Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN

DALAM PERSPEKTIF PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH


SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

EDI SUGIYARTO
J210141009

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ABSTRAK

GAMBARAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DALAM


PERSPEKTIF PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT PARU
dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

Oleh:
Edi Sugiyarto , Sulastri2, Arum Pratiwi3
1

Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan yang terdiri dari berbagai
profesi yang membentuk suatu kesatuan dan saling berpengaruh satu sama lain.
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui gambaran pelaksanaan supervisi keperawatan dalam perspektif
perawat pelaksana di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
perawat pelaksana di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 105 perawat pelaksana. Variabel pada
penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi keperawatan dalam perspektif perawat
pelaksana. Analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (3,8%) menyatakan supervisi
dilakukan dengan kurang baik, 72 responden (68,8%) menyatakan supervisi
dilakukan dengan cukup baik dan 29 responden (27,4%) menyatakan supervisi
dilakukan dengan baik. Disarankan agar supervisor tetap melakukan supervisi
sesuai SOP dan uraian tugas yang telah ada di Rumah Sakit Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga.
Kata kunci: pelaksanaan supervisi, supervisor, perawat pelaksana
ABSTRACT

DESCRIPTION OF NURSING IN THE PERSPECTIVE OF SUPERVISION OF


EXECUTIVE NURSE IN RS PARU dr . ARIO WIRAWAN SALATIGA

By:
Edi Sugiyarto1, Sulastri2, Arum Pratiwi3

The hospital is a health center that consists of various professions form a


unity and respect to each other. Supervision is an effort to help the development
and upgrading of the supervised so that they can carry out the tasks that have been
assigned activities effectively and efficiently. The purpose of this study was to
determine the description of the implementation of the supervision of nursing in
the perspective of nurses at the Hospital of Lung dr. Ario Wirawan, Salatiga. The
research design is descriptive. The population in this study were nurses at the
Hospital of Lung dr. Ario Wirawan, Salatiga. The sample used in this study were
105 nurses. The variable in this study is the implementation of nursing
supervision in the perspective of nurses. Analysis of data using univariate
analysis. The results showed that as many as 4 respondents (3.8%) state
supervision performed poorly, 72 respondents (68.8%) state supervision
performed quite well and 29 respondents (27.4%) state supervision performed
well. It is recommended that supervisors keep supervision appropriate SOPs and
job descriptions that already exist in the Lung Hospital dr. Ario Wirawan,
Salatiga.
Keywords: implementation supervision, supervisors, nurses
LATAR BELAKANG pengajaran, dukungan kepada seseorang
Rumah sakit merupakan pusat layanan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai
kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi kebijakan dan prosedur, mengembangkan
yang membentuk suatu kesatuan dan saling ketrampilan baru, dan memberikan
berpengaruh satu sama lain. Rumah sakit pemahaman yang lebih luas untuk
dalam menjalankan fungsinya perlu melakukan tugas dengan lebih baik.
penataan atau manajemen untuk Supervisi merupakan proses formal dari
memberikan pelayanan yang terbaik. belajar dan dukungan profesional yang
Manajemen keperawatan yang dikelola dan memungkinkan perawat praktisi untuk
dilaksanakan dengan baik akan mengembangkan pengetahuan, dan
menghasilkan suatu pelayanan yang baik kompetensi, menerima tanggung jawab
pula kepada klien yang dirawat di rumah dalam praktiknya dan meningkatkan
sakit. Pelayanan keperawatan sebagai sub perlindungan terhadap pasien dan pelayanan
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit keperawatan yang aman dalam situasi yang
merupakan komponen sentral untuk kompleks (Sitorus dan Panjaitan, 2011: 94).
