Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga
penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur
jiwa yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah
satu gangguan jiwa tersebut adalah Waham.
Menurut Stuart Gail W ( 2008 ), akibat bila waham tidak diatasi adalah: klien
dengan waham dapat berakibat terjadinya risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Risiko mencederai. merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai /membahayakan diri, orang lain dan lingkungan. Wakil Direktur Pelayanan
Medik Retno Dewi Susilo menyatakan, berdasarkan World Health Organization
(WHO ) ada satu dari empat orang yang menderita gangguan jiwa. “Untuk Jawa
Tengah sendiri, ada sekitar 33.000-90.000 orang mengalami gangguan jiwa dari
jumlah penduduk sekitar 34 juta-an jiwa. Waham adalah suatu kepercayaan
keyakinan atau ide yang salah dan bertentangan dengan suatu kenyataan yang tidak
ada kaitannya dengan latar belakang budaya (Direja, 2011).
Prevalensi gangguan waham menetap di dunia sangat bervariasi,
berdasarkan beberapa literatur, prevalensi gangguan waham menetap pada pasien
yang dirawat inap dilaporkan sebesar 0.5-0.9% dan pada pasien yang dirawat jalan,
berkisar antara0.8-1.2%. Sementara, pada populasi dunia, angka pre1alensi
dari gangguan ini mencapai 24 -30 kasus dari 100.000 orang (Ariawan
dkk,2014). Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan
berdosa, penghukuman diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali,
serta dambaan - dambaan atau harapan yang tidak kunjung sampai,
merupakan sumber dari waham. waham dapat berkembang jika terjadi nafsu
kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosa gangguan isi pikir : Waham Agama

1
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien Ny. M dengan gangguan isi pikir : Waham
Agama
b. Menentukan Diagnosa pada klien Ny. M dengan gangguan isi pikir : Waham
Agama
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien Ny. M dengan gangguan isi pikir
: Waham Agama
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. M dengan gangguan isi
pikir : Waham Agama
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Ny. M dengan gangguan isi pikir
: Waham Agama

C. METODE PENULISAN
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan laporan kasus
asuhan keperawatan ini adalah dengan metode gabungan, yaitu gabungan antara
study pustaka dan study lapangan. Penulisan yang diawali dari teori dan fakta yang
terjadi pada klien, bertujuan untuk mengadakan perpaduan antara teori dan praktik,
menetapkan konsep-konsep, membuktikan dan / mengembangkan teori kedalam
kenyataan yang terjadi pada klien
Adapun unsur-unsur dalam penulisan ini adalah :
1. Pengumpulan konsep dasar teori
2. Pembelajaran konsep dasar teori
3. Pengumpulan dan analisis data dilakukan pada klien pada waktu yang
bersamaan
4. Data merupakan sumber teori yang akan disatukan dengan teori
5. Study perbandingan untuk menentukan beberapa ketimpangan antara teori dan
kenyataannya.
6. Study penyebab ketimpangan antara teori dan ketimpangan yang terjadi
Skema tahap-tahap dalam penelitian ini adalah :
Pengumpulan dat
Pengumpulan Pengkajian pada Analisis data
data klien

Uraian dan konsep berdasarkan Teori yang


data dan teori yang ada menerangkan
data

2
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam memahami laporan kasus ini maka penulis
mengklasifikasikannya menjadi empat BAB dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I yaitu pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode dan sistematika penulisan. BAB II mencakup tinjauan teoritis dan
tinjuan kasus, dimana tinjauan teoritis meliputi konsep dasar penyakit dan konsep
dasar asuhan keperawatan, konsep dasar kasus menguraikan definisi penyakit,
etiologi penyakit, respon neuroboilogis, psikodinamika, jenis- jenis, tanda dan gejala
dan pelaksanaan medis. Konsep dasar asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Sedangkan pada tinjauan kasus meliputi pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB III berisikan data dan
asuhan keperawatan kepada klien Ny. M dengan gangguan isi pikir : Waham Agama.
BAB IV berisikan pembahasan antara teori yang ada dengan praktik yang ditemukan
pada klien, BAB V yaitu penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. MASALAH UTAMA
Perubahan isi pikir : waham

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1 DEFINISI
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 2008 : 90).
Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/ bertentangan dengan
kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial
budaya (Rowlins, 2011: 107)
Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang
yaitu dengan menca,puri kemampuan pikiran diuji dan dievaluasi secara
nyata (Judith Heber, 2008: 722).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 2011 :
117).
Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan
perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera
diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata
Proses berfikir meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman
(comprehension), ingatan serta penalaran ( reasoning ). Arus idea simbul atau
asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suatu masalah atau
tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi pada
kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir dibedakan
menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir. Gangguan isi
pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi pikiran verbal
diantaranya adalah waham. ( menurut marasmis 2009 hal.133)

4
2 ETIOLOGI
Townsend (2008, hal 158) menagatakan bahwa ‘hal-hal yang menyebabkan
gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain,
panik, menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah.,
kemungkinan factor herediter”.
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa
teori yaitu :
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (2008, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai
berikut :
1) Teori Biologis
a) Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga
dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara
lain).
b) Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan
sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak
dari orang-orang yang menderoita skizoprenia.
c) Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin
neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala
peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi
yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2) Teori Psikososial
a) Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (2008) menggambarkan
perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi
keluarga. Komflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman
hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus
pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang
berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa,
dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas
perkembangan dewasanya.
b) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis
akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan

5
penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
tehadap orang lain.
c) Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu
ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan
saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih
lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu kecemasan
yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering
kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.

b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (2008, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran yaitu :
1) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang
maladaptive termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi rangsangan.
2) Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
3) Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang
maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku
individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa
bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan
terhadap penampilan, stress agngguan dalam berhubungan interpersonal,
kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

3 RESPON NEUROBIOLOGIS
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang
respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart
dan sundeen, 2008 hal 302) :

Adaptif Rentang respon neurobiologis Maladaptif

- Pikiran logis serta - Kadang-kadang isi pikir - Gangguan isi pikir :


persepsi akurat terganggu ilusi waham, dan juga
- Emosi konsisten dengan - Reaksi emosional gangguan sensori persepsi

