Anda di halaman 1dari 11

Konsep Dasar Gastroenteriti

A. Definisi Gastroenteritis ( GE )
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan
gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang
disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit
yang patogen.
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang
merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
A. Faktor Infeksi
Infeksi Virus
Retavirus
1. Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah.
2. Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
3. Dapat ditemukan demam atau muntah.
4. Di dapatkan penurunan HCC.
Enterovirus
1. Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
1. Timbul sepanjang tahun.
2. Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
Norwalk
a. Epidemik
b. Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).
c. Bakteri
Stigella
1. Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
2. Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
3. Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
4. Muntah yang tidak menonjol
5. Sel polos dalam feses
6. Sel batang dalam darah
Salmonella
3. Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
4. Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
5. Mungkin ada peningkatan temperatur
6. Muntah tidak menonjol
7. Sel polos dalam feses
8. Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
9. Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli
5. Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan entenoksin.
6. Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
Campylobacter
1. Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
2. Kram abdomen yang hebat.
3. Muntah / dehidrasi jarang terjadi
Yersinia Enterecolitica
1. Feses mukosa
2. Sering didapatkan sel polos pada feses.
3. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
4. Diare selama 1-2 minggu.
5. Sering menyerupai apendicitis.
B. Faktor Non Infeksiosus
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan sukrosa ), non
sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditiveenteropathy/CMPSE)

C. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan
lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih), hipoglikemia,
dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan
peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran
pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh
pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh
tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero
Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan
peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.
D. Tanda dan Gejala
1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-kadang
mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala
sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
2. Kuman Escherichia Coli
Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan berubah
menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan berubah menjadi
campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu badan
bervariasi, nadi cepat.
5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-3 hari.
6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual, bentuk
feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.
7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir yang disebut
sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari
sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.
E. Manifestasi Klinis

 Nyeri perut ( abdominal discomfort )


 Rasa perih di ulu hati
 Mual, kadang-kadang sampai muntah
 Nafsu makan berkurang
 Rasa lekas kenyang
 Perut kembung
 Rasa panas di dada dan perut
 Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
 Diare.
 Demam.
 Membran mukosa mulut dan bibir kering
 Lemah
 Diare.
 Fontanel CekunG

F. Komplikasi.
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
G. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor
) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.
H. Penatalaksanaan Medis.
a. Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
1. Memberikan asi.
2. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
c. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
d. Obat-obatan.
Berikan antibiotik.
e. Koreksi asidosis metabolik.
Asuhan Keperawatan
1.Diagnosa Keperawatan.
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan.

2.Intervensi

1.Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.

Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi


kriteria hasil :
 Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.
 Mukosa mulut.
 Bibir lembab.
 Cairan seimbang.
Intervensi :
 Observasi tanda-tanda vital.
 Observasi tanda-tanda dehidrasi.
 Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
 Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab
elektrolit.
 Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
 Intake nutrisi klien meningkat
 Diet habis 1 porsi yang disediakan
 Mual dan muntah tidak ada.
Intervensi :
 Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
 Timbang berat badan klien.
 Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
 Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).
 Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
 Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kiteria hasil :
 Integritas kulit kembali normal
 Iritasi tidak ada
 Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
 Ganti popok anak jika basah.
 Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
 Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
 Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.


Tujuan : Nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil :
 Nyeri dapat berkurang / hilang.
 Ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
 Observasi tanda-tanda vital.
 Kaji tingkat rasa nyeri.
 Atur posisi yang nyaman bagi klien.
 Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis


dan pengobatan.

Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat


Kriteria hasil :
 Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.
 Ekspresi wajah tenang
 Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
 Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
 Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
 Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
 Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

3.Implementasi

1.Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.
a. Mengobservasi tanda-tanda vital.
b. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi.
c. Mengukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
d. Memberikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari.
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab
elektrolit.
f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
a. Mengkaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
b. Menimbang berat badan klien.
c. Mengkaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
d. Melakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).
e. Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
a. Mengganti popok anak jika basah.
b. Membersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
c. Memberi salp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
d. Mengobservasi bokong dan perineum dari infeksi.
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

4.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.


a. Mengobservasi tanda-tanda vital.
b. Mengkaji tingkat rasa nyeri.
c. Mengtur posisi yang nyaman bagi klien.
d. Memberi kompres hangat pada daerah abdomen
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis


dan pengobatan.
a. Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.
b. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
c. Meenjelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
d. Memberikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
e. Melibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
4.Evaluasi
a. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
c. Integritas kulit kembali normal.
d. Rasa nyaman terpenuhi.
e. Pengetahuan kelurga meningkat.
f. Cemas pada klien teratasi.

Anda mungkin juga menyukai