terwujudnya pelayanan kesehatan yang Pada tahun 2013 berdasarkan data
bermutu. Upaya untuk meningkatkan mutu, kementerian kesehatan jumlah perawat
perawat harus mampu melaksanakan asuhan diseluruh rumah sakit di Indonesia sebanyak
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari 220.575 orang, jumlah tersebut belum
pengkajian sampai dengan evaluasi berikut mencakup perawat yang ada di lembaga
dengan dokumentasinya (Suara, 2010: 127). pendidikan dan di rumah sakit swasta
Kontrol terhadap pemberian asuhan (Kemenkes RI, 2013: 1). Sedangkan
keperawatan merupakan hal yang sangat menurut data Persatuan Perawat Nasional
penting untuk menjamin asuhan Indonesia tahun 2014 jumlah perawat yang
keperawatan dan dokumentasi asuhan terdaftar berjumlah 724.000 orang (PPNI,
keperawatan dilakukan dengan benar dan 2014: 1).
ditulis dengan lengkap, agar dapat Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan
dipertanggungjawabkan. Kontrol yang Salatiga merupakan salah satu rumah Sakit
dilakukan dalam manajemen keperawatan yang sudah melaksanakan kegiatan supervisi
salah satunya adalah dengan supervisi. keperawatan. Rumah sakit ini memiliki 175
Supervisi merupakan upaya untuk tenaga perawat yang tersebar dalam
membantu pembinaan dan peningkatan beberapa ruangan (Data bidang
kemampuan pihak yang disupervisi agar keperawatan, 2015: 15).
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan Dalam standar operasional prosedur
yang telah ditetapkan dengan efektif dan (SOP) keperawatan Rumah Sakit Paru dr.
efisien (Nursalam, 2011: 87). Ario Wirawan Salatiga tahun 2013 telah
Supervisi keperawatan merupakan suatu dijelaskan bagaimana prosedur pelaksanaan
proses pemberian sumber-sember yang supervisi dilaksanakan. Supervisi
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu
tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang prainteraksi, interaksi, dan terminasi. Pada
telah ditetapkan. Supervisi memungkinkan tahap prainteraksi supervisor sebaiknya
seorang supervisor keperawatan dapat dapat menciptakan hubungan saling percaya
menemukan berbagai kendala yang dihadapi antara supervisor dan perawat yang akan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan disupervisi dan mengidentifikasi
diruang yang bersangkutan melalui analisis pengalaman supervisi sebelumnya. Pada
secara komprehensif bersama-sama dengan tahap interaksi supervisor dapat menjelaskan
anggota perawat secara efektif dan efisien tehnik supervisi, menjelaskan struktur dan
(Arwani, 2006: 132). prosedur yang akan dilakukan sebagai tindak
Kegiatan supervisi merupakan proses lanjut supervisi, memberikan kesempatan
memberikan bantuan, bimbingan atau kepada perawat untuk merefleksikan dan
mereview asuhan keperawatan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan
mendiskusikan kasus-kasus pasien secara keperawatan, pendokumentasian asuhan
mendalam, mendukung para perawat untuk keperawatan, dan implementasi
mengubah atau memodifikasi asuhan keperawatan.
keperawatan, dan mendukung Karena masih terdapat kesenjangan
pengembangan keterampilan keperawatan antara teori, standar operasional prosedur
dalam memberikan asuhan keperawatan. dan uraian tugas dengan pelaksanaan,
Pada tahap terakhir yaitu tahap terminasi peneliti tertarik untuk meneliti tentang
diharapkan supervisor dapat gambaran pelaksanaan supervisi
mengidentifikasi kesenjangan dalam keperawatan dalam perspektif perawat
memberikan asuhan keperawatan dan pelaksana di Rumah Sakit Paru dr. Ario
membuat rencana tindak lanjut dengan Wirawan Salatiga.
menggunakan pendekatan bersama perawat METODE PENELITIAN
agar didapatkan peningkatan kemampuan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
perawat yang optimal. kuantitatif dengan rancangan penelitian
Dari hasil survei pendahuluan yang deskriptif. Populasi berjumlah 105 perawat
dilakukan peneliti kepada 11 perawat dengan teknik sampling yang digunakan
pelaksana di ruang Melati Rs. Paru dr. Ario adalah total sampling sehingga sampel
Wirawan menggunakan teknik wawancara berjumlah 105 orang. Variabel pada
pada tanggal 21 Juni 2015 yang didasarkan penelitian ini terdiri dari variabel
pada uraian tugas supervisi dan standar independen yaitu pelaksanaan supervisi
operasional prosedur yang sudah ada, pelayanan keperawatan. Instrumen
didapatkan hasil sebanyak 8 perawat (73%) penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
mengatakan bahwa walaupun kegiatan Analisa data yang digunakan adalah analisa
supervisi keperawatan sudah diadakan setiap univariat menggunakan deskriptif distribusi
hari oleh supervisor, namun dalam frekuensi. Penelitian dilakukan di RS Paru
pelaksanaannya supervisor belum dr. Ario Wirawan Salatiga pada tanggal 7 –
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai 12 Desember 2015.
