Anda di halaman 1dari 16

AUDIT ENERGI PLATE HEAT EXCHANGER

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Manajemen Energi


Jurusan Teknik Kimia
Program Studi DIV Teknik Energi

Disusun Oleh:

Herlin Linia NPM 0615 4041 1912

Kelas : 6 EGB

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul Audit Energi pada Motor Listrik pada PT ini.
Salawat dan salam juga penulis persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan


pengarahan dari berbagai pihak. Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis, semoga akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir
kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi
penyusun maupun bagi pembaca.

Palembang, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan .........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
1. Audit energi pada Motor listrik ................................................ Error! Bookmark not defined.
2. Jenis Motor Listrik ................................................................................................................... 3
3. Prinsip kerja Motor Listrik secara umum ............................... Error! Bookmark not defined.
4. Audit energi pada Plate Heat Exchanger di PT. X ............................................................ 12
A. Pengertian audit energi .................................................................................................. 12
B. Tahapan Penelitian ......................................................................................................... 12
C. Pengambilan Data .......................................................................................................... 13
D. Proses Pengukuran Energi dan Alat Ukur yang Digunakan ....... Error! Bookmark not
defined.
E. Pengolahan Data ................................................................. Error! Bookmark not defined.
F. Melakukan Analisis Penggunaan Energi Pada Motor Listrik .... Error! Bookmark not
defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat perpindahan panas ada berbagai tipe dan model yang banyak ragamnya.
Secara garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu double pipe, shell and tube
dan plate heat exchange. Masing masing jenis digunakan berdasarkan keperluan
dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitu pula dengan ukuran
kapasitasnya.

Penukar panas jenis Plate Heat Exchange sangat efektif dalam memindahkan
kalor, luas permukaan pindah panas yang besar, juga drop tekanan yang rendah.
Kelebihan lain yang menonjol adalah kontruksinya yang tersusun berjajar dan
kemudahannya bongkar untuk membersihkan apabila ada kotoran. Satu
kelemahan dari PHE adalah operasinya tidak dapat digunakan untuk tekanan
tinggi dikarenakan strukturnya yang mengandalkan sekat(seal karet) tidak mampu
menahan tekanan tinggi dari kebocoran.

Penggunaan paling populer adalah untuk industri minuman seperti juice dan
susu pada saat sterilisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan menganalisa latar belakang yang ada, maka dapat diambil


kesimpulan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Apa itu Heat Exchanger ?


2. Apa saja jenis-jenis Heat Exchanger ?
3. Bagaimana prinsip kerja Plate Heat Exchanger ?
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam proses audit energi pada alat Plate
Heat Exchanger?
5. Bagaimana tahap-tahap audit energi pada alat Plate Heat Exchanger?

1
1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini dimaksudkan agar tujuan pembuatan makalah
ini dapat tercapai, adapun tujuan yang dimaksud adalah:

1. Menambah wawasan tentang Heat Exchanger ?


2. Mengetahui jenis-jenis Heat Exchanger ?
3. Memahami prinsip kerja Plate Heat Exchanger ?
4. Mengetahui apa saja yang harus dipahami sebelum mengaudit Plate Heat
Exchanger?
5. Dapat melakukan audit energi pada alat Plate Heat Exchanger?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Jenis alat Heat Exchanger

Heat exchanger dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis berdasarkan


beberapa aspek. Secara ringkas macam-macam heat exchanger dapat
digambarkan menjadi bagan di atas. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu per
satu macam-macam heat exchanger tersebut.

A. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Proses Transfer Panas

1. Heat Exchanger Tipe Kontak Tak Langsung

Heat exchanger tipe ini melibatkan fluida-fluida yang saling bertukar panas
dengan adanya lapisan dinding yang memisahkan fluida-fluida tersebut. Sehingga
pada heat exchanger jenis ini tidak akan terjadi kontak secara langsung antara
fluida-fluida yang terlibat. Heat exchanger jenis ini masih dibagi menjadi
beberapa jenis lagi, yaitu:

 Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer


Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir secara terus-
menerus dan saling bertukar panas dari fluida panas ke fluida yang lebih
dingin dengan melewati dinding pemisah. Yang membedakan heat
exchanger tipe ini dengan tipe kontak tak langsung
lainnya adalah aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus mengalir tanpa
terhenti sama sekali. Heat exchanger tipe ini sering disebut juga dengan heat
exchanger recuperator.
 Storage Type Exchanger
Heat exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida panas ke fluida dingin
secara intermittent (bertahap) melalui dinding pemisah. Sehingga pada jenis

3
ini, aliran fluida tidak secara terus-menerus terjadi, ada proses penyimpanan
sesaat sehingga energi panas lebih lama tersimpan di dinding-dinding pemisah
antara fluida-fluida tersebut. Tipe ini biasa pula disebut dengan regenerative
heat exchanger.
 Fluidized-Bed Heat Exchanger
Heat exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen solid yang berfungsi
sebagai penyimpan panas yang berasal dari fluida panas yang melewatinya.
Fluida panas yang melewati bagian ini akan sedikit terhalang alirannya
sehingga kecepatan aliran fluida panas ini akan menurun, dan panas yang
terkandung di dalamnya dapat lebih efisien diserap oleh padatan tersebut.
Selanjutnya fluida dingin mengalir melalui saluran pipa-pipa yang dialirkan
melewati padatan penyimpan panas tersebut, dan secara bertahap panas yang
terkandung di dalamnya ditransfer ke fluida dingin.

