Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH LINTAS MINAT PENGENDALIAN PENYAKIT YANG

DITULARKAN BINATANG
TUGAS TELAAH KRITIS JURNAL PENELITIAN

“Analisis Determinan Lingkungan Fisik Dan Perilaku Preventif Terhadap Kasus


Filariasis Di Kecamatan Talang Kelapa Dan Kecamatan Sembawa Kabupaten
Banyuasin”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Saarah Puspita Dewi 101511133051
2. Anis Zaiti M. 101511133102

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018
A. Judul
Judul penelitian sudah sesuai dan jelas dengan isi yang terdapat dalam jurnal.
Judul tersebut menganalisis tentang determinan lingkungan fisik dan perilaku preventif
terhadap kasus Filariasis di Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Sembawa
Kabupaten Banyuasin

B. Permasalahan
Permasalahan (alasan) penelitian sudah dicantumkan secara jelas dengan cara
menganalisis besaran masalah mengenai Filariasis sebagai berikut:
1. Besaran masalah filariasis di Indonesia:
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (Ditjen PP dan PL), pada tahun 2013 telah terjadi peningkatan kasus
filariasis di Indonesia menjadi 12.714 kasus dengan 302 kabupaten/kota endemis
filariasis.
2. Besaran masalah Filariasis di Provinsi Sumatra Selatan:
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah endemis. Tercatat hampir
seluruh kabupaten di provinsi ini terdapat kasus kronis filariasis. Kabupaten
Banyuasin merupakan kabupaten dengan kasus filariasis tertinggi dibandingkan
kabupaten/kota lainnya yaitu sebanyak 142 kasus dengan mikrofilaria (mf) rate
sebesar 1,5%.
3. Besaran masalah Filariasis di Kecamatan :
Kasus filariasis di Kabupaten Banyuasin tersebar di 17 kecamatan dengan kasus
tertinggi adalah di Kecamatan Talang Kelapa yaitu dengan jumlah kasus sebanyak
22 kasus dan Kecamatan Sembawa dengan jumlah kasus sebanyak 18 kasus.

Mengingat penyakit Filariasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan


oleh cacing filaria melalui perantara nyamuk yang bersifat menahun dan jika tidak
diobati akan menimbulkan cacat permanen, sehingga hal tersebut penting untuk
dianalisis. Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mencari
tahu faktor risiko apa saja yang mempengaruhi terjadinya penularan Filariasis.
Latar belakang yang digunakan juga relevan dengan masalah dalam penelitian.
Namun, dalam latar belakang tidak didukung oleh penelitian/studi sebelumnya.
Dalam latar belakang sudah memasukkan referensi yang mendukung yaitu dari
WHO, Profil Kesehatan Indonesia, data Filariasis Sumatera Selatan, dan Profil Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuasin.
Permasalahan dalam jurnal dapat diteliti karena jumlah kasus Filariasis cukup
tinggi sebanyak 142 kasus sehingga peneliti mudah untuk mendapatkan populasi dan
sampel penelitian sesuai dengan topik penelitian.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian belum tertulis secara jelas. Penulis hanya menulis penyataan
mengenai faktor yang mungkin mempengaruhi kejadian Filariasis sehingga perlu
dilakukan analisis.

D. Tinjauan Pustaka
Dalam jurnal tidak terdapat bab tinjauan pustaka secara rinci. Tinjauan pustaka
atau referensi hanya diselipkan di latar belakang. Namun telaah pustaka yang dikutip
kurang lengkap.

E. Hipotesis
Dalam jurnal tidak ada hipotesis penelitian.

F. Metode Penelitian
1. Jenis dan rancangan penelitian
Jenis penelitian yang dipakai yaitu penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian case control study yaitu mengidentifikasi pajanan faktor risiko
filariasis terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol secara retrospektif.
2. Populasi dan sampel
a) Populasi
Populasi dalam jurnal ini adalah seluruh penduduk yang berada di
wilayah Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Sembawa Kabupaten
Banyuasin.
b) Sampel
Pengambilan sampel pada jurnal ini tidak dijelaskan menggunakan
rumus dan teknik sampling seperti apa. Peneliti langsung menyebutkan berapa
sampel minimal kelompok kasus dan kelompok kontrol yang dibutuhkan.
“Berdasarkan hasil perhitungan sampel dibutuhkan besar sampel minimal
dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:2 sehingga jumlah kasus yang
dibutuhkan sebanyak 28 kasus dan 56 kontrol”.
Penentuan kelompok kasus dalam jurnal ini adalah seluruh penderita
baik kronis dan atau positif filariasis berdasarkan data hasil pemeriksaan darah
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin dan tetangga kasus
sebagai kelompok kontrol.
3. Variabel penelitian
Variabel penelitian dalam jurnal ini terdiri dari variabel dependent dan variabel
independent :
a) Variabel dependen :
Kejadian Filariasis
b) Variabel independen :
Faktor lingkungan fisik rumah (penggunaan kasa pada ventilasi, celah pada
dinding, penutup flavon dan genangan air) dan faktor perilaku preventif
(menghindari gigitan nyamuk, kebiasaan keluar rumah pada malam hari dan
kepatuhan minum obat).
4. Definisi operasional
Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel yang telah dipilih oleh
peneliti, dalam jurnal ini tidak dijelaskan definisi operasional dari variabel
dependent dan variabel independen.
5. Cara mengendalikan bias
Bias merupakan kesalahan dalam proses penelitian yang menyebabkan deviasi
(penyimpangan) hasil-hasil penarikan kesimpulan dari kebenaran. Bias di bedakan
menjadi bias seleksi, bias informasi dan bias recall. Dalam jurnal ini dijelaskan,
untuk menghindari bias penelitian sebagai berikut :
1. Bias seleksi
Terdapat upaya untuk mengendalikan bias ini dengan cara
menggunakan Alat yang valid den reliabel sebagai penentuan sampel, yaitu
penentuan kelompok kasus dan kelompok kontrol dilihat dari hasil pemeriksaan
darah oleh Dinas Kesehatan setempat.
2. Bias informasi
Tidak terdapat upaya untuk mengendalikan bias informasi, Karena alat
yang gunakan adalah wawancara. Sebab yang kita ketahui dalam pelaksanaan
wawancara terdapat kelemahan yaitu apabila responden lupa akan insiden
dimasa lalu yang terkait dengan pertanyaan dalam wawancara akan
menghasilkan bias informasi.

G. Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang akan diolah dilakukan cleaning dan editing
terlebih dahulu. Data hasil wawancara dan pengamatan dianalisis secara univariat,
bivariat dan multivariat. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Uji yang dipakai untuk
menganalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dan uji yang
dipakai untuk menganalisis secara multivariat menggunakan uji regresi logistik
berganda dengan mengambil derajat kepercayaan 95%. Model regresi logistik
digunakan untuk menghitung odds rasio yang disesuaikan.

H. Penyajian Hasil dan Pembahasan


1. Hasil disajikan secara jelas dan sistematis dengan penjelasan berupa narasi disertai
dengan tabel.
Hasil analisis dalam jurnal disajikan dalam 2 tabel yaitu meliputi :
Tabel 1 : Analisis Determinan Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan kejadian
Filariasis
Tabel 2 : Model Akhir Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku Preventif terhadap
Kejadian Filariasis
Kedua tabel tersebut mempermudah pembaca untuk memahami hasil penelitian.
2. Pembahasan sudah memberikan penjelasan secara spesifik hipotesis diterima atau
hipetesis ditolak pada setiap faktor risiko yang diteliti.
3. Pembahasan sudah membandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya.
Misalnya pada variabel pemasangan kasa pada ventilasi : Hasil review ini sejalan
dengan penelitian Windiastuti (2013), dimana tidak ada hubungan yang bermakna
antara pemasangan kasa pada ventilasi dengan kejadian filariasis.
4. Pembahasan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
a. Variabel-variabel yang diteliti
1) Pemasangan kasa pada ventilasi rumah mendapat p value = 0,530 berarti
tidak ada hubungan antara penggunaan kasa pada ventilasi dengan
kejadian filariasis.
2) Keberadaan celah pada dinding rumah mendapat p value = 0,0001
artinya ada hubungan antara celah pada dinding rumah dengan
kejadian filariasis.
3) Pemasangan penutup pada flavon rumah mendapat p value = 0,019
berarti ada hubungan antara penutup flavon dengan kejadian filariasis.
4) Keberadaan genangan air di sekitar rumah mendapat p value = 0,0001
berarti ada hubungan antara genangan air dengan kejadian filariasis.
5) Perilaku menghindari gigitan nyamuk mendapat p value=0,001 berarti
ada hubungan antara perilaku menghindari gigitan nyamuk dengan
kejadian filariasis.
6) Perilaku keluar rumah pada malam hari mendapat p value = 0,038 berarti
ada hubungan antara perilaku keluar rumah pada malam hari dengan
kejadian filariasis.
7) Perilaku minum obat mendapat p value = 0,763 berarti tidak ada
hubungan antara perilaku kepatuhan minum obat dengan kejadian
filariasis.
b. Model Regresi Logistik Berganda

Variabel yang memenuhi syarat nilai p value signifikan kemudian


dimasukkan ke dalam model multivariat dengan uji regresi logistik berganda.
Hasil analisis multivariat yaitu terdapat dua variabel yang memiliki hubungan
yang signifikan terhadap kejadian filariasis di Kecamatan Talang Kelapa dan
Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin yaitu keberadaan celah pada
dinding rumah dan adanya genangan air yang berpotensi sebagai tempat
perindukan nyamuk.
c. Odd Ratio
1) Variabel celah pada dinding dengan OR=10,555, artinya orang yang
mempunyai rumah dengan celah dinding berisiko kejadian Filariasis
sebesar 10,555 kali lebih besar daripada orang yang mempunyai rumah
tidak ada celah dinding
2) Variabel genangan air dengan OR=10,948, artinya orang yang tinggal di
lingkungan terdapat genangan air berisiko kejadian Filariasis sebesar
10,948 kali lebih besar dari orang yang tinggal di lingkungan tidak
terdapat genangan air.

I. Daftar Pustaka
1. Penulisan sumber pustaka yang diacu sudah ditulis dalam daftar pustaka secara
lengkap (pengarang, judul, penerbit/publikasi, tahun, nomor jurnal dan nomor
halaman).
2. Penulisan daftar pustaka belum konsisten berdasarkan abjad.

Anda mungkin juga menyukai