dengan uraian tugas dan standar operasional HASIL PENELITIAN
prosedur yang ada dengan baik, terdapat Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
beberapa supervisor yang melaksanakan Distribusi ∑ %
supervisi hanya pada prainteraksi, pada Jenis Kelamin
tahap interaksi supervisor jarang Laki-laki 36 34,3
menjelaskan tehnik supervisi dan Perempuan 69 65,7
menjelaskan struktur dan prosedur yang Jumlah 105 100
akan dilakukan sebagai tindak lanjut Pendidikan
supervisi, beberapa supervisor juga jarang Ners 3 2,9
memberikan kesempatan kepada perawat Sarjana 6 5,7
untuk merefleksikan dan mereview asuhan Diploma 96 91,4
keperawatan dan mendiskusikan kasus-kasus Jumlah 105 100
pasien secara mendalam. Pada tahap
terminasi ada supervisor dapat
mengidentifikasi kesenjangan dalam Tabel 2 Distribusi pelaksanaan supervisi
memberikan asuhan keperawatan tetapi keperawatan
jarang membuat rencana tindak lanjut Distribusi ∑ %
dengan menggunakan pendekatan bersama Manfaat supervisi
perawat. Terdapat 3 perawat (27%) Dilakukan kurang baik 5 4,8
mengatakan bahwa terdapat supervisor yang Dilakukan cukup baik 75 71,4
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dilakukan dengan baik 25 23,8
Supervisor telah melakanakan pengarahan
Jumlah 105 100
Distribusi ∑ % perempuan dalam hal jawaban dan
Fungsi supervisi pengisian kuesioner. Dalam penelitian
Dilakukan kurang baik 12 11,4 ini, peneliti tidak membedakan
Dilakukan cukup baik 70 66,7 produktivitas kerja antara perawat laki
Dilakukan dengan baik laki dan perawat perempuan. Dalam
23 21,9
pelaksanaannya perawat perempuan
Jumlah 105 100
lebih banyak mengalami berbagai hal,
Tujuan supervisi salah satunya adalah cuti melahirkan.
Dilakukan kurang baik 18 17,1 Sehingga disini diperlukan manajemen
Dilakukan cukup baik 63 60,0 penganturan jadwal dinas yang sangat
Dilakukan dengan baik 24 22,9 baik. Apabila ada salah satu ruang yang
Jumlah 105 100 sangat sibuk karena ada salah satu
Teknik supervisi perawat yang cuti melahirkan, maka
Dilakukan kurang baik 9 8,6 disini diperlukan peran supervisor dalam
Dilakukan cukup baik 73 69,5 pengaturan distribusi pengaturan dinas
Dilakukan dengan baik perawat pelaksana, selain kepala ruang
23 21,9 sebagai manajer diruangan.
