Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No.

2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Analisis Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton Menggunakan Metode


Seven Tools dan New Seven Tools
(Studi Kasus: PT. Kunango Jantan)

Dewi Diniaty1, Sandi2


1,2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: dewidiniaty@uin-suska.ac.id, sandifms3@yahoo.com

Abstrak

PT. Kunango Jantan merupakan sebuah industri yang memproduksi Tiang Listrik Beton dan telah
mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh penjuru sumatra seperti Jambi, Palembang, Medan, Padang,
Aceh dan daerah lainnya. Permasalahan pada perusahaan ini yaitu masih banyak terdapat jumlah produk
cacat dan gagal (reject) ketika dalam proses produksinya.Tujuan penelitian ini adalah menganalisa faktor-
faktor penyebab terjadinya produk gagal/reject dan menganalisa tindakan perbaikan yang harus dilakukan.
Penulis menggunakan metode seven tools untuk mengetahui penyebab dari terjadinya produk gagal/rejectdan
metode newseven toolsyang digunakan untuk melihat tindakan perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan
faktor penyebab terjadinya produk gagal/reject. Berdasarkan pengolahan data diperoleh bahwa perbaikan
produk reject/gagal yang diprioritaskan untuk perbaiki adalah kategori pecah dengan persentasi sebanyak
35,97 %, kategori keropos/ bolong sebesar 35,25 % dan kategori tipis sebelah sebesar 12,95 %. Adapun
solusi yang diusulkan kepada pihak manajemen perusahaan adalah dengan memeriksa dan merawat mesin
atau tools yang digunakan secara berkala, meningkatkan kualitas bahan baku, memperbaiki lingkungan kerja,
meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) dengan melakukan pelatihan dan membuat SOP pada setiap
stasiun serta unit kegiatan kerja.

Kata Kunci : Produk gagal/reject, Seven Tools dan New Seven Tools

Pendahuluan Seven Tools dan NewSevenTools. Metode


SevenTools merupakan alat statistik untuk mencari
Indonesia merupakan salah satu negara akar penyebab permasalahan kualitas sehingga
berkembang di dunia yang memerlukan dapat mengendalikan kualitas. Sedangkan metode
pembangunan secara masif untuk menunjang sarana NewSevenTools merupakan alat bantu dalam
prasarana dan meningkatkan perekonomian memetakan masalah secara terstruktur, guna
masyarakat. Industri manufaktur bidang membantu perbaikan kualitas produksi Tiang
infrastruktur memegang peranan penting proses Listrik Beton.
pembangunan tersebut. Sehingga industri
infrastruktur berusaha menciptakan produk yang Metode Penelitian
berkualitas untuk meyakinkan kontraktor agar
mempercayai produk yang dihasilkan. Karena Penelitian dilakukan di lantai produksi PT.
umumnya pada proyek besar pihak kontraktor Kunango Jantan. Langkah pertama yang dilakukan
sangat mementingkan keselamatan, terutama adalah mengidentifikasi proses produksi di lantai
keselamatan saat pelaksanaan proyek maupun produksi, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan
keselamat penggunaan infrastruktur yang telah data sekunder melalui wawancara dan dokumentasi.
selesai dibangun. Selain itu bagi perusahaan, Hasil identifikasi akan diketahui bagianmana dilantai
mengendalikan kualitas dengan baik juga dapat produksi yang sangat vital dalam rangka menjamin
menguntungkan pihak perusahaan sebab semakin kualitas produk.Identifikasi mulai dari awal untuk
sedikit produk yang cacat (kualitas buruk) maka memetakan masalah-masalah sampai
dapat mengurangi biaya perbaikan (repair), dengandirumuskan usulan perbaikan dengan
inventori, bahan baku dan waktu kerja yang berdampak menggunakan metode new sevendan new seven
pada profit perusahaan. Metode untuk mengontrol tools.
stabilitas proses dan mengendalikan kualitas produksi Pengolahan data pertama dilakukan
yang bisa digunakan yaitu metode dengan menggunakan tools-tools dari metode seven