6
pengalaman berlebihan atau kurang : halusinasi
- Perilaku sesuai dengan - Perilaku ganjil atau tidak - Ketidakmampuan untuk
hubungan sosial lazim mengalami emosi
- Ketidakmampuan
berinteraksi dengan
lingkungan social

Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu


merespon secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu
berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran
menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir
secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia makan berespon secara
maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham dan juga gangguan
sensori persepsi : halusinasi
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis
dalam penelitiannya memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua
aktivita kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk
mempertahanakna intrgritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dna
membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa dipulihkan ( dipowski, 2009).
Mekanisme koping dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pad atindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntunan situasi stress.
1) Prilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
2) Prilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologic untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
3) Prilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseoprang
mengoprasikan, menmgganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.
b. Mekanisme pertahana ego, merupakan mekanismne yang dapat membantu
mengatasi cenas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat sadar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptive terhadap stress. (Anonymous, 2009).

4 PSIKODINAMIKA
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme
ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan

7
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi
kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran
akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak,
dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan
dan Sadock, 2008).
Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (2008) menggambarkan 7 situasi yang
memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat
terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi
sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan
menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang
melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan
untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.

5 JENIS-JENIS WAHAM
adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 2008)
dan Keliat (2009) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran
atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu
dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien
yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan
atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau
sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f. Waham bizar:
1) Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan

8
2) Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang
kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3) Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

6 TANDA DAN GEJALA WAHAM


Menurut Kaplan dan Sadock (2008), kondisi klien yang mengalami waham
adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal,
kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan
identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya
kualitas depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap,
kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien
kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori Dan Kognisi


1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang
memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan
dirinya. Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien
adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang
direncanakan.

7 PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada
penatalaksanaan skizofrenia secara umum menurut Townsend (2008), Kaplan
dan Sadock (2008) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine

9
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25
mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis
tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik
diri. Dosis awal : 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan
mania. Dosis awal : 3×0,5 mg sampai 3 mg.
Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi
gangguan waham. Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi
parah, harus diberikan obat antipsikotik secara intramuskular.
Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang
cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus
diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah
ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan
oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat
ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya
waham pada klien.

2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane)
Untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan reaksi
ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari
b) Difehidamin
Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3) Anti Depresan
a) Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan
somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.
b) Imipramin
Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik.
Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform,
kelainan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara

10
gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obat- obat yang termasuk anti
ansietas antara lain:
- Fenobarbital : 16-320 mg/hari
- Meprobamat : 200-2400 mg/hari
- Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan
saling percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok.
Terapis tidak boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak
boleh terus-menerus membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus
tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin. Tujuan
yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya
dengan klien. Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan
dan permusuhan klien, karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan
dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa keasyikan
dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan
wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman
internal klien, dan harus mampu menampung semua ungkapan perasaan
klien, misalnya dengan berkata : “Anda pasti merasa sangat lelah,
mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui setiap mis persepsi
wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini
tujuannya adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap
persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan kelemahan dan
inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien
membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan
terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga
klien, sebagai sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan
memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi dan membantu
perawatan klien.

11
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA YANG PERLU DIKAJI
MASALAH
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN
1. Klien memberi kata-kata Mata merah, wajah agak Resiko tinggi mencederai diri,
ancaman, mengatakan merah, nada suara tinggi orang lain dan lingkungan
benci dan kesal pada dank eras, bicara
seseorang, klien suka menguasai, ekspresi
membentak dan marah, pandangan tajam,
menyerang orang yang merusak dan melempar
mengusiknya jika sedang barang-barang.
kesal, atau marah,
melukai / merusak
barang-barang dan tidak
mampu mengendalikan
diri

2. Klien mengungkapkan Flight of ideas, Kerusakan komunikasi : verbal


sesuatu yang tidak kehilangan asosiasi,
realistik pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak
mata kurang

3. Klien mengungkapkan Klien tampak tidak Perubahan isi pikir : waham


sesuatu yang diyakininya mempunyai orang lain,
( tentang agama, curiga, bermusuhan,
kebesaran, kecurigaan, merusak (diri, orang lain,
keadaan dirinya) lingkungan), takut,
berulang kali secara kadang panik, sangat
berlebihan tetapi tidak waspada, tidak tepat
sesuai kenyataan. menilai lingkungan /
realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah
tersinggung

4. Klie Klie Gan


n n ggu
men terli an
gata hat kons
kan lebi ep
saya h diri :
tida suka harg
k send a
ma iri, diri
mpu bing rend
, ung ah
tida bila
k disu
bisa, ruh
tida me
k mili
tahu h
apa- alter
apa, natif
bod tind
oh, akan
men ,
gkrit ingi
ik n
diri men

12
send cede
iri, rai
men diri/
gun ingi
gka n
pka men
n gak
pera hiri
saan hidu
mal p
u
terh
adap
diri
send
iri

B. POHON MASALAH

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan
Perubahan isi pikir: waham
komunikasi verbal

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan isi pikir: waham
2. Risiko mencedrai diri sendiri dan lingkungan
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
4. Kerusakan komunikasi verbal

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX PERENCANAAN
NO.
TGL KEPERA TUJUAN
DX KRITERIA HASIL INTERVENSI
WATAN
Gangguan isi TUM: Klien dapat Setelah ... x interaksi klien: Bina hubungan saling
pikir: mengontrol a. Mau menerima percaya dengan klien:
Waham wahamnya kehadiran perawat di a. Beri salam
sampingnya. b. Perkenalkan diri,
TUK: b. Mengatakan mau tanyakan nama
1. Klien dapat menerima bantuan serta nama
membina perawat panggilan yang

13
hubungan c. Tidak menunjukkan disukai.
saling percaya tanda-tanda curiga c. Jelaskan tujuan
dengan d. Mengijinkan duduk interaksi
perawat disamping d. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan perawat
siap menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan.