Jumlah 105 100 2. Pendidikan
Pelaksanaan supervisi(SOP) Pada penelitian ini peneliti
Dilakukan kurang baik 6 5,7 mengambil semua jenjang pendidik
Dilakukan cukup baik 79 75,2 responden. Jenjang pendidikan
Dilakukan dengan baik 20 19,0 responden menunjukkan bahwa
Jumlah 105 100 mayoritas responden memiliki tingkat
Tugas supervisor pendidikan D III Keperawatan. Dimana
Dilakukan kurang baik 4 3,8 pendidikan ini merupakan pendidikan
Dilakukan cukup baik profesi pemula sehingga dalam
71 67,6
pelaksanaannya memerlukan
Dilakukan dengan baik 30 28,6 pengalaman kerja yang cukup (Desier,
Jumlah 105 100 2007: 27). Akan tetapi terdapat beberapa
Pelaksanaan supervisi keperawatan dalam perawat yang sedang menempuh
perspektif perawat pelaksana pendidikan guna meningkatkan kualitas
Dilakukan kurang baik 4 3,8 sumber daya manusia (perawat) untuk
Dilakukan cukup baik 72 68,8 meningkatkan mutu dan kualitas rumah
Dilakukan dengan baik 29 27,4 sakit. Dalam memberikan penilaian
Jumlah 105 100 terhadap pelaksanaan supervisi
keperawatan, meskipun sebagian besar
PEMBAHASAN perawat pelaksana masih berpendidikan
1. Jenis kelamin diploma, tetapi rata rata mereka sudah
Dalam penelitian ini, peneliti berpengalaman kerja diatas 5 – 10 tahun.
mengambil semua jenis kelamin. Tetapi Sehingga dalam memberikan penilaiaan
pada saat jalannya penelitian didapatkan lebih bisa dipertanggung jawabkan
mayoritas responden berjenis kelamin karena mereka juga memahami SOP
perempuan. Sehingga pada penelitian ini supervisi serta uraian tugas supervisi
responden terbanyak berjenis kelamin serta apa yang menjadi hak dan
perempuan. Hal ini karena di Rumah kewajibannya.
Sakit dr. Ario Wirawan Salatiga jumlah 3. Manfaat Supervisi
perawat berjenis kelamin perempuan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
lebih banyak daripada perawat berjenis bahwa mayoritas perawat pelaksana
kelamin laki-laki. Dalam pelaksanaan menyatakan bahwa supervisi
penelitian peneliti tidak membedakan memberikan manfaat yang cukup baik.
antara perawat laki laki dan perawat
Menurut perawat pelaksana kegiatan profesional, seperti memberikan saran
supervisi dapat meningkatkan efisiensi untuk meningkatkan jenjang pendidikan.
dan efektivitas kerja, meningkatkan 6. Teknik Supervisi
pengetahuan dan keterampilan dalam Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
pemberian asuhan keperawatan, serta bahwa mayoritas perawat pelaksana
dapat hubungan yang baik antara menyatakan bahwa supervisor
supervisor dengan perawat pelaksana. melakukan supervisi dengan teknik yang
Hal ini didukung oleh hasil penelitian cukup baik. Dimana menurut perawat
Imelda (2015: 13) yang menyatakan pelaksana beberapa supervisor
bahwa terdapat pengaruh supervisi melakukan supervisi secara langsung,
kepala ruang terhadap kelengkapan sehingga antara perawat pelaksana dan
dokumentasi asuhan keperawatan, supervisor dapat langsung bertatap muka
sehingga diharapkan kepala ruangan dan membahas permasalahan yang
lebih memotivasi, memberikan sedang terjadi diruang tersebut. Namun
dukungan, penghargaan serta fasilitas juga terdapat beberapa supervisor yang
agar perawat pelaksana dapat melakukan supervisi hanya melalui air
mendokumentasikan asuhan phone, sehingga dirasakan kurang
keperawatan kearah yang lebih baik dan efektifnya supervisi keperawatan. Pada
sesuai standar keperawatan. saat melakukan supervisi, beberapa
4. Fungsi Supervisi supervisor membawa dan menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan checklist untuk melakukan pendekatan
bahwa mayoritas perawat pelaksana dan pengamatan agar supervisi
menyatakan bahwa fungsi supervisi terstandarisasi.
cukup baik. Menurut perawat pelaksana, 7. Pelaksanaan Supervisi (sesuai SOP)
sebagian supervisor telah mampu Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
mengkoordinir dan mengorganisasikan bahwa mayoritas perawat pelaksana
perawat pelaksana. Saat melakukan menyatakan bahwa pelaksanaan
supervisi, supervisor sudah cukup supervisi keperawatan telah
mengawasi dan mengukur hasil kerja dilaksanakan dengan cukup baik.
