Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KETEPATAN PEMBERIAN OBAT

DI RUANG BEDAH CEMPAKA RSUD Dr. SOETOMO

SURABAYA

Oleh:

1. Nova Mei Saroh Wulandari (201604082)

2. Eka Aminatush Sholihah (201604068)

3. Shelly Martha Tilaar (201604028)

4. Mohammad Brilliant Faudy (201604086)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan (SAP) berjudul ketepatan pemberian obat dibuat


untuk memenuhi tugas klinik diruang bedah cempaka RSUD dr. Soetomo
Surabya dan tugas praktik klinik mahasiswa DIII keperawatan Stikes Bina
Sehat PPNI Mojokerto. Yang dibuat oleh:
Tingkat/ Semester : 3/V

Nama Anggota :
1. Nova Mei Saroh Wulandari
2. Eka Aminatush Sholihah
3. Shelly Martha Tilaar
4. Mohammad Brilliant Faudy
Satuan acara penyuluhan ini juga sudah disetujui dan ditanda tangani oleh:

Surabaya, 18 Desember 2018


Ketua Kelompok

Mohammad Brilliant Faudy

Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Defi Pandega, S.Kep,Ns Binarti Dwi w.,S.Kep.,Ns.,M.kes


Menyetujui,

Sri Rahayu, S.Kep,NS


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Ketepatan Pemberian Obat


Hari / Tanggal Penyuluhan : Rabu, 19 Desember 2018
Pukul : 11.00-11.45 WIB
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang menjalani
pengobatan
Tempat : Ruang Bedah Cempaka

A. Materi
Apa itu Ketepatan Pemberian Obat?
Ketepatan pemberian obat adalah proses pemberian ketepatan
pemberian obat yang dilakukan oleh perawat berdasarkan 7 benar obat, dan 1
waspada terhadap efek samping.

7B + 1W pemberian obat untuk menghindari Ketidaksesuaian obat


1. Benar Pasien
- Gunakan minimal 2 identitas pasien.
- Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis.
- Anamnesis riwayat alergi.
- Anamnesis kehamilan/ menyusui.
- Anamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini dan
buat daftar obat-obat tersebut.
- Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan
obat).
- Identifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan kewaspadaan
tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten double check.
1. Benar Obat
- Beri label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir obat,
baskom obat), dan larutan lain.
- Obat dan larutan lain di lokasi perioperatif atau ruang prosedur
yang tidak akan segera dipakai juga harus diberi label.
- Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur
dilakukan setiap kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli ke
tempat lainnya.
- Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa
jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika
kurang dari 24 jam.
- Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal dan
visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien.
- Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan
jika tidak segera diberikan.
- Jangan memberi label pada syringes atau tempat kosong, sebelum
obat disiapkan/ diisi.
- Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya
untuk satu obat atau larutan pada satu saat.
- Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
- Buang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera setelah
operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti tempat obat orisinal
disimpan sampai tindakan selesai).
- Saat pergantian tugas/ jaga, review semua obat dan larutan oleh
petugas lama dan petugas baru secara bersama.
- Ubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat.
- Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi di cek oleh
dua orang yang kompeten double check.
2. Benar Dosis
- Dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan
tinggi, dihitung & dicek oleh dua orang yang kompeten à double
check.
- Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep.
- Berkonsentrasi penuh saat menyiapkan obat, dan hindari gangguan.
3. Benar Waktu
- Sesuai waktu yang ditentukan: sebelum makan, setelah makan, saat
makan.
- Perhatikan waktu pemberian: 3 x sehari à tiap 8 jam, 2 x sehari à
tiap 12 jam, Sehari sekali à tiap 24 jam, Selang sehari à tiap 48 jam
- Obat segera diberikan setelah diinstruksikan oleh dokter.
- Belum memasuki masa kadaluarsa obat.
4. Benar Cara/ Route Pemberian
- Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/ jenis sediaan
obat: Slow-Release tidak boleh digerus dan Enteric coated tidak
boleh digerus.
- Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat
cair/ sirup.
- Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak.
- Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
5. Benar Dokumentasi
- Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat
harus didokumentasikan.
- Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan/
paraf yang melakukan.
- Setelah memberikan obat, langsung di paraf dan diberi nama siapa
yang memberikan obat tersebut.
- Setiap perubahan jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat harus
diberi nama & paraf yang mengubahnya.
- Jika ada coretan yang harus dilakukan: buat hanya satu garis dan di
paraf di ujungnya: Contoh : Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd à Lasix inj,
1 x 40 mg iv.
- Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form
Pelaporan Insiden + Formulir Pelaporan Efek Samping Obat.
Pelaporan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim
ke Komite Farmasi dan Terapi.
- Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cedera terkait pengobatan à
Form Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
- Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan à Form Pelaporan
Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
6. Benar Informasi
- Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada
pasien & atau keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak pasien!)
- Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
- Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
- Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
- Tips: semua informasi yang telah diberikan pada pasien &
keluarganya ini ditulis dalam “Form Penjelasan & Pendidikan
Dokter kepada Pasien” yang ada di dalam paket rekam medik dan
ditandatangani oleh dokter dan pasien/ keluarga pasien.
7. Waspada terhadap efek samping