2. Klien dapat Setelah.... x interaksi klien : Klien mampu


mengidentifik Klien menceritakan ide-ide mengidentifikasi
asi perasaan dan perasaan yang muncul perasaan yang mncul
yang muncul secara berulang dalam secara berulang
secara pikirannya. dengan:
berulang a. Bantu klien untuk
dalam pikiran mengungkapkan
klien. perasaan dan
pikirannya.
b. Diskusikan dengan
klien pengalaman
yang dialami
selama ini
termasuk
hubungan dengan
orang yang berarti,
lingkungan kerja,
sekolah, dsb.
c. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati
tanpa mendukung
/ menentang
pernyataan
wahamnya.
d. Katakan perawat
dapat
3. Klien dapat Setelah .... x interaksi klien : Klien mampu
mengidentifika a. Dapat menyebutkan mengidentifikasi
si stressor / kejadian-kejadian stressor atau pencetus
pencetus sesuai dengan urutan wahamnya (triggers
wahamnya. waktu serta harapan / factor) dengan:
(Triggers kebutuhan dasar yang a. Bantu klien untuk
Factor) tidak terpenuhi seperti mengidentifikasi
: Harga diri, rasa aman kebutuhan yang
dsb. tidak terpenuhi
b. Dapat menyebutkan serta kejadian
hubungan antara yang menjadi
kejadian factor pencetus
traumatis/kebutuhan wahamnya.
tidak terpenuhi dengan b. Diskusikan dengan
wahamnya. klien tentang
kejadian-kejadian
traumatik yang
menimbulkan rasa
takut, ansietas
maupun perasaan
tidak dihargai.
c. Diskusikan
kebutuhan/harapan

14
yang belum
terpenuhi.
d. Diskusikan dengan
klien cara-cara
mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dan kejadian yang
traumatis.
e. Diskusikan dengan
klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan
pikiran / perasaan
yang terkait
wahamnya.
f. Diskusikan dengan
klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
4. Klien dapat Setelah … x interaksi klien: Klien mamapu
mengidentifika menyebutkan perbedaan mengidentifikasi
si wahamnya pengalaman nyata dengan wahamnya dengan:
pengalaman wahamnya. a. Bantu klien
mengidentifikasi
keyakinannya yang
salah tentang situasi
yang nyata (bila
klien sudah siap)
b. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
c. Katakan kepada
klien akan keraguan
perawat terhadap
pernyataan klien
d. Diskusikan dengan
klien respon
perasaan terhadap
wahamnya
e. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi
terjadinya waham.
f. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
5. Klien dapat Setelah … x interaksi : Klien mampu
mengidentifikas Klien menjelaskan mengidentifikasi dari
i konsekuensi gangguan fungsi hidup wahamnya dengan:
dari wahamnya sehari-hari yang diakibatkan a. Diskusikan dengan
ide-ide / fikirannya yang klien pengalaman-
tidak sesuai dengan pengalaman yang
kenyataan seperti : tidak
- Hubungan dengan menguntungkan
keluarga, sebagai akibat dari
- Hubungan dengan orang wahamnya seperti :
lain - Hambatan
- Aktivitas sehari-hari dalam
- Pekerjaan berinteraksi
- Sekolah dengan keluarga
- Prestasi, dsb - Hambatan

15
dalam
berinteraksi
dengan orang
lain
- Hambatan
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
b. Perubahan dalam
prestasi kerja /
sekolah
c. Ajak klien melihat
bahwa waham
tersebut adalah
masalah yang
membutuhkan
bantuan dari orang
lain
d. Diskusikan dengan
klien orang/tempat
ia minta bantuan
apabila wahamnya
timbul / sulit
dikendalikan.
6. Klien dapat Setelah … x interaksi klien : Klien mampu melakukan
melakukan Klien melakukan aktivitas teknik distraksi dengan:
teknik distraksi yang konstruktif sesuai a. Diskusikan
sebagai cara dengan minatnya yang hobi/aktivitas yang
menghentikan dapat mengalihkan fokus disukainya.
pikiran yang klien dari wahamnya. b. Anjurkan klien
terpusat pada memilih dan
wahamnya melakukan aktivitas
yang membutuhkan
perhatian dan
ketrampilan fisik
c. Ikut sertakan klien
dalam aktivitas fisik
yang membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu luang.
d. Libatkan klien
dalam TAK
orientasi realita
e. Bicara dengan klien
topik-topik yang
nyata
f. Anjurkan klien
untuk bertanggung
jawab secara peronal
dalam
mempertahankan/me
nungkatkan
kesehatan dan
pemulihannya.
g. Beri penghargaan
bagi
7. Klien 7.1 Setelah .... X interaksi Klien mendapat
mendapat Keluarga dapat dukungan keluarga
dukungan menjelaskan tentang : dengan:
keluarga. a. Diskusikan
a. Pengertian waham pentingnya peran
b. Tanda dan gejala serta keluarga
waham sebagai pendukung
c. Penyebab dan untuk mengatasi
akibat waham waham.

16
d. Cara merawat b. Diskusikan potensi
klien waham keluarga untuk
membantu klien
mengatasi waham.
7.2 Setelah ... X interaksi c. Jelaskan pada
keluarga dapat keluarga tentang :
mempraktekkan cara - Pengertian
merawat klien waham. waham
- Tanda dan
gejala waham
- Penyebab dan
akibat waham
- Cara merawat
klien waham
d. Latih keluarga cara
merawat waham.
e. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
f. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit.

8. Klien dapat 8.1 Setelah ……x interaksi Klien dapat


memanfaatkan klien menyebutkan; memanfaatkan obat
obat dengan a. Manfaat minum dengan baik dengan:
baik. obat a. Diskusikan dengan
b. Kerugian tidak klien tentang
minum obat manfaat dan
c. Nama,warna,dosis, kerugian tidak
efek terapi dan minum obat, nama ,
efek samping obat warna, dosis, cara ,
8.2.Setelah ……..x interaksi efek terapi dan efek
klien samping penggunan
mendemontrasikan obat
penggunaan obat dgn b. Pantau klien saat
benar penggunaan obat
8.3.Setelah ….x interaksi c. Beri pujian jika
klien menyebutkan klien menggunakan
akibat berhenti minum obat dengan benar
obat tanpa konsultasi d. Diskusikan akibat
dokter berhenti minum
obat tanpa
konsultasi dengan
dokter
e. Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal – hal
yang tidak di
inginkan .

E. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan keperawatan yang disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan
kondisi klien.

17
F. EVALUASI
Setelah dilakukan interaksi selama didapatkan adanya perubahan dalam tingkah
laku klien.
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikiran klien.
3. Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya. (Triggers
Factor)
4. Klien dapat mengidentifikasi wahamnya
5. Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya
6. Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran
yang terpusat pada wahamnya
7. Klien mendapat dukungan keluarga.
8. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. M


DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM AGAMA
DI RUANG DRUPADI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
TANGGAL 6 JANUARI - 9 JANUARI 2018

I. Pengkajian

18
Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Januari 2018.di ruang Drupadi RSJ
Provinsi Bali, dengan sumber data yaitu klien, perawat ruangan, catatan medik,
pemeriksaan fisik dan observasi
1. Identitas Klien
Ruang Rawat :Drupadi Tanggal Masuk : 27 Desember 2017
Initial :Ny. M No. R.M : 034xxx
Umur :49 Tahun Status : Menikah
Pekerjaan :Wirausaha pendidikan : SD
Jenis Kelamin :Perempuan

2. Alasan Masuk
a. Keluhan Utama Saat MRS
Klien dikeluhkan teriak-teriak
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan dirinya menjadi pemangku dipura Ibu dan menjadi juru
kunci gunung agung, klien juga mengatakan ada binatang seperti singa di
genggaman tangannya
c. Riwayat Penyakit
Klien datang diantar oleh keluarga dan petugas puskesmas ke IGD RSJ
Bangli pada tanggal 27 Desember 2017 dengan pakaian compang camping
motif bunga-bunga disertai jaket dan celana pendek, tidak menggunakan
sendal, memakai make up pada pipi tidak beraturan, memakai lipstik pada
bibir tetapi terlihat tidak sesuai dan rambut terlihat kusut, tidak pernah
disisir, klien dapat menjawab mengapa klien dibawa ke IGD RSJ klien
dapat menjelaskan keadaan waktu itu klien mengatakan dirinya sedih
karena anak-anaknya tidak memiliki kedudukan, sebelumnya klien sering
memikirkan biaya kuliah ketiga orang anaknya, klien sering berangan-
angan terlalu tinggi, klien dikatakan sempat konflik dengan anak
pertamanya masalah uang. Klien mengatakan mengaku mendengar bisikan
dari orang tua dan leluhur, menurut suami klien, bahwa klien sering
berteriak-teriak sejak 1 bulan yang lalu, keluhan dikatakan muncul secara
tiba-tiba, kadang klien tiba-tiba menangis dan kadang tertawa sendiri,
makan minum klien biasa, tidur klien baik, Klien dikatakan sering
memberhentikan kendaraan yang lewat. Klien dikatakan dirawat diruang
PICU selama 3 hari dan klien dipindakan keruang drupadi tanggal 30
Desember 2017.

19
3. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya √ Tidak
Klien baru bertama kali mengalami keluhan seperti ini
2. Pengobatan sebelumnya?
- Berhasil - Kurang Berhasil - Tidak Berhasil
Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat kejiwaan sebelumnya
3. Penolakan dari lingkungan? Ya √ Tidak
Klien mengatakan diterima dengan baik oleh seluruh keluarga dan
masyarakat setempat, namun klien sempat memiliki komplik dengan anak
pertamanya.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya √ Tidak
Jika Ya
Hubungan -
Gejala -
Riwayat -
Pengobatan -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan, klien sempat jatuh sewaktu masih kecil sehingga
menyebabkan klien susah untuk berjalan

4. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan penyebab klien dibawa ke RSJ karena klien sering berteriak
teriak dan mekidung terkadang tertawa sendiri

5. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36.5°C
2) Ukuran
 BB : 55 Kg
 TB : 155 cm
3) Keluhan fisik

20
Klien mengeluh sakit pada paha kanan karena klien sempat jatuh lebih
kurang 1 bulan yang lalu
4) Pemeriksaan kepala-kaki
a. Kepala
I : Bentuk simetris, sebaran rambut merata, tidak ada lesi, rambut
warna hitam
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
b. Mata
I : Bentuk mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek
pupil baik
Pa : Tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
I : Bentuk simetris, tidak ada lesi, terdapat serumen dalam batas
normal
Pa : Tidak ada nyeri tekan
d. Mulut
I : Mukosa bibir lembab, gigi tampak kotor, tidak ada kesulitan
menelan
Pa : Tidak ada nyeri tekan
e. Leher
I : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Pa : Tidak ada nyeri tekan
f. Dada
I : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, bentuk simetris,
tidak ada penggunaan retraksi otot bantu pernafasan, RR :
20x/menit
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Pe : Dulnes (jantung), Sonor (Paru)
A : Suara nafas vesikuler, suara jantung S1 S2 tunggal reguler
g. Abdomen
I : Bentuk simetris, tidak ada asites, tidak ada lesi
A : Bising usu 8x/menit
Pe : suara timpany
Pa :Tidak ada masa/benjolan, tidak ada nyeri tekan
h. Ekstremitas

21
Atas : Bentuk simetris, turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang,
tangan dapat bergerak secara aktif
Bawah : Bentuk simetris, turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang,
tidak ada edema kaki kanan klien dikeluhkan sakit sehingga
pincang saat berjalan

6. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Klien

Tinggal serumah

Hubungan dekat

Jelaskan :
Klien merupakan seorang wanita yang memiliki 6 orang anak, klien tinggal
bersama ayah dan ibu dari suami dan keenam anaknya keluarga masih
hidup semua, dan tidak ada yang mengalami penyakit yang sama

b. Konsep diri
1) Citra diri
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, namun klien
sedikit kecewa dengan kakinya

22
2) Identitas diri
Klien mengatakan bernama Ny. M berasal dari kerta bhuana, Tianyar
barat, karangasem, klien tidak mengetahui berapa umurnya dan tahun
lahirnya, klien mengatakan dirinya sebagai seorang pemangku
3) Peran diri
Klien mengatakan seorang ibu dari 6 orang anaknya, keseharianya
dirumah adalah sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pedagang kelapa
muda
4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera cepat sembuh dan segera pulang untuk
bertemu anaknya
5) Harga diri
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan penyakitnya saat ini.

c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatkan orang yang berarti adalah suami dan anak-anaknya.
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan sering mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat
seperti melakukan gotong royong, pertemuan (sangkep, dll).
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain dan keluarag

d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama hindu, klien menganggap gangguan jiwa
bukanlah kutukan tuhan, klien tidak memiliki keyakinan yang
bertentangan dengan agamanya

2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu melakukan persembahyangan dan melakukan
tri sandya sewaktu dirumah, ketika d RSJ klien hanya berdoa dalam
hati.