perawat pelaksana. Supervisor telah Menurut perawat pelaksana, pelaksanaan
melakukan pengawasan terhadap jadwal supervisi keperawatan yang telah
dinas dan kegiatan lain yang dilakukan dilakuan supervisor cukup sesuai dengan
perawat pelaksana seperti memberikan standar operasional prosedur yang telah
asuhan keperawatan dan penyuluhan ada di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga.
kesehatan dalam upaya promosi Dimana terdapat beberapa pendapat
kesehatan. perawat pelaksana yang menyatakan
5. Tujuan Supervisi supervisor selalu menjelaskan teknik dan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prosedur supervisi, supervisor juga
bahwa mayoritas perawat pelaksana memberikan kesempatan kepada perawat
menyatakan bahwa supervisor telah pelaksana untuk menyampaikan hasil
cukup baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kadang-kadang
supervisi sesuai dengan tujuan supervisi. mendiskusikannya. Kemudian apabila
Menurut perawat pelaksana beberapa terdapat masalah, supervisor
supervisor telah mengarahkan dan merencanakan tindak lanjutnya.
membimbing perawat pelaksana dalam 8. Tugas Supervisor
mengembangkan keterampilan. Akan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tetapi hanya sekedar mengarahkan dan bahwa mayoritas perawat pelaksana
belum mefasilitasi secara optimal. Selain menyatakan bahwa supervisor telah
itu supervisor juga telah mendorong dan melaksanakan tugasnya dengan cukup
meningkatkan perkembangan baik dan cukup sesuai dengan uraian
tugas supervisi. Supervisor telah Andy Indahwaty Sidin (2014: 10)
melakukan kegiatan supervisi ke unit- didapatkan hasil bahwa ada hubungan
unit pelayanan baik secara langsung antara tingkat pendidikan keperawatan
maupun tidak langsung. Supervisor dengan kinerja di RSUD Haji Makassar.
mengawasi kelengkapan tenaga Supervisor ditunjuk dan ditetapkan
keperawatan di masing-masing unit melalui surat keputusan direktur utama
pelayanan sesuai jadwal dinas, dan yang terdiri dari kepala ruang dan ketua
apabila disuatu unit terdapat kekurangan tim. Semua supervisor yang ditunjuk
tenaga keperawatan, maka supervisor rata rata bekerja di rumah sakit paru
akan mengalokasikan tenaga dari unit lebih dari 10 tahun. Dalam pelaksanaan
lainnya. supervisi mereka lebih berpengalaman
9. Gambaran pelaksanaan supervisi dalam menangani kasus-kasus
keperawatan dalam perspektif perawat diruangan, sehingga mereka lebih dapat
pelaksana diterima oleh perawat pelaksana. Pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhirnya meskipun 24 supervisor masih
mayoritas responden berpendidikan berpendidikan diploma dalam
diploma/D3 dan 24 perawat pelaksanaannya, perawat pelaksana
berpendidikan sarjana/S1. Salah satu menilai supervisor tetap dilaksanakan
faktor yang dapat meningkatkan dengan baik. Hasil penelitian dari Faizin
produktifitas atau kinerja perawat adalah dan Winarsih (2008: 7), didapatkan hasil
pendidikan formal perawat. Pendidikan terdapat hubungan yang signifikan
memberikan pengetahuan bukan saja antara lama kerja perawat terhadap
yang lansung berkenaan dengan kinerja perawat. Lama kerja
pelaksanaan tugas, melainkan juga mempengaruhi berbagai hal, salah
berkenaan dengan landasan untuk satunya adalah dalam pembagian
mengembangkan diri seorang perawat tunjangan pendapatan. Dalam rangka
serta kemampuan dalam memanfaatkan peningkatan kinerja perawat, diperlukan
sarana yang ada disekitar kita dengan pemberian tunjangan kepada perawat,
semaksimal mungkin untuk menunjang sehingga perlu diadakan pengukuran
kelancaran tugas dalam memberikan konstribusi yang terdiri dari kelayakan
asuhan keperawatan kepada pasien. pegawai, karakteristik perseorangan,
Semakin tinggi pendidikan seseorang, dan kualitas kinerja pegawai. Pendapat
maka semakin tinggi pula produktivitas diatas menunjukkan bahwa lama bekerja
kerjanya (Arfida, 2009: 11). Penyedia bagi seseorang merupakan pengalaman
layanan jasa, dalam hal ini rumah sakit individu yang akan menentukan
tidak akan mendapatkan suatu hasil yang pertumbuhan dalam pekerjaan dan
memuaskan tanpa adanya pendidikan jabatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh
dan pelatihan bagi perawatnya. Oleh pendidikan perawat. Tingkat pendidikan
karena itu meskipun dalam formal yang semakin tinggi, berakibat
pelaksanaannya supervisor dalam pada peningkatan kerja dan kinerja
melaksanakan supervisi telah dinilai perawat.