Fluidized-Bed Heat Exchanger

4
2. Heat Exchanger Tipe Kontak Langsung

Suatu alat yang di dalamnya terjadi perpindahan panas antara satu atau lebih
fluida dengan diikuti dengan terjadinya pencampuran sejumlah massa dari fluida-
fluida tersebut disebut dengan heat exchanger tipe kontak langsung. Perpindahan
panas yang diikuti percampuran fluida-fluida tersebut, biasanya diikuti dengan
terjadinya perubahan fase dari salah satu atau labih fluida kerja tersebut.
Terjadinya perubahan fase tersebut menunjukkan terjadinya perpindahan energi
panas yang cukup besar. Perubahan fase tersebut juga meningkatkan kecepatan
perpindahan panas yang terjadi. Macam-macam dari heat exchanger tipe ini
antara lain adalah:

 Immiscible Fluid Exchangers


Heat exchanger tipe ini melibatkan dua fluida dari jenis berbeda untuk
dicampurkan sehingga terjadi perpindahan panas yang diinginkan. Proses
yang terjadi kadang tidak akan mempengaruhi fase dari fluida, namun bisa
juga diikuti dengan proses kondensasi maupun evaporasi. Salah satu
penggunaan heat exchanger ini adalah pada sebuah alat pembangkit listrik
tenaga surya berikut.

5
2. Plate Heat Exchanger
Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang terdiri dari
Pelat (plate) dan Rangka (frame). Dalam Plate Heat Exchanger, pelat disusun
dengan susunan tertentu, sehingga terbentuk dua jalur yang disebut dengan Hot
Side dan Cold Side. Hot Side dialiri dengan cairan dengan suhu relatif lebih panas
dan Cold Side dialiri dengan cairan dengan suhu relative lebih dingin. Zat cair
yang digunakan sebagai medium bisa dari jenis yang sama atau lain, misalnya air-
air, air-minyak, dll.

Plate Heat Exchanger Jakarta Indonesia

Pertukaran panas terjadi dari cairan yang lebih panas ke cairan yang lebih
dingin melalui pelat-pelat yang memisahkan kedua jalur. Dengan demikian, Plate
Heat Exchanger dapat digunakan sebagai media untuk memanaskan maupun
mendinginkan cairan.
Aplikasi Plate Heat Exchanger sendiri sangat luas, misalnya untuk
mendinginkan minyak pelumas dari mesin, mendinginkan waste water,

6
memanaskan air untuk industri minuman, pasteurisasi susu, dll. Jenis industri
yang dapat memanfaatkan Plate Heat Exchanger juga luas sekali, misalnya
petrokimia, pabrik kertas, pabrik makanan minuman, perkapalan, dsb yang
umumnya memerlukan pendinginan / pemanasan dimana mesin bekerja secara
kontinyu dan dalam waktu yang panjang.
Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang
dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan
konveksi. Perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi
pada benda padat, panas merambat dari satu bagian kebagian lain secara
merambat tanpa ada material yang berpindah
Perpindahan kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya
aliran massa yang berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi
maupun adanya tenaga dari luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa
pengadukan maupun fluida mengalir.
Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas
permukaan yang diperlukan.

Kelebihan Plate Heat Exchanger (PHE) dibanding penukar panas jenis lain
adalah kemudahan dalam perawatan dan pembersihan dengan berbagai macam
fluida. Selain itu juga mudah melakukan modifikasi terhadap luas permukaan,
baik itu menambah maupun mengurangi.

7
Heat exchanger tipe ini menggunakan plat tipis sebagai komponen utamanya.
Plat yang digunakan dapat berbentuk polos ataupun bergelombang sesuai dengan
desain yang dikembangkan. Heat exchanger jenis ini tidak cocok untuk digunakan
pada tekanan fluida kerja yang tinggi, dan juga pada diferensial temperatur fluida
yang tinggi pula. Berikut adalah beberapa jenis heat exchanger tipe plat:

Heat exchanger tipe plat dengan gasket. Heat exchanger tipe ini termasuk tipe
yang banyak dipergunakan pada dunia industri, bisa digunakan sebagai pendingin
air, pendingin oli, dan sebagainya. Prinsip kerjanya adalah aliran dua atau lebih
fluida kerja diatur oleh adanya gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa
sehingga masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat yang berbeda.

Heat
Exchanger Plat Tipe Gasket

Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke
plat-plat secara selang-seling. Gambar di bawah ini menunjukkan desain gasket
sehingga di satu sisi plat fluida 1 masuk ke area plat yang (a), sedangkan gasket
yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke sisi plat (b).