Bagaimana macam-macam cara pemberian obat untuk menghindari


Ketidaksesuaian obat
Obat bisa masuk ke dalam tubuh dengan berbagai jalan. Setiap rute
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Rute yang paling umum
adalah melalui mulut (per oral) karena sederhana dan mudah dilakukan.
Beberapa rute tidak bisa dilakukan oleh setiap orang, namun harus diberikan
oleh tenaga kesehatan tertentu.
Berikut macam-macam rute pemberian obat:
1. Diminum (oral)
Banyak obat dapat diberikan secara oral dalam bentuk tablet, cairan
(sirup, emulsi), kapsul, atau tablet kunyah. Rute ini paling sering
digunakan karena paling nyaman dan biasanya yang paling aman dan tidak
mahal. Namun, rute ini memiliki keterbatasan karena jalannya obat
biasanya bergerak melalui saluran pencernaan. Untuk obat diberikan
secara oral, penyerapan (absorpsi) bisa terjadi mulai di mulut dan
lambung. Namun, sebagian besar obat biasanya diserap di usus kecil. Obat
melewati dinding usus dan perjalanan ke hati sebelum diangkut melalui
aliran darah ke situs target. Dinding usus dan hati secara kimiawi
mengubah (memetabolisme) banyak obat, mengurangi jumlah obat yang
mencapai aliran darah. Akibatnya, ketika obat yang sama diberikan secara
suntikan (intravena), biasanya diberikan dalam dosis yang lebih kecil
untuk menghasilkan efek yang sama.
Ketika obat diambil secara oral, makanan dan obat-obatan lainnya dalam
saluran pencernaan dapat mempengaruhi seberapa banyak dan seberapa
cepat obat ini diserap. Dengan demikian, beberapa obat harus diminum
pada saat perut kosong, beberapa obat lain harus diambil dengan makanan,
beberapa obat lain tidak harus diambil dengan obat-obatan tertentu
lainnya, dan beberapa obat yang lain tidak dapat diambil secara oral sama
sekali.
Beberapa obat oral mengiritasi saluran pencernaan. Misalnya, aspirin dan
sebagian besar obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) dapat
membahayakan lapisan lambung dan usus kecil untuk berpotensi
menyebabkan atau memperburuk ulser yang sudah ada sebelumnya.
Beberapa obat lain penyerapannya buruk atau tidak teratur dalam saluran
pencernaan atau dihancurkan oleh enzim asam dan pencernaan di dalam
perut.
Rute pemberian lain yang diperlukan ketika rute oral tidak dapat
digunakan, misalnya:
* Ketika seseorang tidak bisa mengambil apapun melalui mulut
* Ketika obat harus diberikan secara cepat atau dalam dosis yang tepat
atau sangat tinggi
* Ketika obat buruk atau tidak teratur diserap dari saluran pencernaan
2. Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot
(intramuskular), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang
(intratekal), atau di bawah kulit (subkutan)
3. Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
Beberapa obat ditempatkan di bawah lidah (secara sublingual) atau
antara gusi dan gigi (secara bucal) sehingga mereka dapat larut dan diserap
langsung ke dalam pembuluh darah kecil yang terletak di bawah lidah.
Obat ini tidak tertelan. Rute sublingual sangat baik untuk nitrogliserin,
yang digunakan untuk meredakan angina, karena penyerapan yang cepat