cukup baik oleh perawat pelaksana, Selain hal diatas, menurut pihak
rumah sakit harus tetap mendorong dan manajemen rumah sakit juga
memfasilitasi perawat (supervisor) untuk memberikan fasilitas-fasilitas untuk
terus mengembangkan diri melalui meningkatkan loyalitas terhadap
pendidikan formal dan pelatihan, organisasi, motivasi kerja dan kualitas
Utamanya mereka yang masih perawat, yaitu dengan cara perbaikan
berpendidkan diploma. Hal ini sesuai sistem remunerasi, selain gaji dan jasa
dengan hasil penelitian yang dilakukan medis, juga diberikan bonus dan
oleh astriana, Noer Bahry Noor, dan tunjangan akhir tahun, serta penghargaan
bagi yang berprestasi seperti mengikuti yang dapat mempengaruhi seperti
pelatihan atau seminar workshop. karakteristik responden maupun konsep
Supervisi keperawatan di RS. Paru sistem keselamatan pasien. Karakteristik
Dr. Ario Wirawan Salatiga dilakukan individu merupakan faktor karakteristik
baik secara langsung maupun tidak demografi yang tidak dapat diubah
langsung oleh supervisor. Hasil seperti jenis kelamin, umur, dan lainnya.
penelitian oleh Pribadi (2009: 6), Sedangkan karakteristik individu yang
menyatakan bahwa sebagian besar dapat dirubah adalah pendidikan dan
supervisor melakukan pengamatan lama kerja.
langsung pada saat supervisi, serta Hasil penelitian oleh Setiowati
memberikan petunjuk kepada perawat (2013: 15) memberikan jawaban bahwa
pelaksana dalam memberikan asuhan karakteristik individu merupakan
keperawatan. Tetapi pengamatan yang komponen yang berdampak langsung
dilakukan oleh supervisor sangat singkat, dengan supervisi keperawatan. Usia,
sehingga petunjuk yang diberikan tidak jenis kelamin, masa kerja, dan
terlalu banyak. Supervisor kurang pendidikan berhubungan positif, tetapi
memperhatikan dokumentasi asuhan berkekuatan lemah terhadap keselamatan
keperawatan yang dibuat, yang penting klien.
