak maupun sedikit, meskipun lahiriah
ungkapan Zainuddin al-Malibari mengesankan bahwa hal itu khusus untuk kadar yang
sedikit.”

Adapun sanksi atau hukuman bagi pengonsumsi narkoba yang bukan dalam
rangka pengobatan menurut Mayoritas Ahli Fikih adalah hukuman ta’zir yang
disesuaikan dengan kemaslahatan menurut kebijakan pemerintah. Ta’zir dapat berupa
hukuman penjara, denda, dan selainnya, yang menurut pemerintah dapat memberi efek
jera baginya. Bahkan dalam konteks ini menurut Fuqaha Hanafiyah dan Malikiyah
pemerintah dapat memberlakukan hukuman mati bila memang kasusnya berulang-ulang
dan pelaku tidak jera dengan hukuman selainnya. Syaikh Wahbah az-Zuhaili
mengatakan: [14]

َ‫ص ْلحَةََفِي‬ َ َ‫َأَ ْيَإِذ‬،ً‫سة‬


َ ‫اَرأَىَا ْلحَا ِك َُمَال ْم‬ َ ‫سيَا‬ِ َ‫س ُّمونَهَُا ْلقَتْ ََل‬ َ ‫يرَ ِه َيَا ْلقََتْل‬
ََ ُ‫َوي‬،ُ َُ ‫عقُوبَةَُالت َّ ْع ِز‬
ُ َ َ‫َوا ْل َما ِل ِكيَّ ِةَأ َ ْنَتَكُون‬ َ ‫َوأَج‬
َ ‫َازَفُقَهَا ُءَا ْل َحنَ ِفيَّ ِة‬
…َ‫ت‬ َِ ‫َِوا ْل ُم ْخد َِرا‬
َ ‫س ِك ََرات‬ ْ ‫انَا ْل ُم‬ِ ‫َ َك َماَفِيَحَا ِلَالتِك َْر ِارَأ َ ْوَ ِإ ْد ََم‬،َ‫بَا ْلقَتْل‬ ُ ‫وج‬ ِ ُ‫سَا ْلج َِري َم ِةَي‬ ُ ‫َج ْن‬ِ َ‫َوكَان‬،َ َ‫ذَ ِلك‬

“Para Fuqaha Hanafiyah dan Malikiyah membolehkan sanksi takzir berupa


hukuman mati yang diistilahkan dengan al-qatl siyasah (hukuman mati karena
siasat).[15] Maksudnya ketika hakim menilannya sebagai kemaslahatan dalam masalah
terkait dan jenis kejahatannya menetapkan hukuman mati, seperti berualng-ulang atau
terus-menerusnya mengonsumsi minuman keras dan narkotika.”

Hukum Memproduksi dan Mengedarkan Narkotika

Dalam pasal 1 poin 3 UU No 35 Tahun 2009, produksi Narkotika didefinisikan


sebagai kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan menghasilkan
Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi atau nonekstraksi dari
sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan/atau
mengubah bentuk Narkotika. Kemudian dalam penjelasan Pasal 12 Ayat 1 disebutkan
yang dimaksud dengan produksi adalah termasuk pembudidayaan (kultivasi) tanaman
yang mengandung Narkotika.

Sedangkan memproduksi Narkoba (yang ilegal bukan dalam kepentingan medis)


dalam tinjauan Hukum Islam adalah haram, seperti dijelaskan oleh Syaikh Wahbah az-
Zuhaili:

َ ‫َإِنَّ َ ُكلََّ َماَيُؤَدِيَإِ َلىَا ْلح ََر ِامَفَ ُه َوَح ََرا ٌم‬:‫َوا ْله َُرويِ ِن‬
َ‫َو ُكلَُّ َما‬، ِ ِ‫َوا ْلكُوكَاي‬
َ ‫ين‬ ِ ُ‫َاْل َ ْفي‬
َ ‫ون‬ ْ ‫يع‬ َ ‫َوا ْلقَات‬
ْ َ ‫َِوت‬
ِ ‫ص ِن‬ ِ ‫ش َخ‬
َ ‫اش‬ ْ ‫َوا ْل َخ‬َ ‫ِيش‬ِ ‫ِز َراعَةَُا ْل َحش‬
ٌ
]16[َ.‫علَىَا ْل َم ْع ِصيَ ِةَفَ ُه َوَ َم ْع ِصيَة‬
َ َ ُ‫يُ ِعين‬

“Menanam hashish, khaskhas (papaver nudicaule/tanaman bahan mentah


opium), qat (chata edulius/teh Arab), memproduksi opium, kokain, dan heroin. Sungguh
setiap aktifitas yang mengantarkan pada keharaman maka hukumnya haram, dan setiap
aktifitas yang menolong kemaksiatan maka merupakan maksiat.”