155 155
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

tools seperti flowchart, histogram, peta kendali-p Adapun Histogram dari data jenis kecacatan
dan diagram pareto. Kemudian selanjutnya Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Kunango
dilakukan analisa terhadap hasil dari pengolahan Jantan adalah sebagai adalah sebagai berikut:
data yang telah dilakukan sebelumnya. Analisa data
Histogram Produk Gagal/Reject
ini dilakukan menggunakan metode Seven Tools Tiang Listrik Beton Di PT. Kunango Jantan

dan metode NewSeven Tools. Analisa menggunakan Fr100


e
metode Seven Tools dilakukan dengan Diagram k
u 50
e
ns
49
Sebab-Akibat (Fishbone). Sedangkan analisa i 50
3 16 18 Freku
menggunakan metode NewSeven Tools dilakukan 1 2
0
dengan Affinity Diagram, Tree Diagram, dan
Process Dicision Program Chart.

Jenis Produk Gagal/Reject


Hasil dan Pembahasan
Gambar 2.Histogram Kecacatan Produksi Tiang Listrik
Beton di PT. Kunango Jantan
Flowchart
Peta kendali
Flowchart pada bagian ini
Peta kendali digunakan untuk mengetahui
menggambarkan seluruh aktivitas kegiatan yang
apakah proporsi produk reject yang dihasilkan
dilalui perusahaan dari bahan baku datang hingga
melewati batas kontrol atau tidak. Untuk
proses pendistribusian produk Tiang Listrik Beton.
membuktikanya maka peneliti melakukan suatu
Berikut merupakan Flow Chart produksi PT.
perhitungan dengan menggunakan peta kendali-P.
Kunango Jantan.
Berikut tahapan perancangan peta kendali-P:

Mulai

Perhitungan diatas menggunakan program


Pemesanan bahan baku berupa Semen,
PC Wire, Spiral Wire, Agregat Kasar &
Microssoft Excel 2010. Berikut merupakan cara
Halus, Pasir dan Zat Aditif
menghitung proporsi jumlah kecacatan secara

Tidak
Sesuai Spesifikasi ?
Rumus :
Ya

Area Sorage (Gudang Baku)

4
Bahan diletakkan ketempat yang disediakan
untuk menunggu giliran di Produksi 𝑃 = 1472

𝑃 = 0,003
AREA LANTAI PRODUKSI Pada Sub Grup selanjutnya menggunakan
* PC Wire dipotong sesuai dengan ukuran lalu di Heading.
* Kemudian PC Wire dirangkai dengan menggunakan lilitan spiral. cara yang sama. Berikut merupakan tabel
* masukan rangkaian PC Wire pada moulding yang telah disediakan.
* Lakukan pengisian bahan (semen, pasir, agregat halus & kasar, air dan zat
aditif) yang telah di mixing.
rekapitulasi perhitungan proporsi kecacatan:
* Setelah pengisian kemudian ditutup moulding dan dikunci lalu dilakukan
proses stressing.
Tabel 1. Rekapitulasi Proporsi dan Persentase produk
* Moulding yang selesai di stressing kemudian di masukan ke proses spinning.
* Setelah di proses spinning lalu moulding di masukan ke bak steam untuk Reject Tiang Listrik Beton
proses penguapan selama 4 jam.
Jumlah Jumlah
* Setelah proses penguapan kemudian moulding dikeluarkan serta dibongkar
Produk Produksi Proporsi
lalu moulding dipisahkan dengan produk dan moulding dipersiapkan kembali No Bulan Persentase
untuk proses produksi berikutnya. Gagal/Reject Bulanan (P)
1 February 4 1472 0,003 4,520
2 Maret 6 1554 0,004 6,422
3 April 25 3166 0,008 13,134
AREA INSPEKSI
Produk Sebelum Pengecapan Sertifikasi 4 Mei 31 2260 0,014 22,814
Produk Tiang Listrik Beton
5 Juni 8 1613 0,005 8,249
Tidak Tidak
Kegudang/
Memungkinkan diperbaiki? Sesuai Spesifikasi ?
dimusnahkan

7 Agustus 34 2780 0,012 20,342


8 September 18 3021 0,006 9,910
Ya Ya
Jumlah 139 17346 0,060 100
Diperbaiki Barang Diletakkan di Warehouse
Produk didistribusikan