tugas tindakan keperawatan selesai Pada penelitian ini sebagian besar
dibuat. responden mengatakan bahwa supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan sudah dilakukan dengan cukup baik
dengan baik, akan diperoleh banyak dengan karakteristik responden
manfaat seperti meningkatkan efektifitas terbanyak adalah berjenis kelamin
dan efisiensi kerja. Peningkatan perempuan dengan pendidikan diploma
efektifitas kerja ini berhubungan erat keperawatan. Perawat pelaksana merasa
dengan peningkatan pengetahuan dan bahwa supervisor telah mensupervisi
keterampilan bawahan, serta makin sesuai dengan SOP dan uraian tugas
terbinanya hubungan dan suasana kerja supervisor yang berada di Rumah Sakit
yang lebih harmonis antara atasan dan Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
bawahan, sedangkan efesiensi kerja erat Supervisi yang cukup baik ini juga
kaitannya dengan berkurangnya dipengaruhi faktor lain yang berasal dari
kesalahan yang dilakukan bawahan, supervisor atau perawat yang melakukan
sehingga pemakaian sumber daya supervisi, beberapa perawat yang
(tenaga, biaya, dan sarana) yang sia-sia melakukan supervisi pernah mengikuti
dapat dicegah. Jika kedua peningkatan pelatihan. Hal ini didukung oleh hasil
ini dapat diwujudkan, sama artinya penelitian dari Simanjuntak (2010: 12)
dengan tercapainya tujuan suatu yang menyebutkan bahwa kemampuan
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi supervisor dalam supervisi perawat
adalah menjamin pelaksanaan berbagai pelaksana meningkat setelah supervisor
kegiatan yang telah direncanakan secara diberikan pelatihan tentang supervisi
benar dan tepat, sehingga tujuan yang keperawatan, sehingga kinerja perawat
telah ditetapkan organisasi dapat dicapai pelaksana juga meningkat. Selain itu
dengan memuaskan (Stuarli dan juga didukung oleh penelitian Mua
Bachtiar, 2009: 34). (2011: 27) dengan hasil ada pengaruh
Hasil penelitian Rasdini, Wedri, dan latihan supervisi keperawatan terhadap
Mega (2014: 9) mengatakan bahwa kepuasan dan kinerja perawat pelaksana
supervisi pelayanan keperawatan bukan di ruang rawat inap RS Woodward Palu,
faktor tunggal dalam meningkatkan sehingga supervisi perawat pelaksana
efektifitas dan dan efesiensi kerja dilaksanakan secara tepat dan
perawat pelaksana. Terdapat faktor lain berdampak pada peningkatan efektifitas
dan efisiensi kinerja perawat pelaksana. menyatakan bahwa supervisor
Hasil penelitian Syaifulloh (2009) juga melakukan supervisi dengan teknik yang
menyebutkan bahwa kinerja perawat cukup baik.
meningkat setelah disupervisi oleh tim 5. Pelaksanaan Supervisi (sesuai SOP)
supervisor yang dilatih. Supervisi yang didapatkan bahwa mayoritas perawat
benar akan meningkatkan kenyamanan pelaksana menyatakan bahwa
dari staf sehingga staf dapat pelaksanaan supervisi keperawatan telah
melaksanakan pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan cukup baik.
dengan baik. 6. Tugas Supervisor didapatkan bahwa
Dalam kontek keperawatan maka mayoritas perawat pelaksana
kemampuan supervisor perlu menyatakan bahwa supervisor telah
dikembangkan melalui pelatihan. melaksanakan tugasnya dengan cukup
Supervisor dituntut mampu menjalankan baik dan cukup sesuai dengan uraian
fungsi pengarahan melalui kegiatan tugas supervisi.
supervisi keperawatan. Supervisi yang 7. Gambaran pelaksanaan supervisi
efektif adalah melakukan observasi dan keperawatan dalam perspektif perawat
memberikan umpan balik atau refleksi, pelaksana didapatan bahwa mayoritas
membimbing, mencari alternatif perawat pelaksana menyatakan bahwa
pemecahan masalah, member motivasi, pelaksanaan supervisi keperawatan telah
menyediakan informasi, dan mengatur dilaksanakan dengan cukup baik.
pelayanan keperawatan yang diberikan Saran
oleh perawat pelaksana kepada Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
pasien.fungsi supervisi bukan untuk bahan evaluasi rumah sakit, khususnya pada
menilai kemampuan staf, tetapi lebih bidang keperawatan sebagai acuan untuk
pada upaya memastikan bahwa star meningkatkan mutu pelayanan bidang
memiliki kemampuan sesuai yang keperawatan. Selain itu juga Diharapkan
diharapkan (Kilminster et al, 2007: 76). perawat (supervisor) dapat tetap melakukan
Agar pelayanan keperawatan yang supervisi sesuai SOP dan uraian tugas yang
diberikan kepada pasien berkualitas, telah ada di Rumah Sakit Paru dr. Ario
diperlukan peran supervisi dalam Wirawan Salatiga, agar dapat meningkatkan
mendukung, penjaminan mutu asuhan kinerja perawat pelaksana (efektif dan
keperawatan, manajemen resiko, dan efisien).
mengatur penampilan (Pitman, 2011: 65) DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN Alfrian, Harikadua. 2014. Hubungan
Simpulan Supervisi Keperawatan dengan
1. Manfaat Supervisi didapatkan bahwa Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
mayoritas perawat pelaksana di Irina C BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
menyatakan bahwa supervisi Kandou Manado. Diakses 12 Mei
memberikan manfaat yang cukup baik. 2015. http://ejournal.unsrat.ac.id/
2. Fungsi Supervisi didapatkan bahwa index.php/jkp/article/view/5200/471
mayoritas perawat pelaksana 6
menyatakan bahwa fungsi supervisi Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
cukup baik. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
3. Tujuan Supervisi didapatkan bahwa Jakarta : Rineka Cipta
mayoritas perawat pelaksana Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 20
menyatakan bahwa supervisor telah Terapan: Riset statistic.Yogyakarta:
cukup baik dalam melaksanakan PT Andi
supervisi sesuai dengan tujuan supervisi. Faizin, A dan Winarsih. 2008. Berita ilmu
4. Teknik Supervisi didapatkan bahwa keperawatan ISSN 1979-2697. Vol 1
mayoritas perawat pelaksana No. 3, September 2008: 137142
Hidayat, A.A. 2009. Riset keperawatan. Simanjuntak, Evirina. 2010. Pengaruh
Jakarta: Salemba Medika kemampuan supervisi kepalaruangan
Imelda, Cut Mutia. 2016. Pengaruh supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana.
kepala ruang terhadap kelengkapan
Medan: USU
dokumentasi asuhan keperawatan.
Medan: USU. Sitorus, R. dan Panjaitan, R. 2011.
Kilminster et al. 2007. Effective supervision Manajemen keperawatan: Manajemen
in clinical practice setting. Cambride keperawatan di ruang rawat. Jakarta:
conference medical education no 34 CV. Sagung Seto
Kuntoro, Agus. 2010. Buku ajar manajemen Setiowati. 2013. Penerapan supervise
keperawatan. Yogyakarta: Nuha keperawatan terhadap keselamatan
Medika
pasien. www.lontarui.ac.id. Diakses 17
Kris, Linggardini. 2013. Hubungan
Desember 2015
Supervisi Dengan Pendokumentasian
Suara, Mahyar. 2010. Konsep dasar
Berbasis Komputer Yang
keperawatan. Jakarta: Trans info
Dipersepsikan Perawat Pelaksana Di
media
Instalasi Rawat Inap Rsud Banyumas
Sujarweni, V. W. 2014. Metodologi
Jawa Tengah. Purwokerto: Universitas
penelitian keperawatan. Yogyakarta:
Muhammadiyah Purwokerto
PT. Gava Media
Mua EL. 2011. Pengaruh pelatihan
Syaifulloh (2009) Pengaruh pelatihan
supervisi keperawatan terhadap
supervisi terhadap kerja dan kinerja
kepuasan kerja dan kinerja perawat
perawat pelaksana. Jakarta: UI
pelaksana. Jakarta: UI
Zahara Y., Sitorus R., dan Sabri L. 2011.
Mulyono H. M., Hamzah A., dan Abdullah
Faktor-Faktor Motivasi Kerja:
A.Z. 2013. Faktor Yang Berpengaruh
Supervisi, Penghasilan, Dan
Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah
Hubungan Interpersonal Memengaruhi
Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon.
Kinerja Perawat Pelaksana. Diakses
http://ejournal.unsrat.ac.id/ index.php
12 Mei 2015.
/jkp/article/view diakses 12 Mei 2015
http://jki.ui.ac.id/index.php
Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan:
/jki/article/view/312/471
Aplikasi dalam praktek keperawatan
professional. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2013. Metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Pitman, S. 2011. Handbook for clinical
supervisor: nursing post graduate
programme. Dublin: Royal Collage of
surgeon in Ireland
Rasdini I.A, Wedri N.M, dan Mega I. 2014.
Hubungan penerapan budaya
keselamatan pasien dengan supervisi
pelayanan keperawatan oleh perawat
pelaksana. Denpasar: Politeknik
Kesehatan Denpasar

Anda mungkin juga menyukai