6
Syaikh Wahbah az-Zuhaili juga menyampaikan beberapa hadits tentang
kesimpulan hukum tersebut, di antaranya:

َ‫َم َّم ْنَيََت َّ ِخذُهَُ َخ ْم ًراَفَقَدََتَقَ َّح َم‬ َِ ‫بَأَيَّا َمَا ْل ِق َط‬
ِ ُ‫افَ َحتَّىَيَبِيعَه‬ َ َ‫َأَنَّ َ َم ْنَ َحب‬:َ‫سلَّ َمَقَال‬
َ َ‫سَا ْل ِعن‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫َو‬ َ َُ‫ص َّلىَهللا‬
َ َِ‫سولََهللا‬ َ َّ‫اسَأَن‬
ُ ‫َر‬ َ َّ‫عب‬َ َ‫ع َِنَاب ِْن‬
ُ ‫َ(ر َواهَُأَبُوَد‬.
]17[َ)َ‫َاود‬ َ ‫ار‬ َ َّ‫الن‬

“Diriwayatkan dari Ibn Abbas, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh


orang yang menimbun anggur pada waktu memanennya hingga menjualnya kepada
orang yang memproduksinya menjadi khamr, maka niscaya ia telah melemparkan
dirinya ke Neraka.” (HR. Abu Dawud)

Syaikh Wahbah az-Zuhaili menegaskan: “Ini adalah dalil sharih (terang-


terangan) atas keharaman menanam hashihs, qat, dan setiap tanaman yang menjadi
bahan mentah opium, heroin, kokain dan semisalnya.” [18]

Hukum mengedarkan narkotika dengan menjual, membeli, menyelundupkan, dan


semisalnya sama dengan hukum memproduksi, yaitu haram karena termasuk kategori
memfasilitasi maksiat (i’anah ‘ala ma’shiyah), yang juga masuk dalam keumuman
larangan al-Qur’an:

)٢َ:‫َ(المائدة‬.‫ان‬ َ ‫ع َلىَاإلثْ ِم‬


ِ ‫َواَْلعُد َْو‬ َ َ‫اونُوا‬
َ َ‫ىَوالَتَع‬ َ ‫ع َلىَا ْلبِ ِر‬
َ ‫َوالت َّ ْق َو‬ َ َ‫اونُوا‬
َ َ‫َوتَع‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah.” (QS. Al-Maidah: 2)

Sedangkan hukuman bagi orang yang memproduksi dan mengedarkan narkotika


secara ilegal juga sama dengan hukuman mengonsumsinya secara ilegal, yaitu hukuman
ta’zir hukuman penjara, denda, dan bahkan hukuman mati bila memang kasusnya
berulang-ulang dan pelaku tidak jera dengan hukuman selainnya. [19] Hukuman seperti
inilah yang direkomendasikan NU kepada pemerintah dalam Keputusan Musyawarah
Nasional Alim Ulama Nomor: 03/Munas/VII/2006 Tentang Bahtsul Masa’il Diniyyah
Qanuniyyah pada permasalahan ke-3 tentang RUU Perubahan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Dalam keputusan ini pada rekomendasi poin kedua
disebutkan:

“2. Perlu adanya peningkatan upaya repressive bagi pelaku tindak kejahatan
dalam produksi, pengolahan, peredaran narkotika, termasuk di dalamnya peningkatan
ancaman hukuman pidana baik dalam bentuk pidana minimal khusus dan maksimal
khusus (hukuman mati) maupun peningkatan pidana denda.” [20]

7
C. PENGARUH NARKOBA DALAM KEHIDUPAN
Pengaruh Narkoba Terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara
Narkoba adalah zat yang dapat membunuh secara perlahan generasi muda yang
berjiwa pancasila. Pengaruh-pengaruh narkoba yang telah kita ketahui ini dapat merusak
jiwa-jiwa muda yang seharusnya lebih bersemangat dalam memajukan Negara ini.
Penggunaan narkoba jelas-jelas sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Indonesia merupakan Negara yang ber ke Tuhanan dan mayoritas penduduknya
menganut agama Islam namun yang sekarang terjadi adalah banyak remaja-remaja
muslim di Indonesia yang terjerat kasus narkoba, telah jelas diterangkan islam melarang
penggunaan narkoba. Rasulullah SAW bersabda Setiap yang memabukkan adalah khamr
dan setiap khamr adalah haram. (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Pengguna narkoba khususnya para pecandu narkoba tidak dapat berfikir sehat
seperti yang tidak menggunakan narkoba. Kebanyakan pengguna narkoba adalah para
remaja dengan usia-usia yang produktif sehingga untuk saat ini sulit mencari para
pemimpin muda yang memiliki moral dan semangat dalam memajukan bangsa ini. Jika
kebanyakan pemuda menggunakan narkoba bagaimana bangsa ini akan berjalan dengan
baik, karena dengan tidak adanya pemimpin yang sehat dan bermoral bangsa ini tidak
akan mencapai tujuan bersama yang telah kita bangun bersama selama ini.