Selesai Control Limit Sub-grup) dan LCLp (Lower


Gambar 1. Flow Chart Proses Produksi PT. Control Limit Sub-Grup).
Kunango Jantan a. Menghitung Garis Tengah.
Berikut adalah perhitungan garis
Histogram tengah menggunakan rumus:
Histogram merupakan suatu alat yang k xi

156 156
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
i=1
digunakan untuk menyajikan data secara grafis p= k n (2)
i=1
untuk melihat kecenderungan pada setiap elemen
139
data. Histogram juga digunakan untuk membuat ��= =0,008
rangkuman data sehingga data mudah dianalisis. 17346

157 157
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

b. Menghitung UCLp (Upper Control Peta Kendali-P Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton
PT. Kunango Jantan
Limit Sub-grup)
Berikut merupakan perhitungan UCLp
0.02

Proporsi Reject
menggunakan Rumus:

p(1- p) 0.01
UCL p=p +3 (3) 0
Proporsi (P)

n
i

April

Juli
Mei
Juni
Maret
February

Agustus
September
ucl

lcl

0,008(1- 0,008) Garis Tengah

UCLp =0,008+3
1472
Bulan/Periode

0,008(0,992)
UCLp =0,008+3 Gambar 3. Peta Kendali-P Produk Reject PT.
1472
Kunango Jantan
0,0079
UCLp =0,008+3 Diagram pareto
1472 Diagram pareto merupakan diagram yang
UCLp =0,015 menggambarkan prioritas permasalahan yang mesti

c. Menghitung LCLp (Lower Control diambil tindakan (perbaikan). Berikut merupakan


Limit Sub-grup) data yang menunjukkan jumlah produk reject/gagal,
Berikut merupakan perhitungan LCLp persentase dan persentase komulatif produk
menggunakan Rumus: reject/gagal pada produk Tiang Listrik Beton.
p(1- p)
Perhitungan menggunakan program microssoft
LCLp =p-3 (4) excel 2010.
ni

0,008(1- 0,008) Tabel 3. Data Jumlah Produk Reject/Gagal,


LCLp =0,008-3
1472 Persentase dan Persentase Komulatif Produk
Reject/Gagal Pada Produk Tiang Listrik Beton
0,008(0,992) % %
LCLp =0,008-3 No Produk Cacat Frekuensi Frekuensi Frek.Kumulatif
1472 1 Pecah 50 35,97 35,97
Keropos /
2 Bolong 49 35,25 71,22
0,0079 % %
LCLp =0,008-3 No Produk Cacat Frekuensi Frekuensi Frek.Kumulatif
1472 3 Tipis Sebelah 18 12,95 84,17
4 Patah 16 11,51 95,68
LCLp =0,001 5 Retak 3 2,16 97,84
6 Wayer Putus 2 1,44 99,28
Perhitungan UCLp dan LCLp pada sub- 7 Bengkok 1 0,72 100,00
Jumlah 139 100
grup berikutnya dilakukan dengan dengan cara yang
sama. Berikut merupakan hasil rekapitulasi yang
dihitung menggunakan Program Microssoft Excel
2010.

Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Garis Tengah, UCLp dan LCLp


Produk Tiang Listrik Beton
Jumlah
Jumlah
N Bula Produk Proporsi UCL LCL Garis
n Produksi
o Gagal/Rejec (P) P P Tengah
Bulanan
t
Febr 0,01 0,00
1 4 1472 0,003
uary 5 1 0,008
Mar 0,01 0,00
2 6 1554 0,004
et 5 1 0,008
Apri 0,01 0,00
3 25 3166 0,008
l 3 3 0,008
0,01 0,00
4 Mei 31 2260 0,014
4 2 0,008
0,01 0,00
5 Juni 8 1613 0,005
5 1 0,008
0,01 0,00
6 Juli 13 1480 0,009
5 1 0,008
Agu 0,01 0,00
7 34 2780 0,012
stus 3 3 0,008
Sept
0,01
8 emb 18 3021 0,006 0,00
3
er 3 0,008
Jumlah 139 17346