dan obat segera memasuki aliran darah tanpa terlebih dahulu melewati
dinding usus dan hati. Namun, sebagian besar obat tidak bisa digunakan
dengan cara ini karena obat dapat diserap tidak lengkap atau tidak teratur.
4. Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
Banyak obat yang diberikan secara oral dapat juga diberikan secara
rektal sebagai supositoria. Dalam bentuk ini, obat dicampur dengan zat
lilin yang larut atau mencairkan setelah itu dimasukkan ke dalam rektum.
Karena dinding rektum adalah tipis dan kaya pasokan darah, obat ini
mudah diserap. Supositoria diresepkan untuk orang-orang yang tidak bisa
menggunakan obat oral karena mereka mengalami mual, tidak bisa
menelan, atau memiliki pembatasan makan, seperti yang diperlukan
sebelum dan setelah operasi bedah. Obat-obatan yang dapat diberikan
secara rektal termasuk asetaminofen atau parasetamol (untuk demam),
diazepam (untuk kejang), dan obat pencahar (konstipasi). Obat yang
membuat perih dalam bentuk supositoria mungkin harus diberikan melalui
suntikan.
5. Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mata (seperti
glaukoma, konjungtivitis, dan luka) dapat dicampur dengan zat aktif untuk
membuat cairan, gel, atau salep sehingga mereka dapat diberikan pada
mata. Tetes mata cair relatif mudah digunakan, namun mudah keluar dari
mata terlalu cepat untuk diserap dengan baik. Formulasi gel dan salep
menjaga obat kontak dengan permukaan mata, tetapi mereka mungkin
mengaburkan penglihatan. Obat mata yang hampir selalu digunakan untuk
efek lokal. Misalnya, air mata buatan yang digunakan untuk meredakan
mata kering. Obat lain (misalnya, yang digunakan untuk mengobati
glaukoma, seperti asetazolamid dan betaksolol, dan yang digunakan untuk
melebarkan pupil, seperti fenilefrin dan tropikamid) menghasilkan efek
lokal (beraksi langsung pada mata) setelah obat diserap melalui kornea dan
konjungtiva. Beberapa obat ini maka memasuki aliran darah dan dapat
menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada bagian tubuh
lainnya.
Obat yang digunakan untuk mengobati radang telinga dan infeksi dapat
diberikan secara langsung ke telinga. Tetes telinga yang mengandung
larutan atau suspensi biasanya diberikan hanya pada liang telinga luar.
Sebelum meneteskan obat tetes telinga, orang harus benar-benar
membersihkan telinga dengan kain lembab dan kering. Kecuali obat yang
digunakan untuk waktu yang lama atau digunakan terlalu banyak, sedikit
obat masuk ke aliran darah, sehingga efek samping pada tubuh tidak ada
atau minimal. Obat-obatan yang dapat diberikan melalui rute otic termasuk
hidrokortison (untuk meredakan peradangan), siprofloksasin (untuk
mengobati infeksi), dan benzokain (untuk memati-rasakan telinga).
6. Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
7. Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi)
atau mulut dan hidung (dengan nebulisasi)
8. Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh
tubuh (sistemik)
9. Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo)
untuk efek sistemik.