D. PENCEGAHAN NARKOBA DALAM AGAMA ISLAM


Di dalam pandangan agama narkoba adalah barang yang merusak akal pikiran,
ingatan, hati, jiwa, mental dan kesehatan fisik seperti halnya khamar. Oleh karena itu
maka narkoba juga termasuk dalam kategori yang diharamkan Allah SWT. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT, hadis Rasulullah SAW dan juga ajaran-ajaran agama lainnya,
antara lain sebagai berikut.
Dalam ajaran agama Islam disebutkan: “Janganlah kamu jerumuskan dirimu
kepada kecelakaan/kebiasaan (sebagai akibat tangan) tangan-tanganmu”. (QS. Al-
Baqarah: 195). “Dan Janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai sesuatu yang
membahayakanmu). Karena sesungguhnya Allah Maha Kasih Sayang kepadamu”. (QS.
An-Nisa’ : 29). “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
(berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan, maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan.” (QS. Al-
Maidah : 90). “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (minuman) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS. Al-Maidah : 91). “Mereka bertanya kepadamu tentang
khamar dan judi, katakanlah pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah:
219). “Melarang Rasulullah SAW daripada tiap-tiap barang yang memabukkan dan

8
melemahkan akal dan badan”. (HR. Ahmad). “Tiap-tiap barang yang memabukkan
adalah haram”. (HR. Bukhari dan Muslim). “Setiap benda yang memabukkan banyaknya
maka sedikitnya haram”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmuzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban).

Penanggulangan Narkoba
Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan oleh narkoba dan
betapa cepatnya tertular para generasi muda untuk mengonsumsi narkoba, maka
diperlukan upaya-upaya konkret untuk mengatasinya. Upaya-upaya tersebut antara lain
adalah: Pertama, meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan
keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat. Kedua, meningkatkan peran keluarga
melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap
pembinaan diri seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan
brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).
Ketiga, penanaman nilai sejak dini bahwa narkoba adalah haram sebagaimana haramnya
babi dan berbuat zina. Keempat meningkatkan peran orang tua dalam mencegah narkoba,
di rumah oleh ayah dan ibu, di sekolah oleh guru/dosen dan di masyarakat oleh tokoh
agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hokum

E. BAHAYA DAN DAMPAK DARI MENGONSUMSI NARKOBA

1. Dampak narkoba terhadap fisik dan kesehatan

 Gangguan pada sistem saraf (neurologis), seperti: Kejang-kejang, imajinasi, dan


halusinasi.
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
 Gangguan pada kulit (dermatologis)
 Gangguan pada paru-paru (pulmoner)
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan insomnia
 Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
 Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV
 Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian

9
2. Dampak narkoba terhadap psikologi

 Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah


 Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

3. Dampak narkoba terhadap lingkungan sosial

 Gangguan mental
 Anti-sosial dan asusila
 Dikucilkan oleh lingkungan
 Merepotkan dan menjadi beban keluarga
 Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram

Dan terakhir, yang paling berbahaya bila suatu saat si pecandu narkoba ingin tobat
memakai narkoba, sayang sekali tapi EFEK dari pemakaian narkoba tidak bisa SEMBUH
TOTAL. Jadi si pemakai tetap akan terkontaminasi dengan berbagai penyakit yang tidak dapat
disembuhkan, seperti HIV.

Dampak buruk narkoba menurut jenisnya:

1. Opioid

 Depresi berat
 Apatis, gugup dan gelisah
 Banyak tidur, rasa lelah berlebihan
 Malas bergerak, kejang-kejang, dan denyut jantung bertambah cepat
 Selalu merasa curiga, rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
 Banyak bicara namun cadel, pupil mata mengecil
 Tekanan darah meningkat, berkeringat dingin
 Mual hingga muntah
 luka pada sekat rongga hidung
 Kehilangan nafsu makan, turunnya berat badan

2. Kokain

 Denyut jantung bertambah cepat


 Gelisah, banyak bicara
 Rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
 Kejang-kejang, pupil mata melebar
 Berkeringat dingin, mual hingga muntah
 Mudah berkelahi
 Pendarahan pada otak

10
 Penyumbatan pembuluh darah
 Pergerakan mata tidak terkendali
 Kekakuan otot leher

3. Ganja

 Mata sembab, kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair


 Sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa
 Terkadang cepat marah
 Tidak bergairah, gelisah
 Dehidrasi, liver
 Tulang gigi keropos
 Saraf otak dan saraf mata rusak
 Skizofrenia

4. Ectasy

 Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, berkeringat


 Sulit tidur
 Kerusakan saraf otak
 Dehidrasi
 Gangguan liver
 Tulang dan gigi keropos
 Tidak nafsu makan
 Saraf mata rusak

5. Shabu-shabu

 Enerjik
 Paranoid
 Sulit tidur
 Sulit berfikir
 Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas
 Banyak bicara
 Denyut jantung bertambah cepat
 Pendarahan otak
 Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.