158 158
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Gambar Diagram Pareto Produk Gagal/Reject Tiang Listrik Beton


Di PT. Kunango Jantan
100
100 80
60

Frekuensi
50 40
20
0 0
Keropos / Tipis Wayer
Pecah Patah Retak Bengkok
Bolong Sebelah Putus
Frekuensi 50 49 18 16 3 2 1
% Frek.Kumulatif 35.97 71.22 84.17 95.68 97.84 99.28 100.00

Gambar 4.Diagram Pareto Produk Gagal/Reject Tiang Listrik Beton Di PT. Kunango Jantan
Affinity Diagram 2. Produk Gagal/Reject Kategori
Affinity Diagram merupakan diagram yang Keropos/Bolong
digunakan untuk mengumpulkan permasalahan- Berikut merupakan tabel daftar
permasalahan yang terjadi selama proses produksi permasalahan yang mengakibatkan produk
PT. Kunango Jantan yang didapat dari hasil gagal/reject kategori keropos/bolong:
wawancara terhadap pegawai yang terlibat dalam Tabel 5. Daftar Permasalahan Yang Mengakibatkan
proses produksi tersebut dan juga dari observasi Tiang Listrik Beton Keropos/Bolong
secara langsung. Kemudian permasalahan yang No Daftar Kesalahan
didapat akan dikelompokan berdasarkan jenis-jenis 1 Bahan baku berkualitas buruk
Karyawan kurang memeriksa pemasangan
permasalahannya. Berikut ini adalah tabel daftar 2
material
permasalahan yang dihadapi PT. Kunango Jantan: 3 Tidak ada pengawasan
1. Produk Gagal/Reject Kategori Pecah 4 Pemutaran mesin spinning tidak standar
Berikut merupakan tabel daftar 5 Lingkungan kerja berserakan
permasalahan yang mengakibatkan produk 6 Kurangnya pembersihan moulding
7 Kurangnya pengisian bahan beton
gagal/reject kategori pecah:
8 Takaran bahan tidak seimbang
Tabel 4. Daftar Permasalahan yang Mengakibatkan Berdasarkan tabel 5. diatas maka jenis-
Tiang Listrik Beton Pecah jenis kesalahan yang didapatkan dikelompokkan
No Daftar Kesalahan
1 Pengawas tidak mengawasi secara berkala berkut:
2 Bahan baku berkualitas buruk
3 Pengadukan bahan tidak sesuai waktu Manusia Mesin/Tools
4 Pengangkatan produk tidak seimbang
5 Posisi kerja yang salah
1. Tidak ada pengawasan 1. Pemutaran mesin spinning tidak standar
6 Mesin kurang perawatan
7 Lingkungan kerja berisik
8 Lingkungan kerja becek
9 Lingkungan kerja berserakan
Berdasarkan tabel 4. maka jenis-jenis Metode Material/Bahan Baku
1. Karyawan kurang memeriksa pemasangan
1. Bahan baku berkualitas buruk
beberapa kelompok seperti pada gambar 5. berkut: material
2. Kurangnya pembersihan moulding

Manusia Mesin/Tools 3. Kurangnya pengisian bahan beton


1. Pengawas tidak mengawasi secara berkala 1. Mesin kurang perawatan
2. Posisi kerja yang salah

Lingkungan
Metode Material/Bahan Baku

1. Pengadukan bahan tidak sesuai waktu 1. Bahan baku berkualitas buruk


1. Lingkungan kerja berserakan
2. Pengangkatan produk tidak seimbang

Lingkungan

1. Lingkungan kerja berisik


2. Lingkungan kerja becek
Kategori Pecah
3. Lingkungan kerja berserakan

Gambar 5.Afinity Diagram Produk Gagal/Reject

159 159
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Kategori Keropos/Bolong

3. Produk Gagal/Reject Kategori Tipis


Sebelah

160 160
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Berikut merupakan tabel daftar 2. Akibat Produk Gagal/Reject Kategori


permasalahan yang mengakibatkan produk Keropos/Bolong.
gagal/reject kategori tipis sebelah:
Metode Manusia Mesin/ Tools
Tabel 6. Daftar Permasalahan yang Mengakibatkan TiangListrik Tidak adanya parameter
Kurangnya pembersihan
pengisian bahan
Beton Tipis Sebelah moulding Kurangnya perawatan
mesin