7. Status Mental
a. Penampilan

23
√ Tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti
biasanya
Jelaskan :
Klien tampak kotor, kaki klien tampak kotor, klien berpenampilan
sesuain tapi tidak rapi dan berbau, klien mengatakan belum mengganti
pakain semenjak 2 hari yang lalu

b. Pembicaraan
√ Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
Kecil pembicaraan
Jelaskan :
Saat diwawancara klien berbicara dengan cepat dan keras, namun saat
ditanya klien mampu menjawab dengan baik sesuai dengan apa yang
ditanyakan

c. Aktifitas motorik
Penurunan
Hipokinesia Sub stupor Katalepsia Flesibilitas
katatonik serea
Peningkatan
Hiperkinesia Gaduh gelisah Tremor Kompulsif
katatonik
TIK Grimase

Jelaskan :
Klien mengatakan tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan pada
aktivitas motoriknya
d. Alam perasaan
√ Sedih √ Ketakutan Putus asa
√ Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa sedih karena tidak dapat bertemu keluarga dan
merasa kawatir dengan anak-anaknya, klien terkadang merasa gembira
yang berlebihan saat diajak berbicara dengan temannya
e. Afek dan emosi

24
Adequat Inadequat Datar/dangkal Tumpul
√ Labil Anhedon Kesepian Eforia
Ambivalensi Apatis Marah Cemas
Jelaskan :
Saat pengkajian terkadang ekspresi klien berubah-ubah, terkadang klien
tampak sedih, terkadang klien terlihat gembira belebihan
f. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatip Gagap
Kontak mata kurang Defensif membisu
Jelaskan :
Interaksi selama wawancara kontak mata klien tampak baik, klien tampak
kooperatif saat diajak berbicara
g. Persepsi
√ Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan :
Isi : Klien mengatakan dahulu terkadang mendengar bisikan dari
leluhurnya
Frekuensi : 1- 2 x/ hari
Waktu : saat malam hari (kadang-kadang)
Situasi Pencetus : saat bengong dan saat mau tidur
Respon : klien hanya mendengarkan kata-kata yang dibisikkan tanpa
menolaknya, klien mengatakan sudah tidak lagi mendengar suara-
suara.

h. Arus pikir
√ Koheren Inkoheren Sirkumstasial
Tangensial Asosiasi longgar Flight of ideas
Bloking Perseverasi logorea
Jelaskan :
Klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan, klien mampu
berpicara dengan jelas dan baik
i. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
√ Waham

25
Jelaskan :
Klien mengalami gangguan isi pikir : waham agama, klien mengatakan
pemangku di Pura Ibu dan menjadi juru kunci di Gunung Agung, klien juga
mengatakan ada binatang seperti singa di genggaman tangannya.
j. Bentuk pikir
Realistis √ Non Realistis
Jelaskan :
Klien tampak berbicara tidak sesuai dengan kenyataan klien mengatakan
sebagai juru kunci di gunung agung dan di genggaman tangannya ada
binatang seperti singa.
k. Tingkat kesadaran
√ Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi :
Waktu √ Tempat Orang
Jelaskan :
Klien tampak bingung saat ditanya dimana dirinya berada sekarang, klien
tidak mengetahui dirinya berada di RSJ, klien mengatakan dirinya berada
di RS yang bertempat di Karangasem.
l. Memori
Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
√ Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :
Klien mengalami kesulitan dalam mengingat hal baru seperti mengingat
nama perawat

m. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan :
Klien saat diajak berkomunikasi tingkat konsentrasi klien baik, ketika di
instruksikan untuk berhitung klien mampu menjawab dengan baik.
n. Kemampuan penilaian
√ Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :

26
Klien mengalami kemampuan penilaian gangguan ringan, klien dapat
mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain seperti klien
memilih mandi dulu sebelum makan.
o. Daya titik diri
Mengingkari penyakit yang Menyalahkan hal-hal diluar
diderita dirinya
Jelaskan :
Klien mengetahui bahwa dirinya saat ini sedang berobat

8. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan dan minum
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
Tidak ada masalah, klien mampu makan sendiri, mampu mencuci piring
secara mandiri.
b. BAB dan BAK
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
Tidak ada masalah, klien mampu BAB/BAK sendiri dan mampu ke toilet
sendiri apabila ingin BAB/BAK
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
Tidak ada masalah, klien mampu mandi 2x sehari menggunakan sabun,
mengosok gigi secara mandiri.
d. Istirahat tidur
Klien tidak ada masalah, klien dapat tidur dengan kualitas tidur dengan
baik, nyenyak tanpa kebangun saat tertidur.
e. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Bantuan total Mandiri
Klien mengetahui minum obat saat pagi, siang, sore/malam dan mengetahui
warna obat tersebut, klien dapat meminum obat secara mandiri yang telah
ditentukan oleh perawat.
f. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu mengatur penggunaan obat, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dan makan tepat waktu.
g. Aktifitas di rumah
Klien mampu membersihkan rumah seperti menyapu, mencuci piring,
mengepel, dan klien mampu menyiapkan makanan.
h. Aktifitas diluar rumah

27
Klien mampu bekerja kembali, klien mampu bersosialisasi dengan orang-
orang sekitar.

9. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
√ Berbicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
√ Olahraga Mencederai diri
Lainnya - Lainnya -
Jelaskan :
Saat pengkajian klien sudah mempunyai teman dan berbicara dengan orang
lain, klien juga sering mengikuti olahraga diruangan bersama teman-teman
yang lain.

10. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan masyarakat sekitar
Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar
Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan sulit untuk membaca dan menulis, klien mengatakan
tamatan SD
Masalah dengan perumahan
Klien tidak ada masalah dengan lingkungan rumahnya
Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan pendidikan anaknya karena
masalah dengan ekonomi keluarganya
Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya :
Tidak terdapat masalah yang lainnya

11. Pengetahuan
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik

28
Koping Obat-obatan
Lainnya : -

12. Aspek Medis


Diagnosa medis : Skizofrenia Hebefrenik
Terapi :
 Risperidone 2 x 2 mg ( oral )

13. Analisa Data


NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF KESIMPULAN
1. - Klien mengatakan dirinya - Klien tampak berpikir non Gangguan isi pikir :
menjadi pemangku di pura realistik. waham agama
ibu dan juru kunci di - Klien tampak berbicara tidak
gunung agung. sesuai dengan kenyataan.
- Klien mengatakan ada
binatang seperti singa di
genggamannya.

2. - Klien mengatakan belum - Gigi klien tampak kotor Defisit perawatan diri
mengganti pakaian sejak 2 - Klien tampak kotor
hari yang lalu. - Kaki klien tampak kotor
- Klien berpakaian sesuai tetapi
tidak rapi dan berbau

3. - Klien mengatakan dulu - Klien tampak antusias saat Gangguan persepsi


terkadang mendengar bercerita sensori : Halusinasi
bisikan dari leluhur - Klien tampak berpikir non Pendengaran
- Klien mengatakan bisikan realistik.
itu muncul saat malam hari - Klien tampak berbicara tidak
1-2x (kadang-kadang) sesuai dengan kenyataan.
muncul saat bengong dan - Klien memiliki riwayat
saat mau tidur. halusinasi saat MRS
- Klien mengatakan hanya
mendengar kata-kata yang
dibisikkan tanpa
menolaknya.

14. Rumusan Masalah

Gangguan Isi Pikir : Waham Agama Defisit Perawatan Diri


(Core Problem)

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran


(Etiologi)

II. Diagnosa Kepereawatan

29
1. Ganguan isi pikir : waham agama
2. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Defisit perawatan diri

III. Perencanaan
A. Prioritas Diagnosa
1. Ganguan isi pikir : waham agama

B. Rencana Perawatan
DX PERENCANAAN
NO. KEPERA
TGL DX WATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Gangguan isi TUM: Klien dapat Setelah 2 x interaksi klien: Bina hubungan saling
pikir: mengontrol percaya dengan klien:
Waham wahamnya a. Mau menerima a. Beri salam
kehadiran perawat di b. Perkenalkan diri,
sampingnya. tanyakan nama
b. Mengatakan mau serta nama
TUK: menerima bantuan panggilan yang
perawat disukai.
1. Klien dapat c. Tidak menunjukkan c. Jelaskan tujuan
membina tanda-tanda curiga interaksi
hubungan d. Mengijinkan duduk d. Yakinkan klien
saling percaya disamping dalam keadaan
dengan aman dan perawat
perawat siap menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan.

2. Klien dapat Setelah 3 x interaksi klien : Klien mampu


mengidentifik Klien menceritakan ide-ide mengidentifikasi
asi perasaan dan perasaan yang muncul perasaan yang mncul
yang muncul secara berulang
secara berulang dalam
secara dengan:
berulang pikirannya. a. Bantu klien untuk
dalam pikiran mengungkapkan
klien. perasaan dan
pikirannya.
b. Diskusikan dengan
klien pengalaman
yang dialami
selama ini
termasuk
hubungan dengan
orang yang berarti,
lingkungan kerja,
sekolah, dsb.
c. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati
tanpa mendukung

30
/ menentang
pernyataan
wahamnya.
d. Katakan perawat
dapat
3. Klien dapat Setelah 3x interaksi klien : Klien mampu
mengidentifik mengidentifikasi
asi stressor / a. Dapat menyebutkan stressor atau pencetus
pencetus kejadian-kejadian wahamnya (triggers
wahamnya. sesuai dengan urutan factor) dengan:
(Triggers waktu serta harapan / a. Bantu klien untuk
Factor) kebutuhan dasar yang mengidentifikasi
tidak terpenuhi seperti kebutuhan yang
: Harga diri, rasa aman tidak terpenuhi
dsb. serta kejadian
b. Dapat menyebutkan yang menjadi
hubungan antara factor pencetus
kejadian wahamnya.
traumatis/kebutuhan b. Diskusikan dengan
tidak terpenuhi dengan klien tentang
wahamnya. kejadian-kejadian
traumatik yang
menimbulkan rasa
takut, ansietas
maupun perasaan
tidak dihargai.
c. Diskusikan
kebutuhan/harapan
yang belum
terpenuhi.
d. Diskusikan dengan
klien cara-cara
mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dan kejadian yang
traumatis.
e. Diskusikan dengan
klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan
pikiran / perasaan
yang terkait
wahamnya.
f. Diskusikan dengan
klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
4. Klien dapat Setelah 3 x interaksi klien: Klien mamapu
mengidentifika menyebutkan perbedaan mengidentifikasi
si wahamnya pengalaman nyata dengan wahamnya dengan:
a. Bantu klien
pengalaman wahamnya.
mengidentifikasi
keyakinannya yang
salah tentang situasi
yang nyata (bila
klien sudah siap)
b. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
c. Katakan kepada
klien akan keraguan
perawat terhadap
pernyataan klien