8
Desain Gasket Untuk Pendistribusian Fluida Kerja

Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang cukup murah dengan koefisien
perpindahan panas yang baik. Selain itu tipe ini juga mudah dalam hal
perawatannya, karena proses bongkar-pasang yang lebih mudah jika dibandingkan
tipe lain seperti shell & tube. Namun di sisi lain, tipe ini tidak cocok jika
digunakan pada aliran fluida dengan debit tinggi. Dan seperti yang telah saya
singgung di atas bahwa heat exchanger tipe ini tidak cocok digunakan pada
tekanan dan temperatur kerja fluida yang tinggi, hal ini berkaitan dengan kekuatan
dari material gasket yang digunakan.

Welded Plate Heat Exchanger (WPHE). Satu kelemahan yang paling


mendasar dari heat exchanger plat dengan gasket, adalah adanya penggunaan
gasket tersebut. Hal tersebut membatasi kemampuan heat exchanger sehingga
hanya fluida-fluida jenis tertentu yang dapat menggunakan heat exchanger tipe
ini. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah heat exchanger tipe plat yang
menggunakan sistem pengelasan sebagai pengganti sistem gasket. Sehingga heat
exchanger tipe ini lebih aman jika digunakan pada fluida kerja dengan temperatur

9
maupun tekanan kerja tinggi. Hanya saja tentu heat exchanger tipe ini menjadi
kehilangan kemampuan fleksibilitasnya dalam hal bongkar-pasang dan perawatan.

Elemen Plat Pada WPHE

Salah Satu Desain Welded Plate Heat Exchanger

10
Spiral Plate Heat Exchanger. Heat exchanger tipe ini menggunakan desain
spiral pada susunan platnya, dengan menggunakan sistem sealing las. Aliran dua
fluida di dalam heat exchanger tipe ini dapat berbentuk tiga macam yakni (1) dua
aliran fluida spiral mengalir berlawanan arah (counterflow), (2) satu fluida
mengalir spiral dan yang lainnya bersilangan dengan fluida pertama (crossflow),
(3) satu fluida mengalir secara spiral dan yang lainnya mengalir secara combinasi
antara spiral dengan crossflow.

Desain Heat Exchanger Plat Tipe Spiral

Heat exchanger tipe ini sangat cocok digunakan untuk fluida dengan
viskositas tinggi atau juga fluida yang mengandung material-maerial pengotor
yang dapat menimbulkan tumpukan kotoran di dalam elemen heat exchanger. Hal
ini disebabkan karena desainnya yang satu lintasan, sehingga apabila terjadi
penumpukan kotoran di satu titik, maka secara alami kecapatan aliran fluida pada
titik tersebut akan meningkat, sehingga kotoran tadi akan terkikis sendiri oleh
fluida kerja tersebut. Karena kelebihan inilah sehingga heat exchanger tipe ini
sangat cocok untuk digunakan pada fluida kerja dengan viskositas sangat tinggi,
fluida slurries (semacam lumpur), air limbah inidustri, dan sejenisnya.

11
3. Audit energi pada Plate Heat Exchanger
A. Pengertian audit energi
Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) definisi dari audit energi adalah
proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi
serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna
sumber energi dalam rangka konservasi energi. (SNI 6196:2011).
jadi, sederhananya tujuan dari audit energi adalah bagaimana mengidentifikasi
dan melihat peluang efisiensi atau penghematan energi tanpa mengurangi kwalitas
pengunaan energi itu sendiri, mengingat tingkat kebutuhan energi setiap saatnya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
B. Tahapan Penelitian

12
Tahapan penelitian adalah untuk memperoleh masukan-masukan dan menunjang
tentang permasalah yang akan diteliti. Gambar 4 merupakan langkah-langkah
penelitian, dimana pada tahap pertama dilakukan studi literature, kemudian
pengambilan data di industri, data desain, data aktual dan jam pelayanan, serta
pengolahan data industry. Selanjutnya perlu dilakukan perhitungan intensitas
energi untuk penggunaan motor listrik, kwh/hari, kwh/bulan, kwh/tahun.
Kemudian dilakukan analisis penggunaan energi listrik pada mesin listrik,
prosentase faktor beban dan prosentase efisiensi. Akhirnya perlu diindentifikasi
peluang penghematan energi listrik pada mesin listrik dan diperoleh penghematan
energy dan studi kelayakan serta usulan perbaikan.

C. Pengambilan Data
Pengambilan data merupakan langkah awal untuk mengetahui berapa kebutuhan
energi yang diperlukan sebelum melakukan pengolahan data. Proses pengambilan
data ini terbagi dua, yaitu:

1) Pengambilan data desain.


Pengambilan data desain merupakan data-data yang diperlukan sebelum
melakukan pengukuran, seperti data sistem elektrikal, name plate boiler
dan motor dan data – data lain yang mendukung untuk melihat profil
penggunaan energi listrik.
2) Pengambilan data actual
Pengambilan data aktual merupakan data – data hasil pengukuran atau data
aktual penggunaan energi. Pengambilan data ini dilakukan setelah
mempelajari data desain dan untuk mengetahui berapa energi sebenarnya
yang digunakan untuk melakukan produksi. Pengukuran ini dilakukan
selama satu minggu sebagai acuan untuk melihat penggunaan energi
selama satu bulan.

13

Anda mungkin juga menyukai