Kurangnya pengisian
beton Pemutaran mesin spinning
No Daftar Kesalahan Karyawan kurang memeriksa
pemasangan material Tidak ada pengawasan
tidak standar

1 Bahan baku berkualitas buruk


2 Tidak ada pengawasan Keropos/
Bolong
3 Kurangnya pengisian bahan beton Bahan baku berkualitas
buruk
4 Moulding bengkok/baling
5 Pemutaran mesin spinning tidak standar Lingkungan kerja Bahan baku tidak memenuhi
standar yang telah ditetapkan
berserakan
6 Pengangkatan produk tidak seimbang
7 Lingkungan kerja becek
8 Lingkungan kerja berserakan
Barang-barang tidak diletakan
Berdasarkan tabel 6. maka jenis-jenis pada tempatnya

Lingkungan
kesalahan yang didapatkan dikelompokkan menjadi Material/ Bahan
Baku
beberapa kelompok seperti pada gambar 7. berikut:
Gambar 9. Diagram Sebab-Akibat Produk
Gagal/Reject Kategori Keropos/Bolong
Manusia Mesin/Tools

1. Tidak ada pengawasan 1. Pemutaran mesin spinning tidak standar


2. Moulding bengkok/baling
3. Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Tipis
Sebelah.
Metode Manusia Mesin/ Tools

Tidak adanya parameter Moulding bengkok/ baling


Metode Material/Bahan Baku pengisian bahan Kurangnya perawatan
1. Pengangkatan produk tidak seimbang mesin
1. Bahan baku berkualitas buruk
2. Kurangnya pengisian bahan beton
Kurangnya pengisian
beton Pemutaran mesin spinning Terlalu sering ditumpuk
Pengangkatan produk tidak tidak standar
seimbang Tidak ada pengawasan

Lingkungan

1. Lingkungan kerja berserakan Tipis


2. Lingkungan kerja becek Sebelah
Bahan baku berkualitas
Lingkungan kerja becek buruk

Lingkungan kerja Bahan baku tidak memenuhi


Gambar 7.Afinity Diagram Produk Gagal/Reject berserakan standar yang telah ditetapkan

Kategori Tipis Sebelah


Barang-barang tidak diletakan
pada tempatnya

Diagram Fishbone Lingkungan Material/ Bahan


Baku
Diagram ini merupakan diagram yang
memperlihatkan terjadinya sebab-akibat terjadinya Gambar 10. Diagram Sebab-Akibat Produk
suatu permasalahan.Berikut merupakan analisa Gagal/Reject Kategori Tipis Sebelah
kecacatan produk yang diprioritaskan untuk
perbaikan : Tree diagram
1. Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Tree diagram adalah suatu urutan proses
Pecah. yang dapat dilakukan agar mutu yang diinginkan

Metode Manusia Mesin/ Tools tercapai. Berdasarkan penyebab dan faktor


terjadinya produk gagal/reject maka pada
Pengadukan bahan
tidak sesuai waktu
Pengawas tidak mengawasi secara
berkala
gambar 11. adalah langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mengurangi produk gagal/reject
Pengangkatan produk
tidak seimbang Posisi kerja yang salah
Mesin kurang perawatan kategori pecah, kategori keropos/bolong dan
kategori tipis sebelah.
Pecah

Lingkungan kerja berisik Bahan baku berkualitas


buruk

Lingkungan kerja Bahan baku tidak memenuhi


berserakan standar yang telah ditetapkan

Lingkungan kerja becek


Barang-barang tidak diletakan
pada tempatnya

161 161
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
Lingkungan Material/ Bahan
Baku

Gambar 8. Diagram Sebab-Akibat Produk


Gagal/Reject Kategori Pecah

162 162
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Melakukan pengecekan Membuat penjadwalan