31
d. Diskusikan dengan
klien respon
perasaan terhadap
wahamnya
e. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi
terjadinya waham.
f. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
5. Klien dapat Setelah 3 x interaksi : Klien mampu
mengidentifikas mengidentifikasi dari
i konsekuensi Klien menjelaskan wahamnya dengan:
dari wahamnya gangguan fungsi hidup a. Diskusikan dengan
sehari-hari yang diakibatkan klien pengalaman-
ide-ide / fikirannya yang pengalaman yang
tidak sesuai dengan tidak
kenyataan seperti : menguntungkan
- Hubungan dengan sebagai akibat dari
keluarga, wahamnya seperti :
- Hubungan dengan orang - Hambatan
lain dalam
- Aktivitas sehari-hari berinteraksi
- Pekerjaan dengan keluarga
- Sekolah - Hambatan
- Prestasi, dsb dalam
berinteraksi
dengan orang
lain
- Hambatan
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
b. Perubahan dalam
prestasi kerja /
sekolah
c. Ajak klien melihat
bahwa waham
tersebut adalah
masalah yang
membutuhkan
bantuan dari orang
lain
d. Diskusikan dengan
klien orang/tempat
ia minta bantuan
apabila wahamnya
timbul / sulit
dikendalikan.
6. Klien dapat Setelah 3 x interaksi klien : Klien mampu melakukan
melakukan teknik distraksi dengan:
teknik distraksi Klien melakukan aktivitas a. Diskusikan
sebagai cara yang konstruktif sesuai hobi/aktivitas yang
menghentikan dengan minatnya yang disukainya.
pikiran yang b. Anjurkan klien
dapat mengalihkan fokus
terpusat pada memilih dan
wahamnya klien dari wahamnya. melakukan aktivitas
yang membutuhkan
perhatian dan
ketrampilan fisik
c. Ikut sertakan klien
dalam aktivitas fisik

32
yang membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu luang.
d. Libatkan klien
dalam TAK
orientasi realita
e. Bicara dengan klien
topik-topik yang
nyata
f. Anjurkan klien
untuk bertanggung
jawab secara peronal
dalam
mempertahankan/me
nungkatkan
kesehatan dan
pemulihannya.
g. Beri penghargaan
bagi
7. Klien 7.1 Setelah 2 X interaksi Klien mendapat
mendapat Keluarga dapat dukungan keluarga
dukungan menjelaskan tentang : dengan:
keluarga. a. Diskusikan
pentingnya peran
e. Pengertian waham serta keluarga
f. Tanda dan gejala sebagai pendukung
waham untuk mengatasi
g. Penyebab dan waham.
akibat waham b. Diskusikan potensi
h. Cara merawat keluarga untuk
klien waham membantu klien
mengatasi waham.
c. Jelaskan pada
keluarga tentang :
7.2 Setelah 2 X interaksi - Pengertian
keluarga dapat waham
mempraktekkan cara - Tanda dan
merawat klien waham. gejala waham
- Penyebab dan
akibat waham
- Cara merawat
klien waham
g. Latih keluarga cara
merawat waham.
h. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
i. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit.

8. Klien dapat 8.1 Setelah 2 x interaksi Klien dapat


memanfaatkan klien menyebutkan; memanfaatkan obat
obat dengan dengan baik dengan:
baik. a. Manfaat minum a. Diskusikan dengan
obat klien tentang
b. Kerugian tidak manfaat dan
minum obat kerugian tidak
c. Nama,warna,dosis, minum obat, nama ,
efek terapi dan warna, dosis, cara ,
efek samping obat efek terapi dan efek
8.2.Setelah 2 x interaksi samping penggunan
obat

33
klien b. Pantau klien saat
mendemontrasikan penggunaan obat
penggunaan obat dgn c. Beri pujian jika
klien menggunakan
benar
obat dengan benar
d. Diskusikan akibat
8.3.Setelah 2. x interaksi
berhenti minum
klien menyebutkan obat tanpa
akibat berhenti minum konsultasi dengan
obat tanpa konsultasi dokter
dokter e. Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal – hal
yang tidak di
inginkan .

34
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KLIEN Ny. M
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM AGAMA
DIRUANG DRUPADI RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 6-9 JANUARI 2018

TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI


Tanggal/Hari : Sabtu / 6 Januari 2018 S : Klien mengatakan bernama Ny. M berasal dari Kerta Bhuana
Data Tianyar, Kubu Karangasem, klien mengatakan sudah menikah
DS: Klien mengatakan dirinya adalah seorang pemangku, klien sebagai juru kunci di Gunung dan mempunyai 6 orang anak, klien mengatakan diantar ke rumah
Agung, klien juga mengatakan ada binatang seperti singa di genggaman tangannya. sakit oleh anaknya, klien mengatakan dirinya seorang pedagang,
DO : Klien tampak kooperatif, klien tampak ada kontak mata, klien tampak antusias saat klien mengatakan dirinya seorang pemangku di pura ibu dan guru
bercerita, klien tampak berbicara tidak sesuai dengan kenyataan, klien tampak berfikir kunci Gunung Agung.
non realistik.
Diagnosa : Gangguan Isi Pikir : Waham Agama O : Klien tampak kooperatif, klien tampak ada kontak mata, klien
Tindakan : TUK I (BHSP) tampak antusias dalam bercerita, tidak ada tanda-tanda curiga
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Memperkenalkan diri dengan sopan A : TUK 1 Tercapai
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4. Menjelaskan tujuan pertemuan P : Lanjutkan ke TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang
5. Bersikap jujur dan menepati janji muncul secara berulang dalam pikiran klien.
6. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Memberikan perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG
RENCANA TINDAK LANJUT
Lanjutkan ke TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang
dalam pikiran klien

35
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
Tanggal/Hari : Senin / 8 Januari 2018 S : Klien mengatakan merasakan dirinya menjadi seorang pemangku
Data dan juru kunci Gunung Agung, klien juga mengatakan belum
DS : Klien mengatakan dirinya adalah seorang pemangku, klien sebagai juru kunci Gunung menggosok gigi, sudah mandi dan kuku sudah di potong, klien
Agung, klien juga mengatakan di genggaman tangannya ada binatang seperti singa. mengatakan bersedia memasukkan kegiatan kedalam jadwal
DO : Klien tampak kooperatif, klien tanpak ada kontak mata, klien tampak antusias saat kegiatan harian, klien tidak mau cerita tentang perasaannya saat
bercerita. ini.