Kenapa Mencuci Tangan Sebelum memberikan obat itu penting?


Karena itu merupakan langkah awal sebelum melakukan tindakan
apapun termasuk memberikan obat

Five moment mencuci tangan :


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

Adapun 6 cara mencuci tangan yang baik dan benar, yaitu :


1. Gosok kedua telapak tangan dengan cara menempelkan bagian telapak
tangan
yang satu dengan yang lain.
2. Gosok kedua punggung tangan. Telapak tangan kanan menggosok
punggung tangan kiri. Lakukan pada tangan sebaliknya.
3. Menggosok sela-sela jari dengan cara menyilangkan jari tangan kanan
dengan kiri.
4. Gosok bagian dalam dan punggung jari dengan posisi ujung jari saling
mengunci.
5. Bersihkan ibu jari. Gosok ibu jari tangan kiri secara memutar dalam
genggaman tangan kanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.
6. Membersihkan kuku dan ujung jari dengan cara menguncupkan ujung-
ujung jari sehingga saling bertemu. Kemudian gosokkan pada telapak
tangan yang berlawanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.
Siapa orang yang ditugaskan bertanggung jawab dirumah untuk
menyiapkan obat?
Orang yang bertanggung jawab dirumah untuk menyiapkan obat
dirumah adalah keluarga terdekat yang tinggal dengan pasien itulah yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam menyiapkan obat dirumah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan
keluarga dapat mengetahui ketepatan pemberian obat.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan tentang ketepatan pemberian obat

2. Mendemonstrasikan cara memeberi obat dengan tepat

3. Menjelaskan macam-macam cara pemberian obat untuk menghindari


ketidaksesuaian obat
4. Menjelaskan tentang 5 moment mencuci tangan

5. Mengerti cara mencuci tangan dengan benar

6. Menjelaskan yang siapa bertugas sebagai penanggung jawab pemberian obat

dirumah

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Ketepatan pemberian obat
2. Sasaran dan target
Sasaran : Pasien yang dirawat di Ruang Bedah Pria (Minimal 10
peserta)
Target : Pasien yang telah menjalani tindakan pengobatan
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab/diskusi
4. Media dan alat
a. Tv monitor
b. Leaflet
5. waktu dan tempat
Hari/ tanggal : Rabu, 19 Desember 2018
Waktu : 11.00-11.45 WIB
Tempat : Ruang Bedah Cempaka
6. pengorganisasian
a. pembimbing :
b. penanggung jawab : Defi pandega d.b S.kep, Ns
Tugas :
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
c. Moderator : Nova Mei Saroh Wulandari
Tugas :
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
3. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu, tata tertib dan bahasa yang
digunakan selama penyuluhan
5. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6. Mengarahkan alur diskusi
7. Memimpin jalannya penyuluhan
8. Menyimpulkan penyuluhan
9. Menutup acara
d. Presenter : Mohammad Brilliant faudy
Tugas :
Memberikan penjelasan/ penyuluhan mengenai ketepatan
pemberian obat
e. Fasilitator : Eka Aminatush Sholihah
Tugas :
1. Memotivasi peserta agar berperan aktif
2. Membuat absensi penyuluhan
3. Mengantisipasi suasana yang dapat menggangu kegiatan
penyuluhan
f. Observer : Shelly martha tilaar
Tugas :
1. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2. Membuat laporan hasil penyuluhan
g. Demonstrator : Shelly Martha Tilaar
Tugas :
Mempraktekkan cara memberi obat dengan benar.
7. Setting Tempat
Flipchart

O M
p
F

A A

Keterangan :