Mesin yang rusak diperbaiki
mesin secara berkala perawatan mesin

Meningkatkan penggunaan
mesin & tools Tools yang rusak dikirim
kebengkel

Memeriksa tools yang akan


digunakan

Tools yang baik dijaga


kondisinya dan dirawat

Memesan material/bahan Material/bahan baku yang tidak


Meningkatkan kualitas Memeriksa material/bahan
baku dari perusahaan sesuai standar dikembalikan dan
material/bahan baku baku sesuai dengan standar
terpecaya/ bersertifikat dipesan kembali

Mengatasi produk
gagal/reject kategori Mensosialisasikan dan
Memperbaiki metode dan Analysis metode dan posisi Membuat standar
pecah, keropos/ posisi kerja kerja operasional prosedur (SOP)
menerapkan standar operasional
prosedur (SOP) yang telah dibuat
bolong dan tipis
sebelah

Merapikan area kerja Menerapkan konsep 5 S

Memperbaiki lingkungan
kerja

Membuat jalur sanitasi yang


baik dan benar

Mencatat kesalahan
Memberikan pelatihan Melakukan evaluasi
karyawan

Meningkatkan kinerja SDM

Mengawasi kinerja
karyawan

Gambar 11.Tree Diagram Produk Gagal/Reject Kategori Pecah, Keropos/Bolong dan Tipis Sebelah

Analisa Process Decision Program Chart (PDPC) mungkin timbul dan menyediakan cara mengatasi
Metode ini digunakan untuk memetakan masalah tersebut yang akan mencagah
semua peristiwa dan kejadian yang mungkin terjadi penyimpangan terjadi atau siap sedia jika
ketika berpindah dari pernyataan masalah menuju penyimpangan terjadi. Analisa process decision
kemungkinan solusi berdasarkan dari diagram program chart dilakukan pada penelitian ini adalah
pohon yang telah dibuat kemudian dilakukan sebagai berikut:
evaluasi kelayakan penerapan program. Tahapan
dari metode dimulai dari proses mengambil
keputusan masing-masing cabang dari suatu diagram
pohon, mengantisipasi masalah yang

163 163
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Mengatasi produk gagal/reject kategori pecah, keropos/bolong dan tipis


sebelah

Meningkatkan kinerja SDM, Memperbaiki


Memeriksa Kondisi Mesin & Meningkatkan kualitas material/ Memperbaiki lingkungan kerja
Tindakan Tools bahan baku metode dan posisi kerja

Mengawasi dan mencatat


Melakukan pengecekan mesin Memeriksa tools yang akan Memeriksa material/bahan baku Memantau dan mengatur
Langkah-Langkahnya kesalahan kinerja karyawan serta
secara berkala digunakan sesuai dengan standar lingkungan kerja
memberi pengarahan

Terjadi kerusakan pada tools yang Terjadi material/bahan baku tidak Terjadi lingkungan kerja yang Terjadi kesalahan dan kurangnya
digunakan sesuai standar kotor, berserakan dan becek skill karyawan
Terjadi gangguan pada mesin/
Bagaimana Jika? rusak

Membuat perawatan Membuat perawatan Tools yang rusak bila Jika Tools tidak memungkinkan Material/bahan baku yang tidak Material/bahan baku yang Mensosialisasikan dan menerapkan
Pemecahan yang Mungkin Meperbaiki mesin Merapikan area Membuat jalur sanitasi Menerapkan Memberikan
ekstra jika kerusakan ekstra jika kerusakan memungkinkan untuk untuk diperbaiki maka diganti sesuai standar dikembalikan dan tidak sesuai standar disaring, standar operasional prosedur (SOP) yang
Dilakukan yang rusak kerja yang baik dan benar konsep 5 S pelatihan
mesin pada level parah mesin pada level parah diperbaiki dikirim kebengkel dengan yang baru dipesan kembali diperbaiki atau diseleksi telah dibuat

Gambar 12. Process Decision Program Chart Pada Produk Gagal/Reject Kategori Pecah, Keropos/Bolong
Dan Tipis Sebelah
dapat dikurangi maka biaya produksi dapat
Kesimpulan diminimalisir.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Daftar Pustaka


diketahui bahwa ada tujuh jenis kategori produk
gagal/reject yaitu kategori Pecah, Keropos/Bolong, Bakhtiar,S,Dkk. (2013), “Analisa Pengendalian
Tipis Sebelah, Patah, Retak, Wayer Putus dan Kualitas dengan Menggunakan Metode
Bengkok. Namun yang menjadi perhatian penuh Statistical Quality Control”. Malikussaleh
untuk diperbaiki menurut diagram pareto hanya ada Industrial Engineering Journal Vol.2
tiga jenis kategori (Pecah, Keropos/Bolong dan No.1(2013)29-36, ISSN 2302 934X.
Tipis Sebelah), dimana faktor-faktor penyebab Darjanto, H. (2004), “Pengendalian dan Evaluasi
terjadinya produk gagal/reject ini yaitu Kualitas Beton Dengan Metode Statistical
Mesin/Tools, dimana pada ada perputaran mesin Process Control (SPC)” vol.4, No.2
spinning tidak standar, moulding yang digunakan Ginting,R. (2007), “Sistem Produksi” Penerbit
baling/bengkok serta mata bor yang digunakan Graha Ilmu : Bandung
tumpul/bengkok. Kemudian kualitas bahan baku Ivanto, M. (2010), “ Pengendalian Kualitas Produksi
yang buruk lalu lingkungan kerja berisik, becek dan Koran Menggunakan Seven Tools Pada Pt.
berserakan serta SDM (Manusia) yang kurangnya Akcaya Pariwara Kabupaten Kubu Raya”
tanggung jawab kerja.Adapun tindakan yang harus Universitas Tanjungpura.
dilakukan oleh PT. Kunango Jantan untuk Kaban, R. (2014). “ Pengendalian Kualitas Kemasan
meningkatkan kualitas produknya yaitu Plastik Pouch Menggunakan Statistical Procces
memperbaiki mesin/tools yang rusak dan jika perlu Control (SPC) Di Pt Incasi Raya Padang”
menggantinya dengan yang baru, membuat jadwal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,
perawatan/maintenance mesin/tools secara berkala. Universitas Andalas, Padang. ISSN 2088-4842.
Dari segi bahan baku yaitu dengan mengembalikan Milawati,C,Dkk. (2005), “Sistem Pengendalian
bahan baku yang tidak sesuai standar dan dipesan Kualitas dengan Bantuan Expert System untuk
kembali dengan kualitas yang lebih baik. Untuk Menurunkan Tingkat Kecacatan Produk”.
lingkungan Kerja yaitu dengan merapikan Universitas Kristen Petra :
lingkungan kerja dengan menggunakan prinsip 5S Papilo,P.(2010),”Pengendalian Kualitas
dan untuk SDM (Manusia) yaitu dengan cara Produksidan Menurut Hukum Islam”, Penerbit
memberikan pelatihan kepada karyawan. Suska Press : Pekanbaru.
Adapun saran untukyang peneliti berikan Parwati, Indri,C & Sakti,M,R. (2012), “Pengendalian
yaitu Untuk mengurangi jumlah kecacatan produk, Produk Cacat dengan Pendekatan Kaizen dan
sebaiknya perusahaan melakukan tindakan preventif Analisis Masalah dengan Seven Tools”,
yaitu dengan mengontrol segala jenis kegiatan yang Prosiding Seminar
akan menimbulkan potensi untuk terjadi produk
gagal/reject karena apabila produk gagal/reject

164 164
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)


Periode III Yogyakarta.
Purnomo,E. (2006), “Pengaruh Quality Control
Terhadap Tingkat Kerusakan Produk pada
PT.Filma Utama Soap Surabaya”. Administrasi
Bisnis FISIP-UPN”Veteran” : Jawa Timur
Subagio, S, A. (2010), “Tinjauan kejut beton mutu
tinggi dengan penambahan silica fume, fly ash
dan serat baja” Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tanjong,S. (2013), “Implmentasi Pengendalian
Kualitas dengan Metode Statistik pada Pabrik
Spareparts CV Victory Metallurgy Sidoarjo”.
Universitas Surabaya : Surabaya.

165 165

Anda mungkin juga menyukai