Diagnosa : gangguan isi pikir : waham agama O : Klien tampak kooperatif, klien tampak ada kontak mata, klien
tampak antusias saat berbicara, tetapi tidak mau mengungkapkan
Tindakan perasaannya saat ini.
TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien A : Tujuan belum tercapai
1. Membantu klien berorientasi pada realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi P : Ulangi TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang
3. Membantu klien memenuhi kebutuhannya muncul secara berulang dalam pikiran klien
4. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatan harian

RENCANA TINDAK LANJUT TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG


Ulangi TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikiran klien

36
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
Tanggal/Hari : Selasa / 9 Januari 2018 S : Klien mengatakan masih merasa dirinya sebagai pemangku di pura
Data ibu dan juru kunci di Gunung Agung, klien mengatakan di
DS : Klien mengatakan dirinya sebagai pemangku di pura ibu dan juru kunci di Gunung genggaman tangannya ada binatang seperti singa, klien juga
Agung. mengatakan tidak mau menceritakan perasaannya saat ini tentang
DO : Klien kooperatif, klien tampak ada kontak mata. masalah yang dihadapinya.

Diagnosa : gangguan isi pikir : waham agama O : Klien tampak kooperatif, klien tampak ada kontak mata, klien
tampak antusia saat bercerita tetapi tidak mau mengungkapkan
Tindakan perasaanya saat ini.
TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien A : Tujuan belum tercapai
1. Membantu klien berorientasi pada realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi P : Ulangi TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang
3. Membantu klien memenuhi kebutuhannya muncul secara berulang dalam pikiran klien
4. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatan harian

RENCANA TINDAK LANJUT TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG


Ulangi TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikiran klien

37
BAB IV
PEMBAHASAN

Untuk dapat menjaring data yang diperlukan, umumnya dikembangkan


formulir pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian, agar memudahkan dalam
pengkajian. Formulir pengkajian yang di anjurkan bagi perawat yang berada dirumah
sakit jiwa dan mahasiswa keperawatan,
Isi pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
b. Keluhan utama atau alasan masuk
c. Faktor predisposisi
d. Aspek fisik atau biologis
e. Aspek psikososial
f. Status mental
g. Kebutuhan persiapan pulang
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan
k. Aspek medic
Dalam Bab ini dibahas tentang kesenjangan antara konsep teori yang ada
dengan kenyataan yang terjadi dalam kasus, argumentasi atas kesenjangan yang
terjadi dan solusi atau pemecahan yang diambil untuk mengatasi masalah yang
terjadi saat memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny.M dengan gangguan isi
pikir : waham agama di ruang Drupadi RSJ Propinsi Bali di Bangli, tanggal 6 januari
2018 sampai dengan 9 januari 2018. Pembahasan meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal dari proses
keperawatan yang dilaksanakan pada klien Ny.M melalui beberapa teknik yaitu
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Secara konsep teori data fokus pada klien
dengan gangguan isi pikir : waham agama adalah klien mengungkapkan sesuatu
yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan. Klien tampak tidak mempunyai
orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung. Pada pengkajian bila dibandingkan antara kasus dengan
konsep teori ada beberapa tanda dan gejala yang tidak muncul didalam kasus tetapi
ada dalam konsep teori seperti hubungan sosial baik dengan kelompok atau
masyarakat dan hubungan dengan orang lain dimana klien mengatakan sering

38
mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat seperti melakukan gotong royong,
pertemuan (sangkep), dan klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain dan keluarga yang dimana diteori bahwa klien
dengan waham dapat terjadi kerusakan komunikasi verbal. Hal ini disebabkan karena
manusia itu unik, sehingga respon dari setiap individu tidak sama dalam menghadapi
stress yang ada, disamping itu klien juga sudah mendapatkan perawatan di RSJ
Propinsi Bali dengan therapy Risperidone 2 x 2 mg (oral).

39
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 2008 : 90).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 2011 :
117).
Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan
perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah
yang tidak sesuai dengan kenyataan. Keyakinan atau ide-ide klien itu tidak
dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat
nyata. Proses berfikir meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman
(comprehension), ingatan serta penalaran ( reasoning ). Arus idea simbul
atau asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suatu
masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang
terorientasi pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek
proses berfikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus
pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran
non verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah waham.
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Ny.M adalah
dengan gangguan isi pikir : waham agama, defisit perawatan diri, yang
menjadi core problem gangguan isi pikir : waham agama.
Perencanaan pada klien dengan dengan gangguan isi pikir : waham
agama difokuskan pada penyelesaian etiologinya untuk mencegah atau
mengatasi masalah. Rencana tindakan difokuskan pada tujuan khusus dan
tujuan umum yang telah disusun dan ingin dicapai dengan pertimbangan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Semua TUK dapat direncanakan sesuai
dengan teori.
Pada tahap pelaksanaan, sudah semua tujuan khusus dapat
dilaksanakan walaupun dengan waktu yang terbatas karena setiap intervensi

40
keperawatan jiwa senantiasa berpegangan pada komunikasi terapeutik
perawat-klien yang semuanya memerlukan waktu yang tidak sedikit.
Pada tahap evaluasi pada klien dengan gangguan isi pikir : waham
agama dikatakan berhasil apabila klien dapat mengidentifikasi : perasaan
yang muncul secara berulang dalam pikiran, stressor atau pencetus
wahamnya, dapat mengidentifikasi wahamnya, dapat melakukan teknik
distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya,
dan mendapat dukungan keluarga. namun untuk mendapatkan hasil yang
optimal diperlukan waktu yang cukup banyak karena mengubah keyakinan
yang tidak nyata pada klien dengan gangguan isi pikir : waham agama sangat
sulit.

B. SARAN
Kami mengharapkan dengan disusunnya laporan kasus ini dapat
menjadi inspirasi atau sumber pengetahuan baru bagi pembaca dan dapat
dikembangkan kembali dalam penyusanan laporan kasus lainnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. 2010. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
Keliat Budi A. 2009. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
Maramis.2009. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 5. Bandung: EGC
NANDA. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart GW, Sundeen. 2008. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book.
Stuart, Gail W. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tim Direktorat Keswa. 2010. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.
Townsend M.C. 2008. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri;
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC.

42
LEMBAR PENGESAHAN

Bangli, 15 Januari 2018


Ketua Kelompok

( I Gede Arya Adi Gunawan)


NIM. 15071110004

Mengetahui

Pembimbing Clinical Instructor Pembimbing Clinical Teacher

(Ni Luh Putu Ari Sudiani, S.Kep., Ns.) (Desak Made Firsia Sastra Putri, S.Kep., M.PH)
NIP NIK.

43

Anda mungkin juga menyukai