BAB I
Definisi
Melihat tingginya prevalensi di atas maka masalah HIV/AIDS saat ini bukan hanya
masalah kesehatan dari penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang sangat luas. Oleh karena itu penanganan tidak hanya dari segi medis tetapi
juga dari psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat melalui upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier,. Salah satu upaya tersebut adalah deteksi dini untuk
mengetahui status seseorang sudah terinfeksi HIV atau belum melalui konseling dan testing
HIV sukarela, bukan dipaksa atau diwajibkan. Mengetahui status HIV lebih dini memungkinkan
pemanfaatan layanan-layanan terkait dengan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan
sehingga konseling dan testing HIV secara sukarela merupakan pintu masuk semua layanan
tersebut diatas.
Perubahan perilaku seseorang dari berisiko menjadi kurang berisiko terhadap
kemungkinan tertular HIV memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan dalam
suatu proses yang mendorong nurani dan logika. Proses mendorong ini sangat unik dan
membutuhkan pendekatan individual. Konseling merupakan salah satu pendekatan yang perlu
dikembangkan untuk mengelola kejiwaan dan proses menggunakan pikiran secara mandiri.
Layanan konseling dan testing HIV sukarela dapat dilakukan di sarana kesehatan dan
sarana kesehatan lainnya, yang dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Layanan konseling dan testing HIV sukarela ini harus berlandaskan pada pedoman konseling
dan testing HIV sukarela, agar mutu layanan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup VCT bergantung pada dimana pasien ingin diperiksa, misalkan apabila
pasien ingin memeriksakan diri di poli tertentu dan ingin tes HIV maka dapat dilayani,
berikut ruang lingkup VCT di RSIA NUN:
1. klinik VCT
2. Poli Umum dan Poli Spesialis
3. IGD
4. Rawat inap (VK dan ruang anak)
BAB III
TATA LAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
Seluruh proses pencatatan tes HIV secara sukarela harus dicatat secara benar dan
lengkap. Tahapan pencatatan dimulai pada saat klien datang menginginkan tes HIV hingga
penerimaan hasil tes HIV.
Setiap bulan laporan dikumpulkan dan dilaporkan pada dinas kesehatan Kota surabaya,
dan setiap tahunnya akan dibuat laporan kepada pimpinan RS melalui ketua TIM HIV.