6. Benzodiazepin

 Berjalan sempoyongan
 Wajah kemerahan
 Banyak bicara tapi cadel
 Mudah marah
 Konsentrasi terganggu
 Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Narkoba merupakan obat, bahan dan zat bukan makanan, yang jika diminum, dihisap,
dihirup, ditelan, atau disuntikan akan memberikan pengaruh terhadap pemakainnya dan dapat
menyebabkan kecanduan. Narkoba memiliki banyak jenis dan pengaruh terhadap pemakainya
sesuai dengan zat dan jenisnya
Di Indonesia banyak terjadi kasus narkoba yang dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa
dan Negara, penyalahgunaan narkoba ini dapat menurunkan nilai-nilai moral setiap individu
yang terkait. Penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor yang
berasal dari individu maupun faktor lingkungan. Namun faktor-faktor tersebut tidak terlalu
mempengaruhi individu menjadi seorang pecandu narkoba, faktor yang paling penting adalah
dari pergaulan individu tersebut dan penanganan terhadap individu yang bermasalah dengan
narkoba.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indotipstricks.net/2015/07/bahaya-dan-kerugian-narkoba.html

https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/06/13/makalah-remaja-tentang-narkoba/

Sumber buku :

Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persuda

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 123 OR
    Bab 123 OR
    Dokumen21 halaman
    Bab 123 OR
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Biodiesel
    Biodiesel
    Dokumen11 halaman
    Biodiesel
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • BAB III Praktikum TLP
    BAB III Praktikum TLP
    Dokumen4 halaman
    BAB III Praktikum TLP
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Bab V TLP
    Bab V TLP
    Dokumen29 halaman
    Bab V TLP
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • 15 FTLP Templete
    15 FTLP Templete
    Dokumen51 halaman
    15 FTLP Templete
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Ozi Papma
    Ozi Papma
    Dokumen5 halaman
    Ozi Papma
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Prak TLP
    Bab Vi Prak TLP
    Dokumen6 halaman
    Bab Vi Prak TLP
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Prak TLP
    Bab Vi Prak TLP
    Dokumen6 halaman
    Bab Vi Prak TLP
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Teori Forecasting
    Teori Forecasting
    Dokumen31 halaman
    Teori Forecasting
    Chara Imoedt
    Belum ada peringkat
  • Tipe TLP Tugas
    Tipe TLP Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tipe TLP Tugas
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Tipe TLP Tugas
    Tipe TLP Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tipe TLP Tugas
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Ozi Papma
    Ozi Papma
    Dokumen5 halaman
    Ozi Papma
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Rula Usu PDF
    Rula Usu PDF
    Dokumen140 halaman
    Rula Usu PDF
    lutfifambudi
    Belum ada peringkat
  • Nabil Papma
    Nabil Papma
    Dokumen11 halaman
    Nabil Papma
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • BAB I Haris
    BAB I Haris
    Dokumen11 halaman
    BAB I Haris
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Dokumen3 halaman
    Curriculum Vitae
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Kasih
    Kasih
    Dokumen6 halaman
    Kasih
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen11 halaman
    1 PB
    sandi
    Belum ada peringkat
  • Kasih
    Kasih
    Dokumen6 halaman
    Kasih
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • KLP G
    KLP G
    Dokumen14 halaman
    KLP G
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • KLP G
    KLP G
    Dokumen14 halaman
    KLP G
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Dokumen3 halaman
    Curriculum Vitae
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Dokumen3 halaman
    Curriculum Vitae
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • KLP G
    KLP G
    Dokumen14 halaman
    KLP G
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • 511 885 1 PB PDF
    511 885 1 PB PDF
    Dokumen5 halaman
    511 885 1 PB PDF
    Revit Zulhakim
    100% (1)
  • BAB I Haris
    BAB I Haris
    Dokumen11 halaman
    BAB I Haris
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • 218435
    218435
    Dokumen7 halaman
    218435
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • 05 Journal Iman 89
    05 Journal Iman 89
    Dokumen18 halaman
    05 Journal Iman 89
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • UNDANG
    UNDANG
    Dokumen4 halaman
    UNDANG
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat
  • Integral Rangkap 2
    Integral Rangkap 2
    Dokumen12 halaman
    Integral Rangkap 2
    Revit Zulhakim
    Belum ada peringkat