A : Peserta P : Presenter M : Moderator

F : fasilitator O : Observer

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audients

1. 5 menit Pembukaan
 Memberi salam  menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Menjelaskan topik dan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan  Mengungkapkan pendapat
peserta tentang ketepatan
pemberian obat
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan dan
atas tanggapan peserta memperhatikan
 Mendemonstrasikan cara  Mendengarkan dan
memeberi obat dengan tepat memperhatikan
 Menjelaskan macam-  Mendengarkan dan
macam cara pemberian obat memperhatikan
untuk menghindari
ketidaksesuaian obat
 Menjelaskan tentang 5  Mendengarkan dan
moment mencuci tangan memperhatikan
 Menggali dan mengajari  Mengungkapkan pendapat
cara mencuci tangan dengan
benar pada peserta
 Menjelaskan yang siapa  Mendengarkan dan
bertugas sebagai memperhatikan
penanggung jawab
pemberian obat dirumah  Mempraktekkan
 Peserta penyuluhan
mempraktekkan cara
memberi obat dengan tepat  Bertanya
 Memberi kesempatan untuk
bertanya  Mendengarkan dan
 Menjawab pertanyaan memperhatikan

3. 10 menit Penutup
 Bersama klien  Bersama mahasiswa
menyimpulkan materi menyimpulkan materi
penyuluhan penyuluhan
 Menjawab pertanyaan
 Melakukan evaluasi  Menjawab salam
 Menutup penyuluhan dan
memberikan salam

E. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan

b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

c. Pre planning telah disetujui

d. 75% audien menghadiri penyuluhan


2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

c. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evaluasi Hasil

Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien:

a. Audien mampu menyebutkan pengertian ketepatan dalam pemberian obat

b. Audien mampu menyebutkan cara memberi obat dengan tepat

c. Audien mampu menyebutkan cara cuci tangan dengan benar

d. Audien mampu mendemonstrasikan cara memberi obat dengan benar


LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN

Topik penyuluhan : Cara pemberian obat dengan benar


Hari, Tanggal : Kemis ,20 Desember 2018
Waktu : 10.00 WIB – 10.45 WIB
Tempat : Ruang Bedah Cempaka RSUD Dr. Soetomo

Evaluasi Ya uTidak
1. Persiapan
2. Pelaksanaan oleh Moderator
Pembukaan
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
- Melakukan kontrak waktu
- Menyebutkan maksut dan tujuan kegiatan
penyuluhan

Pelaksanaan oleh Penyaji


Isi
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan
b. Menyampaikan materi :
1. Menggali pengetahuan peserta tentang
ketepatan pemberian obat
2. Mendemonstrasikan cara memeberi obat
dengan tepat
3. Menjelaskan macam-macam cara
pemberian obat untuk menghindari
ketidaksesuaian obat
4. Menjelaskan tentang 5 moment mencuci

tangan

5. Menggali dan mengajari cara mencuci

tangan dengan benar pada peserta

6. Menjelaskan yang siapa bertugas sebagai

penanggung jawab pemberian obat dirumah

c. Memberikan kesempatan kepada peserta


penyuluhan untuk bertanya tentang materi yang
diberikan
d. Memberikan jawaban dan penjelasan dari
pertanyaan yang diajukan

Evaluasi dan penutup


a. Menanyakan kembali pada peserta penyuluhan
tentang materi yang telah di berikan
b. Memberi kesempatan pada pembimbing
c. Menyatakan kegiatan telah selesai oleh moderator
d. Mengucapkan terimakasih pada peserta oleh
moderator
e. Mengucapkan salam sebagai penutup acara oleh
moderator

3. Evaluasi
a. Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kegiatan.
b. Peran sesuai dengan perencanaan pengorganisasian
c. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
d. Peserta memberikan pertanyaan
Daftar Pertanyaan Penyuluhan

NO. NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1.

2.

3.

4.
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
Daftar Hadir Panitia Penyuluhan

NO NAMA TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. (2001). Buku ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC.


Perry & Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kowalak , J. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.
Tamsuri, A. (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai